Prinsip-prinsip dasar perencanaan

12.2 Prinsip-prinsip dasar perencanaan

12.2.1 Penentuan gaya yang bekerja

Dalam menentukan besar gaya-gaya yang dipikul oleh komponen- komponen struktur dan sambungan dari suatu sistem struktur komposit harus diperhatikan luas efektif penampang komponen struktur untuk setiap tahapan pembebanan yang ditinjau.

12.2.2 Analisis elastis

Nilai momen inersia penampang dapat dianggap konstan di sepanjang bentang untuk analisis elastis struktur balok komposit yang menerus dan tanpa voute di daerah tumpuan. Dalam hal ini, momen inersia penampang komposit di daerah momen positif balok dapat diambil sebagai nilai momen inersia yang berlaku di sepanjang bentang balok yang ditinjau tersebut.

12.2.3 Analisis plastis

Analisis plastis untuk perhitungan kuat lentur komponen struktur komposit dapat dilakukan dengan menggunakan distribusi tegangan plastis.

12.2.4 Distribusi tegangan plastis

Untuk distribusi tegangan plastis pada daerah momen positif balok komposit yang menggunakan penghubung geser, tegangan tekan

sebesar ' 0 , 85

c f dianggap bekerja dengan distribusi merata di c f dianggap bekerja dengan distribusi merata di

tarik maupun di daerah tekan penampang baja.

Untuk distribusi tegangan plastis pada daerah momen negatif balok komposit tersebut, tegangan tarik tulangan longitudinal yang berada

dalam daerah lebar efektif pelat beton diambil sebesar f yr , tegangan tarik beton diabaikan, dan tegangan tarik baja diambil sebesar f y dengan distribusi merata baik di daerah tarik maupun di daerah tekan

penampang baja.

12.2.5 Distribusi tegangan elastis

Distribusi tegangan elastis pada penampang ditentukan dengan menganggap distribusi regangan beton dan baja yang linier pada penampang komposit. Tegangan yang bekerja pada baja atau beton tersebut merupakan hasil perkalian antara regangan yang terjadi

dengan modulus elastisitas baja E, atau modulus elastisitas beton E c . Kuat tarik beton diabaikan. Tegangan maksimum pada baja tidak boleh melebihi f y sedangkan tegangan tekan maksimum pada beton

c f . Untuk jenis balok hibrida komposit, tegangan maksimum pada sayap penampang tidak boleh melebihi

tidak boleh lebih dari ' 0 , 85

f yf , namun regangan pada badan penampang boleh melebihi regangan leleh. Pada kondisi seperti ini, tegangan pada badan

penampang diambil sebesar f yw .

12.2.6 Balok komposit penuh

Untuk balok komposit penuh, penghubung geser harus disediakan dalam jumlah yang memadai sehingga balok mampu mencapai kuat lentur maksimumnya. Pada penentuan distribusi tegangan elastis, slip antara baja dan beton dianggap tidak terjadi.

12.2.7 Balok komposit parsial

Pada balok komposit parsial, kekuatan balok dalam memikul lentur dibatasi oleh kekuatan penghubung geser. Perhitungan elastis untuk balok ini, seperti pada penentuan defleksi atau tegangan akibat beban layan, harus mempertimbangkan pengaruh adanya slip antara baja dan beton.

12.2.8 Balok baja yang diberi selubung beton

Walaupun tidak diberi angker, balok baja yang diberi selubung beton di semua permukaannya dianggap bekerja secara komposit dengan beton, selama hal-hal berikut ini dipenuhi:

1) Tebal minimum selubung beton yang menyelimuti baja tidak kurang daripada 50 mm, kecuali yang disebutkan pada Butir 12.2.8(2) di bawah;

2) Posisi tepi atas balok baja tidak boleh kurang daripada 40 mm di bawah sisi atas pelat beton dan 50 mm di atas sisi bawah pelat;

3) Selubung beton harus diberi kawat jaring atau baja tulangan dengan jumlah yang memadai untuk menghindari terlepasnya bagian selubung tersebut pada saat balok memikul beban.

12.2.9 Kolom komposit

Kolom yang terbuat dari penampang baja gilas atau tersusun yang diberi selubung beton di sekelilingnya, ataupun yang terbuat dari penampang baja berongga yang diisi dengan beton struktural harus direncanakan sesuai dengan Butir 12.3.