f Diskusikan dengan klien hasil tes IVA dan pemeriksaan panggulbersama
klien. Jika hasil tes IVA negatif, beritahu kapan klien harus kembali untuk tes IVA.
g Jika hasil tes IVA positif atau diduga ada kanker, katakan pada klien
langkah selanjutnya yang dianjurkan. Jika pengobatan dapat segera diberikan, diskusikan kemungkinan tersebut bersamanya. Jika perlu
rujukan untuk tes atau pengobatan lebih lanjut. Aturlah waktu untuk rujukan dan berikan formulir yang diperlukan sebelum klien
tersebutmeninggalkan puskesmasklinik. Akan lebih baik lagi jika kepastian rujukan dapat disampaikan pada waktu itu juga KEMENKES
RI, 2013. 3.
Konseling Setelah Tindakan IVA a
Jika hasil tes IVA negatif, beritahu ibu untuk datang menjalani tes kembali 5 tahun kemudian dan ingatkan ibu tentang faktor-faktor resiko.
b Jika hasil tes IVA positif, jelaskan artinya dan pentingnya pengobatan dan tindak
lanjut dan diskusikan langkah-langkah selanjutnya yang dianjurkan. c
Jika telah siap menjalani krioterapi. Beritahu tindakan yang akan dilakukan lebih baik pada hari yang sama atau hari lain bila klien inginkan.
d Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertemuan yang perlu.
2.3.3 Kategori Pemeriksaan IVA
Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah :
1. IVA negarif
: Serviks normal
Universitas Sumatera Utara
2. IVA radang
: Serviks dengan radang Servisitis, atau kelainan jinak laiinnya Polip serviks.
3. IVA Positif
: ditemukan bercak putihacetowhite. Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode
IVA, karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks pra-kanker displasia ringan, sedang, berat atau kanker serviks in situ
4. IVA Kanker serviks : Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan
temuan stadium kanker leher rahim, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker leher rahim bila ditemukan masih
padastadium invasif dini stadium IB-IIA Kustiyati dan Winarni, 2011.
2.3.4 Krioterapi
Krioterapi mencakup proses pembekuan leher rahim, baik menggunakan CO2 terkompresi atau NO2 sebagai pendingin. Pengobatan berupa penerapan
pendinginan terus menerus selama 3 menit untuk membekukan diikuti pencairan selama 5 menit kemudian 3 menit pembekuan kembali.Tindakan Krioterapi dapat
dilakukan di puskesmas dan unit pelayanannya dengan kriteria 1.
Lesi acetowhite yang menutupi leher rahim kurang dari 75 jika lebih dari 75 leher rahim tertutup, krioterapi harus dilakukan oleh seorang
ginekolog tidak lebih dari 2mm di luar diameter kriotip 2.
Lesi yang tidak meluas sampai dinding vagina. 3.
Tidak dicurigai kanker Krioterapi tidak boleh dilakukan oleh tenaga dokter umum Bidan di Puskesmas
dengan kriteria sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
1. Lesi acetowhite lebih dari 75 dari permukaan leher rahim.
2. Lesi acetowhite meluas sampai ke dinding vagina atau lesi lebih dari 2 mm
dari tepi probe alat krioterapi. 3.
Lesi acetowhite namun klien menginginkan pengobatan lain selain krioterapi atau meminta tes diagnosis lebih lanjut di pelayanan kesehatan
lainnya. 4.
Dicurigai kanker. 5.
Pada saat pemeriksaan bimanual, dicurigai adanya masa ovarium. 1
Konseling sebelum menjalani krioterapi Sesuai dengan kode etik kedokteran, informed consent secara verbal dan tertulis
harus diperoleh sebelum melakukan tindakan. Klien harus mendapatkan penjelasan yang lengkap tentang tindakankrioterapi yang akan dijalaninnya,
risiko dan manfaat, angka keberhasilan dan alternatif lain. Dan memberikan informasi tambahan mengenai IMS dan cara mencegahnya.
2 Konseling pasca krioterapi
Sebagian besar perempuanibu tidak akan mengalami masalah setelah krioterapi. Beritahu ibu bahwa mungkin akan mengalami kram dan mengeluarkan cairan
bening atau sedikit bercampur darah yang biasanya berlangsung selama 4 sampai 6 minggu. Jika berbau atau berwarna seperti nanah, atau jika ibu merasa
nyeri, dia harus segera kembali ke klinik untuk memeriksaka kemungkinan terjadinya infeksi. Anjurkan ibu agar tidak menyemprotkan air obat douche,
mengunakan tampon atau berhubungan seks selama 4 minggu, atau sampai cairan tersebut benar-benar hilang.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Manajemen Pengendalian Kanker Leher Rahim 1. Persiapan