KOMPONEN STRUKTUR YANG MENGALAMI GAYA TARIK AKSIAL

10. KOMPONEN STRUKTUR YANG MENGALAMI GAYA TARIK AKSIAL

10.1 Kuat tarik rencana

Komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor N u harus memenuhi:

N u ≤ φ N n (10.1.1-1) dengan φN n adalah kuat tarik rencana yang besarnya diambil sebagai

nilai terendah di antara dua perhitungan menggunakan harga-harga φ dan N n di bawah ini:

N n = A g f y (10.1.1-2.a)

dan φ = 0,75

N n = A e f u (10.1.1-2.b)

Keterangan:

g adalah luas penampang bruto, mm

e adalah luas penampang efektif menurut Butir 10.2, mm

f y adalah tegangan leleh, MPa

f u adalah tegangan tarik putus, MPa

10.2 Penampang efektif

Luas penampang efektif komponen struktur yang mengalami gaya tarik ditentukan sebagai berikut:

A e = AU Keterangan:

A adalah luas penampang menurut Butir 10.2.1 sampai dengan

10.2.4, mm 2

U adalah faktor reduksi = 1 - (x / L) ≤ 0,9, atau menurut Butir 10.2.3 dan 10.2.4 x adalah eksentrisitas sambungan, jarak tegak lurus arah gaya tarik, antara titik berat penampang komponen yang disambung dengan bidang sambungan, mm

SNI 03 – 1729 – 2002

L adalah panjang sambungan dalam arah gaya tarik, yaitu jarak antara dua baut yang terjauh pada suatu sambungan atau panjang las dalam arah gaya tarik, mm

10.2.1 Kasus gaya tarik hanya disalurkan oleh baut

1) A = A nt adalah luas penampang neto terkecil antara potongan 1-3 dan potongan 1-2-3,

tebal = t

Potongan 1-3:

A nt = A g - n d t

s Potongan 1-2-3: 2 A

nt = A g - n d t + Σ t 4 u

Keterangan:

g A adalah luas penampang bruto, mm t

adalah tebal penampang, mm

d adalah diameter lubang, mm n

adalah banyaknya lubang dalam garis potongan s

adalah jarak antara sumbu lubang pada arah sejajar sumbu komponen struktur, mm

u adalah jarak antara sumbu lubang pada arah tegak lurus sumbu komponen struktur

2) Dalam suatu potongan jumlah luas lubang tidak boleh melebihi 15% luas penampang utuh.

10.2.2 Kasus gaya tarik disalurkan oleh las memanjang

Bila gaya tarik hanya disalurkan oleh pengelasan memanjang ke komponen struktur yang bukan pelat, atau oleh kombinasi pengelasan memanjang dan melintang:

A = A g , adalah luas penampang bruto komponen struktur, mm 2 .

SNI 03 – 1729 – 2002

10.2.3 Kasus gaya tarik disalurkan oleh las melintang

Bila gaya tarik hanya disalurkan oleh pengelasan melintang:

A adalah jumlah luas penampang neto yang dihubungkan secara langsung dan U = 1,0.

10.2.4 Kasus gaya tarik disalurkan oleh las sepanjang dua sisi

Bila gaya tarik disalurkan ke sebuah komponen struktur pelat dengan pengelasan sepanjang kedua sisi pada ujung pelat, dengan l > w:

A adalah luas pelat, untuk l > 2w U = 1,0

untuk 2w > l > 1,5w U = 0,87 untuk 1,5w > l > w

U = 0,75

Keterangan:

l adalah panjang pengelasan, mm w adalah lebar pelat (jarak antar sumbu pengelasan), mm

10.2.5 Nilai U dapat diambil lebih besar bila dapat dibuktikan melalui pengujian atau ketentuan lain yang dapat diterima.

10.2.6 Untuk batang berulir, luas penampang neto diambil sebesar luas penampang inti.

10.3 Komponen struktur tersusun dari dua buah profil atau lebih

10.3.1 Umum

Komponen struktur tarik tersusun yang terdiri dari dua elemen utama atau lebih yang diharapkan berperilaku sebagai sebuah komponen struktur harus memenuhi persyaratan pada Butir 10.3.2 sampai dengan 10.3.4.

10.3.2 Beban rencana untuk sambungan

Jika komponen struktur tarik tersusun dari dua elemen utama atau lebih, sambungan antar elemen harus direncanakan mampu untuk memikul gaya-dalam akibat bekerjanya gaya-gaya luar termasuk momen lentur (jika ada). Beban terfaktor untuk batang berterali, dan beban terfaktor rencana maupun momen lentur (jika ada) untuk plat kopel harus dibagi merata diantara bidang sambung yang sejajar dengan arah gaya.

SNI 03 – 1729 – 2002

10.3.3 Komponen struktur tarik tersusun dari dua buah profil yang saling membelakangi

Komponen struktur tarik tersusun dari dua profil sejenis yang saling membelakangi baik secara kontak langsung ataupun dengan perantaraan plat kopel dengan jarak yang memenuhi syarat, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1) Komponen struktur tarik dengan profil-profil yang terpisah. Profil-profil tersebut harus dihubungkan dengan salah satu cara berikut:

a) dengan las atau baut pada interval tertentu sehingga kelangsingan untuk setiap elemen tidak melebihi 240; atau

b) dengan sistem sambungan yang direncanakan sedemikian sehingga komponen struktur tersebut terbagi atas paling sedikit tiga bentang sama panjang. Sistem sambungan harus direncanakan dengan menganggap bahwa pada sepanjang komponen struktur terdapat gaya lintang sebesar 0,02 kali gaya aksial yang bekerja pada komponen struktur tersebut.

2) Komponen struktur tarik dengan profil yang bersinggungan langsung dan saling membelakangi. Profil-profil tersebut harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Butir 10.3.3(1b).

10.3.4 Komponen struktur tarik dengan penghubung

Komponen struktur tarik tersusun dari dua buah profil yang dihubungkan dengan terali atau pelat kopel harus memenuhi:

1) Kelangsingan komponen dengan memperhitungkan jarak antar elemen penghubung, tidak lebih dari 240 untuk komponen struktur utama, dan tidak lebih dari 300 untuk komponen sekunder;

2) Tebal elemen penghubung tidak kurang dari 0,02 kali jarak antara garis sambungan pelat penghubung dengan komponen utama;

3) Panjang pelat kopel tidak kurang dari 0,67 kali jarak antara garis sambungan pelat kopel dengan komponen utama;

4) Pelat kopel yang disambung dengan baut harus menggunakan paling sedikit dua buah baut yang diletakkan memanjang searah sumbu komponen struktur tarik.

10.4 Komponen struktur tarik dengan sambungan pen

SNI 03 – 1729 – 2002

Komponen struktur tarik dengan sambungan pen harus direncanakan menurut Butir 10.1. Komponen yang disambung seperti pada Gambar

10.1 harus memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut:

1) Tebal komponen struktur tanpa pengaku yang mempunyai lubang sambungan pen harus lebih besar atau sama dengan 0,25 kali jarak antara tepi lubang pen ke tepi komponen struktur yang diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu komponen struktur. Batasan ini tidak berlaku untuk tebal lapisan-lapisan yang menyusun komponen struktur tarik yang digabung menggunakan baut;

a A aa

Tebal > 0,25 b 1

A bb b b Pin

A n N u A bb >A n A aa +A cc > 1,33 A n

c b 1 A ccc

Gambar 10.1

2) Luas irisan pada bagian ujung komponen struktur tarik di luar lubang pen, sejajar, atau di dalam sudut 45 ° dari sumbu komponen struktur tarik, harus lebih besar atau sama dengan luas bersih yang diperlukan oleh komponen struktur tarik;

3) Jumlah luas sebuah lubang pen, pada potongan tegak lurus sumbu komponen tarik, harus lebih besar atau sama dengan 1,33 kali luas bersih yang diperlukan oleh komponen struktur tarik;

4) Plat pen yang direncanakan untuk memperbesar luas bersih komponen struktur, atau untuk menaikkan daya dukung pen, harus disusun sehingga tidak menimbulkan eksentrisitas dan harus direncanakan mampu menyalurkan gaya dari pen ke komponen struktur tarik.

Bagian ujung dari komponen struktur dengan bentuk lainnya harus dihitung dengan analisis yang dapat diterima.

10.5 Komponen struktur yang menerima gaya tarik dengan sambungan terletak tidak simetris terhadap sumbu komponen yang

disambungkan, harus direncanakan menurut Butir 11.

SNI 03 – 1729 – 2002