12
2.1.3. Pengungkapan Informasi Sosial
Pengungkapan disclosure menurut Hendriksen 1996 didefinisikan sebagai
“penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian optimal pasar modal secara efisien”. Dalam interpretasi yang
lebih luas, pengungkapan terkait dengan informasi yang baik yang terdapat dalam laporan keuangan maupun komunikasi tambahan Supplementary
Communication yang terdiri dari catatan kaki, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis laporan atas operasi perusahaan di masa
mendatang, perkiraan keuangan operasi, serta informasi lain Wolk dan Tearney dalam widiastuti, 2000.
Menurut Murtanto 2006 dalam Media Akuntansi, “pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela voluntary
disclosure oleh perusahaan”. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela antara lain:
a Internal Decision Making : Manajemen membutuhkan informasi untuk
menentukan efektivitas informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun
analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali. b
Product Differentiation : Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial
kepada masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan,
sehingga perusahaan yang tidak peduli sosial akan terlihat lebih sukses
13
daripada perusahaan yang peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga
masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain. c
Enlightened Self Interest : perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka
dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan. Pelaporan pengungkapan sosial dalam laporan tahunan merupakan
voluntary disclosure, artinya pengungkapan ini bersifat sukarela dan belum diatur secara tegas dalam PSAK. Menurut Belkaoui Karpik 1989,
“perusahaan melakukan pengungkapan informasi sosial dengan tujuan untuk membangun image pada perusahaan dan mendapatkan perhatian dari
masyarakat. Namun dengan kondisi saat ini, stakeholder mulai menganggap pengungkapan tanggung jawab sosial itu menjadi salah satu yang penting”.
Perusahaan memerlukan biaya untuk memberikan informasi sosial, sehingga laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah. Perusahaan
cenderung meningkatkan informasi sosial apabila biaya kontrak dan biaya pengawasan rendah dan visibilitas politis tinggi. Jadi pengungkapan informasi
sosial berhubungan positif dengan kinerja sosial, kinerja ekonomi dan visibilitas politis. Sedangkan biaya kontrak dan pengawasan berhubungan
negatif terhadap pengungkapan informasi sosial. Teori Stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun juga harus member manfaat bagi Stakeholder lainnya pemegang saham, kreditur,
14
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analisis, dan pihak lain. Para stakeholder mulai melihat perusahaan, apakah bertanggungjawab atau tidak
atas operasi usahanya. Pengungkapan sosial pun mulai jadi bahan pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi di suatu perusahaan. Investor
perlu mengetahui tanggungjawab sosial yang dilakukan perusahaan untuk menghindari dampak yang timbul dikemudian hari sebagai akibat kurangnya
tanggungjaab sosial terhadap lingkungan disekitarnya. Gray, Kouhy dan Adams 1994 P.53 dalam Chairiri menyatakan:
Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada stakeholder, dan dukungan itu harus dicari, sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk
mencari dukungan tersebut. Semakin powerfull stakeholder semakin besar usaha perusahaan untuk berdaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai
media komunikasi antara perusahaan dengan stakeholdernya. Tujuan pengungkapan menurut Securities Exchange Commision
SEC dikategorikan menjadi dua yaitu propective disclosure yang dimaksudkan sebagai upaya perlindungan terhadap investor dan informative
disclosure, yang bertujuan memberikan informasi yang layak kepada pengguna laporan Wolk, Francis, Dan Tearay dalam Sitepu, 2008.
Sedangkan Belkaoui 2006 mengemukakan ada enam tujuan pengungkapan, yaitu:
1. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan pengukuran
yang relevan atas hal-hal tersebut di luar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan.
15
2. Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk memberikan
pengukuran yang bermanfaat bagi hal-hal tersebut. 3.
Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor menilai resiko dan potensial dari hal-hal yang diakui dan tidak diakui.
4. Untuk menyediakan informasi yang penting yang memungkinkan para
pengguna laporan keuangan untuk melakukan perbandingan dalam satu tahun dan di antara beberapa tahun.
5. Untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk atau keluar di
masa depan. 6.
Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari investasi mereka.
2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi