Segmentasi Pasar
4.4. Segmentasi Pasar
Swastha dan Handoko (1997) mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi –bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satu-satuan pasar yang bersifat homogen. Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride dan Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan
Perilaku Investor Keuangan
kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
Pride dan Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok –kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa. Ada lagi pendapat Swastha dan Handoko (1987) yang merumuskan segmentasi pasar adalah suatu tindakan membagi pasar menjadi segmen –segmen pasar tertentu yang dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix.
Kotler dan Makens (2002:254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar- benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005:307.)
Secara umum segmentasi mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan posisi kompetisi perusahaan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen. Selain tujuan utama tersebut terdapat tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti, menigkatkan penjualan, memperbaiki pangsa pasar, melakukan komunikasi dan promosi yang lebih baik, dan memperkuat citra. Setidaknya terdapat 5 keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar yaitu:
1. Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. Perusahaan menempatkan konsumen di tempat yang utama, dan menyesuaikan produknya untuk memuaskannya (customer satisfaction at a profit).
Bab IV. Bauran Pemasaran Jasa
2. Menganalisis pasar. Segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siap saja yang menyerang pasar produknya.
3. Menilai peluang. Setelah menganalisis pasar, perusahaan yang menguasai konsep segmentasi dengan baik akan sampai pada ide untuk menemukan peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar, tetapi pada masanya akan menjadi besar.
4. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif. Perusahaan yang menguasai segmen dengan baik umumnyaadalah mereka yang paham betul konsumennya. Perusahaan memahami pergeseran-pergeseran yang terjadi di dalam segmennya.
5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien. Setelah mengetahui segmen yang dituju, maka perusahaan akan menentukan bagaimana berkomunikasi yang baik dengan segmen yang dituju.
Segmentasi pasar sejatinya dibagi menjadi 3, yaitu segmentasi pasar menurut demografi, psikografi dan pasar relung. Segmentasi pasar digunakan sebelum Anda melakukan riset pasar. Berikut adalah beberapa uraian yang harus Anda pahami. Jenis pertama adalah segmentasi pasar menurut demografi, segmentasi pasar jenis ini merujuk pada data statistik penduduk, termasuk rata-rata umur, pendapatan dan pendidikan, misalnya yang suka nongkrong di kafe adalah mahasiswa atau pekerja muda, laki-laki dan wanita aktif, usia antara 19 – 30 tahun dengan uang saku sekitar Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000 sebulan.
Geografis merupakan penilaian pasar berdasarkan pada wilayah setiap negara, kawasan, propinsi maupun kota. Untuk psikografi adalah menggunakan demografi untuk menentukan perilaku dan selera segmen tertentu sesuatu populasi, misalnya mahasiswa dengan uang saku sebesar Rp 1 juta- Rp 2 juta lebih suka berbelanja baju dan sepatu di mall daripada di distro. Jenis ketiga adalah pasar relung. Jenis segmentasi pasar ini meliputi populasi yang memiliki kesanaan karakteristik, kebiasaan berbelanja, kepentingan dan lain sebagainya. Misalnya mahasiswa di daerah Semarang suka nongkrong di angkringan sampai berjam- jam, mirip dengan kebiasaan mahasiswa di Jogjakarta.
Jadi, berdasarkan jenisnya segmentasi pasar ini merupakan proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri
Perilaku Investor Keuangan
atas orang-orang dengan berbagai macam kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengarahkan mereka untuk merespon tawaran produk tertentu dengan cara yang sama.
untuk mewujudkan segmentasi pasar yang efektif yaitu:
Faktor yang
dipertimbangkan
1. Dapat Diukur (Measurability) Informasi mengenai sifat-sifat pembeli yang mencakup ukuran, daya beli dan segmen yang dapat diukur. Misalnya, jumlah segmen masyarakat kaya sebagai calon pembeli mobil yang dijadikan segmen penjualan mobil Toyota Kijang.
2. Dapat dijangkau (Accessibility) Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3. Besarnya cakupan (Substantiality) Tingkat keluasan segmen pasar dan menjanjikan keuntungan bila dilayani. Suatu segmen sebaiknya merupakan kelompok yang homogen dengan jumlah yang cukup besar, sehingga cukup bernilai jika dilayani dengan program pemasaran yang disesuaikan.
4. Dapat dilaksanakan Program yang efektif dapat dirancang untuk menarik dan melayani segmen tersebut. Sebagai misal, walaupun sebuah perusahaan angkutan antar kota mengidentifikasi sepuluh segmen pasar, namun stafnya terlalu sedikit untuk mengembangkan pemasaran terpisah bagi tiap segmen.
Bab V. Model Perilaku Investor Keuangan Kota Medan
BAB V
Perilaku investor keuangan kota Medan telah diteliti oleh tim penulis (2013), dengan sampel 100 orang. Penelitian ini membahas tentang perilaku keuangan yang sangat berperan penting dalam proses pengambilan keputusan investasi. Banyak faktor yang mempengaruhi investor keuangan dalam proses keputusan investasi keuangannya. Tujuan dilaksanakan penelitian ini, yaitu:
1. Untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan proses keputusan investasi keuangan jika dilihat dari variabel demografi seperti: pekerjaan, jenis kelamin, financial knowledge dan usia.
2. Untuk menguji pengaruh faktor internal yang terdiri dari persepsi, motivasi, proses pembelajaran, financial knowledge dan faktor eksternal yang terdiri dari produk, harga, tempat/lokasi, promosi, bukti fisik, proses, orang dan pelayanan kepada pelanggan terhadap keputusan investor.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 100 orang investor keuangan di kota Medan. Alat uji yang digunakan adalah Discriminant Analysis dengan metode stepwise dan stepwise regression.
Perilaku Investor Keuangan