Aksesibilitas, Sirkulasi dan Parkir A. Aksesibilitas Kawasan

77

4.2.3 Aksesibilitas, Sirkulasi dan Parkir A. Aksesibilitas Kawasan

Pola jaringan jalan pada kawasan studi merupakan pola kisi-kisi. Jalan Slamet Riyadi yang disambung oleh Jalan Sudirman, menduduki hirarki pertama, kemudian jalur-jalur kolektor yang bermuara pada kedua jalan tersebut menduduki hirarki kedua dan hirarki ketiga adalah jalan- jalan yang berada dalam blok kawasan yang dibentuk oleh jalan-jalan hirarki diatasnya. Jika dilihat dari fungsinya, dalam kawasan studi terdapat sistem regional primer dan sistem kota sekunder. Sistem primer diwakili oleh Jalan Slamet Riyadi yang disambung Jalan Jendral Sudirman, sedangkan sistem sekunder terdapat pada Jalan Ronggowarsito, Jalan Yos Sudarso. Jalan Diponegoro, Jalan Teuku Umar yang merupakan feeder line bagi Jalan Slamet Riyadi.

B. Sirkulasi dan Parkir Kawasan

• Sirkulasi Kawasan studi memiliki struktur kawasan yang dominan, dengan tingkat kepadatan jalan pada jam-jam tertentu yang tidak merata. Pola sirkulasi yang ada sekarang masih kurang mendukung pengembangan kawasan. Pola ini masih menggunakan anggapan bahwa wisatawan perlu diantar sedekat mungkin dengan objek, sehingga setiap objek perlu ruang parkir di sekitarnya. 78 Pola sirkulasi pada kawasan studi belum mampu memberikan pelayanan linkage sistem yang ideal bagi kawasan wisata. Pola sirkulasi yang ada seringkali menyebabkan kemacetan yang kemudian didukung oleh penggunaan badan jalan untuk aktivitas PKL dan parkir becak. Pola tersebut sama sekali tidak memberikan kesempatan pada pengunjung untuk bisa menikmati living culture yang sebenarnya merupakan daya tarik wisata saat ini. Disamping itu pola tersebut tidak mempunyai dampak terhadap berbagai objek potensial yang ada dalam kawasan karena objek-objek ini tidak terjamah oleh pola sirkulasi tersebut. Selain hal di atas, kondisi fisik trotoar sebagai sarana sirkulasi bagi pejalan kaki juga kurang mendukung terutama yang berada di beberapa titik di koridor Jl. Jendral Sudirman karena mengalami kerusakan. Hal lain yang juga menjadi permasalahan adalah adanya PKL di depan kantor pos, Gereja GBIP, Jembatan Kali Pepe, dan depan Pasar Gede yang menggunakan trotoar sebagai area berjualan. • Parkir Kawasan studi belum mempunyai pola parkir yang teratur dan terarah, semua kendaraan cenderung parkir di pinggir jalan on street parking, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas terutama di Jalan DR. Rajiman, sekitar Pasar Klewer dan depan Pasar Gede. Sedangkan pada koridor Jl. Jend. Sudirman yang merupakan kawasan 79 perkantoran hampir keseluruhan bangunan mempunyai area parkir sendiri di dalam gedung off street parking. Guna lebih jelasnya mengenai jumlah kendaraan yang parkir pada kawasan studi dapat dilihat pada tabel IV.2, sedangkan mengenai sirkulasi dan parkir dapat dilihat pada gambar 4.3 dan 4.4 berikut ini. Mengenai penggal Jl. Pakubuwana dan Jl. Jend. Sudirman dapat dilihat pada gambar 4.5 dan 4.6. Tabel IV.2 Jumlah Kendaraan Yang Parkir Pada Kawasan Studi Per Hari Jenis No Lokasi Waktu Sepeda Sepeda Motor Mobil 1 Taman Parkir 08.00-17.00 - - 263 2 Jl. DR. Rajiman 08.00-17.00 - - 228 3 Kawasan Masjid 08.00-17.00 360 215 - 4 Persewaan 08.00-17.00 147 889 128 Jumlah 507 1104 619 Sumber: UPD Perparkiran Kota Surakarta, 2004 Sumber: Survey Primer, 2006 Gambar 4.3 Visualiasasi Eksisting Sirkulasi Dan Parkir 80 Gambar 4.4 Peta sirkulasi dan parkit 81 Gambar 4.5 Penggal Jalan Pakubuwana Gambar 4.6 Penggal Jalan Jendral Sudirman 82

C. Tata Guna Lahan

Kawasan studi mempunyai tata guna lahan yang cukup padat terutama pada kawasan kegiatan perdagangan, sehingga tiap-tiap unit bangunan hanya menyisakan sedikit lahan kosong. Pemanfaatan lahan pada kawasan ini antara lain adalah: perkantoran koridor Jl. Jend. Sudirman, perdagangan Pasar Gede dan Alun-alun Utara Kraton, pemukiman, dan wisata budaya. Prosentase kegiatan yang dominan dalam pemanfaatan lahan pada kawasan Alun-alun Utara RDTRK Kota Surakarta 1993-2013, adalah: pariwisata 15, kebudayaan 15, dan perdagangan 25. Mengenai kondisi eksisiting tata guna lahan pada kawasan studi dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini.

D. Jalur Pejalan Kaki

Kondisi jalur pejalan kaki pada kawasan studi terdapat di sepanjang Jl. Jend. Sudirman Pasar Gede-Gladag, Jl. Pakubuwono, Jl. Kauman dan Jl. Dr. Radjiman, namun kondisi yang ada saat ini sangat tidak sesuai dengan fungsi yang seharusnya dapat terwadahi, yaitu pejalan kaki dengan aktivitasnya dan street furniture. Sebagian besar jalur pejalan kaki digunakan untuk aktivitas PKL terutama di sekitar Pasar Gede dan Alun- alun Utara, sehingga pejalan kaki harus berjalan di badan jalan dan hal ini tidak memberikan keamanan dan kenyamanan. 83 Gambar 4.7 Peta tata guna lahan 84 Guna lebih jelasnya mengenai pemanfaatan jalur pedestrian dapat dilihat pada tabel IV.3, sedangkan kondisi eksisiting jalur pejalan kaki dapat dilihat pada gambar 4.8 dan 4.9 berikut ini. Tabel IV.3 Pemanfaatan Jalur Pejalan Kaki Kawasan Studi Fungsi No Lokasi Pedestrian Lebar Siang Malam 1 Jl. DR. Rajiman 1,5 m Pedestrian ways, PKL dan parkir Sebagian untuk PKL 2 Jl. Slamet Riyadi 2,5 m Pedestrian ways dan PKL PKL 3 Jl. Jend. Sudirman 1,5 m Pedestrian ways dan PKL sebagian Pedestrian ways dan PKL sebagian 4 Pasar Gede 1,5 m Parkir dan PKL PKL 5 Jl. Pakubuwana 2 m PKL PKL 6 Jl. Kauman 1 m PKL Pedestrian ways Sumber: Hasil Observasi, tahun 2006 Sumber: Survey Primer, 2006 Gambar 4.8 Visualiasasi Eksisting Jalur Pejalan Kaki 85 Gambar 4.9 Peta jalur pejalan kaki 86

4.2.4 Aktivitas Pedagang Kaki Lima