Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

9 Bank secara sederhana menurut Kashmir 2004:11 didefinisikan sebagai “lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya”.

2.1.2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin popular setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Botton line in 21 st Century Business 1998, karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas The world Commission on environment and Development WCED dalam Brundtland Report 1987, Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus, yaitu: 3P, singkatan dari Profit, Planet, and People. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility menurut Suharto 2007 adalah “operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan”. Sedangkan menurut Pearce dan Robinson 2007, 70 “tanggung jawab sosial perusahaan adalah gagasan bahwa suatu perusahaan memiliki tugas untuk melayani masyarakat sekaligus kepentingan keuangan pemegang sahamnya”. Dari penjelasan tersebut, kepedulian terhadap masyarakat harus diutamakan karena masyarakat adalah 10 pihak yang akan menikmati produk yang akan dihasilkan perusahaan. Selain itu, masyarakat juga yang akan menilai mengenai kepedulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, pihak luar sering kali menuntut agar klaim pihak dalam diletakkan di bawah kepentingan masyarakat; atau dengan kata lain, kepentingan pihak luar harus lebih diutamakan. Tamam Achda 2007 mengartikan CSR sebagai “komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta terus menerus menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya”. Apabila operasi perusahaan memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat dan lingkungan, perusahaan wajib mempertanggungjawabkan dampak tersebut dan menjadi tanggunjawab hukum bagi peusahaan. Namun, jika operasi perusahaan memberikan dampak yang positif, maka perusahaan harus mempertahankannya. Menurut Suharto 2007 dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibility, perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Dengan menggunakan dua pendekatan, sedikitnya ada delapan kategori perusahaan, yaitu: A. Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya anggaran CSR: a Perusahaan Minimalis. Perusahaan yang memiliki profit dan anggaran CSR yang rendah. Perusahaan kecil dan lemah biasanya termasuk kategori ini. 11 b Perusahaan Ekonomis. Perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi, namun anggaran CSR rendah. c Perusahaan Humanis. Meskipun profit perusahaan rendah, proporsi anggaran CSR relatif tinggi. d Perusahaan Reformis. Perusahaan yang memiliki profit dan anggaran CSR yang tinggi. Perusahaan seperti ini memandang CSR bukan sebagai beban, melainkan sebagai peluang untuk lebih maju. B. Berdasarkan tujuan CSR, apakah untuk promosi atau pemberdayaan masyarakat: a Perusahaan Pasif. Perusahaan yang menerapkan CSR tanpa tujuan jelas: bukan untuk promosi, bukan pula untuk pemberdayaan. Perusahaan seperti ini melihat promosi dan CSR sebagai hal yang kurang bermanfaat bagi perusahaan. b Perusahaan Impresif. CSR lebih diutamakan untuk promosi daripada untuk pemberdayaan. c Perusahaan Agresif. CSR lebih ditujukan untuk pemberdayaan daripada promosi. Perusahaan seperti ini lebih mementingkan karya nyata. d Perusahaan Progresif. Perusahaan menerapkan CSR untuk tujuan promosi dan sekaligus pemberdayaan. Promosi dan CSR dipandang sebagai kegiatan yang bermanfaat dan menunjang satu sama lain bagi kemajuan perusahaan. Pada akhirnya, tanggungjawab sosial perusahaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan. Perusahaan-perusahaan manufaktur dan perbankan serta perusahaan lainnya membutuhkan tanggungjawab social perusahaan bukan hanya sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar, tetapi juga menjadi alat promosi yang dapat membuat nama perusahaan menjadi lebih baik bagi masyarakat. 12

2.1.3. Pengungkapan Informasi Sosial

Dokumen yang terkait

Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Tahunan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 35 83

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 32 87

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

1 36 97

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 22

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 12

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 6

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial (Social Information Disclosure) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

0 0 14