4. Murthada
Abdullah, S.sos
Lhokseumawe, 31-12-1956
S1 Pensiunan
PNS Anggota
Tokoh Agama
5. Drs. T.
Syarifuddin Matang Kuli,
09-09-1940 S1
Pensiunan PNS
Anggota Tokoh
Masyarakat 6.
Anwar Ibrahim, S.
Sos Samalanga,
03-03-1960 S1
PNS Anggota
Cendikiawan
7. Soflya
Tumpok Teungoh,
10-08-1970 SMA
Wiraswasta Anggota
Tokoh Pemuda
8. Husna
Abdullah Tumpok
Teungoh, 31-12- 1960
D III Guru
Anggota Wanita
9. Yusnidar
Banda Aceh, 27-11-1967
SMA Wiraswasta
Anggota Wanita
Sumber : Kantor Keuchik Gampong Tumpok Teungok Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe
2.2.5 Keuchik Gampong Tumpok Teungoh
Gampong dipimpin oleh keuchik yang dipilih secara langsung dan oleh anggota masyarakat untuk masa jabatan enam tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali
masa jabatan. Keuchik Gampong Tumpok Teungoh saat ini adalah H. Hermansyah, S.Ag yang sudah menjabat selama 2 tahun.
Sebagai kepala eksekutif gampong dalam menyelenggarakan pemerintahan gampong keuchik. Keuchik merupakan representatif dari masyarakat gampong yang diberi
mandat dan kepercayaan untuk menjalankan roda pemerintahan, menetapkan berbagai kebijakan gampong dalam upaya mensejahterakan masyarakat gampong. Urusan
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan yang diselenggarakan oleh Keuchik lebih banyak berorientasi pada adat. Hal itu sebagai implikasi dari kehidupan keseharian masyarakat gampong yang masih patuh
menjalankan serta melestarikan nilai-nilai adat-istiadat dalam kehidupan bermasyarakat. Bersama dengan tuha peut menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan
gampong, dan dalam memimpin penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan gampong berdasarkan kebijakan yang ditetapkan dengan persetujuan tuha peut gampong
dan bertanggung jawab kepada rakyat gampong pada akhir masa jabatannya atau sewaktu- waktu diminta oleh tuha peut. Selain itu keuchik juga wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan tugasnya kepada imeum mukim, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun yaitu pada akhir tahun anggaran atau sewaktu-waktu diminta oleh imeum mukim.
Disini jelas bahwa keuchik dalam menjalankan roda pemerintahan gampong dan menetapkan suatu kebijakan tidak boleh sekehendak hati tanpa meminta persetujuan dari
tuha peut gampong, dan setelah itu harus mempertanggungjawabkan kepada rakyat gampong dan tuha peut gampong. Hal ini karena tuha peut dibentuk untuk menjadi sarana
dalam mewujudkan demokrasi, keterbukaan dan partisipasi rakyat dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan gampong. Di samping itu tuha peut juga berfungsi sebagai
pemberi nasehat dan pertimbangan kepada keuchik dalam bidang hukum adat, adat-istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
Sebagai penasehat keuchik, tuha peut dalam menganalisa setiap persoalan dan masalah yang timbul dalam masyarakat harus memberikan nasehat saran dan pertimbangan
Universitas Sumatera Utara
kepada keuchik baik diminta ataupun tidak. Dengan demikian, maka suatu keputusan dan kebijakan gampong yang belum diketahui tuha peut belum sempurna dan pelaksanaannya
akan kurang berwibawa, keputusan yang demikian akan hambar dalam pelaksanaannya. Keuchik selain menjalankan pemerintahan berdasarkan kebijakan tuha peut, ia juga
mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja gampong kepada tuha peut gampong untuk mendapatkan persetujuan tuha peut sebelum ditetapkan menjadi Anggaran
Pendapatan dan Belanja Gampong APBG . Selain itu pemerintah gampong juga perlu membuat peraturan-peraturan reusam yang disebut Qanun Gampong untuk mengatur
tatanan kehidupan masyarakat sebuah gampong. Menyangkut penyusunan reusam atau qanun gampong, pemerintah gampong harus
memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi yang berkembang dalam masyarakat. Untuk menampung aspirasi masyarakat, pemerintah gampong dan atau tuha peut dapat
mengadakan rapat atau pertemuan dengan pemuka-pemuka masyarakat yang ada di gampong. Selanjutnya Rencana Reusam Gampong yang telah dirancang oleh keuchik
kemudian diajukan kepada tuha peut gampong dan dibahas bersama. Keuchik kemudian baru bisa menetapkannya sebagai reusam gampong setelah mendapatkan persetujuan dari
tuha peut gampong. Tuha peut juga menjalankan pengawasan, selain menyangkut penyusunan reusam
gampong seperti mengaawasi pelaksanaan tugas keuchik, kebijakan keuchik, penerapan
Universitas Sumatera Utara
peraturan atau reusam dalam masyarakat, juga pelaksanaan proses pemilihan keuchik serta mengusulkan pemberhentian keuchik apabila habis masa jabatan atau hal-hal tertentu.
Istilah Keuchik mempunyai beberapa perbedaan bila dibandingkan dengan pengertian Kepala Desa. Seorang Keuchik bukan saja dituntut oleh masyarakat untuk
mampu memimpin suatu gampong, tetapi harus juga mengetahui secara mendalam tentang Hukum Agama Islam. Disamping itu juga seorang Keuchik harus mengetahui dengan baik
hubungan kekerabatan antara penduduk dalam gampong yang dipimpinnya, maupun orang yang disegani dan berpengaruh di dalam gampong serta sejarah penduduk asal-usul, batas
gampong dan luas tanah yang dimiliki oleh masing-masing penduduk. Seorang Keuchik juga harus menguasai benar adat-istiadat dan hukum adat yang berlaku dalam masyarakat
gampong yang di pimpinnya. Untuk memegang jabatan Keuchik, seseorang harus memenuhi beberapa
persyaratan, terutama dalam menjalankan tugasnya sebagai Hakim gampong. Karena ketika terjadi suatu kejadian perselisihan diantara penduduk dalam gampongnya, maka Keuchik
harus mampu menyelesaikan secara damai. Keuchik melakukan musyawarah bersama dengan tuha peut sehingga persoalan yang ada bisa terselesaikan. Oleh karena itu, untuk
menjadi Keuchik tidaklah semudah untuk menjadi Kepala Desa. Seseorang yang ingin menjadi keuchik haruslah yang telah mapan dan
berpengalaman dalam membina hubungan dalam keluarganya dan dikenal baik dalam
Universitas Sumatera Utara
kehidupan, nermasyarakat, disegani, dihormati dan bertanggungjawab, mau bekerja kepada orang lain tanpa dibayar.
Keuchik diberikan beberapa tugas dan kewajiban yang harus dijalankan. Adapun tugas dan kewajiban tersebut diatur dalam Pasal 12 Ayat 1 Qanun No. 5 Tahun 2003
Tentang Pemerintahan Gampong dinyatakan bahwa tugas dan kewajiban keuchik adalah sebagai berikut:
a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Gampong.
b. Membina kehidupan beragama dan pelaksanaan Syari’at Islam dalam masyarakat
c. Menjaga dan memelihara kelestarian adat dan istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. d.
Membina dan memajukan perekonomian masyarakat serta memlihara kelestarian lingkungan hidup.
e. Memelihara ketentraman dan ketertiban serta mencegah munculnya perbuatan
maksiat dalam masyarakat. f.
Menjadi hakim perdamaian antara penduduk dalam gampong. g.
Mengajukan Rencana Reusam Gampong kepada Tuha peut Gampong untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan menjadi Reusam Gampong.
h. Mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Gampong kepada Tuha peut
Gampong untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan menjadi Anggaran Pendapatan Belanja Gampong.
Universitas Sumatera Utara
i. Keuchik mewakili gampongnya di dalam dan di luar pengadilan dan berhak
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya. Pemilihan Keuchik sesuai dengan yang diatur dalam Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam keuchik dipilih secara langsung oleh penduduk Gampong melalui pemilihan demokratis, bebas, rahasia serta dilaksanakan secara jujur dan adil. Masa jabatan keuchik
adalah 5 lima tahun, terhitung mulai tanggal pelantikan dan dapat kembali dipilih untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
2.2.6 Tata Cara Pemilihan Keuchik