HALAMAN JUDUL PELIBATAN MASYARAKAT LINGKAR TAMBAK UDANG DI DESA MENCEH KECAMATAN SAKRA TIMUR MUHAMAD ALI MUIS NPM: 09380091

HALAMAN JUDUL PELIBATAN MASYARAKAT LINGKAR TAMBAK UDANG DI DESA MENCEH KECAMATAN SAKRA TIMUR MUHAMAD ALI MUIS NPM: 09380091

Skripsi ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG 2013

ABSTRAK

Muhamad Ali Muis, 2013: PELIBATAN MASYARAKAT LINGKAR TAMBAK UDANG DI DESA MENCEH KECAMATAN SAKRA TIMUR. Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong Tahun Akademik 2012/2013.

Perusahaan tambak udang merupakan sebuah perusahaan besar yang dimiliki oleh gabungan investor yang beroperasi sejak tahun 1998 dan masih aktif hingga saat ini. Perusahaan yang besar ini seharusnya dapat menyerap tenaga kerja lokal atau masyarakat lingkar tambak udang. Akan tetapi perusahaan tidak melibatkan masyarakat setempat untuk bekerja di dalamnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui proses pelibatan dan menemukan berbagai hal yang menjadi penyebab dari ketidakterlibatan masyarakat lingkar tambak udang dalam perusahaan.

Penelitian ini berlokasi di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yakni masyarakat setempat dan pihak perusahaan dengan menggunakan purposive sampling (sampel bertujuan). Adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara uji kepercayaan (credibility). Sedangkan analisis data menggunakan analisis data kualitatif model Miles and Huberman (1984), yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan temuan di lapangan bahwa sejak awal perusahaan beroperasi, masyarakat sekitar dilibatkan untuk bekerja, akan tetapi keterlibatan masyarakat tidak berlangsung lama dan justru saat ini masyarakat tidak terlibat lagi dalam perusahaan tersebut. Adapun yang menyebabkan masyarakat tidak terlibat dalam perusahaan tambak udang yakni karena masyarakat merasa tidak cocok dengan gaji yang terlalu sedikit, sistem kerja yang berat, aturan kerja yang mengikat dan mengekang kebebasan karyawan, kurangnya motivasi kerja dari perusahaan, lingkungan kerja yang ekstrim, dan krisis kepercayaan dari pihak perusahaan sendiri kepada masyarakat akibat dari tindakan mantan karyawan yang tidak menyenangkan pada saat awal-awal perusahaan beroperasi. Realitas ini dalam pendekatan struktural fungsional dapat menyebabkan terjadinya suatu ketidakseimbangan struktur sosial masyarakat, karena tidak berfungsinya anggota masyarakat dalam sebuah organisasi yang ada dalam masyarakat tersebut. Keseimbangan (equilibrium) akan tercapai manakala masyarakat fungsional dalam struktur sosial atau masyarakat Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur terlibat bekerja dengan baik dalam perusahaan tambak udang.

Kata Kunci :

Pelibatan Masyarakat, dan Tambak Udang.

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhamad Ali Muis

NPM : 09380091 Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya sendiri dan bukan

merupakan duplikasi atau plagiasi (jiplakan) dari hasil penelitian orang lain. Sepengetahuan saya, topik atau judul skripsi ini belum pernah di tulis oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti merupakan hasil duplikasi atau plagiasi (jiplakan) dari hasil penelitian orang lain maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Selong, 13 Agustus 2013

Yang menyatakan:

Muhamad Ali Muis

HALAMAN PERSETUJUAN PELIBATAN MASYARAKAT LINGKAR TAMBAK UDANG DI DESA MENCEH KECAMATAN SAKRA TIMUR MUHAMAD ALI MUIS NPM: 09380091

Skripsi ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

HANAPI, M.Si ZULKARNAIN, MA

NIDN. 0809037901 NIDN. 0831127808

Mengetahui; Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

AHMAD TOHRI, M.Si

NIDN.0810067301

HALAMAN PENGESAHAN PELIBATAN MASYARAKAT LINGKAR TAMBAK UDANG DI DESA MENCEH KECAMATAN SAKRA TIMUR MUHAMAD ALI MUIS NPM: 09380091

Telah dipertanggungjawabkan di depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Sosiologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzanwadi Selong

Pada Tanggal: 05 September 2013

DEWAN PENGUJI

1. Ahmad Tohri, M.Si

................................. (Ketua Penguji)

2. Hanapi, M.Si

................................. (Penguji I)

3. Zulkarnain, MA

................................. (Penguji II)

Mengetahui: Pembantu Ketua I STKIP Hamzanwadi Selong

Dr. KHIRJAN NAHDI, M.Hum

NIP.19681231 200212 1 005

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:  Kedua Orang Tua dan Keluargaku

 Istri dan Anakku Tercinta

HALAMAN MOTTO

Melakukan Yang Terbaik Dalam Hidup Adalah Kunci Keberhasilan

Karena

Hidup Tidak Membayar Anda Atas Apa Yang Bisa Anda Lakukan Tapi Hidup Hanya Membayar Atas

Apa Yang Anda Lakukan.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah_Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pelibatan Masyarakat Lingkar Tambak Udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur”, dengan baik dan tepat waktu. Salawat serta salam kepada junjungan alam Baginda Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliah menuju alam yang terang benderang seperti saat ini.

Skripsi ini juga dapat terselesaikan dengan spirit dan motivasi serta bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung yang diberikan dari berbagai pihak. Sehingga dalam kesempatan ini, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Ir. Hj. Siti Rohmi Djalilah, M.Pd. selaku Ketua STKIP Hamzanwadi Selong.

2. Bapak Ahmad Tohri, M.Si selaku Kepala Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP Hamzanwadi Selong.

3. Bapak Hanapi, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dari proposal penelitian sampai dengan Skripsi.

4. Bapak Zulkarnain, MA selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dari proposal penelitian sampai

dengan Skripsi.

5. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah memberikan do’a dan semangat yang tidak ternilai.

6. Istri dan anakku tercinta yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai dengan harapan.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi. Semua pihak yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu

yang telah banyak memberikan bantuan dengan ikhlas dalam penyelesaian penyusunan ini, semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal yang telah banyak memberikan bantuan dengan ikhlas dalam penyelesaian penyusunan ini, semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal

Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Saran serta kritik yang sifatnya konstruktif penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Selong, 13 Agustus 2013

Muhamad Ali Muis

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komponen upah diluar gaji pokok...........................................................72

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak tahun 1970-an p ertambakan udang secara global telah dimulai, industri ini merupakanbisnis "aquaculture" atau budidaya perairan yang dirancang untuk meningkatkan dan memproduksi udang laut atau prawn atau yang sering disebut udang penaeid oleh para ahli. Beberapa udang laut (penaeid) yang dibudidayakan dalam industri ini diantaranya yakni: udang windu (penaeus monodon), udang kembang (penaeus semisulcatus), udang putih (penaeus merguiensis), udang jari (penaeus indicus longirostris), udang werus (metapenaeus monoceros), dan udang belang (parapenaeopsis sculptilis) .

Produksi global dari sistem budidaya tambak udang intensif mencapai lebih dari 1,6 juta ton pada tahun 2003, bernilai hampir 9 miliar dolar Amerika S erikat .Adapun 75% udang tambak diproduksi di Asia, terutama di Cina dan Thailand. 25% sisanya diproduksi di Amerika Latin, yakni Brazil merupakan produsen terbesar dan negara pengekspor terbesar adalah Thailand.

Permintaan konsumen dunia terhadap udang rata-rata naik 11,5% per tahun. Jepang, Taiwan, dan Amerika Serikat dapat memproduksi udang sebanyak 1,5-3 ton/musim tanam pada bak beton bervolume 1.000 ton (0,1 ha). Yang artinya 15 ton sampai 30 ton/ha/musim atau 30 ton sampai 60 ton/ha/tahun.

Normalnya udang yang dipelihara selama 3-4 bulan ukurannya menjadi rata-rata 30 ekor/kg. Dan jika suatu petakan 1000 m 2 dihasilkan

udang 3 ton, maka di petak itu terdapat 3000 x 30 ekor = 90.000 ekor.

2 Berarti rata-rata kepadatan udang 90 ekor/m 2 dengan berat 3,15 kg/m . Bila benur/bibit sejak ditebarkan mengalami tingkat kematian 30% selama

pemeliharaan 3-4 bulan, maka padat penebaran awal haruslah sebanyak

x 90.000 ekor = 128.571 ekor/0,1 ha. Sehingga dengan besarnya potensi yang dimiliki, pertambakan udang telah berubah dari bisnis tradisional skalakecil menjadi sebuah bisnis global(Suyanto, 1994:36).

Besarnya potensi ekonomis yang dimiliki dalam bisnis usaha pertambakan udang initentu tidak semerta-merta muncul begitu saja, melainkan tidak terlepas dari peran orang-orang didalamnya yang berspekulasi dengan waktu dan uang untuk menjalankan suatu perusahaanyakni usahawan atau pelaku bisnis. Tidak hanya itu,menurut Machfoedz (2007:1), untuk mencapai keberhasilan dalam mengelola sebuah perusahaan, seseorang usahawan harus memadukan empat macam sumber daya, yaitu sumber daya materi, sumber daya keuangan, sumber daya informasi, dan sumber daya manusia (SDM)/tenaga kerja.

tenaga kerja dalamsetiapperusahaantermasuk perusahaan tambak udang mutlak dibutuhkan dalam rangka mencapai hasil industri yang maksimal. Oleh karena itu, Parker (1992:93) mengatakan bahwa,munculnya sebuah perusahaan atau industri-industri baru dalam suatu wilayah akan

Sumber

daya

manusia

atau atau

Di Indonesia sendiri dalam upaya menyediakan lapangan pekerjaan untuk menyerap sejumlah tenaga kerja, pada tahun 1987 terdapat + 250.000

ha tambak yang telah diusahakan untuk memelihara udang. Hal ini dikarenakan oleh budi daya udang dengan tambak atau bisnis tambak udang sangat menjanjikan dan telah berkembang dengan pesat, disamping udang juga merupakan komoditi ekspor yang dapat dihandalkan dalam ekspor non- migas(Suyanto, 1994:43).

Menurut Kordi (2008:1), kekayaan Indonesia dengan spesies udang windu merupakan keunggulan komparatif dalam perdagangan udang dunia dan mengantarkan Indonesia menjadi salah satu produsen utama udang dunia melalui usaha budi daya tambak. Keberhasilan budi daya udang seakan “membius”para investor beramai-ramai menanamkan modalnya pada

usaha ini. Sehubungan dengan itu, di Lombok Timur tepatnya di wilayah Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur pada tahun 1998-sampai saat initelah berdirisebuah perusahaan tambak udang PT. Windu Rama Lestari yang dimiliki olehgabungan investor.Perusahaan ini merupakan sebuah industri yang dapat dikategorikan sebagai perusahaan besar dengan budidaya intensif, yakni budidaya yang dilakukan dengan menggunakan teknik yang canggih dan memerlukan masukan (input) biayayang besar. Sehingga perusahaan ini dapat memproduksi udang dalam skala besar.

Jenis udang laut (penaeid) yang dibudidayakan sejak awal beroperasi oleh perusahaan tambak udang di wilayah ini berupa jenis udang windu (penaeus monodon) atau yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama “tiger prawn”. Udang windu (penaeus monodon) juga dikenal dengan sebutan black tiger shrimp. Jenis udang ini secara zoogeografik hanya tersebar dibeberapa kawasan Asia Pasifik (Kordi, 2008:2). Jenis udang ini sebagaimana diungkapkan diatas merupakan salah satu jenis udang laut yang bernilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditi ekspor non-migas yang dapat dihandalkan.

Keberadaan perusahaan tambak udang di Desa Menceh ini awalnya memberikan pengaruh dan harapan besar bagi masyarakat setempat untuk memperoleh perubahan yang progresifyakni dengan tersedianya lapangan pekerjaan baru.Khususnya bagi masyarakat lingkar tambak udang atau tenaga kerja lokal yang tidak memiliki pekerjaan. Hal ini sesuai dengan harapan dan tujuan utama pemerintah daerah Lombok Timur pada waktu itumemberikan izin operasi kepada perusahaan, yakni agar perusahaan dapat menyediakan lapangan pekerjaan dengan menyerap sejumlah tenaga kerja lokal dengan maksimal untuk terlibat dalam industri tersebut.

Dengan demikian, masyarakat yang semula tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan dapat memperoleh pekerjaan yang layak setelah adanya tambak udang tersebut. Sehingga pada akhirnya masyarakat dapatmeningkatkan taraf hidup yang lebih baik, dengan terpenuhinya perekonomian masyarakat seperti dalam hal memenuhi kebutuhan makanan, Dengan demikian, masyarakat yang semula tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan dapat memperoleh pekerjaan yang layak setelah adanya tambak udang tersebut. Sehingga pada akhirnya masyarakat dapatmeningkatkan taraf hidup yang lebih baik, dengan terpenuhinya perekonomian masyarakat seperti dalam hal memenuhi kebutuhan makanan,

Realitas yang terlihat saat inidilapangan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat setempat dan pemerintah daerah Lombok Timur khususnya. Masyarakat sekitar perusahaan tidak dilibatkan dalam perusahaan tersebut dengan maksimal. Hal ini sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dan memang benar terbukti bahwa masyarakat lingkar tambak udang tidak dilibatkan dalam perusahaan tersebut.

Adapun puluhan karyawan yang bekerja ditambak udang saat ini berasal dari luar daerah Lombok Timur. Fakta ini kemudian merupakan suatu masalah sosial yang berimbas pada perubahan kondisi sosial masyarakat setempat yang kurang kondusif. Meski demikian, masyarakat cenderung diam dan tidak bisa melakukan upaya-upaya maksimal maupun aksi represifuntuk dapat melibatkan diri dalam perusahaan.

Hal diatas terjadi karena kesadaran sosial masyarakat yang masih kurang, dan masyarakat kemudian tidak tau tindakan apa yang harus dilakukan dalam mengupayakan keterlibatannya di perusahaan tambak udang tersebut dengan baik. Dengan kata lain bahwa dalam hal ini masyarakat mayoritas masih bersifat paternal yang artinya bahwa masyarakat tidak memiliki daya kekuatan, baik kekuatan berupa pengetahuan yang tinggi maupun kekuatan material dalam mengatasi Hal diatas terjadi karena kesadaran sosial masyarakat yang masih kurang, dan masyarakat kemudian tidak tau tindakan apa yang harus dilakukan dalam mengupayakan keterlibatannya di perusahaan tambak udang tersebut dengan baik. Dengan kata lain bahwa dalam hal ini masyarakat mayoritas masih bersifat paternal yang artinya bahwa masyarakat tidak memiliki daya kekuatan, baik kekuatan berupa pengetahuan yang tinggi maupun kekuatan material dalam mengatasi

Fenomena sosial yang tanpa ada tindakan maupun upaya solusi yang jelas dalam mengatasi masalah pelibatan masyarakat lingkar tambak yang terjadi dalam masyarakat sekitar perusahaan ini menjadi sebuah masalah yang serius dan cukup memperihatinkan. Disamping itu, masalah sosial masyarakat setempat ternyata tidak hanya selesai sampai masalah tidak dilibatkannya masyarakat setempat dalam perusahaan tambak udang dengan optimal.Melainkan masyarakat sekitar perusahaan justru merasakan kerugian-kerugian lainnya yang juga cukup serius.Kerugian-kerugian yang dirasakan oleh masyarakat tersebut sekiranya akan terasa lebih ringan jika perusahaan dapat berkonstribusi kepada masyarakat, dan masyarakat dapat mengambil andil dalam aktivitas industri tambak udang. Namun, nampaknya harapan masyarakat justru jauh dari kenyataan.

Dariberbagaiuraian yang telah diungkapkan diatas, makayang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan peninjauan dan penelitian lebih mendalam yakni masalahketidakterlibatan masyarakatatau tenaga kerja lokal dalam perusahaan tambak udang. Hal tersebut dikarenakan peneliti melihat masalah ini merupakan suatu fenomena menarik yang perlu dikaji dengan harapan dapat menghasilkan simpulan-simpulan dan memberikan solusi- solusi yang tepat terhadap masalahitu sendiri.

Lebih jelasnya, yangakan menjadi prioritas utama peneliti yakni,penelitian akan mencoba menganalisis dan mengungkapkan berbagai hal yang terkait dengan pelibatan dan penyebab-penyebab dari ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan tambak udang diDesa Menceh ini dengan mengangkat judul penelitian yang sangat relevan yakni: “Pelibatan Masyarakat Lingkar Tambak Udang di DesaMenceh Kecamatan Sakra Timur ”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang dan dengan mempertimbangkan berbagai hal, serta mengingat judul yang peneliti angkat cakupannya cukup luas dan ditambah

terbatas.Maka peneliti akanmemfokuskanpenelitian ini pada masalahpenyebab-penyebab dari tidak terlibatnya masyarakat setempat dengan maksimal untuk bekerja dalam perusahaan tambak udang diDesa Menceh Kecamatan Sakra Timur.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditentukan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yakni:

1. Bagaimana proses pelibatan masyarakat lingkar tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur?

2. Apakah yang menyebabkan ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses pelibatan masyarakat lingkar tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur.

2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab masyarakat tidak terlibat dalam perusahaan tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Dapat menambah informasi dan pengetahuan mengenai penyebab- penyebab dari ketidakterlibatanmasyarakat dalam perusahaan tambak udang.

b) Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti khususnya maupun pembaca pada umumnya.

c) Dapat menambah literatur atau sumber bacaan bagi masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Manfaat Praktis

a) Dapat mengetahui proses pelibatan masyarakat lingkar tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur.

b) Dapat mengetahui penyebab-penyebabmasyarakat tidak terlibat dalam perusahaan tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur Lombok Timur.

c) Dapat mengetahui kondisi masyarakat yang tidak dilibatkan dalam perusahaan tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur Lombok Timur.

d) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan-pertimbangan bagi masyarakat Desa Menceh untuk ikut serta dalam perusahaan tambak udang.

e) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi perusahaan tambak udang dalam mengevaluasi sistem maupun manajemen perusahaan.

f) Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berwenang, khususnya Pemerintah Daerah Lombok Timur, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT), Kementrian Kelautan dan Perikanan, agar dapat mempertimbangkan berbagai implikasi yang akan ditimbulkan oleh sebuah perusahaan tambak udang sebelum memberikan izin operasi.

g) Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan, panduan, referensi, dan sebagainya bagi semua pihak yang ingin menggali kasus yang sama maupun kasus yang sejenis secara lebih mendalam.

BAB II LANDASAN TEORI

Kehadiran teori merupakan suatu landasan yang sangat vital dan mendasar dalam suatu penyusunan karya ilmiah untuk memperkuat hasil penelitian.Sehingga dalam penelitian tidaklah semata-mata berdasarkan pendapat yang diperoleh peneliti di lapangan dan bukan merupakan karangan yang imajinatif.

(dalam Saharudin, 2011:11),mengungkapkan dalam bukunya bahwa karya tulis ilmiah (hasil penelitian) itu adalah tulisan yang setidaknya memiliki empat syarat, yakni: (1)isi kajiannya/hal yang dipermasalahkan berada pada lingkup pengetahuan ilmiah, (2) langkah pengerjaannya mencerminkan penerapan metode berpikir ilmiah, (3) kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah, dan (4) sosok tampilannya sesuai dan memenuhi persyaratan suatu sosok tulisan ilmiah.Merujuk pada hal tersebut, maka jelaslah bahwa prinsip ini merupakan suatu tolak ukur keberhasilan seorang peneliti dalam melakukan suatu penelitian dan penulisan.

Lebih jelasnya, bahwa didalam melakukan penelitian untuk mengungkapkan berbagai penyebab dari tidak terlibatnya masyarakat dengan maksimal dalam perusahaan tambak udang pada masalah penelitian ini, maka perlu melakukan pendekatan-pendekatan sosiologis (approach of sociologys) dan kajian-kajian teoritis, agar memiliki arti penting dan diterima oleh masyarakat ilmiah maupun masyarakat luas lainnya.

A. Pendekatan Sosiologis

Fakta ketidakterlibatan masyarakat lingkar tambak diDesa Menceh dalam perusahaan (corporation) tambak udang milik gabungan investor ini, tentu menjadi suatu fenomena yang perlu ditinjau melalui pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis berarti, penggunaan konsep-konsep dasar sosiologis untuk menelaah suatu gejala tertentu. Konsep-konsep dasar tersebut menyangkut seluruh proses pergaulan hidup seperti interaksi sosial, lapisan sosial, kekuasaan dan wewenang, maupun hubungan sosial dalam wadah-wadah tertentu(Soekanto, 1990:430).

Secara sosiologis masyarakat Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur mayoritas merupakan masyarakat paguyuban. Dimana interaksi sosial dalam kehidupan bersama anggota-anggota masyarakatnyadiikat oleh hubungan batin yang murnidan masih sangat kuat satu sama lainnya, serta terintegrasi dengan baik dan bersifat alamiah.

Manakala masyarakattidak terlibat atau tidak dilibatkan didalam perusahaan,maka hal ini menjadi suatu masalah sosial yang menimbulkan ketimpangan sosial yang berakar dari hubungan sosial yang kurang intensif yang terjadi antara kelompok pemilik perusahaan (corporation) tambak udang dengan masyarakatDesa Menceh.Untuk itu, ketidakterlibatan masyarakat tersebut bukanlah hanya atas dasar reward (imbalan) maupun profit (keuntungan) semata. Masalah sosial inilah kemudian dari sudut Manakala masyarakattidak terlibat atau tidak dilibatkan didalam perusahaan,maka hal ini menjadi suatu masalah sosial yang menimbulkan ketimpangan sosial yang berakar dari hubungan sosial yang kurang intensif yang terjadi antara kelompok pemilik perusahaan (corporation) tambak udang dengan masyarakatDesa Menceh.Untuk itu, ketidakterlibatan masyarakat tersebut bukanlah hanya atas dasar reward (imbalan) maupun profit (keuntungan) semata. Masalah sosial inilah kemudian dari sudut

Seperti yang diungkapkan oleh Inkeles (1965) dalam (Sunarto, 1993:20)mengatakan,bahwa hubungan sosial merupakan “molekul” kehidupan sosial.Menurutnya hubungan sosial merupakan satuan analisa khas sosiologi dalam mengkaji masyarakat. Yang artinya bahwa hubungan sosial yang intensif menjadi bagian penting yang sangat dibutuhkan dalam membangun kehidupan sosial yang baik. Sama halnya hubungan masyarakat dengan pihak perusahaan yang seharusnya dilakukan dengan baik dan dijaga keutuhannya.

Selain itu, peneliti juga mencoba menghadirkan pendekatan yang serupa dari Granovetter (1985) dalam (Damsar, 2002:27) yakni pendekatan sosiologi ekonomi baru atau pendekatan keterlekatan (keterlibatan). Pendekatan ini mengajukan suatu pandangan yang dinamis, yaitu melihat adanya suatu kepercayaan sebagai hal yang fundamental dalam suatu tindakankolektif.

Kepercayaan itu sendiri tidak muncul dengan seketika tetapi muncul dari proses hubungan antar pribadi maupun kelompok dari aktor atau pelaku yang terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama. Dengan konsep keterlekatan inilah yang kemudian Granovetterdan Swedberg yakin akan menghasilkan “jaringan hubungan sosial atau suatu rangkaian hubungan Kepercayaan itu sendiri tidak muncul dengan seketika tetapi muncul dari proses hubungan antar pribadi maupun kelompok dari aktor atau pelaku yang terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama. Dengan konsep keterlekatan inilah yang kemudian Granovetterdan Swedberg yakin akan menghasilkan “jaringan hubungan sosial atau suatu rangkaian hubungan

Jika pendekatan ini didudukkan dalam konteks masalah ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan tambak udang ini tentu akan menjadi cukup relevan. Suatu yang sangat mungkin ketidakterlibatan masyarakat dengan maksimal dalam perusahaan tersebut justru karena terjadi krisis kepercayaan sertaminimnya keterlekatan dalam hubungan sosial baik dari pihak masyarakat maupun dari pihak perusahaan tambak udang itu sendiri.

Adapun untuk menguraikan dan mengupas masalah ini lebih jauh, seperti yang telah diungkapkan diawalbahwa kajian teoritis juga sangat menjadi nilai vital dalam penelitian.Teori yang akan digunakan sebagai landasannya yakni teori fungsionalisme strukturaldan beberapa teori pendukung lainnya.

B. Teori Fungsionalisme Struktural

Teori fungsionalisme struktural merupakan teoriyang tertua dan berpengaruh besar hingga saat ini.Robert Nisbet sendiri menyatakan: “Jelas bahwa fungsionalisme struktural adalah satu bangunan teori yang paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial di abad sekarang”.Disamping itu

Kingsley Davis (1959) juga berpendapat bahwa, fungsionalisme struktural adalah sinonim dari sosiologi . Selain itu, muncul lagi tokoh lain seperti Alvin Goulduer (1970) yangsecara tersirat berpendapat serupa ketika ia Kingsley Davis (1959) juga berpendapat bahwa, fungsionalisme struktural adalah sinonim dari sosiologi . Selain itu, muncul lagi tokoh lain seperti Alvin Goulduer (1970) yangsecara tersirat berpendapat serupa ketika ia

Teori fungsionalisme struktural sendiri muncul menjadi bagian dari analisis sosiologis pada tahun 1940-an dan meraih masa kejayaannya pada tahun 1950-an. Pada saat tersebut fungsionalisme struktural menjadi strategi teoritis standard yang diikuti mayoritas sosiolog, dan hanya sebagian kecil yang menentangnya(Sanderson, 2003:8).

Teori ini pertamakali dikenalkan oleh tokoh sosiologi klasik Auguste Comte atau yang akrab disebut “Bapak Sosiologi”. Kemudian tokoh fungsionalisme klasik lainnya yang mengembangkan teori ini yakni:Dahrendorf, Herbert Spencer, dan Emile Durkheim. Selain itu, tokoh- tokoh sosiologi modern juga ikut serta dalam merincikan teori fungsionalisme struktural ini lebih lanjut yakni: Talcott Parsons, dan Robert K. Merton (Sunarto, 1993: 239).

Beberapa gambaran yang disajikan Dahrendorf (dalam Sunarto, 1993:239), mengenai essensial dari prinsip-prinsip pokok teori fungsionalisme struktural yakni:Pertama, teori ini mempunyai struktur unsur yang terintegrasi dengan baik. Artinya bahwa masyarakat merupakan sistem yang kompleks yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan dengan intens dan saling ketergantungan, dan setiap bagian tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap bagian-bagian lainnya untuk mencapai penyatuan dan kesatuan dalam masyarakat.

Kedua, setiap unsur dalam masyarakat mempunyai fungsi, memberikan sumbangsih pada terpeliharanya masyarakat sebagai suatu sistem. Essensi pokok yang kedua ini melihat adanya suatu bagian dari sebuah masyarakat yang tetap eksis, karena bagian tersebut memiliki fungsi penting dalam memelihara eksistensi dan stabilitas masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, eksistensi bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut dapat dijelaskan apabila fungsi-fungsi dari masyarakat sebagai keseluruhan dapat diidentifikasidengan jelas. Sehingga struktural dalam suatu masyarakat menjadi jelas dan dapat berjalan dengan baik.

Ketiga, setiap struktur sosial yang berfungsi didasarkan pada konsensus (kesepakatan) mengenai nilai-nilai dikalangan para anggotanya. Hal ini berarti dalam suatu masyarakat mempunyai mekanisme tersendiri untuk mengintegrasikan dirinya. Salah satu bagian penting dari mekanisme ini adalah komitmen para anggota masyarakat kepada serangkaian kepercayaan dan nilai yang sama. Terjadinya konsensus dalam mekanisme penerapan nilai-nilai inilah yang kemudian akan mendorong terciptanya integrasi dalam suatu kelompok.

Esensi pokok keempat,teori ini menggambarkan setiap masyarakat merupakan suatu struktur unsur yang relatif gigih dan stabil.Masyarakat cenderung mengarah pada suatu keadaan ekuilibrium atau homeostatis, adapun gangguan pada salah satu bagian cenderung menimbulkan

penyesuaian pada bagian lain agar tercapai harmoni atau stabilitas .Sehinggaperubahan-perubahan sosial yang lazimnyatidak biasa penyesuaian pada bagian lain agar tercapai harmoni atau stabilitas .Sehinggaperubahan-perubahan sosial yang lazimnyatidak biasa

Pada dasarnya teori fungsionalisme struktural menekankan pada keteraturan dan keseimbangan. Untuk itu, asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lainnya, sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya (Soetomo, 1995:15).

Dari uraian teoritis yang telah dipaparkan diatas, jika diletakkan pada masalah ketidakterlibatan masyarakat dengan maksimal dalam perusahaan tambak udang ini, maka ada beberapa uraian penting yang menjadi cukup menarik. Mengingat teori ini melihat bahwa untuk terciptanya equilibrium suatu struktur masyarakat yang relatif gigih, harmonis, dan stabil, maka perlu adanya eksistensi maupun peran masyarakat secara fungsionalkhususnya mayarakat sekitar perusahaan untuk dapat menjalankan fungsi dalam struktural perusahaan tambak udang dengan intensif. Sehingga hal tersebut dapat mewujudkan proses integrasi dalam kelompok tersebut.

Masalah tidak terlibatnya masyarakat dalam perusahaan, merupakan suatubentuk disfungsional atau tidak sempurnanya suatu fungsi dari masyarakat dalam struktural organisasi perusahaan tersebut. Sehingga Masalah tidak terlibatnya masyarakat dalam perusahaan, merupakan suatubentuk disfungsional atau tidak sempurnanya suatu fungsi dari masyarakat dalam struktural organisasi perusahaan tersebut. Sehingga

C. Teori Penciptaan Tenaga Kerja

Menurut Fakih(2001:62), mengenai teori penyerapan tenaga kerja dalam bukunya yang berjudul “Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi” ialah merupakan teori yang lahir sebagai reaksi atas kritik

terhadap teori pembangunan pertumbuhan yang dianggap telah gagal dalam menyelesaikan masalah pengangguran.

Lahirnya teori penciptaan tenaga kerja ini berawal dari studi yang dilakukan oleh badan PBB Internasional Labour Organization (ILO) ke beberapa negara seperti Kolombia, Kenya, dan Sri Lanka, yang menyimpulkan bahwa penerapan teori pembangunan pertumbuhan di negara-negara tersebut selain mencapai pertumbuhan, juga pada saat yang sama naiknya angka pengangguran.Studi ini juga membuktikan bahwa pertumbuhan tidak serta-merta dapat menyelesaikan masalah pengangguran.

Dalam konteks masalah ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur ini merupakan suatu bukti kebenaran dari teori ini. Dimana pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah dengan bentuk perusahaan milik gabungan Dalam konteks masalah ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur ini merupakan suatu bukti kebenaran dari teori ini. Dimana pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah dengan bentuk perusahaan milik gabungan

D. Konsep Perusahaan/Industri

Dalam dunia ilmu sosial, istilah “korporatokrasi” memang belum digunakan secara meluas dan relatif baru. Istilah korporatokrasi ini pertama kali di kenalkan oleh Jhon Perkins. Dia melihat korporatokrasi ini sebagai sistem kekuasaan yang dikontrol oleh berbagai korporasi besar. Menurut Jhon Perkins(dalam Rais, 2008:81) mengatakan:

“Istilah itu bertengger di pikiran saya: korporatokrasi. Saya tidak yakin apakah saya sudah pernah mendengarnya sebelumnya atau saya

cocok untuk menggambarkan elite baru yang telah berketetapan untuk mencoba menguasai planet bumi”. (A word came to my mind:

corporatocracy. I was not sure whether I had heard it before or had just invented, but it seemed to describe perfectly the new elite who had made up their minds to attempt to rule the planet).

Korporasi besar (big corporation) ini kemudian katanya David Korten dipandang memiliki kekuasaan kelembagaan yang bersifat otonom dan makin terasingkan dari masyarakat dan tempatnya. Adapun dalam konteks ini, perusahaan tambak udang akan didudukkan sebagai korporasi besar yang memiliki kekuatan dan pengaruh besar. Sehingga tidak jarang pihak- pihak perusahaan ini mampu mempengaruhi pemerintah daerah terlebih dinas kelautan dan perikanan yang biasanya kebijakan-kebijakannya Korporasi besar (big corporation) ini kemudian katanya David Korten dipandang memiliki kekuasaan kelembagaan yang bersifat otonom dan makin terasingkan dari masyarakat dan tempatnya. Adapun dalam konteks ini, perusahaan tambak udang akan didudukkan sebagai korporasi besar yang memiliki kekuatan dan pengaruh besar. Sehingga tidak jarang pihak- pihak perusahaan ini mampu mempengaruhi pemerintah daerah terlebih dinas kelautan dan perikanan yang biasanya kebijakan-kebijakannya

Adapun secara definisi, perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang sepakat untuk meningkatkan sumber daya pada upaya mencapai tujuan bersama. Keberadaan perusahaan dan upayanya untuk mencapai tujuan berhubungan dengan dan mempengaruhi beragam pihak di dalam dan di luar organisasi tersebut, pihak-pihak ini dikenal sebagai penanggung risiko atau stakeholders (Basyaib,2007:1).

Sedangkan dalam pandangan yang berbeda, Nurachmad (2011:7),mendefinisikan perusahaan sebagai suatu bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, miliki persekutuan, atau milik badan hukum, milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Perusahaan juga dapat diartikan sebagai usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain (tenaga kerja) dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Selain itu, menurut Machfoedz (2007:1) dalam bukunya menjelaskan bahwa perusahaan atau bisnis ialah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Tokoh lain seperti Parker (1992:92), juga melihat industri maupun perusahaan dalam arti yang lebih luas bahwa “industriitu berkaitan dengan teknologi, ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya telah sangat mempengaruhi masyarakat ”.Pengaruh tersebut bisa berupa nilai-nilai, pengaruh fisik terhadap masyarakat dan usaha lain industrial interest group untuk mempengaruhi masyarakat.

Industri atau perusahaan sendiri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik di dalam masyarakat. Akibat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industri bisa dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda, termasuk dalam bentuk pekerjaan. Karena munculnya industri-industri baru dalam suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja.

E. Definisi Tenaga Kerja dan Pekerja

Menurut Sudiono (2006:18)tentang tenaga kerja dan pekerja dalam bukunya menjelaskan bahwa tenaga kerja atau penduduk usia kerja merupakan jumlah penduduk berdasarkan klasifikasi statistik terhadap jumlah penduduk yang dianggap telah mampu berproduksi. Berdasarkan klasifikasi bahwa penduduk usia kerja adalah 15-64 tahun.

Sedangkan istilah tenaga kerja yang dikemukakan oleh Nurachmad (2011:6),ialah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat dan karyawan/pekerja/buruh merupakan setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Dengan demikian, sekiranya masyarakat yang memang telah memenuhi kriteria tertentu untuk bisa memperoleh pekerjaan yang layak dapat terwujud oleh masyarakat, seperti halnya masyarakat Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur yang berhak untuk bekerja dalam perusahaantambak udang. Karena, didalam UUD 1945 pasal 27 ayat 2 telah menegaskan hal tersebut yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak . Dalam pasal ini menunjukkan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak (Yunan, 2000:217).

F. Tambak Udang

Sebagaimana yang telah diungkapkan diawal bahwa industri tambak udang merupakan sebuah bisnis "aquaculture" atau budidaya perairan yang dirancang untuk meningkatkan dan memproduksi udang laut atau prawn untuk konsumsi manusia. Di Indonesia, termasuk di Lombok Timur saat ini budi daya udang dengan tambak atau bisnis tambak udang telah berkembang dengan pesat, karena udang merupakan komoditi ekspor yang dapat dihandalkan dalam ekspor non-migas.

Udang sendiri merupakan salah satu jenis biota laut yang bernilai ekonomis tinggi.Disamping itu, manfaat dan kandungan udang khususnya dagingnya tersebut juga sangat tinggi seperti protein dan selenium.Udang juga merupakan sumber penghasil zat besi, omega-3, asam lemak, seng, tembaga, magnesium, dan niasin serta vitamin B12 dan vitamin D.

Selain kandungan dari daging udang yang disebutkan diatas, kulit udang juga memiliki kandungan dan manfaat yang cukup bermanfaat.Dimana udang di Indonesia pada umumnya di ekspor dalam bentuk udang beku yang telah dibuang bagian kepala, kulit, dan ekornya.Bagian yang dibuang ini kemudian menjadi limbah yang sebenarnya limbah udang berupa kulit atau yang disebut karapas ini memiliki manfaat yang luar biasa, yang komposisinya bisa mencapai 50- 60% bisa dimanfaatkan menjadi berbagai produk.

Kulit udang mengandung protein (25%-40%), kalsium karbonat (45%- 50%), dan khitin (15%-20%) tapi besarnya kandungan tersebut tergantung dari jenis udangnya.Di Indonesia sendiri sebagian kecil limbah udang sudah dimanfaatkan sebagai pembuatan kerupuk udang, petis, terasi, dan bahan pencampur pakan ternak.Sedangkan dinegara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, limbah udang dimanfaatkan dalam berbagai industri farmasi, biokimia dan seterusnya. Sehingga ini menjadi peluang yang sangat potensial dalam investasi modal bagi investor-investor asing seperti China maupun investor dalam negeri(dikutip dari internet hari kamis, 17 Januari 2013, jam 03.13 wita dihttp://id.wikipedia.org/wiki/Tambak_udang).

dan potensi ekonomisnya,harapannya ini dapat dikembangkan lebih baik oleh investor- investor tersebut dalam rangka mendorong meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan menyediakan lapangan pekerjaan, terlebih bagi

Dengan

begitu

besarnya

manfaat manfaat

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam melaksanakan penelitian tentang potret ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan tambak udang di Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur ini tentu akan mempertimbangkan hasil-hasil penelitian yang sudah ada mengenai kasus yang sama atau serupa, untukselanjutnya akan dijadikan sebagai bahan perbandingan dan rujukan bagi peneliti. Seperti halnya hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) mengenai dampak Tambak Udang PIR PT. CP Bahari di Kabupaten Lampung Tengah.

Penelitian yang dilakukan IPB ini mengenai dampak dari keberadaan tambak udang PIR PT. CP Bahari secara umum. Penelitian ini menyimpulkan adanya keberhasilan perusahaan tambak udang yang paling dominan adalah meningkatkan pendidikanlanjutan dan meningkatkan penghasilan sampingan masyarakat sekitar, memberikan pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja pada masyarakat sekitar, memberikan dampak negative yang nyata terhadap masalah budaya masyarakat yang disebabkan oleh adanya pendatang atau pekerja dari berbagai suku, dan perusahaan tambak udang tidak menimbulkan pencemaran perairan sungai Way Seputih (Yuginta, 2009).

Sedangkan, dalam penelitian yang dilakukan di masyarakat Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur, peneliti akan lebih menekankan dan Sedangkan, dalam penelitian yang dilakukan di masyarakat Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur, peneliti akan lebih menekankan dan

masyarakat dalam industri/perusahaan tambak udang diDesa Menceh Kecamatan Sakra Timur.Hal ini dilakukan dalam rangka menemukan hal-hal baru yang tentunya berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), atau bahkan mungkin serupa dari hasil-hasil penelitian lain sebelumnya. Hasil penelitian IPB ini juga sekaligus digunakan peneliti sebagai bahan analisis kasus negative dalam melakukan uji keabsahan data hasil penelitian ini.

H. Kerangka Pikir

Menurut Usman (2009:34), kerangka berpikir ialah penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Selain itu, kerangka berpikir merupakan buatan peneliti sendiri (bukan buatan orang lain), yaitu cara peneliti berargumentasi dalam merumuskan hipotesis. Argumentasi itu harus analitis, sistematis, dan menggunakan teori yang relevan .

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini,akanmengungkapkan berbagai hal yang menjadi sebab-sebab masyarakat tidak terlibat dalam perusahaan tambak udang di Desa MencehKecamatan Sakra Timur seperti yang disajikan dalam bagan dibawah ini:

Peran Perusahaan Tambak Udang.

Penyebab Ketidakterlibatan

Faktor Masyarakat masyarakat dalam

24 setempat.

Peran Pemerintah Setempat

Dari bagan kerangka pikir peneliti yang disajikan diatasdalamupaya menemukan simpulan-simpulan hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa:Pertama, untuk memperoleh informasi mengenai proses pelibatan dan faktor penyebab dari ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan, peneliti mencoba untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan yang berasal dari peran pihak perusahaan yang tidak melibatkan masyarakat sekitar perusahaan sebagai tenaga kerja didalamnya.Kedua, peneliti juga akan mengungkapkan penyebab ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan yang justru mungkin indikator penyebabnya muncul/berasal dari masyarakat setempat itu sendiri yang sengaja tidak mau terlibat didalamnya dengan berbagai alasan.

Ketiga, dalam pelaksanaan penelitian ini, selain menggali informasi- informasi mengenai penyebab-penyebab dari tidak terlibatnya masyarakat dalam perusahaan melalui informen-informen yang telah ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, peneliti juga memiliki asumsi mengenai faktor penyebab dari ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan yakni, akan sangat mungkin disebabkan oleh kurangnya perhatian khusus dari pemerintah setempat. Hal ini nampak jelas bahwa sejauh ini belum ada upaya-upaya atau lobie-lobie yang dilakukan Ketiga, dalam pelaksanaan penelitian ini, selain menggali informasi- informasi mengenai penyebab-penyebab dari tidak terlibatnya masyarakat dalam perusahaan melalui informen-informen yang telah ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, peneliti juga memiliki asumsi mengenai faktor penyebab dari ketidakterlibatan masyarakat dalam perusahaan yakni, akan sangat mungkin disebabkan oleh kurangnya perhatian khusus dari pemerintah setempat. Hal ini nampak jelas bahwa sejauh ini belum ada upaya-upaya atau lobie-lobie yang dilakukan

Inilah beberapa asumsi awal atau gambaran kerangka berpikir peneliti yang nantinya akan dilakukan tindak lanjut dalam upaya menemukan dan mengungkapkan berbagai hal yang terkait dengan faktor penyebab dari ketidakterlibatan masyarakat setempat dalam perusahaan tambak udangdengan informasi dan data yang lebih jelas, akurat, dan valid melalui penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian adalah suatu strategi yang digunakan oleh peneliti dalam mengamati, mengumpulkan informasi dan menyajikan analisis hasil penelitian dengan baik.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif sendiri merupakan suatu metode untuk menyelidiki obyek dan menganalisis hasil penelitian dengan kata-kata atau kalimat-kalimat dan tidak dapat diinterpretasikanmaupun diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak.

Metode penelitian kualitatif juga diartikan sebagai sebuah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah atau natural setting, atau yang disebut sebagai metode naturalistik. Dikatakan demikian, karena obyek yang apa adanya dan tidak dimanipulasi oleh peneliti (Sugiyono, 2010:1).

Adapun jenis penelitian yang akan digunakan yakni jenisdeskriptif kualitatif.Yang artinya penelitian ini berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan gejala-gejala sosial, dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat dan fenomena-fenomena masyarakat yang tengah berlangsung pada saat penelitian, yang kemudian akan di tuangkan dalam sebuah laporan hasil penelitian.

Pendekatan dan jenis tersebut juga menekankanpada landasan pokok yakni fenomenological perspective. Artinya, suatu perspektif yang melihat tindakan dan tingkah laku manusia dari apa yang dikatakannya dan apa yang dilakukannya sebagai suatu hasil dari cara manusia tersebut mendefinisikan dunianya(Ihromi,2004:72).

Dengan demikian seperti yang dikemukankan oleh, Borgdan danTaylor (1982) dalam (Ihromi,2004:72), yang mengatakan bahwa perspektiffenomenologi ini berarti lebih menekankan kepada pandangan emic atau emic view.Maksudnya adalah melihat berbagai kenyataan yang ada dari kaca mata orang yang ditelitinya, bukan dari pandangan penelitianya.

Penggunaan metode atau pendekatan kualitatif dengan pertimbangan bahwa pendekatan kualitatif dapat memberikan informasi/data yang lengkap, mendalam, dan mengandung makna.Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak (Sugiyono, 2010:3). Sehingga data tersebut dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Penelitian kualitatif juga lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah sosial. Oleh karena itu, penelitian ini akan dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan dan analisis data yang tepat dalam rangka mengungkapkan rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Desa Menceh Kecamatan Sakra Timur Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Baratdan Perusahaan Tambak Udang PT. Windu Rama Lestari yang berada di daerah tersebut. Pemilihan lokasi ini atas dasar pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan tambak udang yang paling besar di Lombok Timur yang dimiliki oleh gabungan investor.Perusahaan tambak udang ini juga merupakan salah satu tambak udang selain yang ada di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur. Keberadaan perusahaan ini ternyata ditemukan suatu keganjalan atau masalah yang dikarenakan oleh tidak terlibatnya masyarakat Desa Menceh dalam bekerja pada perusahaan tersebut.