METODE PENELITIAN
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian(informen)sendiri merupakan orang yang digunakan peneliti untuk memberikan semua informasi mengenai objek yang diteliti dengan sukarela dan dengan informasi yang sebenar-benarnya. Oleh kerena itu, informen harus memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai objek yang sedang diteliti dengan harapan informan-informan tersebut dapat memberikan informasi yang jelas, akurat, valid, dan konsisten.
Adapun untuk mengungkapkan berbagai faktor penyebab ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan tambak udang, peneliti menggunakanmasyarakat Desa Menceh danpihak perusahaan (investor) tambakudang sebagai informen inti (key informen),untuk memperoleh data yang dibutuhkan secara jelas, mendetail, akurat, dan terpercaya. Selain itu, peneliti juga akan meminta Kepala Dusun Kuangwai, Kepala Desa, karyawan dan mantan karyawan tambak udang sebagai informen yang menguatkan data dalam memberikan informasi tambahan atau klarifikasi terkait dengan masalah yang diteliti, agar lebih jelas dan menyakinkan atas informasi yang diterima peneliti dari informen inti.
Penentuan informen-informen oleh peneliti diatas, dengan berdasarkan penggunaan teknik purposive sampling(sampel bertujuan). Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata(tingkatan), random(acak), atau daerah tetapi Penentuan informen-informen oleh peneliti diatas, dengan berdasarkan penggunaan teknik purposive sampling(sampel bertujuan). Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata(tingkatan), random(acak), atau daerah tetapi
D. Jenis dan Sumber Data
Untuk mendapatkan informasi dan data yang lengkap, jelas, akurat,serta valid mengenai objek yang diteliti, maka sangat dibutuhkan jenis dan sumber data yang tepat untuk digunakan dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2010:62), dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder . Sehingga jenis dansumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni:
1. Data Primer Data primer merupakan data dan sumber data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama (informen inti)atau informasi yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian atau objek/subjek penelitian. Data primer yang dimaksud seperti hasil wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan masyarakat Desa Menceh Kecamtan Sakra Timur.
2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data dan sumber data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, seperti dokumen-dokumen, pengakuan- 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data dan sumber data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, seperti dokumen-dokumen, pengakuan-
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2010:62), merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari peneltian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Dalam melakukan suatu penelitian, seseorang peneliti dituntut harus memiliki kemampuan untuk dapat memahami dan mengimplementasikan metode-metode maupun teknik penelitian yang baik untuk memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Adapun upaya atau teknik untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan beberapa teknikpengumpulan data sebagai berikut:
1. Pengamatan Langsung(Observasi) Pengamatan
merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti terhadap obyek yang diteliti secara langsung dilapangan untuk selanjutnya diamati, direkam, mencatat kejadian-kejadian yang ada, dikumpulkan dan sebagainya yang terkait mengenai segala keadaan dan perilaku yang ada di lapangan secara langsung.
langsung
(observasi),
Observasi juga dapat diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan secara continue oleh seseorang dengan melakukan pengamatan kepada obyek secara lebih dekat dalam penelitian. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut Marshall (1995) dalam (Sugiyono, 2010:64).
Selain itu, peneliti menerapkan bentuk metode observan partisipan (obserpasi partisipasi).Dalam observasi partisipasi, peneliti terlibat langsung dan ikut berpartisifasi dalam kegiatan maupun aktivitas masyarakat yang dijadikan objek penelitian, dan ikut merasakan suka dukanya.Jenis observasi partisifatif yang diterapkan yakni partisipasi pasif. Artinya bahwa peneliti berada dan tinggal di lokasi kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan secara aktif.
Penggunaan metode diatas karena mengingat peneliti juga sekaligus merupakan anggota masyarakat atau peneliti berdomisili di masyarakat yang dijadikan objek penelitian, yang sedikit tidak peneliti ikut merasakan apa yang dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya dari dampak atau imbas, maupun masalah-masalah yang muncul dari keberadaan perusahaan tambak udang.
2. Wawancara (Interview) Metode wawancara merupakan suatu metode yang dimana terjadinya suatu interaksi dan komunikasi langsung antara pewawancara (peneliti) dengan informan (orang yang diwawancarai) 2. Wawancara (Interview) Metode wawancara merupakan suatu metode yang dimana terjadinya suatu interaksi dan komunikasi langsung antara pewawancara (peneliti) dengan informan (orang yang diwawancarai)
Esterberg juga mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Adapun wawancara yang akan digunakan yakni wawancara semiterstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara semiterstruktur merupakan jenis wawancara yang oleh penelitinya terlebih dahulu menyiapkan masalah dan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang akan diajukan kepada informen sebelum terjun ke lapangan.Disamping jenis wawancara semiterstruktur
dalamin-dept interview, yakniwawancara yang dalam pelaksanaannyalebih bebas. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara terbuka, yakni pihak yang diajak wawancara seperti pihak perusahaan dan masyarakat Desa Menceh diminta pendapat dan ide-idenya. Untuk itu peneliti akan mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informen.
dapatdikategorikan
Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dan tidak mengacu pada daftar pertanyaan atau pedoman yang telah disusun sebelumnya secara sistematis dan lengkap. Pedoman Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas dan tidak mengacu pada daftar pertanyaan atau pedoman yang telah disusun sebelumnya secara sistematis dan lengkap. Pedoman
Kedua jenis wawancara ini akan dipadukan dengan harapan informan-informan tersebut dapat memberikan informasi yang jelas, rinci, valid, dan konsisten mengenai masalah yang menjadi objek penelitian.
3. Dokumentasi(Documentation) Selain menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi dan wawancara dalam penelitian yang dilakukan di Desa Menceh, peneliti juga menggunakan dokumentasi.Dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan dokumen-dokumen dalam bentuk tulisan berupa profile desa dan lainnya. Dokumen dalam bentuk foto, audio, maupun vidio dan sebagainyajuga dijadikan sebagai sumber data.Untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk menafsirkan, menguatkan, dan menguji data yang diperoleh di lapangan.
F. Uji Keabsahan Data
Untuk dapat memvalidkan hasil dari penelitian dan agar dapat diuji keaslian dan kebenarana datanya oleh berbagai pihak-pihak terkait, maka perlu suatu bentuk upaya pengabsahan hasil penelitian.Untuk menguji Untuk dapat memvalidkan hasil dari penelitian dan agar dapat diuji keaslian dan kebenarana datanya oleh berbagai pihak-pihak terkait, maka perlu suatu bentuk upaya pengabsahan hasil penelitian.Untuk menguji
Adapun dalam menguji keabsahaan data hasil penelitian yangdilakukan di Desa Menceh, yakni dengan cara menerapkan standar derajat kepercayaan (credibility) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perpanjangan Keikutsertaan. Hal ini dilakukan agar hubungan antara peneliti dengan narasumber semakin akrab sehingga tak ada lagi informasi yang disembunyikan dan tentunya untuk membuktikan hasil penelitian sebelumnya benar atau tidak. Sehingga dapat meminimalisir atau membatasi kekeliruan (biases) data peneliti.
2. Meningkatkan Ketekunan/Keajegan Pengamatan. Meningkatkan ketekunan dalam penelitian atau melakukan pengamatan secara terus menerus (continue) dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, dengan memusatkan penelitian pada objek penelitian secara rinci dan fokus.
3. Triangulasi Untuk menguji keabsahan data, peneliti juga akan melakukan triangulasi yakni memanfaatkan sesuatu yang diluar objek penelitian untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Denzin (1978) dalam (Moleong, 2005:330), membedakan empat macam triangulasi yakni: triangulasi atau penggunaan sumber,metode, penyidik, dan teori. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Artinya bahwa peneliti akan mengecek dan membandingkan berbagai informasihasil wawancara yang diperoleh dari informen inti dengan informen penguat data maupun dokumentasi dalam waktu dan tempat yang berbeda.
4. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi atau mendiskusikannya dengan orang lain(peer debriefing),yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan pembimbing dan rekan-rekan sejawat.
5. Analisis Kasus Negatif Melakukan analisis kasus negatifatau menemukan hasil atau data penelitian orang lain yang berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, seperti hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang dampak tambak udang.Dimana kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh IPB ternyata bertolak belakang dengan 5. Analisis Kasus Negatif Melakukan analisis kasus negatifatau menemukan hasil atau data penelitian orang lain yang berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, seperti hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang dampak tambak udang.Dimana kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh IPB ternyata bertolak belakang dengan
6. Pengecekan Anggota Melakukan pengecekan anggota (membercheck), yakni proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.Dan jika data yang diperoleh disepakati atau disetujui oleh pemberi data maka data tersebut dinyatakan valid. Dengan menerapkan standar dan melakukan langkah-langkah diatas,
harapannya data-data hasil penelitian yang diperoleh peneliti di lapangan dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya dan dapat diterima olehsemua pihak terkait.
G. Teknik Analisis Data
Analisis Data Kualitatif menurut Borgan dan Biklen (dalam Moleong, 2005:248), adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Terkait dengan hal itu, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan langkah-langkah analisis data kualitatif model Miles and Huberman (1984) dalam (Sugiyono, 20105:91), yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Langkah-langkah analisis tersebutseperti yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data) Dalam melakukan penelitian, terdapat berbagai data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak. Data yang sangat banyak akan dapat menambah kerumitan. Oleh karena itu, langkah reduksi data sangat diperlukan.Reduksi data merupakan suatu upaya merangkum, memilih hal-hal yang dianggap pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan dan penyusunan data.
2. Data Display (Penyajian Data) Langkah selanjutnya yakni peneliti menyajikan data yang telah dikumpulkan. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Adapun penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan menyajikan teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi) Setelah melakukan reduksi dan penyajian data, maka langkah ke tiga dalam analisis kualitatif model Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat dengan berdasarkan bukti-bukti yang kuat, valid, dan konsisten merupakan kesimpulan yang kredibel.
Mengingat analisis data kualitatif tanpa menggunakan alat bantu rumus statistik, maka dalam menerapkan teknik analisis data kualitatif diatas dalam bentuk praktiknya, pengolahan dan penganalisisan data dilakukan dengan menekankan pada segi pengamatan langsung secara partisipatif dari peneliti.
Lebihjelasnya,peneliti akan mendeskripsikan berbagai fenomena- fenomena yang terjadi berdasarkan temuan-temuan datayang dianggap pokok dan penting, serta memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti. Padaakhirnya akan menghasilkan gambaran yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah yang menjadi objek penelitian.
Selain itu, data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diperoleh di lapangan, disajikan dalam pembahasan hasil penelitian yang memuat jawaban-jawaban informen terhadap pertanyaan yang diajukan dalam proses wawancara maupun data dokumentasi lainnya. Dengan demikian,kunci keberhasilan analisa data terletak pada kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan data, fakta, dan informasi yang diperoleh peneliti di lapangan.