Analisis Besaran Ruang yang digunakan oleh PKL

116 Sumber: Hasil observasi, 2006 Gambar 5.10 Analisis Pola Aktivitas PKL pada Ruang Khusus

5.1.3 Analisis Besaran Ruang yang digunakan oleh PKL

Analisis mengenai besaran trotoar dan badan jalan untuk aktivitas PKL didasarkan pada skala waktu dan jenis sarana fisik yang digunakan. Skala waktu untuk pengamatan adalah pagi 07.00-08.00, siang 12.00- 13.00, sore 16.00-17.00, dan malam 20.00-21.00. Sedangkan jenis Alun-alun PKL buku bekas, jasa “ngeblok” motormobil, souvenir, kacamata PKL batu mulia PKL kacamata 117 sarana fisik PKL adalah warung semi permanen, gerobakkereta dorong, mejajongko, dan lesehangelaran. Berdasarkan hasil observasi bahwa PKL menempati lokasi yang sama dan dengan ukuran yang sama pula setiap harinya. Adapun waktu yang digunakan terkadang berubah pada saat dasaranpembukaan dagangan, terkadang mereka agak terlambat dari hari biasanya. PKL dengan sarana usaha warung semi permanen sebagian besar 90 berada di segmen A tepatnya di alun-alun utara sisi barat atau depan Pasar Cinderamata hingga Masjid Agung, dan alun-alun utara sisi utara yaitu di sisi kanan dan kiri pintu masuk ke alun-alun. Mereka menggunakan badan jalan untuk meletakkan sarana usaha sebesar 60 dari lebar badan jalan, sedangkan trotoar yang digunakan sebesar 80- 100. Pada sisi barat segmen A, lebar jalan adalah 9 meter sedangkan PKL berada pada jalan di sisi kanan dan kiri dengan masing-masing ruang yang digunakan sebesar 2,5 meter, sehingga lebar jalan berkurang 5 meter. Badan jalan yang bisa digunakan untuk sirkulasi hanya 4 meter, padahal ruas jalan sisi barat seringkali digunakan untuk sirkulasi mobil dengan dua arah, sehingga keberadaan PKL ini sangat mengganggu. PKL dengan sarana usaha gerobakkereta dorong sebagian besar juga berada di segmen A, yaitu alun-alun utara sisi utara-gladag. Sebagian dari mereka menggunakan lebar trotoar sebesar 2-3 meter atau sekitar 80 dari lebar trotoar, sedangkan jenis barang yang dijual adalah 118 souvenir dan jasa ngeblok motormobil. Mereka menggunakan trotoar sebagai tempat berjualan disebabkan karena kemudahan untuk dilihat pembeli dan kemudahan untuk dijangkau karena tersedianya ruang yang cukup luas untuk parkir kendaraan pembeli. Area parkir ini juga digunakan sebagai tempat untuk mereka mengerjakan pekerjaan, yaitu ”ngeblok” motor. Bagi pengunjung keberadaan PKL pada trotoar di sisi utara alun- alun tidak menjadi masalah karena keberadaan PKL ini justru mampu menghidupkan suasana kawasan, walaupun dalam bergerak mereka sedikit terganggu. PKL pada trotoar menjadi alternatif pengunjung untuk menikmatimelihat barang dagangan sambil melakukan pergerakan dari satu ruang ke ruang lainnya. PKL dengan sarana usaha lesehan biasanya dipadukan dengan gerobak. PKL dengan sarana usaha ini sebagian besar 40 terdapat di segmen C Pasar Gede dan segmen B Jl. Slamet Riyadisebelah gereja sebesar 40. PKL jenis ini biasanya muncul sore hari karena pada pagi- sore hari ada larangan berjualan pada trotoar dan badan jalan. Selain alasan itu, pengunjungpembeli lebih menyukai ”jajan” di malam hari sambil menikmati suasana pusat kota. Lebar trotoar yang digunakan berkisar antara 2-2,5 meter atau sekitar 100 dari lebar trotoar, mereka sengaja tidak menyisakan ruang untuk pejalan kaki karena pada malam hari jarang sekali pejalan kaki yang melewati trotoar di ruas jalan ini. Sebagian besar pembelipengunjung memarkir kendaraan sedekat 119 mungkin dengan tempat berjualan, sehingga jalur lambat digunakan sebagai area parkir. Untuk lebih jelasnya mengenai besaran ruang yang digunakan PKL berdasarkan jenis sarana usaha dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel V.1 Besaran Ruang yang Digunakan PKL berdasarkan Jenis Sarana Usaha Jenis Sarana Usaha Besaran Ruang yg digunakan Lokasi Berdagang Waktu Berdagang 2,5 m x 3 m = 7,5 m² 40 dr lebar badan jalan Segmen A sisi barat Pagi-Sore 1,5 m x 4 m = 6 m² 100 dr lebar trotoar ƒ Segmen B sebelah Gereja GBIP ƒ Segmen B sebelah Kantor Pos ƒ Sore-Malam ƒ Pagi-Sore Warung semi permanen 2 m x 3 m = 6 m² 50- 80 dr lebar trotoar ƒ Segmen C jembatan Kali Pepe ƒ Segmen C sekitar Pasar Gede ƒ Pagi-Sore, Sore-Malam ƒ Pagi-Sore, Sore-Malam 1 m x 2 m = 2 m² 80 dr lebar trotoar ƒ Segmen A sisi utara ƒ Segmen A sisi timur ƒ Pagi-Malam ƒ Pagi-Malam 1 m x 1 m = 1 m² 100 dr lebar trotoar ƒ Segmen B sebelah Kantor Pos ƒ Pagi-Sore GerobakKereta Dorong 1 m x 1,5 m = 1,5 m² 20 dr pulau jalan ƒ Segmen C Pulau jalan depan Pasar Buah ƒ Pagi-Sore 1 m x 1,5 m = 1,5 m² 10 dr badan jalan ƒ Segmen A sisi utara ƒ Pagi-Sore Mejajongko 1 m x 1 m = 1 m² 20 dr lebar trotoar ƒ Segmen A sisi timur ƒ Pagi-Sore 1,5 m x 2 m = 3 m² 75 dr lebar trotoar ƒ Segmen A sisi utara ƒ Sore-Malam 1,5 m x 3 m = 6 m² 100 dr lebar trotoar ƒ Segmen B sebelah Gereja GBIP ƒ Sore-Malam Gelaran lesehanalas 2 m x 3 m = 6 m² 50- 80 dr lebar trotoar ƒ Segmen C jembatan Kali Pepe ƒ Segmen C depan Pasar Gede ƒ Sore-Malam ƒ Sore-Malam Sumber: Hasil Analisis, 2006 120

5.2 Analisis Terbentuknya Linkage pada Kawasan Studi