Analisis Instrumen

4.8 Analisis Instrumen

Penelitian ini menggunakan intrumen tes berbentuk uraian yang digunakan untuk mengukur kemampuan literasi matematis siswa. Instrumen tersebut dianalisis terlebih dahulu sebelum digunkan untuk memastikan kelayakan

dan kualitasnya dengan cara uji coba, uji coba instrument tes dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda.

4.8.1 Analisis Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Menurut Arikunto (2013:87) dan Jihad (2013:180) untuk menghitung validitas masing-masing butir digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan: π‘Ÿ π‘₯𝑦 : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y; 𝑁

: banyaknya subjek uji coba; βˆ‘ 𝑋 : jumlah skor item;

βˆ‘ π‘Œ : jumlah skor total; βˆ‘π‘‹ 2 : jumlah kuadrat skor total;

βˆ‘π‘Œ 2 : jumlah kuadrat skor total; βˆ‘ π‘‹π‘Œ : jumlah perkalian skor item dan skor total.

Hasil perhitungan validitas soal ( π‘Ÿ π‘₯𝑦 ) yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan harga r pada table product moment dengan  = 5%. Jika π‘Ÿ π‘₯𝑦 >π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka item tes yang diujicobakan dikatakan valid. Jika π‘Ÿ π‘₯𝑦 β‰€π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ , maka item tes yang diujicobakan dikatakan invalid atau tidak valid (Arikunto, 2013:87).

4.8.2 Analisis Realibilitas Instrumen

Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau dengan kata lain bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Untuk menguji apakah suatu tes reliabel atau tidak maka dilakukan uji reliabilitas.

Menurut Arikunto (2013:122), rumus yang digunakan untuk menghitung realibilitas adalah rumus alpha sebagai berikut.

Keterangan: π‘Ÿ 11 = reliabiltas yang dicari; 𝑛 = banyaknya butir soal; βˆ‘πœŽ 2 𝑖 = jumlah varians skor tiap-tiap item;

𝜎 2 = varians total. Hasil perhitungan reliabilitas soal ( π‘Ÿ 11 ) atau disebut π‘Ÿ β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” selanjutnya

dibandingkan dengan tabel r product moment dengan taraf signifikansi 𝛼 = 5%. Jika π‘Ÿ β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” >π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka instrumen tes kemampuan literasi matematis yang diujicobakan reliabel. Jika π‘Ÿ β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” β‰€π‘Ÿ π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka instrumen tes kemampuan literasi matematis yang diujicobakan tidak reliabel.

4.8.3 Analisis Tingkat Kesukaran

Selain memenuhi kriteria validitas, dan reliabilitas, intrumen tes juga perlu dianalisis tingkat kesukarannya untuk memperoleh kualitas soal yang baik. Tingkat kesukaran soal menurut Arifin (2012:147) merupakan peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkatan kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dalam indeks. Besar indeks dinyatakan dalam proporsi yang besarnya antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran berarti soal tersebut semakin mudah.

Menurut klasifikasi puspendik sebagimana dikutip oleh Zulaiha (2007:34), tingkat kesukaran soal dipeoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus:

Keterangan : 𝑇𝐾 : Taraf Kesukaran Soal Uraian;

π‘€π‘’π‘Žπ‘› : Rata-rata skor siswa; 𝑆𝑀 : Skor maksimum tiap item.

Tingkat kesukaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Untuk kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel

4.2. Tabel 4.2 Kriteria Taraf Kesukaran

Kriteria Taraf Kesukaran Kategori

Sukar Sedang

4.8.4 Analisis Daya Pembeda Soal

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana butir soal dapat membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dan siswa yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut dalam membedakan antara siswa yang telah menguasai dan belum/kurang menguasai kompetensi yang diujikan.

Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks diskriminan pada butir soal uraian adalah:

= daya pembeda; 𝑋̅𝐾𝐴 = rata-rata dari kelompok atas;

𝑋̅𝐾𝐡 = rata-rata dari kelompok bawah Soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda soal diatas 0,25

karena soal tersebut dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Berikut ini Tabel 4.3 merupakan kriteria daya pembeda soal:

Tabel 4.3 Kriteria Daya Pembeda

Kriteria Daya Pembeda

Ditolak (Zulaiha, 2008: 28).