Ahli Dr. Ichsanudin Noorsy

2. Ahli Dr. Ichsanudin Noorsy

Bahwa tesis yang disampaikan oleh Konfrensi Meja Bundar yang menyatakan dominasi perusahaan asing itu menghambat pertumbuhan ekonomi nasional, sebagaimana diminta oleh state department melalui Konferensi Meja Bundar itu, hingga sekarang tetap berjalan.

Berdasarkan suatu penelitian, semakin dominan perusahaan asing, investasi asing dan korporasi asing di suatu negara, maka semakin timpang perekonomian, semakin kuat konflik sosial dan konflik korporasi. Tesis kedua, dominasi asing semakin terus mengakibatkan denasionalisasi dan akan mengakibatkan surplus ekonomi nasional keluar. Lalu yang ketiga, industri domestik seperti yang dirasakan sekarang oleh banyak pihak akan berhadapan dengan posisi kekuatan asing, dan pangsa pasar domestik akan dibanjiri barang impor.

Bahwa government to business sesungguhnya baik pada production contract maupun kontrak karya, karena mereka menyatakan kontrak- kontrak karya mereka bisa disetarakan dengan konstitusi karena itu kemudian sulit sekali pemerintah melakukan renegosiasi.

Bahwa sesuai dokumen yang ahli miliki sangat jelas dibuktikan bahwa yang merancang Undang-Undang Migas adalah US Departement Energy (USAID). Dalam dokumen ini bahkan dibuktikan jika masyarakat marah karena kenaikan energi, suap secara politik. Oleh karena itu, USAID bekerja sama dengan Eddy Bidden dari Bank Dunia, termasuk dengan sejumlah lembaga multilateral, bagaimana merealisasikan Undang-Undang ini. hal tersebut juga menjadi salah satu bukti bagaimana diterjemahkan ke dalam perjanjian hutang luar negeri dengan pemerintah, yaitu perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan Bank Dunia yang memerintahkan agar diberikan BLT hanya karena kenaikan BBM. Adapun perjanjian Bahwa sesuai dokumen yang ahli miliki sangat jelas dibuktikan bahwa yang merancang Undang-Undang Migas adalah US Departement Energy (USAID). Dalam dokumen ini bahkan dibuktikan jika masyarakat marah karena kenaikan energi, suap secara politik. Oleh karena itu, USAID bekerja sama dengan Eddy Bidden dari Bank Dunia, termasuk dengan sejumlah lembaga multilateral, bagaimana merealisasikan Undang-Undang ini. hal tersebut juga menjadi salah satu bukti bagaimana diterjemahkan ke dalam perjanjian hutang luar negeri dengan pemerintah, yaitu perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan Bank Dunia yang memerintahkan agar diberikan BLT hanya karena kenaikan BBM. Adapun perjanjian

Bahwa latar belakang itu melahirkan dua Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Ketenagalistrikan Nomor 20 Tahun 2002 dan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2001.

Bahwa istilah yang dimainkan oleh pemerintah ada tiga istilah. Istilah pertama, harga bahan bakar minyak dan harga gas bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar. Kita akan menemukan pemerintah mengganti istilah, lalu kemudian pemerintah sendiri mengakui bahwa istilah-istilah tersebut minimal diakui oleh Alm. Widjajono Partowidagdo dan diakui oleh Bambang Brodjonegoro yang pada hakikatnya adalah memberlakukan mekanisme pasar bebas.

Istilah ke dua, harga keekonomian. Istilah ini diaplikasikan dengan rancangan blueprint BPH Migas. BPH Migas menurut blueprint BPH 2004- 2020 menyatakan, “Pasar tahap pasar terbuka 2010, harga BBM diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar.” Merujuk pendapat almarhum, merujuk pendapat Bambang Sumerang Brodjonegoro, dan bahkan dalam perdebatan dengan Purnomo Yusgiantoro sebagai Menteri ESDM di Soegeng Sarjadi, yang tunduk adalah mekanisme pasar bebas.

Berikutnya pada blueprint pengelolaan energi nasional yang dibuat oleh Kementerian ESDM dengan rujukan Perpres 5 Tahun 2006. Isinya sama, dari mulai sasaran kendala sampai dengan strategi, bahkan sampai pada program utama menuju pada mekanisme pasar bebas total.

Yang kedua, seperti yang terdapat Undang-Undang 30 Tahun 2007 dalam Pasal 7 menyatakan, “Harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan.” Yang dimaksud nilai keekonomian berkeadilan adalah suatu nilai/biaya yang merefleksikan biaya produksi energi, termasuk biaya lingkungan, dan biaya konservasi, serta keuntungan yang dikaji berdasarkan kemampuan masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah. Kasus yang sama tentang penggunaan istilah harga merujuk pada persaingan usaha yang sehat dan wajar ditetapkan lagi dalam Undang- Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, Pasal 33 ayat (1) menyatakan, harga jual tenaga listrik dan sewa jaringan tenaga listrik Yang kedua, seperti yang terdapat Undang-Undang 30 Tahun 2007 dalam Pasal 7 menyatakan, “Harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan.” Yang dimaksud nilai keekonomian berkeadilan adalah suatu nilai/biaya yang merefleksikan biaya produksi energi, termasuk biaya lingkungan, dan biaya konservasi, serta keuntungan yang dikaji berdasarkan kemampuan masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah. Kasus yang sama tentang penggunaan istilah harga merujuk pada persaingan usaha yang sehat dan wajar ditetapkan lagi dalam Undang- Undang 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, Pasal 33 ayat (1) menyatakan, harga jual tenaga listrik dan sewa jaringan tenaga listrik

Bahwa bahasa-bahasa yang muncul dalam The National Security Strategy of US seluruhnya diaplikasikan dengan baik dalam rujukan perundang-undangan, khususnya dalam rangka liberalisasi. Hal ini ditandatangani oleh George Walker Bush, White House, 17 September 2002.

Berikutnya adalah bagaimana Indonesia ditagih janjinya oleh Sekjen OECD dalam pertemuan dengan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk memenuhi komitmennya mencabut subsidi BBM, ada dua kalimat penting di sini. Diminta memenuhi komitmen, yang kedua mencabut subsidi. Dalam bahasa yang lain ini merupakan bukti bahwa Pemerintah Republik Indonesia mempunyai komitmen untuk mencabut subsidi. Ada dua alasan Sekjen OECD menyatakan ini, yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi, yang kedua meningkatnya purchasing power. Dari hal tersebut sesungguhnya ada persoalan sangat strategis yang dibangun oleh investor asing dari hulu sampai dengan ke hilir, yang dalam pandangan Dr. Kurtubi disebut sebagai unbundling yakni, metode deviden imperal, tetapi dalam pandangan ahli, unbundling dalam perspektif keuangan, unbundling dalam perspektif kelembagaan sama dengan bertentangan dengan teori skala ekonomi. Fakta sekarang, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara penghasil gas tetapi tidak berdaya untuk memenuhi gas bagi rakyatnya sendiri.

Pada 15 Juli 1974 Majalah Time bertanya, “siapa pemimpin besar paling berpengaruh di dunia?” Semua orang menjawab seorang Yahudi bernama Jelius Marseman mengatakan, “Bukan nama, tapi kriteria.” Diterima, kriterianya 3:

1. Melindungi pengikut atau rakyatnya.

2. Mencerdaskan atau mensejahterakan pengikut atau rakyatnya.