Su pr e m a si H u k u m

hukum dan perundang- undangan m aupun norm a- norm a um um lainnya yang berlaku” . Dengan dem ikian dapat dipaham i bahw a t unt ut an profesionalism e Polri m erupakan kebut uhan t ugas yang disikapi sebagai bagian dari proses adapt asi t erhadap pem aknaan j at i diri Polri sert a reakt ualisasi at as kedudukan, fungsi dan perannya. Hal ini sej alan dengan perkem bangan ilm u penget ahuan dan t eknologi dalam rangka opt im alisasi pelaksanaan t ugas dalam m ew uj udkan Polri sebagai Polisi Sipil yang profesional, berwibawa dan dapat dipercaya oleh rakyat nya. Pem bangunan m anaj em en Polri j uga harus sesuai dengan prinsip- prinsip yang m enganut asas ket erbukaan, efekt if dan efisien, proakt if dan kooperat if yang didukung kem am puan m anagerial yang handal.

d. Su pr e m a si H u k u m

Suprem asi hukum dalam bahasa I nggris “ Suprem acy” art inya keunggulan, at au “ Suprem e” art inya t ert inggi at au ut am a. Dengan m em pelaj ari Black’s Law Dict ionary yang digunakan secara universal oleh pakar dan ahli hukum m em beri pengert ian bahw a suprem asi hukum pada hakekat nya adalah kedaulat an hukum sebagai sesuat u yang ut am a, ar t inya sem ua kehidupan berm asyarakat , bernegara dan ber bangsa di regar a hukum dalam hal ini I ndonesia, m aka sem ua m asyarakat , aparat penyelenggara negara t anpa t erkecuali harus t unduk t erhadap hukum , m enghorm at i dan m engut am akan hukum bukan m engedepankan kekuasaan dan at au bert indak sew enang- w enang Arbit rary . Unt uk m ew uj udkan suprem asi hukum , dilakukan m elalui pem bangunan dibidang hukum yang m eliput i penat aan sist em hukum nasional yang m enyeluruh dan t erpadu dengan m engakom odir sub- sub sist em hukum yang m encakup hukum agam a, hukum adat , hukum posit if dan segenap hukum acaranya sert a niial- nilai at au norm a yang berkem bang dit engah- t engah m asyar akat . Didalam penat aan sist em hukum nasional j uga t erm asuk upaya penat aan rat ifikasi konvensi int ernasional, t erut am a yang berkait an dengan hak- hak asasi m anusia HAM sesuai dengan kebut uhan dan kepent ingan bangsa dalam bent uk undang- undang. Perw uj udan suprem asi hukum j uga t idak t erlepas dari penyelenggaraan penegakan hukum secara konsist en dalam rangka m enj am in kepast ian hukum , keadilan dan kebenaran sert a m enghargai hak- hak asasi m anusia. Unt uk it u kiranya perlu didukung pula dengan penyelenggaraan proses peradilan secara cepat , m udah, m udah dan t erbuka sert a bebas dari korupsi, kolosi dan nepot ism e KKN dengan senant iasa m enj unj ung t inggi asas kebenaran dan keadilan. Hal ini dapat dicapai apabila disert ai dengan upaya m eningkat kan int egrit as m oral dan profesionalism e aparat penegak hukum t erm asuk Polri, sehingga dapat m enum buhkan kepercayaan m asyarakat t erhadap penegakan hukum di I ndonesia. Dengan dem ikian dapat dipaham i bahw a dalam rangka perw uj udan Suprem asi Hukum bukan hanya m erupakan t anggung j aw ab Polri saj a t et api j uga m erupakan t anggung j aw ab bersam a baik pem erint ah m elalui aparat penegak hukum , lem baga legislat if, m aupun m asyarakat secara luas. Dalam kait an ini dipedukan pula peningkat an et ika dan kom it m en para penyelenggar a negara unt uk bersam a- sam a m em at uhi dan t unduk pada at uran hukum yang beriaku sej alan dengan prinsip “ equal before t he law ” . Dari uraian t ersebut diat as, penulis berpendapat bahw a unt uk m ew uj udkan suprem asi hukum , harus dapat m em enuhi indikat or- indikat or sebagai berikut : 1. Menunj ung t inggi keadilan dan kebenaran. 2. Menj unj ung t inggi hak asasi m anusia. 3. Bebas dar i KKN. 4. Bersifat t erbuka t ransparansi. 5. Akunt abilit as publik. 6. Bebas dari int ervensi

BAB I I I H ASI L PEN ELI TI AN D AN PEM BAH ASAN