a.  Bersifat  personal,  tapi  kedekatan  yang  terjalin  lebih  diakibatkan karena pelanggan menggunakan merek-merek tertentu.
b.  Komunitas  adalah  sebuah  alat  untuk  propagansi  merek  oleh  brand owner pemilik brand sehingga sebenarnya keterikatan yang terjalin
adalah keterikatan yang semu. c.  Keterikatan  antara  pemilik  merek  dengan  pelanggan  akan  terputus
bila  ternyata  pelanggan  memutuskan  untuk  menggunakan  merek lain.
d.  Komunitas  merek  dibentuk  dengan  tujuan  mengikat  loyalitas pelanggan melalui rasa kepemilikan merek.
2.1.7.1 Komponen-komponen Brand Community
Muniz  dan  O’Guin  2001,  dalam  jurnal  yang  berjudul  Brand Community,  menemukan  bahwa  terdapat  tiga  tanda  penting
dalam komunitas, yaitu : a.  Consciousness of kind  kesadaran bersama
Elemen  terpenting  dari  komunitas  adalah  kesadaran masyarakat  atas  suatu  jenis  produk,  dan  ini  jelas  terlihat
dalam  komunitas.  Setiap  anggota  saling  berbagi  share seperti  yang  dikemukakan  oleh  Bender  1978  yang
menggambarkan  seperti “we-ness”.  Setiap  anggota  merasa
bahwa hubungannya dengan merek itu penting, namun  lebih penting  lagi,  mereka  merasa  hubungannya  lebih  kuat  satu
sama  lain  sesama  anggota.  Anggota  merasa  bahwa  mereka
yang  saling  mengenal,  walaupun  mereka  tidak  pernah bertemu. Segitiga ini adalah konstelasi sosial yaitu pusat dari
komunitas merek Cova’s 1997 penegasan bahwa link lebih penting  dari  suatu  hal.  Setiap  anggota  juga  memiliki  catatan
penting  yang  menjadi  batasan  antara  pengguana  merek  lain. Ada  beberapa  kualitas  penting,  tidak  mudah  diungkapkan
secara  verbal,  yang  membedakan  mereka  dari  yang  lain  dan membuat mereka serupa satu sama lain. Demarkasi seperti ini
biasanya  meliputi  referensi  merek  untuk  pengguna  yang “berbeda”  atau  “khusus”  dibandingkan  dengan  pengguna
merek  lain.  Seperti  mereka  memiliki  cara  untuk  menyapa khusus  antar  anggota  atau  sebutan  khusus  antar  anggota.
Kesadaran  dari  jenis  yang  ditemukan  pada  komunitas  merek tidak  terbatas  pada  suatu  daerah  geografis.  Hal  ini  terlihat
pada  penelitian  kolektif  tentang  komunitas,  serta  analisis dalam  halaman  Web.  Komunitas  merek  digambarkan  oleh
besarnya  komunitas.  Komunitas  merek  digambarkan  oleh besarnya  komunitas  Anderson,  1983.  Anggota  merasa
menjadi  bagian  dari  anggota  besar,  namun  dengan  mudah membayangkan  komunitas.  Komunitas  merek  tidak  hanya
diakui namun
juga dirayakan.
Didalam indikator
Conciousness of Kind ini terdapat dua elemen, yaitu: 1 Legitimacy Legitimasi
Legitimasi  adalah  proses  dimana  anggota  komunitas membedakan  antara  anggota  komunitas  dengan  yang
bukan  anggota  komunitas,  atau  memiliki  hak  yang berbeda.  Dalam  konteks  ini  merek  dibuktikan  atau
ditun jukkan  oleh  “yang  benar-benar  mengetahui  merek”
dibandingkan  dengan  “alasan  yang  salah”  memakai merek.  Alasan  yang  salah  biasanya  dinyatakan  oleh
kegagalan  dalam  menghargai  budaya,  sejarah,  ritual, tradisi,  dan  simbol-simbol  komunitas.  Komunitas  merek
secara  umum  membuka  organisasi  sosial  yang  tidak menolak  adanya  anggota  apapun,  namun  seperti
komunitas  pada  umumnya  bahwa  mereka  memiliki  status hirarki.  Siapapun  yang  setia  kepada  suatu  merek  bisa
menjadi  anggota  komunitas,  tanpa  kepemilikan.  Namun, kesetiaan  kepada  merek  harus  tulus  dan  memiliki  alasan
yang  tepat.  Yang  membedakan  antara  anggota  komunitas yang  benar-benar  memiliki  kepercayaan  pada  merek  dan
mereka  yang  hanya  kebetulan  memiliki  produk  merek tersebut  adalah  kepeduliannya  terhadap  merek  tersebut.
Namun legitimasi tidak selalu ada dalam suatu komunitas merek.
2 Opposotional Brand Loyalty Loyalitas Merek Oposisi
Komunitas  merek  oposisi  adalah  proses  sosial  yang terlibat  selain  kesadaran  masyarakat  atas  suatu  jenis
produk  Conciousness  of  kind.  Melalui  oposisi  dalam kompetisi  merek,  anggota  komunitas  merek  mendapat
aspek  pengalaman  yang  penting  dalam  komunitasnya, serta  komponen  penting  pada  arti  merek  tersebut.  Ini
berfungsi  untuk  menggambarkan  apa  yang  bukan  merek dan  siapakah  yang  bukan  anggota  komunitas  merek.
Demikian pula, Englis dan Solomon 1997 dan Hogg dan Savolainen  1997  melaporkan  bahwa  pilihan  konsumen
dalam menggunakan merek adalah  yang menandai  bahwa itu merupakan pilihan mereka dalam berbagai gaya hidup.
b.  Rituals and tradition  ritual dan tradisi Ritual dan tradisi juga nyata adanya dalam komunitas merek.
Ritual  dan  tradisi  mewakili  proses  sosial  yang  penting dimana  arti  dari  komunitas  itu  adalah  mengembangkan  dan
menyalurkan  dalam  komunitas.  Beberapa  diantaranya berkembang dan dimengerti oleh seluruh anggota komunitas,
sementara  yang  lain  lebih  diterjemahkan  dalam  asal  usulnya dan  diaplikasikan.  Ritual  dan  tradisi  ini  dipusatkan  pada
pengalaman  dalam  menggunakan  merek  dan  berbagi  cerita pada  seluruh  anggota  komunitas.  Seluruh  komunitas  merek
bertemu  dalam  suatu  proyek  dimana  dalam  proyek  ini  ada
beberapa bentuk upacara atau tradisi. Ritual dan tradisi dalam komunitas merek ini berfungsi untuk mempertahankan tradisi
budaya  komunitas.  Ritual  dan  tradisi  yang  dilakukan diantaranya yaitu :
1 Celebrating  The  History  Of  The  Brand  Merayakan Sejarah Merek
Menanamkan  sejarah  dalam  komunitas  dan  melestarikan budaya  adalah  penting.  Pentingnya  sejarah  merek  yang
juga  tampak  jelas  tertera  di  halaman  web  yang dikhususkan.  Adanya  konsistensi  yang  jelas  ini  adalah
suatu  hal  yang  luar  biasa.  Misalnya  adanya  perayaan tanggal  berdirinya  suatu  komunitas  merek.  Apresiasi
dalam  sejarah  merek  seringkali  berbeda  pada  anggota yang  benar-benar  menyukai  merek  dengan  yang  hanya
kebetulan  memiliki  merek  tersebut.  Hal  ini  ditunjukkan dengan suatu keahlian, status keanggotaan, dan komitmen
pada  komunitas  secara  keseluruhan.  Mitologi  merek  ini menguatkan  komunitas  dan  menanamkan  nilai  perspektif.
Status  anggota  diperoleh  dari  migrasi  dari  marginal  ke status  komunitas  yang  mendalam  menambahkan  nilai
pengalaman dalam menggunakan merek. 2 Sharing Brand Stories Berbagi Cerita Merek
Berbagi  cerita  pengalaman  menggunakan  produk  merek adalah  hal  yang  penting  untuk  menciptakan  dan  menjaga
komunitas.  Cerita  berdasarkan  pengalaman  memberi  arti khusus
antar anggota
komunitas, hal
ini akan
menimbulkan  hubungan  kedekatan  dan  rasa  solidaritas antar  anggota.  Secara  mendasar,  komunitas  menciptakan
dan  menceritakan  kembali  mitos  tentang  pengalaman  apa yang  dialaminya  pada  komunitas.  Berbagi  cerita  merek
adalah  hal  yang  penting  karena  proses  ini  mengukuhkan kesadaran  yang  baik  antara  anggota  dan  merek  yang
memberikan  kontribusi  pada  komunitas.  Hal  ini  juga membantu  dalam  pembelajaran  nilai-nilai  umum.  Lebih
lanjut,  dengan  berbagai  komentar  dengan  anggota komunitas  lainnya,  maka  salah  satu  anggota  akan  merasa
lebih  aman  didalamnya,  pemahaman  bahwa  ada  banyak anggota yang juga merasakan pengalaman yang sama.  Ini
adalah  keuntungan  utama  dalam  komunitas.  Hal  ini  juga membantu  melestarikan  warisan  sehingga  merek  tetap
hidup  dari  budaya  dan  komunitas  mereka.  Dalam  semua komunitas,  teks  dan  simbol  yang  kuat  adalah  yang
mewakili budaya kelompok Gustifield, 1978; Hunter dan Suttles,  1972,  tetapi  komunitas  merek  mungkin  lebih
mengarah  pada  pandangan  masyarakat  kontemporer
konsumen. Anggota komunitas merek berbagi interpretasi strategi,  dan  dengan  itu  juga  mewakili  interpretasi
komunitas Fishn, 1980; Scott, 1994. c.  Moral responsibiliy  rasa tanggung jawab moral
Komunitas  juga  ditandai  dengan  tanggungjawab  moral bersama.  Tanggungjawab  moral  adalah  memiliki  rasa
tanggungjawab  dan  berkewajiban  secara  keseluruhan,  serta kepada setiap anggota komunitas. Rasa tanggungjawab moral
ini  adalah  hasil  kolektif  yang  dilakukan  dan  memberikan kontribusi  pada  rasa  kebersamaan  dalam  kelompok.
Tanggungjawab moral tidak perlu terbatas untuk menghukum kekerasan,  peduli  pada  hidup.  Sisitem  moral  bisa  halus  dan
kontekstual.  Demikianlah  halnya  dengan  komunitas  merek. Sejauh  ini  tanggungjawab  moral  hanya  terjadi  dalam
komunitas  merek.  Hal  ini  nyata  paling  tidak  ada  dua  hal penting dan misi umum tradisional, yaitu :
1 Integrating  and  retaining  members  Integrasi  dan Mempertahankan Anggota
Dalam  komunitas  tradisional  memperhatikan  pada kehidupan  umum.  Perilaku  yang  konsisten  dianggap
sebagai  dasar  tanggungjawab  keanggotaan  komunitas. Untuk  memastikan  kelangsungan  hidup  jangka  panjang
yang diperlukan untuk mempertahankan anggota lama dan
mengintegrasikan  baru.  Tradisional  masyarakat  di  sana adalah  adanya  kesadaran  moral  sosial.  Komunitas  yang
formal  dan  tidak  formal  mengetahui  batas  dari  apa  yang benar  dan  yang  salah,  yang  tepat  dan  yang  tidak  tepat.
Walaupun  ada,  lebih  kurang  dari  variabilitas  yang dijelaskan  secara  resmi  oleh  anggota  komunitas,  ada  rasa
di  antara  anggota  masyarakat  bahwa  adanya  kesadaran sosial  dan  kontrak.  Hal  ini  juga  berlaku  dalam  komunitas
merek. 2 Assisting  in  the  use  of  the  brand  Membantu  Dalam
Penggunaan Merek Tanggungjawab  moral  meliputi  pencarian  dan  membantu
anggota lain dalam penggunaan merek. Meskipun terbatas dalam cakupan, bantuan ini merupakan komponen penting
dari komunitas. Sebagian besar informan melaporkan telah membantu orang lain baik yang dikenal maupun tidak. Ini
adalah  sesuatu  yang  mereka  lakukan  “tanpa  berpikir,” hanya  bertindak  dari  rasa  tanggungjawab  yang  mereka
rasakan  terhadap  anggota  komunitas.  Salah  satu  cara  ini merupakan  perwujudan  dari  diri  sendiri,  bantuan  itu
sendiri melalui tindakan untuk membantu sesama anggota komunitas  memperbaiki  produk  atau  memecahkan
masalah,  khususnya  yang    melibatkan  pengetahuan  yang
diperoleh melalui
pengalaman beberapa
tahun menggunakan merek.
Masing-masing  elemen  dari  komponen-komponen  brand community  tersebut  selanjutnya  merupakan  variabel  yang
mandiri.
2.1.7.2 Karakteristik  yang  Mendorong  Terbentuknya  Brand