Tata letak baut

13.4 Tata letak baut

13.4.1 Jarak

Jarak antar pusat lubang pengencang tidak boleh kurang dari 3 kali diameter nominal pengencang. Jarak minimum pada pelat harus memenuhi juga ketentuan Butir 13.2.2.4.

13.4.2 Jarak tepi minimum

Jarak minimum dari pusat pengencang ke tepi pelat atau pelat sayap profil harus memenuhi spesifikasi dalam Tabel 13.4-1.

Tabel 13.4-1 Jarak tepi minimum.

Tepi dipotong dengan

Tepi profil bukan hasil tangan

Tepi dipotong dengan

mesin

potongan 1,75 d b 1,50 d b 1,25 d b

Dengan d b adalah diameter nominal baut pada daerah tak berulir. Jarak tepi pelat harus memenuhi juga ketentuan Butir 13.2.2.4.

13.4.3 Jarak maksim um

Jarak antara pusat pengencang tidak boleh melebihi 15 t (dengan t p p adalah tebal pelat lapis tertipis didalam sambungan), atau 200 mm.

Pada pengencang yang tidak perlu memikul beban terfaktor dalam daerah yang tidak mudah berkarat, jaraknya tidak boleh melebihi

32 t atau 300 mm. Pada baris luar pengencang dalam arah gaya p rencana, jaraknya tidak boleh melebihi (4 t p + 100 mm) atau 200 mm.

13.4.4 Jarak tepi maksimum

Jarak dari pusat tiap pengencang ke tepi terdekat suatu bagian yang berhubungan dengan tepi yang lain tidak boleh lebih dari 12 kali tebal pelat lapis luar tertipis dalam sambungan dan juga tidak boleh melebihi 150 mm.

13.4.5 Lubang

Lubang baut harus memenuhi Butir 17.3.5.

13.5.1.1 Umum Pengelasan harus memenuhi standar SII yang berlaku (2441-89,

2442-89, 2443-89, 2444-89, 2445-89, 2446-89, dan 2447-89), atau penggantinya.

13.5.1.2 Jenis las Jenis las yang ditentukan dalam peraturan ini adalah las tumpul,

sudut, pengisi, atau tersusun.

13.5.1.3 Mutu las Mutu las harus memenuhi ketentuan yang disebut dalam Butir

13.5.2 Las tumpul penetrasi penuh dan sebagian

13.5.2.1 Penjelasan Las Tumpul Penetrasi Penuh: las tumpul di mana terdapat

penyatuan antara las dan bahan induk sepanjang kedalaman penuh sambungan.

Las Tumpul Penetrasi Sebagian: las tumpul di mana kedalaman penetrasi lebih kecil daripada kedalaman penuh sambungan.

13.5.2.2 Ukuran las Ukuran las adalah jarak antara permukaan luar las (tidak termasuk

perkuatannya) terhadap kedalaman penetrasinya yang terkecil. Khusus sambungan antara dua bagian yang membentuk T atau siku, ukuran las penetrasi penuh adalah tebal bagian yang menumpu.

13.5.2.3 Tebal rencana las Tebal rencana las ditetapkan sebagai berikut:

a) Las Tumpul Penetrasi Penuh: tebal rencana las untuk las tumpul penetrasi penuh adalah ukuran las;

SNI 03 – 1729 – 2002

b) Las Tumpul Penetrasi Sebagian: tebal rencana las untuk las tumpul penetrasi sebagian ditetapkan sesuai dengan ketentuan dibawah ini:

(i) Sudut antara bagian yang disambung ≤ 60° Satu sisi: t t =(d - 3) mm

Dua sisi: t t =(d 3 +d 4 - 6) mm

(ii) Sudut antara bagian yang disambung > 60° Satu sisi: t t =d mm

Dua sisi: t t =(d 3 +d 4 ) mm

dengan d adalah kedalaman yang dipersiapkan untuk las (d 3 dan

d 4 adalah nilai untuk tiap sisi las).

13.5.2.4 Panjang efektif Panjang efektif las tumpul adalah panjang las ukuran penuh yang

menerus.

13.5.2.5 Luas efektif Luas efektif las tumpul adalah perkalian panjang efektif dengan

tebal rencana las.

13.5.2.6 Peralihan tebal atau lebar Sambungan las tumpul antara bagian yang tebalnya berbeda atau

lebarnya tidak sama yang memikul gaya tarik harus mempunyai peralihan halus antara permukaan dan ujung. Peralihan harus dibuat dengan melandaikan bagian yang lebih tebal atau dengan melandaikan permukaan las atau dengan kombinasi dari keduanya, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 13.5-1. Kelandaian peralihan antara bagian-bagian tidak boleh lebih tajam dari 1:1.

13.5.2.7 Kekuatan las tumpul penetrasi penuh Kuat las tumpul penetrasi penuh ditetapkan sebagai berikut:

(i) Bila sambungan dibebani dengan gaya tarik atau gaya tekan aksial terhadap luas efektif maka,

φ y R nw = 0 , 9 t t f y (bahan dasar)

(13.5-1a)

φ y R nw = 0 , 9 t t f yw (las)

(13.5-1b)

(ii) Bila sambungan dibebani dengan gaya geser terhadap luas efektif maka,

φ y R nw = 0 , 9 t t ( 0 , 6 f y ) (bahan dasar)

(13.5-2a)

φ y R nw = 0 , 8 t t ( 0 , 6 f uw ) (las)

(13.5-2b)

SNI 03 – 1729 – 2002

Gambar 13.5-1

Transisi ketebalan las tumpul yang memikul gaya tarik.

Keterangan: φ y = 0,9 adalah faktor reduksi kekuatan saat leleh,

f y , f u adalah tegangan leleh dan tegangan tarik putus.

13.5.3 Las sudut

13.5.3.1 Ukuran las sudut Ukuran las sudut ditentukan oleh panjang kaki. Panjang kaki harus

ditentukan sebagai panjang t w 1 ,t w 2 , dari sisi yang terletak sepanjang kaki segitiga yang terbentuk dalam penampang melintang las (lihat Gambar 13.5-2). Bila kakinya sama panjang, ukurannya adalah t w . Bila terdapat sela akar, ukuran t w diberikan oleh panjang kaki segitiga yang terbentuk dengan mengurangi sela akar seperti ditunjukan dalam Gambar 13.5-2.

13.5.3.2 Ukuran minimum las sudut Ukuran minimum las sudut, selain dari las sudut yang digunakan

untuk memperkuat las tumpul, ditetapkan sesuai dengan Tabel 13.5-1 kecuali bila ukuran las tidak boleh melebihi tebal bagian yang tertipis dalam sambungan.

t t t t Perkuatan

Las sudut konkaf Las sudut konveks

Sela akar

Las sudut sela akar

SNI 03 – 1729 – 2002

Gambar 13.5-2

Ukuran las sudut.

Tabel 13.5-1 Ukuran minimum las sudut. Tebal bagian paling tebal, t [mm]

Tebal minimum las sudut, t w [mm] t ≤7

13.5.3.3 Ukuran maksimum las sudut sepanjang tepi Ukuran maksimum las sudut sepanjang tepi komponen yang

disambung adalah:

a) Untuk komponen dengan tebal kurang dari 6,4 mm, diambil setebal komponen;

b) Untuk komponen dengan tebal 6,4 mm atau lebih, diambil 1,6 mm kurang dari tebal komponen kecuali jika dirancang agar memperoleh tebal rencana las tertentu.

13.5.3.4 Tebal rencana las Tebal rencana las, t t , suatu las sudut ditunjukan dalam Gambar

13.5-2.

13.5.3.5 Panjang efektif Panjang efektif las sudut adalah seluruh panjang las sudut

berukuran penuh. Panjang efektif las sudut paling tidak harus 4 kali ukuran las; jika kurang, maka ukuran las untuk perencanaan harus dianggap sebesar 0,25 dikali panjang efektif. Persyaratan panjang minimum berlaku juga pada sambungan pelat yang bertumpuk (lap). Tiap segmen las sudut yang tidak menerus (selang-seling) harus mempunyai panjang efektif tidak kurang dari 40 mm dan 4 kali ukuran nominal las.

13.5.3.6 Luas efektif Luas efektif las sudut adalah perkalian panjang efektif dan tebal

rencana las.

13.5.3.7 Jarak melintang antar las sudut Bila dua las sudut menerus sejajar menghubungkan dua komponen

dalam arah gaya untuk membentuk komponen struktur tersusun,

SNI 03 – 1729 – 2002

jarak melintang antara las tidak boleh melebihi 32 t , kecuali untuk p kasus las sudut tidak menerus pada ujung komponen struktur tarik,

jarak melintang tidak boleh melebihi 16 t atau 200 mm, dengan p t adalah tebal terkecil dari dua komponen yang disambung. Agar p butir ini terpenuhi maka las sudut boleh berada dalam selot dan

lubang pada arah gaya.

13.5.3.8 Jarak antar las sudut tidak menerus Kecuali pada ujung komponen struktur tersusun, jarak bersih

sepanjang garis las, antara las sudut tidak menerus yang berdekatan, tidak boleh melebihi nilai terkecil dari: (i) Untuk komponen yang menerima gaya tekan: 16 t dan 300 p

mm; (ii) Untuk komponen yang menerima gaya tarik: 24 t dan 300 p

mm.

13.5.3.9 Komponen struktur tersusun - las sudut tidak menerus Bila las sudut tidak menerus menghubungkan komponen dalam

membentuk komponen struktur tersusun, las harus memenuhi persyaratan berikut:

a) Pada ujung sisi tarik atau tekan suatu balok, atau pada ujung komponen struktur tarik, bila hanya digunakan las sudut pada sisinya, las sudut tersebut harus mempunyai panjang sambungan yang paling sedikit sama dengan lebar komponen tersambung. Bila komponen tersambung dibuat menyempit, panjang las paling tidak harus sebesar kedua nilai di bawah ini: (i) lebar bagian paling lebar, dan (ii) panjang bagian yang menyempit.

b) Pada pelat landas komponen struktur tekan, las harus mempunyai panjang pada tiap garis sambungan di permukaan kontak sebesar paling sedikit selebar komponen struktur yang terbesar;

c) Bila balok dihubungkan pada permukaan komponen struktur tekan, las yang menghubungkan komponen struktur tekan harus mencapai tepi atas dan tepi bawah balok dan ditambah: (i) untuk sambungan sederhana (bebas momen): suatu jarak d

di bawah permukaan bawah dari balok, dan (ii) untuk sambungan kaku (tidak bebas momen): suatu jarak d di atas dan di bawah permukaan atas dan bawah dari balok; dengan d adalah dimensi maksimum penampang melintang dari komponen struktur tekan.

SNI 03 – 1729 – 2002

13.5.3.10 Kuat las sudut Las sudut yang memikul gaya terfaktor per satuan panjang las, R u ,

harus memenuhi: R u ≤ φR nw dengan,

φ f R nw = 0 , 75 t t ( 0 , 6 f uw ) (las) (13.5-3a)

φ f R nw = 0 , 75 t t ( 0 , 6 f u ) (bahan dasar)

(13.5-3b)

dengan φ = 0,75 faktor reduksi kekuatan saat fraktur f Keterangan:

f uw adalah tegangan tarik putus logam las, MPa

f u adalah tegangan tarik putus bahan dasar, MPa t t adalah tebal rencana las, mm

13.5.4 Las pengisi

13.5.4.1 Las pengisi (las sudut di sekeliling lubang bulat atau selot) Las pengisi harus dianggap sebagai las sudut yang ditentukan

dalam Butir 13.5.3.5, dengan kuat nominal yang ditentukan dalam

Butir 13.5.3.10. Ukuran minimumnya sama dengan yang berlaku

untuk las sudut (lihat Butir 13.5.3.2).

13.5.4.2 Las pengisi dalam bentuk lubang terisi dengan metal las Luas geser efektif, A w , las dalam lubang terisi dengan logam las

harus dianggap sama dengan luas penampang melintang nominal lubang bulat atau selot dalam bidang permukaan komponen tersambung. Las pengisi demikian yang memikul gaya geser terfaktor, R u , harus memenuhi:

R u ≤ φR nw

dengan,

φ f R nw = 0 , 75 ( 0 , 6 f uw ) A w (13.5-4)

Keterangan:

φ = 0,75 adalah faktor reduksi kekuatan saat fraktur f

f uw

adalah tegangan tarik putus logam las

SNI 03 – 1729 – 2002

13.5.4.3 Pembatasan Las pengisi hanya boleh digunakan untuk menyalurkan geser

dalam sambungan tumpuk atau untuk mencegah tekuk dari bagian yang bertumpuk atau untuk menyambung bagian komponen dari komponen struktur tersusun.