• Penyakit Tidak Menular
2). Pelayanan Imunisasi
Jumlah desa/kelurahan di kabupaten Banyumas sebanyak 331 desa/kelurahan. Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Tahun 2012 sebanyak 287 desa / kelurahan atau 87 %.
Dibandingkan tahun 2011 Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) sebayak 331 atau 100 %, berarti terjadi penurunan
13 %. Target Standar Pelayanan Minimal untuk desa/kelurahan UCI tahun 2010 sebesar 100%. Dengan demikian Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 belum memenuhi target SPM tersebut.
3). Pelayanan Pengobatan / Perawatan
Jumlah kunjungan baru rawat jalan yang dihimpun dari data Kesehatan Puskesmas dan data Kesehatan Rumah Sakit tahun 2012 sebesar 212.808 atau 0,11 % dari jumlah penduduk. Target kunjungan rawat jalan berdasarkan Indonesia Sehat 2010 sebesar 15
% dengan demikian penggunaan fasilitas kesehatan rawat jalan di Kabupaten Banyumas tahun 2012 telah melampaui target.
4). Pemantauan Pertumbuhan Balita.
Berdasarkan laporan bulanan penimbangan Balita (F/III/Gizi) selama tahun 2012 adalah sebagai berikut : - Jumlah seluruh balita (S) = 126.419 anak - Jumlah balita yang ditimbang (D) = 96.078 anak - Jumlah balita yang naik berat badannya (N) = 49.960 anak
Berdasarkan data di atas, maka tingkat partisipasi masyarakat (D/S) = 76 %. Efek penyuluhan (N/D) = 52 %.
Tingkat partisipasi masyarakat dan efek penyuluhan bila dibandingkan dengan SPM masih di bawah standar. Hal ini disebabkan anak setelah mencapai usia > 3 tahun enggan ditimbang dan usianya sudah masuk TK/play group.
Upaya yang ditempuh antara lain meningkatkan penyuluhan, meningkatkan fungsi Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu Desa untuk memotifasi masyarakat sehingga meningkatkan peran serta masyarakat.
Kasus gizi buruk yang dilaporkan oleh Puskesmas sebanyak 128 anak. Kasus gizi buruk telah mendapatkan penanganan dalam bentuk PMT Pemulihan sebanyak 128 anak atau 100 %. Sedangkan kasus-kasus gizi buruk yang sakit dan menderita komplikasi penyakit yang menahun serta mempunyai kelainan bawaan dirujuk ke Rumah Sakit/ Puskesmas.
3. Ketenagakerjaan
Pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyumas tahun 2012 sebanyak 12.017 jiwa dan yang belum ditempatkan sebesar 9.056 jiwa. Jika dilihat dari kelompok umur pencari kerja produktif pada kelompok umur 25-29 tahun yakni sebesar 6.377 jiwa atau sekitar 53,20%. Dilihat dari tingkat pendidikannya, maka sebagian besar (7.380 jiwa atau 61,41%) adalah lulusan setingkat SLTA (Banyumas dalam Angka 2012).
4. Pemerintahan
Sejak dicanangkannya Kabupaten Banyumas sebagai percontohan otonomi daerah, telah memberikan perubahan dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan maupun bidang kemasyarakatan. Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah meningkatkan pelayanan publik (public service), pemberdayaan masyarakat, kemandirian daerah dan memajukan perekonomian daerah guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut tercermin melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.
Pelaksanaan otonomi daerah juga diimbangi dengan pelaksanaan otonomi desa secara nyata dan bertanggungjawab, sebab penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini tercermin dalam pemberian bantuan yang bersifat stimulan maupun dalam bentuk block grant melalui alokasi dana desa (ADD).
Perubahan paradigma otonomi daerah ditunjukkan pula adanya good governance, yang membawa konsekuensi adanya keterbukaan dalam setiap kebijakan pemerintah, akuntabilitas publik, aparatur yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu mekanisme penyelenggaraan sistem pengawasan internal dan eksternal (masyarakat) yang profesional.
5. Politik
Kesadaran masyarakat dalam berpolitik telah diwujudkan dalam kegiatan pemilihan umum pada tahun 2004. Jumlah Partai politik peserta Pemilu sebanyak 23 parpol. Jumlah pemilih terdaftar sebanyak 1.095.136 orang dan jumlah pencoblos sebanyak 918.899 orang atau dengan tingkat partisipasi sebesar 84%. Kabupaten Banyumas juga telah melakukan proses pemilihan kepala daerah secara langsung pada tahun 2008. Dalam pemilihan kepala daerah tersebut, tingkat partisipasi masyarakat cukup bagus. Suasana kondusif menjelang dan pasca pesta demokrasi berlangsung baik, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya konflik horisontal yang terjadi diwilayah Kesadaran masyarakat dalam berpolitik telah diwujudkan dalam kegiatan pemilihan umum pada tahun 2004. Jumlah Partai politik peserta Pemilu sebanyak 23 parpol. Jumlah pemilih terdaftar sebanyak 1.095.136 orang dan jumlah pencoblos sebanyak 918.899 orang atau dengan tingkat partisipasi sebesar 84%. Kabupaten Banyumas juga telah melakukan proses pemilihan kepala daerah secara langsung pada tahun 2008. Dalam pemilihan kepala daerah tersebut, tingkat partisipasi masyarakat cukup bagus. Suasana kondusif menjelang dan pasca pesta demokrasi berlangsung baik, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya konflik horisontal yang terjadi diwilayah
Permasalahan politik lokal adalah menurunnya partisipasi masyarakat dalam demokrasi dan politik lokal serta masih kurangnya pemahaman tentang kehidupan berpolitik yang benar di lingkungan masyarakat.
6. Keamanan dan ketertiban
Permasalahan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban secara umum adalah masih rendahnya pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat dan semakin rendahnya tingkat kepatuhan pada norma dan aturan, kecenderungan terjadinya kerawanan atau konflik sosial, kepedulian masyarakat dalam pemeliharaan keamanan lingkungan masih rendah, rendahnya kemampuan pencegahan dan penanganan bencana alam serta semakin besarnya tantangan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Beberapa contoh permasalahan di bidang sosial di wilayah Kabupaten Banyumas yang implikasinya berpengaruh pada kondisi ketenteraman dan ketertiban umum, seperti munculnya usaha pedagang kaki lima illegal dengan menggunakan trotoar dan badan jalan, timbulnya bangunan tidak memiliki izin, tempat usaha yang tidak memiliki Izin Gangguan, reklame liar, kebersihan, tawuran pelajar, peredaran obat-obat terlarang dan minuman keras, perjudian serta masalah orang-orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti pengemis, gelandangan, anak jalanan dan pekerja seks komersial. Belum lagi masalah unjuk rasa yang mengarah pada pemaksaan kehendak yang di luar koridor hukum dan sebagainya. Kesemuanya ini perlu dicari solusi pemecahannya yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan dengan bijaksana serta tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku.
7. Pemuda dan Olah Raga
Aktivitas pembinaan olah raga diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan kebanggaan daerah yang selama ini telah relatif diperhitungkan dalam kancah olah raga tingkat regional maupun nasional. Pada Pekan Olah Raga Nasional (PON) XVIII tahun 2012 di Palembang atlet Kabupaten Banyumas yang tergabung dalam Kontingen Jawa Tengah telah berhasil menyumbangkan
14 medali emas, 6 medali perak dan 5 medali perunggu. Demikian pula pada PORDA ke XII di Semarang pada tahun 2009, Kabupaten Banyumas berhasil mencapai juara II dengan mengumpulkan 427 medali emas, 117 medali perak dan 60 medali perunggu. Dalam rangka meningkatkan sportifitas jiwa dan kesehatan raga, Pemerintah Kabupaten Banyumas juga akan mengoptimalkan pemanfaatan sarana olahraga Stadion atau GOR Satria baik bagi anak didik maupun masyarakat luas. Sehingga diharapkan peningkatan kegemaran berolahraga dari berbagai cabang olah raga dapat diperlombakan di tingkat regional, nasional bahkan internasional.
Pemberdayaan generasi muda melalui Karang Taruna dalam rangka mewujudkan kualitas dan melembaganya Karang Taruna yang berperan aktif dalam membantu menangani kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) oleh pemuda untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Kondisi Karang Taruna sesuai dengan kriteria klasifikasi strata Karang Taruna adalah sebagai berikut :
• Karang Taruna dengan klasifikasi Tumbuh sebanyak 257 paguyuban Karang Taruna
• Karang Taruna dengan klasifikasi berkembang sebanyak 52 paguyuban Karang Taruna
• Karang Taruna dengan klasifikasi maju sebanyak 8 paguyuban Karang Taruna • Karang Taruna dengan klasifikasi berprestasi sebanyak 4 paguyuban Karang Taruna Permasalahan umum dalam bidang kepemudaan dan olah raga adalah
belum optimalnya manajemen keolahragaan, kurangnya kuantitas dan kualitas belum optimalnya manajemen keolahragaan, kurangnya kuantitas dan kualitas
8. Kebudayaan
Pembangunan kebudayaan merupakan bagian dari pembangunan supra-struktur sekaligus infra-struktur yang meliputi optimalisasi kinerja kognitif, afektif dan psikomotorik manusia. Sebab, kebudayaan adalah jaringan makna yang dirajut oleh manusia dalam hidupnya. Segala macam nilai yang dimaknai sebagai hal penting dalam kehidupan manusia, masuk kedalam koridor kebudayaan, sistem ideologi, sistem politik, sistem ekonomi, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian, sistem kepercayaan, sistem sosial dan lain-lain. Semua itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepentingan setiap kelompok masyarakat dalam menyikapi diri dan lingkungan mereka dalam wacana proses kebudayaan.
Pelaksanaan Pembangunan Sektor Kebudayaan Lokal Banyumas mengacu pada elemen-elemen kebudayaan yang saat ini menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas, meliputi aspek-aspek antara lain: (1) kesejarahan, (2) nilai tradisional, (3) kepercayaan terhadap Tuhan YME, (4) kesenian, (5) permuseuman, (6) kepurbakalaan, (7) kebahasaan, dan (8) kesastraan. Realisasi kegiatan yang melibatkan aspek- aspek kebudayaan tersebut di atas dilaksanakan melalui empat cara, yaitu : (1) penggalian, (2) pelestarian, (3) pengembangan, dan (4) pemberdayaan.
9. Pemberdayaan Kelembagaan Dan Ekonomi Masyarakat
Pemberdayaan kelembagaan dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Banyumas pada umumnya masih rendah yang ditandai dengan masih banyaknya masyarakat dengan strata sosial kurang mampu yang bertempat tinggal pada rumah tidak layak huni; masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan; jumlah lembaga kemasyarakatan yang ada belum berfungsi optimal; kelompok-kelompok penggerak ekonomi di Desa/Kelurahan belum sepenuhnya memberikan jaminan meningkatnya ekonomi masyarakat; potensi sumber daya yang ada belum didukung dengan penerapan teknologi yang tepat guna meningkatkan usaha ekonomi; dan kurang berfungsinya Pemberdayaan kelembagaan dan ekonomi masyarakat di Kabupaten Banyumas pada umumnya masih rendah yang ditandai dengan masih banyaknya masyarakat dengan strata sosial kurang mampu yang bertempat tinggal pada rumah tidak layak huni; masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan; jumlah lembaga kemasyarakatan yang ada belum berfungsi optimal; kelompok-kelompok penggerak ekonomi di Desa/Kelurahan belum sepenuhnya memberikan jaminan meningkatnya ekonomi masyarakat; potensi sumber daya yang ada belum didukung dengan penerapan teknologi yang tepat guna meningkatkan usaha ekonomi; dan kurang berfungsinya
10. Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Secara umum kondisi pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak di Kabupaten Banyumas masih membutuhkan perhatian dalam rangka peningkatan kesejahteraan perempuan dan anak. Angka buta huruf perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, APK,APS pd jenjang SLTP, SLTA dan PT partisipasi perempuan lebih rendah daripada laki-laki, Tingginya angka kematian ibu dan bayi, Rendahnya pemahaman masyarakat, keluarga khususnya suami tentang kesehatan dan gizi bagi ibu dan bayi, rendahnya kualitas perempuan dibidang ekonomi terutama dalam akses kredit usaha/modal kerja serta rendahnya ketrampilan perempuan, rendahnya partisipasi masyarakat dibidang politik dan tingginya kasus kekerasan berbasis gender dan anak adalah gambaran tingkat kemajuan daerah di bidang pemberdayaan perempuan dan anak yang masih membutuhkan perhatian.
11. Kehidupan Beragama
Dilihat dari penduduknya, Kabupaten Banyumas mempunyai penduduk yang heterogen dilihat dari agama dan keyakinannya. Pembangunan bidang keagamaan di Kabupaten Banyumas pada saat ini tercermin pada terbentuknya rasa toleransi yang tinggi antar pemeluk agama. Kerukunan dan keharmonisan bermasyarakat antar pemeluk agama ditunjukkan dengan tersebarnya tempat-tempat ibadah di Kabupaten Banyumas. Perkembangan pembangunan di bidang spritual dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama, berkembangnya pondok pesantren dan meningkatnya jumlah jemaah haji yang berasal dari Kabupaten Banyumas.
Penduduk menurut pemeluk agama berdasarkan hasil data choklit pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada tahun 2012 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Banyumas mayoritas beragama Islam sebanyak 1.891.249 orang dengan jumlah tempat ibadah sebanyak 7.153 tempat. Urutan kedua adalah pemeluk agama Kristen sebesar 18.728 orang. Selanjutnya berturut turut adalah agama Katolik dengan jumlah pemeluk 12.998 orang,
Budha 2.391 orang dan Hindu 478 orang. Sedangkan pemeluk agama Konghucu yang tercatat di Kabupaten Banyumas, pada tahun 2012 sebanyak 2.586 orang, kepercayaan 96 orang.
Meskipun jumlah sarana peribadatan cukup banyak. namun masih terdapat permasalahan yang potensial muncul, yaitu kecenderungan perkembangan perbedaan pandangan hidup dan perbedaan keyakinan yang melemahkan kerukunan internal dan eksternal umat beragama.