Jenis tanah dan banyumas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
A. Kedudukan, Kewajiban, Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Pemerintah Daerah adalah Bupati Banyumas dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. Unsur Perangkat Daerah yang membantu Bupati selaku Kepala Daerah diatur peraturan-peraturan sebagai berikut:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 25 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009 Nomor 1, Seri D);
2. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 26 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009 Nomor 2 Seri D);
3. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 27 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lemtekda) Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009 Nomor 3 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 1 Seri D);
4. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Nomor
4 Seri D);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 14Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 15 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banyumas. Organisasi Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan-peraturan Daerah tersebut terdiri dari:
1. Sekretariat Daerah, membawahkan:
1) Asisten Pemerintahan dan Administrasi (Aspemmin), yang membawahkan:
a) Bagian Pemerintahan;
b) Bagian Hukum;
c) Bagian Organisasi; dan
d) Bagian Umum.
2) Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Asekbang dan Kesra), yang membawahkan:
a) Bagian Pembangunan;
b) Bagian Perekonomian;
c) Bagian Kesejahteraan Rakyat; dan
d) Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol.
2. Sekretariat DPRD;
3. Dinas Daerah, terdiri dari
1) Dinas Pendidikan;
2) Dinas Kesehatan;
3) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
4) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
6) Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;
7) Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga;
8) Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang;
9) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi;
10) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan;
11) Dinas Peternakan dan Perikanan;
12) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;
13) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
4. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
3) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan;
4) Badan Lingkungan Hidup;
5) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana;
6) Badan Kepegawaian Daerah;
7) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan;
8) Inspektorat;
9) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah;
10) Kantor Pendidikan dan Pelatihan;
11) RSUD Banyumas;
12) RSUD Ajibarang;
5. Lembaga lain yaitu :
1) Satuan Polisi Pamong Praja;
2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
6. Kecamatan, terdiri dari 27 Kecamatan yaitu:
1) Kecamatan Purwokerto Utara;
2) Kecamatan Purwokerto Barat;
3) Kecamatan Purwokerto Selatan;
4) Kecamatan Purwokerto Timur;
5) Kecamatan Tambak;
6) Kecamatan Sumpiuh;
7) Kecamatan Kemranjen;
8) Kecamatan Somagede;
9) Kecamatan Banyumas;
10) Kecamatan Kalibagor;
11) Kecamatan Patikraja;
12) Kecamatan Kebasen;
13) Kecamatan Rawalo;
14) Kecamatan Jatilawang;
15) Kecamatan Wangon;
16) Kecamatan Purwojati;
17) Kecamatan Cilongok;
18) Kecamatan Ajibarang;
19) Kecamatan Pekuncen;
20) Kecamatan Lumbir;
21) Kecamatan Gumelar;
22) Kecamatan Kedungbanteng;
23) Kecamatan Karanglewas;
24) Kecamatan Baturraden;
25) Kecamatan Kembaran;
26) Kecamatan Sumbang;
27) Kecamatan Sokaraja.
7. Kelurahan, yang terdiri dari:
1) Kelurahan Kebokuro;
2) Kelurahan Sumpiuh;
3) Kelurahan Kradenan;
4) Kelurahan Kedungwuluh;
5) Kelurahan Kober;
6) Kelurahan Bantarsoka;
7) Kelurahan Rejasari;
8) Kelurahan Pasir Kidul;
9) Kelurahan Karanglewas Lor;
10) Kelurahan Pasirmuncang;
11) Kelurahan Purwokerto Kulon;
12) Kelurahan Karang Pucung;
13) Kelurahan Tanjung;
14) Kelurahan Karangklesem;
15) Kelurahan Teluk;
16) Kelurahan Berkoh;
17) Kelurahan Purwokerto Kidul;
18) Kelurahan Bancarkembar;
19) Kelurahan Grendeng;
20) Kelurahan Karangwangkal;
21) Kelurahan Pabuaran;
22) Kelurahan Sumampir;
23) Kelurahan Purwonegoro;
24) Kelurahan Bobosan;
25) Kelurahan Purwokerto Wetan;
26) Kelurahan Mersi;
27) Kelurahan Arcawinangun;
28) Kelurahan Purwokerto Lor;
29) Kelurahan Sokanegara;
30) Kelurahan Kranji. Adapun tugas dan wewenang Bupati adalah sebagai berikut :
1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
2. Mengajukan rancangan Peraturan Daerah;
3. Menetapkan Peraturan Daerah yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
4. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama;
5. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;
6. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan
7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Sedangkan kewajiban Bupati adalah:
1. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. meningkatkan kesejahteraan rakyat;
3. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
4. melaksanakan kehidupan demokrasi;
5. menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;
6. menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;
7. memajukan dan mengembangkan daya saing daerah;
8. melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;
9. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah; 10.menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah;
11.menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah di hadapan rapat paripurna DPRD; 12.memberikan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat.
B. Lingkungan Strategis
Wilayah Kabupaten Banyumas merupakan bagian wilayah Provinsi Jawa Tengah di bagian selatan barat yang terletak pada posisi strategis, yaitu berada pada persimpangan perhubungan lintas regional yaitu dari Jawa Barat (Bandung) pada lintas selatan menuju arah timur (Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya) atau sebaliknya dan dari Jawa Barat (Cirebon) pada lintas utara melewati Kota Slawi (Ibukota Kabupaten Tegal) menuju Cilacap, wilayah tengah Pegunungan Dieng dan Semarang maupun ke Yogyakarta atau sebaliknya.
Mengacu pada kondisi lokasi strategis serta beberapa kajian potensi alamiah maka Kabupaten Banyumas dalam kerangka pengembangan nasional maupun pengembangan regional di Jawa Tengah ditetapkan dengan arahan pengembangan wilayah sebagai berikut :
1. Dalam kerangka pengembangan wilayah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Banyumas merupakan salah satu pusat pengembangan wilayah (disebut dengan kawasan Purwokerto dan sekitarnya) dengan pusat pengembangan di Kota Purwokerto (merupakan salah satu dari lima kota yang telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah/PKW di Provinsi Jawa Tengah) dengan wilayah pelayanan meliputi beberapa kota, yaitu kota Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, dan kota-kota ibukota kecamatan di Kabupaten Banyumas seperti Banyumas, Sokaraja, Ajibarang, Sumpiuh, Wangon dan sebagainya.
Penetapan wilayah ini bertitik tolak dari kondisi :
a. Fungsi Kota Purwokerto sebagai daerah yang memegang peranan penting di bagian barat daya Jawa Tengah serta keberadaan fasilitas yang berskala nasional seperti perguruan tinggi, kawasan pariwisata Baturraden, dan menjadi titik penting a. Fungsi Kota Purwokerto sebagai daerah yang memegang peranan penting di bagian barat daya Jawa Tengah serta keberadaan fasilitas yang berskala nasional seperti perguruan tinggi, kawasan pariwisata Baturraden, dan menjadi titik penting
b. Wilayah Kabupaten Banyumas memiliki sektor unggulan meliputi sektor perdagangan dan jasa, pariwisata, pertambangan, pertanian, dan industri, serta merupakan
Provinsi Jawa Tengah BARLINGMASCAKEB (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen).
2. Dalam kerangka pengembangan regional Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas merupakan wilayah prioritas dengan arah pengembangan sebagai berikut :
a. Kawasan kerjasama strategis dalam Provinsi, yaitu kawasan Purwokerto dan
sekitarnya sebagai kawasan yang merupakan daerah basis pertanian.
b. Kawasan prioritas pengembangan wilayah perbatasan antar provinsi, yaitu kawasan Pancimas (Pangandaran, Cilacap, dan Banyumas) antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
c. Kawasan konservasi ekologis dan perlindungan terhadap bencana alam, yaitu kawasan penanganan banjir dan tanah longsor Jawa Tengah Bagian Selatan.
Secara geografis Kabupaten Banyumas terletak diantara 108º39’17” BT - 109º27’15” BT dan diantara 7º15’05” LS - 7º37’10” LS, memiliki karakteristik topografi bervariasi berupa dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan. Daerah dataran rendah terutama berada di bagian Selatan yang merupakan daerah pertanian, selebihnya merupakan dataran tinggi dan perbukitan terletak di sebelah Utara yang merupakan kaki Gunung Slamet dan di sebelah Selatan wilayah kabupaten membentang perbukitan Serayu.
Karakteristik topografi di wilayah Kabupaten Banyumas ditunjukkan dengan kondisi ketinggian lahan dan kemiringan lahan. Kondisi ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai relief bervariasi berupa dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan. Daerah dataran rendah terutama berada di bagian Selatan yang merupakan daerah pertanian, selebihnya merupakan dataran tinggi dan perbukitan terletak di sebelah Utara yang merupakan kaki Gunung Slamet dan di sebelah Selatan wilayah kabupaten membentang perbukitan Serayu.
B.1. Kondisi Sarana dan Prasarana Wilayah
1. Transportasi
Berdasarkan status jalan, panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Banyumas mencapai 4.455,70 Km yang terbagi atas jalan nasional 181,236 Km, jalan provinsi 32,102 Km, jalan kabupaten 804,78 Km dan jalan desa/kelurahan 3.437,59 km.
Kondisi jalan kabupaten di Kabupaten Banyumas berdasarkan data tahun 2011 mengalami peningkatan kelayakan kondisi jalan, yang ditunjukkan dengan kenaikan persentase jalan-jalan yang memiliki kondisi baik dan kondisi sedang serta penurunan persentase jalan-jalan yang kondisinya rusak dari tahun 2010. Pada tahun 2011 ruas jalan kabupaten kondisi baik sebesar 34,02% (273,84 Km), kondisi sedang sebesar 30,89% (248,64 Km), kondisi rusak 19,44% (156,50 Km) dan rusak berat 15,63% (125,80 Km) (Sumber: Banyumas Dalam Angka tahun 2012).
Jumlah kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Banyumas pada Tahun 2011 adalah 315.292 unit (Sumber : Banyumas Dalam Angka 2012), baik kendaraan roda dua, roda empat atau lebih. Dengan jumlah panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Banyumas 804.78 Km, rasio jumlah kendaraan bermotor terhadap panjang jalan yang ada di Kabupaten Banyumas adalah 0,02.
2. Telekomunikasi
Pertumbuhan telekomunikasi di Kabupaten Banyumas tahun 2011 untuk kapasitas switching sebanyak 60.000 ss, kapasitas terpasang sebanyak 60.000 ss, kapasitas terpakai sebanyak 45.000 ss, pelanggan sebanyak 44.000 ss, warnet sebanyak 120 Outlet (Sumber PT. Telkom Cab. Purwokerto). Kecenderungan tersebut akan lebih menggairahkan bagi para penyelenggara (operator) telekomunikasi untuk mengembangkan bisnisnya dan hal ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi turutan/pendukung (complementary) dan sektor-sektor lainnya karena apabila sarana dan prasarana telekomunikasi telah tersedia serta terus dikembangkan seiring dengan kebutuhan masyarakat, maka kebutuhan masyarakat dan sektor-sektor lainnya akan jasa Pertumbuhan telekomunikasi di Kabupaten Banyumas tahun 2011 untuk kapasitas switching sebanyak 60.000 ss, kapasitas terpasang sebanyak 60.000 ss, kapasitas terpakai sebanyak 45.000 ss, pelanggan sebanyak 44.000 ss, warnet sebanyak 120 Outlet (Sumber PT. Telkom Cab. Purwokerto). Kecenderungan tersebut akan lebih menggairahkan bagi para penyelenggara (operator) telekomunikasi untuk mengembangkan bisnisnya dan hal ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi turutan/pendukung (complementary) dan sektor-sektor lainnya karena apabila sarana dan prasarana telekomunikasi telah tersedia serta terus dikembangkan seiring dengan kebutuhan masyarakat, maka kebutuhan masyarakat dan sektor-sektor lainnya akan jasa
3. Perumahan dan Permukiman
Kondisi perumahan dan permukiman di Kabupaten Banyumas tahun 2012 menunjukan perkembangan yang membaik. Berdasarkan indikator kesejahteraan masyarakat menunjukan adanya perkembangan perubahan fisik perumahan milik masyarakat antara lain berupa kecenderungan meningkatnya persentase jenis rumah layak huni semakin meningkat. Data perumahan dan pemukiman pada tahun 2012 (Sumber : Dinas CKKTR Kab. Banyumas Th. 2012) sebanyak 437.564 buah yang terdiri dari Jenis gedung sebanyak 196.405 buah, sebagian gedung sebanyak 90.616 buah, kayu sebanyak 84.766 buah dan bambu 65.777 buah.Sedangkan jumlah rumah layak huni sebanyak 384.492 (87,87%) dan rumah tidak layak huni sebanyak 53.072 (12,13%).
4. Pengairan/Sumberdaya Air
Prasarana pengairan atau irigasi merupakan prasarana yang penting mengingat sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Banyumas. Kewenangan pengelolaan daerah irigasi (DI) di Kabupaten Banyumas berdasarkan data tahun 2012 dikelompokan dalam katagori : untuk DI dengan luas areal > 3.000 Ha yang menjadi kewenangan pemerintah pusat terdapat 2 DI yaitu DI Serayu dan DI Tajum dengan luas areal potensial seluas 6.276,96 Ha dan luas areal fungsional seluas 5.564,38 Ha. DI dengan luas areal antara 1.000 Ha s/d 3.000 Ha yang menjadi kewenangan pemerintan provinsi (DI lintas kabupaten) terdapat 5 DI yaitu DI Banjaran, DI Andongbang, DI Kedunglimus Arca, DI Kebasen, dan DI Kalisapi dengan luas areal potensial seluas 4.378,34 Ha dan dengan luas areal fungsional seluas 4.260,99 Ha.
Untuk DI dengan luas areal dibawah 1.000 Ha yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten dibagi menjadi 2, yaitu DI pemerintah meliputi 91 DI dengan luas areal potensial seluas 8.519,09 dan luas areal fungsional seluas 8.353,57 Ha dan DI Perdesaan meliputi 370 DI dengan Untuk DI dengan luas areal dibawah 1.000 Ha yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten dibagi menjadi 2, yaitu DI pemerintah meliputi 91 DI dengan luas areal potensial seluas 8.519,09 dan luas areal fungsional seluas 8.353,57 Ha dan DI Perdesaan meliputi 370 DI dengan
Atas dasar hal tersebut di atas, jumlah DI di Kabupaten Banyumas sebanyak 466 DI dengan luas areal potensial seluas 28.320.47 dan luas areal fungsionalnya mencapai 26.334,98 Ha.
5. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
Kabupaten Banyumas secara fisiografi terletak pada zona pegunungan Serayu Utara, zona Serayu, dan pegunungan Serayu Selatan. Zona pegunungan Serayu Utara sebagian besar tertutup oleh produk endapan Gunung Slamet sedangkan pegunungan Serayu Selatan ditempati oleh pegunungan lipatan yang memanjang dari barat Laut – Tenggara mulai dari Kecamatan Lumbir hingga pegunungan di sekitar Kebasen dan pegunungan di sebelah selatan Banyumas. Antara pegunungan Serayu Utara dengan pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh zona depresi longintudinal memanjang dari barat Timur yang disebut zona Serayu. Zona Serayu Selatan pada umumnya ditempati batuan hasil endapan turbidit laut dalam, sedangkan zona Serayu ditempati oleh endapan aluvium gunung api.
Sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai debit sekitar 45.456.342 m3/hari atau 16.364.283.120 m3/tahun yang berasal dari sungai besar, seperti Sungai Serayu, Tajum, Kranji, Pelus, Banjaran, Logawa serta sungai-sungai kecil lainnya, sedangkan air permukaan yang berasal dari berbagai sumber mata air mempunyai debit sekitar 974.462 liter/ detik/tahun.
Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) Bogor tahun 1983 dapat diketahui jenis tanah di Kabupaten Banyumas terdapat 7 jenis tanah, yaitu Aluvial, Glei Humus Rendah, Regosol, Litosol, Andosol, Latosol dan Podsolik.
Kondisi klimatologi wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah dengan rata-rata suhu udara rata-rata 26,3ºC, dengan suhu minimum tercatat sekitar 24,4ºC dan suhu maksimum sekitar 30,9ºC. Sedangkan curah hujan di wilayah Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 rata-rata sebesar 1.816 mm pertahun. Angka ini menunjukkan bahwa di Kondisi klimatologi wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah dengan rata-rata suhu udara rata-rata 26,3ºC, dengan suhu minimum tercatat sekitar 24,4ºC dan suhu maksimum sekitar 30,9ºC. Sedangkan curah hujan di wilayah Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 rata-rata sebesar 1.816 mm pertahun. Angka ini menunjukkan bahwa di
Bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas adalah bencana banjir dan gerakan tanah. Bencana banjir terjadi di wilayah selatan Kabupaten Banyumas, yaitu di wilayah Kecamatan Tambak, Kecamatan Sumpiuh dan Kecamatan Kemranjen, Kecamatan Rawalo, Kecamatan Patikraja, Kecamatan Kalibagor dan Kecamatan Somagede. Bencana alam berupa gerakan tanah yang terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas terdapat pada kawasan hutan maupun pada tepi sungai dengan kondisi lahan terjal atau pada lokasi terjal dengan curah hujan tinggi.
Bencana alam berupa gerakan tanah ini erat kaitannya dengan sifat fisik lahan, sifat dan posisi batuan, struktur geologi, keterjalan, penggunaan lahan serta kondisi keairannya. Daerah dengan sedimen mineral lempung dan medan terjal banyak terjadi gerakan tanah. Mineral lempung ini memiliki sifat plaster yaitu akan mengembang pada saat kekurangan air dan mengerut pada saat jenuh air. Batuan ini ditindih oleh batuan gunung api sehingga pada daerah kontaknya sering terjadi longsoran. Daerah terjal dengan curah hujan tinggi juga rawan terhadap longsoran. Demikian halnya aktifitas manusia seperti cut and fill (gali dan timbun) terhadap lereng juga meningkatkan resiko tanah longsor.
6. Penataan Ruang
Tata ruang wilayah Kabupaten Banyumas sebagai bagian dari tata ruang wilayah nasional merupakan satu kesatuan ruang wilayah nasional yang meliputi ruang darat, udara dan lautan sebagai sumberdaya yang harus dikelola secara bijaksana, berdaya guna, berhasil guna, secara berkelanjutan demi terwujudnya kesejahteraan. Masyarakat Kabupaten Banyumas telah Tata ruang wilayah Kabupaten Banyumas sebagai bagian dari tata ruang wilayah nasional merupakan satu kesatuan ruang wilayah nasional yang meliputi ruang darat, udara dan lautan sebagai sumberdaya yang harus dikelola secara bijaksana, berdaya guna, berhasil guna, secara berkelanjutan demi terwujudnya kesejahteraan. Masyarakat Kabupaten Banyumas telah
7. Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Banyumas pada tahun 2011 secara keseluruhan luasnya 132.758 Ha. Penggunaan lahan tersebut terbagi menjadi lahan sawah seluas 32.326 Ha, lahan pertanian bukan sawah seluas 51.921 Ha dan lahan bukan pertanian seluas 48.511 Ha (Banyumas Dalam Angka Th. 2012).
Penggunaan lahan untuk kegiatan perkotaan yang ditunjukkan untuk kegiatan pekarangan juga menunjukkan kondisi yang cukup dominan, yaitu sebesar 19.866 ha atau 14,96% dari total wilayah di Kabupaten Banyumas. Penggunaan lahan perkotaan ini berlokasi di pusat kegiatan regional (Kabupaten), yaitu di Kota Purwokerto, berada di pusat kegiatan yang lebih rendah baik tingkat lokal (Kecamatan dan desa) dan pada lokasi strategis lain dengan dukungan kemudahan aksesibilitas dengan keberadaan prasarana dan sarana transportasi.
Perkembangan penggunaan lahan yang terjadi di wilayah Kabupaten memberikan informasi bahwa jenis penggunaan lahan yang banyak mengalami perubahan lahan menjadi jenis penggunaan lahan lain adalah sawah dan hutan rakyat. Sedangkan jenis penggunaan lahan yang banyak merubah penggunaan lahan lain adalah jenis penggunaan lahan pekarangan, perkebunan dan penggembalaan. Proses invasi dan konversi lahan di wilayah Kabupaten
Banyumas diperkirakan terjadi karena proses perubahan penggunaan lahan sawah atau hutan rakyat menjadi penggunaan lahan perkotaan, seperti perumahan, industri, perkantoran dan lain-lain yang dalam hal ini ditunjukkan dengan penggunaan lahan pekarangan atau menjadi penggunaan lahan tegalan dan penggembalaan menjadi lahan permukiman dan perumahan.
B.2. Kondisi Ekonomi Daerah
1. Pertumbuhan Ekonomi
Bahwa secara umum kondisi Perekonomian Kabupaten Banyumas telah mengarah pada kondisi yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas tahun 2011 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010 sebesar 5,77% sedangkan tahun 2011 mencapai sebesar 5,86% (Banyumas Dalam Angka 2012).
Perekonomian Kabupaten Banyumas masih didukung oleh sektor pertanian, yang menyumbangkan 21,86% dari PDRB Kabupaten Banyumas. Disamping sektor pertanian, sektor lainnya yang ikut andil menyumbang cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Banyumas adalah sektor industri 15,74%, sektor perdagangan 14,40% dan sektor jasa-jasa sebesar 17,87%.
Beberapa sektor ekonomi yang kontribusinya terhadap perkembangan PDRB Kabupaten Banyumas dari tahun 2008 - 2011 selalu meningkat yaitu sektor listrik, sektor perdagangan dan sektor keuangan. Sedang sektor yang cenderung mengalami penurunan peranan terhadap PDRB Kabupaten Banyumas diantaranya sektor pertanian. Walaupun sektor pertanian sumbangannya cenderung menurun, tetapi masih merupakan sektor yang dominan di Kabupaten Banyumas. Secara umum dengan berkurangnya kontribusi sektor pertanian, menunjukkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Banyumas terdapat kecenderungan mulai bergeser dari perekonomian agraris menjadi perdagangan dan jasa-jasa.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas dapat dilihat berdasarkan perhitungan PDRB Kabupaten Banyumas atas dasar harga berlaku.. Berdasarkan data tahun 2011 total Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten Banyumas adalah 10,33 triliun dengan PDRB per kapita 6.648.929 rupiah.
Pertumbuhan ekonomi tahun-tahun lalu merupakan dasar untuk menghitung pertumbuhan ekonomi yang akan datang dan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan daerah dari aspek ekonomi. Selama Periode tahun 2007-2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas berkisar 3,71 sampai 5,77 persen, dengan laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2011.
2. Inflasi
Laju inflasi Kota Purwokerto pada tahun 2012 sebesar 4,10 % lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,90 %. Inflasi terbesar terjadi pada bulan Agustus dengan angka inflasi umum sebesar 0,85 %. Inflasi pada Agustus terjadi karena kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada beberapa kelompok yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,95%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,96 %, kelompok sandang 0,54 %, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,54 % serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,72 %. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflansi pada Oktober 2012 adalah mobil, kontrak rumah, gado-gado, soto dan labu siam/jipang.
3. Perbankan
Perkembangan kelembagaan perbankan di Kabupaten Banyumas sampai dengan akhir tahun 2012 cukup baik. Jumlah jaringan Kantor Perbankan pada tahun 2011 sebanyak 187 menjadi 203 buah pada tahun 2012. Jaringan kantor Bank Umum terdiri dari 24 Kantor Cabang, 96 Kantor Cabang Pembantu, 10 Kantor Kas, 42 Kantor BRI Unit, dan 144 ATM. Jaringan Kantor BPR terdiri dari 11 Kantor Pusat, 30 Kantor Cabang, dan 20Kantor Kas.
Perkembangan kredit perbankan menurut sektor ekonomi tahun 2012 berdasarkan jenis penggunaan yaitu sebesar 7,404 triliun rupiah, terdiri dari kredit modal kerja sebesar 3,107 triliun rupiah, investasi 955 miliyar rupiah dan konsumsi sebesar 3,341 triliun rupiah. Sektor yang menerima pembiayaan kredit terbesar adalah perdagangan, restoran dan hotel sebesar 2,946 triliun rupiah.
4. Industri
Perusahaan Industri di Kabupaten Banyumas tahun 2011, dari 41.245 perusahaan yang terdaftar tercatat 37.600 perusahaan yang berjalan. Dari jumlah perusahaan industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja sejumlah 91.618 orang atau mengalami peningkatan sebesar 0,99% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dari jumlah perusahaan yang berjalan, berdasarkan cabangnya terbanyak pada Industri hasil pertanian dan kehutanan tercatat 36.415 perusahaan dengan nilai investasi mencapai Rp 29.066.302.340 rupiah, sedangkan total nilai investasi secara keseluruhan untuk semua cabang industri pada tahun 2011 sebesar Rp 49.292.694.713 rupiah atau relatif stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 48.781.046.213 rupiah. Jumlah tenaga kerja di sektor industri pada tahun 2010 tercatat 91.427 masih relative stabil bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Banyumas Dalam Angka 2012).
5. Pariwisata
Kegiatan pariwisata Kabupaten Banyumas telah berlangsung puluhan tahun yang lalu. Ada 10 obyek wisata yang sudah berjalan yaitu Lokawisata Baturaden, Kalibacin, Curug Cipendok, Wana Wisata, Pancuran Tiga, Pancuran Tujuh, Telaga Sunyi, Bumi Perkemahan, Curug Gede, Curug Ceheng, Museum Wayang Sendang Mas, dan Taman Rekreasi Fatmaba Ajibarang, Serayu River Voyage, kalibacin, Pangsar Soedirman dan TRAP (Taman Rekreasi Andhang Pangrenan).
Tingkat kunjungan wisata di Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 tercatat jumlah pengunjung 815.890 dengan pertumbuhan rata-rata wisatawan 3,8 %.
Untuk mendukung sektor pariwisata di Kabupaten Banyumas tahun 2012 terdapat 173 hotel yang terdiri hotel bintang sebanyak 9, hotel non bintang sebanyak 164. Disamping itu terdapat Restoran dan Rumah Makan sebanyak 317, Biro Perjalanan Wisata sebanyak 15, Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum (Diskotik) sebanyak 5 (Banyumas Dalam Angka 2012).
Untuk membangun dan mengembangkan sektor kepariwisataan yang ada, maka Pemerintah Kabupaten Banyumas merencanakan akan mengadakan kerjasama di bidang kepariwisataan baik regional, nasional maupun internasional sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah dan Permendagri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah serta aturan lain yang mengatur tentang sektor kepariwisataan.
Namun demikian peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam rangka membangun dan mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Banyumas, sangatlah diperlukan seperti turut dan ikut mempromosikan serta memperkenalkan berbagai objek wisata dan sekaligus sebagai pengembangan budaya dan pariwisata di Kabupaten Banyumas, sehingga diharapkan dari sektor pariwisata dapat mendongkrak PAD (Pendapatan Asli Daerah).
6. Perdagangan
Sektor perdagangan sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Banyumas cenderung naik. Hal ini didukung dengan adanya sarana perdagangan berupa mall/plaza sebanyak 1 buah, pasar swalayan sebanyak 102 buah, pasar tradisional 27 buah, pasar lokal sebanyak 135 buah dan pasar grosir sebanyak 1 buah.
Sedangkan jumlah pengusaha yang bergerak di sektor perdagangan barang dan jasa berdasarkan golongan usaha sebanyak 995 perdagangan, Pedagang Kecil 750 buah, Pedagang Menengah 171 buah dan Pedagang Besar 74 buah (Banyumas Dalam Angka Tahun 2012).
7. Koperasi dan UKM
Perkembangan koperasi di Kabupaten Banyumas mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan pada periode 2011. Jumlah koperasi pada tahun 2011 sebanyak 514 buah, terdiri dari 25 Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Non KUD sebanyak 489 buah (Banyumas Dalam Angka Tahun 2012). Jumlah anggota koperasi tahun 2011 sebanyak 99.851, sedangkan besarnya modal Koperasi Rp 316.011.000.000,- terdiri dari Rp.36.806.000.000,- modal milik
Koperasi Unit Desa dan modal milik Koperasi Non KUD sebanyak Rp 279.205.000.000,-.
8. Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat Kabupaten Banyumas. Perekonomian Kabupaten Banyumas juga masih didukung oleh sektor pertanian yang pada tahun 2011 menyumbangkan 21,57 persen dari PDRB Kabupaten Banyumas (Banyumas Dalam Angka Tahun 2012). Sebagai sektor yang mendukung ketahanan pangan perkembangan sektor pertanian selama 5 tahun mengalami produksi yang fluktuatif selama tahun 2007-2011. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan perkebunan.
Komoditas utama sub sektor pertanian tanaman pangan adalah padi, jagung dan kedelai. Produksi padi selama 5 tahun mengalami naik turun, dimana produktifitas padi pada tahun 2007 mencapai 314.613 ton, tahun 2008 produksi padi mencapai 337.366 ton, untuk produksi padi tahun 2009 sebesar 355.048 ton, pada tahun 2010 sebesar 389.044 ton, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 336.197 ton. Produksi jagung selama 5 tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 juga mengalami perkembangan yang fluktuatif. Tahun 2007 produksi jagung sebesar 20.571 ton, tahun 2008 sebesar 17.734 ton, pada tahun 2009 sebesar 17.478 ton dan tahun 2010 produksi jagung mengalami penurunan 14.208 ton, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikkan sebesar 22.931 ton.
Untuk sub sektor peternakan hampir seluruh jenis ternak mengalami produktifitas yang fluktuatif, seperti sapi potong pada tahun 2008 populasinya mencapai 16.774 ekor, tahun 2009 17.190 ekor, tahun 2010 sebanyak 19.220 ekor, tahun 2011 sebanyak 17.832 pada tahun 2012 sebanyak 18.631 ekor atau mengalami kenaikkan sebesar 4,29% dari tahun sebelumnya. Perkembangan ternak Kambing pada tahun 2011 sebanyak 200.186 ekor dan pada tahun 2012 ekor atau mengalami kenaikkan sebesar 1,71%
Perkembangan di sub sektor perikanan produksi hasil perikanan mulai tahun 2008 selalu mengalami peningkatan dimana produksi daging ikan pada kolam pembesaran selalu mengalami kenaikan. Tahun 2008 hasil produksi ikan pada kolam pembesaran 4.109.368 Kg, pada tahun 2009 sebesar 4.109.368 Kg pada tahun 2010 sebesar 5.124.230 Kg, tahun 2011 sebesar 6.206.105 kg dan pada tahun 2012 sebesar 5.599.352 kg atau mengalami penurunan sebesar 10,84% dari tahun sebelumnya . Untuk konsumsi protein hewani asal ternak rata-rata 4,162 gr/kap/hr, ikan 3,1 gr/kap/hr dan masih berada di bawah standar nasional yang mencapai 6 gr gr/kap/hr dan 9 gram/kap/hr. Adapun ikan pada kolam pembenihan pada tahun 2011 adalah 174.035.713 ekor (Banyumas Dalam Angka 2012).
Hasil Perkebunan yang diproduksi pada tahun 2012 dan merupakan unggulan adalah komoditas kelapa dalam menghasilkan kopra dengan produksi 6.328,47 ton, komoditas kelapa deres menghasilkan gula merah dengan produksi 25.620,59 ton. Sementara komoditas yang lain seperti cengkeh, teh, kopi, karet, lada, tembakau, kencur, temulawak,coklat/kakao dan vanili relatif kecil produksinya.
Hutan yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas terdiri atas hutan negara yang dikelola oleh Perum Perhutani dan Hutan Rakyat di luar kawasan hutan negara. Luas hutan negara mencapai 17.311,70 ha terdiri atas hutan produksi 6.824,40 ha dan hutan lindung 10.487,30 ha (Banyumas Dalam Angka 2012). Produksi hasil hutan meliputi kayu bulat, kayu olahan, rotan maupun damar.
9. Pertambangan dan Energi
Kabupaten Banyumas dilihat dari segi geologi merupakan daerah yang mempunyai berbagai macam bahan galian, terutama bahan galian golongan C. Batuan beku dan batuan sediment tersebar merata di seluruh Wilayah Kabupaten Banyumas, sehingga sangat potensial untuk pengembangan jenis usaha penambangan bahan galian golongan C. Adapun potensi tersebut antara lain : Kabupaten Banyumas dilihat dari segi geologi merupakan daerah yang mempunyai berbagai macam bahan galian, terutama bahan galian golongan C. Batuan beku dan batuan sediment tersebar merata di seluruh Wilayah Kabupaten Banyumas, sehingga sangat potensial untuk pengembangan jenis usaha penambangan bahan galian golongan C. Adapun potensi tersebut antara lain :
b. Batu gamping cadangan 442.161.173 ton di Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang.
c. Granodiorit dengan cadangan keseluruhan 36.849.249 ton
d. Batu Tempel ( Andesit ) dengan cadangan 310.000 ton di Kecamatan Kedungbanteng dan Pekuncen
e. Andesit Hornblende dengan cadangan 201.388,14 ton di Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng.
f. Beberapa wilayah memiliki potensi batuan Basalt, Kaolin, Tanah liat, Oker, Trass, Pasir, Batu pasir, Sirtu, Tanah urug Sampai dengan tahun 2012 jumlah Desa / Kelurahan berlistrik di
Kabupaten Banyumas telah mencapai 100 % ( 332 Desa / Kelurahan ), namun Rasio Elektrifikasi ( RE ) atau penduduk yang berlistrik baru mencapai 79,07% artinya sekitar 323.652 KK / Rumah tangga yang baru menikmati listrik dari jumlah penduduk Kabupaten Banyumas sekitar 470.180 rumah tangga atau sekitar 146.528 rumah tangga ( 31,11% ) yang belum menikmati listrik dan jumlah grumbul yang belum menikmati listrik sebanyak 125 grumbul.
10. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di Kabupaten Banyumas didukung oleh keberadaan Perguruan Tinggi di Kabupaten Banyumas. Perguruan tinggi di Kabupaten Banyumas sebagai lembaga yang diharapkan mampu mengembangkan teknologi dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat telah mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya lembaga pendidikan tersebut, namun demikian pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum setara dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi internasional.
Secara umum, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Kabupaten Banyumas. Namun beberapa bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menunjukan peningkatan pemanfaatannya adalah bidang teknologi informasi Secara umum, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat Kabupaten Banyumas. Namun beberapa bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menunjukan peningkatan pemanfaatannya adalah bidang teknologi informasi
B. Kondisi Pemerintahan, Sosial dan Budaya Daerah
1. Kependudukan Tabel 1.1. Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2008 - 2012
JENIS
Tahun 2008-2012
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk tahun 2008 sebesar 1,25% atau bertambah 19.362 jiwa, tahun 2009 sebesar 0,70 % atau bertambah 11.005 jiwa sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan jumlah penduduk sebesar 3,69% atau berkurang 28.715 jiwa, tahun 2011 mengalami kenaikkan sebesar 1,03 % atau bertambah 333.095 jiwa dan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 2,20% atau bertambah 41.529 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat ini dikarenakan meningkatnya pasangan usia subur di masyarakat Kabupaten Banyumas.
2. Pendidikan
a. Program Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun
Salah satu prioritas kebijakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Banyumas adalah Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, sebagaimana target yang ditetapkan oleh Tim Wajar Dikdas Tingkat Kabupaten Banyumas, bahwa untuk tahun 2012 Kabupaten Banyumas Tuntas Wajar 7 – 15 Tahun. Pada tahun 2012, mekanisme pelaksanaan penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar adalah sebagai berikut :
31) Meningkatkan upaya peningkatan daya tampung dengan memberikan ijin bagi pengajuan sekolah swasta baru serta pembangunan ruang kelas baru untuk meningkatkan daya tampung dengan tetap memperhatikan bantuan kepada sekolah swasta yang membutuhkan. Beberapa sekolah swasta baru yang berdiri di Kabupaten Banyumas tahun 2012 antara lain :
- SD Islam Al Izzah Kedungbanteng di Kecamatan Kedungbanteng; - SD Alam Banyu Belik Purwokerto di Kecamatan Kedungbanteng; - SD Top Kids Sokaraja Kulon di kecamatan Sokaraja; - SD IT Khoiro Ummah Purwokerto di Kecamatan Purwokerto Barat; - SD UMP Dukuhwaluh di Kecamatan Kembaran.
32) Meningkatkan pelaksanaan Program Kejar Paket A dan B untuk menangani anak usia sekolah pada jenjang pendidikan dasar, yang karena suatu hal tidak dapat melanjutkan pendidikan pada sekolah formal atau putus sekolah. Berikut data jumlah peserta didik Paket A dan B berdasarkan Profil Pendidikan tahun 2012/2013 :
Tabel 1.2. Jumlah Peserta Didik Paket A dan Paket B
No. Kecamatan
Paket A
V VI L P L+P L P L+P L P L+P
!V
1. Kalibagor
2. Banyumas
3. Gumelar
4. Baturraden
5. Sumbang
6. Pwt. Selatan - - -
7. Pwt. Barat
8. Pwt. Utara
- - - Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2012/2013
18. Karanglewas - - -
No. Kecamatan
Paket B
6. Pwt. Selatan -
7. Pwt. Barat
8. Pwt. Utara
Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2012/2013
No
Indikator
Capaian Tahun 2012
Presentase Guru SMP yang
S1/sederajat Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2012/2013
Dari data di atas secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Dasar di Kabupaten banyumas telah tercapai. Dengan diperolehnya APK dan APM pada jenjang pendidikan dasar yang Dari data di atas secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan Pendidikan Dasar di Kabupaten banyumas telah tercapai. Dengan diperolehnya APK dan APM pada jenjang pendidikan dasar yang
2. Kesehatan
Keberhasilan dalam penerapan hidup bersih dan sehat di masyarakat dapat diukur dari berbagai indikator, dan tercermin dalam meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Adapun capaian indikator tersebut menggunakan dua indikator yaitu indikator kabupaten sehat dan indikator pelayanan minimal (SPM).
a. Indikator Kabupaten Sehat Tabel. 1.5 Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Status Gizi Balita INDIKATOR
TAHUN N
26.195 25.204 27.047 23.298 KELAHIRAN HIDUP
2. JUMLAH KEMATIAN
3. ANGKA KEMATIAN 8,17/1000 8.37/1.000 7.86/1000 10.3/1000 8,11/100 BAYI (AKB)
4. JUMLAH KEMATIAN
27 41 35 35 29 IBU
5. ANGKA KEMATIAN
147.14 123.89/ 129/ 102/ IBU
100.000 /100.000 kh 100.000 100.000 100.000 (AKI)
kh
kh kh kh
6. STATUS GIZI BALITA **)
- GIZI LEBIH
- GIZI BAIK
- GIZI KURANG
- GIZI BURUK
7. ANGKA KESAKITAN ***)
a. MALARIA -Jumlah penderita
605 423 193 Malaria - Angka Kesakitan
Malaria (API)
00 0 00 00 00 pendud pendudu pendud pendud pendud
uk
uk uk uk
b. DBD -Jumlah Penderita
42,8/10 23.81/10 42,6/10 12,32/1 9,58/10 DBD (IR)
-Angka Kesakitan
0.000 00.000 0.000 pendud pendudu pendud pendud pendud
c. TB. PARU -Jumlah Penderita
914 1158 1216 TB.PARU - Angka Kesakitan
76/100. 38/100.0 82,5/10 70,96/1 70,96/1 TB PARU
00 0.000 00.000 00.000 pendud pendudu pendud pendud pendud
e. PHEMONIA BALITA -Jumlah Penderita
3.738 4121 2259 Phemonia -Angka kesakitan
000 000 .000 pendudu penduduk pendudu pendudu pendud
F. DIARE
- Angka Kesakitan
1). Mortalitas
a) Angka Kematian Bayi
Pada tahun 2012 di Kabupaten Banyumas jumlah kematian bayi sebanyak 189 dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 8,11 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2011 di Kabupaten Banyumas jumlah kematian bayi sebanyak 279 dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 10,3 per 1.000 kelahiran hidup, adanya penurunan jumlah kematian bayi pada tahun 2012 Pada tahun 2012 di Kabupaten Banyumas jumlah kematian bayi sebanyak 189 dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 8,11 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2011 di Kabupaten Banyumas jumlah kematian bayi sebanyak 279 dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 10,3 per 1.000 kelahiran hidup, adanya penurunan jumlah kematian bayi pada tahun 2012
Adapun AKB dengan standar Indikator Indonesia Sehat (IIS) tahun 2010 adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan target AKB Kabupaten Banyumas tahun 2012 adalah 9 per 1000 kelahiran hidup.
b) Angka Kematian Ibu
Berdasarkan data tahun 2011 jumlah kematian ibu sebanyak 35 orang sedangkan pada tahun 2012 jumlah kematian ibu sebanyak 29 orang . Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2011 sebesar 129 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2012 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan demikian AKI pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 27 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut Indikator Indonesia Sehat (IIS 2010) AKI sebesar 150/100.000 kelahiran hidup, jika dibandingkan nilai tersebut AKI di Kabupaten Banyumas masih dibawah IIS. Melihat kondisi diatas bisa dikatakan program sudah berjalan cukup baik.
2). Morbiditas
a) Malaria
Tahun 2012 kasus penyakit Malaria klinis sebanyak 1.901 kasus dan positif sebesar 193 kasus dan telah diobati 100%.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2011 maka dalam satu tahun kasus malaria mengalami kenaikan sebanyak 1.478 kasus. Adapun API Kabupaten Banyumas Tahun 2012 adalah sebesar
0.10 per 1000 penduduk. Jika dibanding tahun 2011 yaitu 0,59 maka tahun 2012 terjadi penurunan kasus sebesar 0,49 per 1000 penduduk. Hal ini dapat disebabkan karena peningkatan surveilans (Active Case Detection/ACD), aktifnya petugas Juru Malaria Desa (JMD) dalam penemuan penderita dan kesadaran masyarakat untuk berobat atau memeriksakan diri sudah cukup baik.
b) TB Paru • TB Paru Positif
Jumlah populasi kasus TB Paru positif tahun 2012 sebanyak 1.216 kasus dengan BTA positif sebanyak 917 kasus atau CDR (Case Detection Rate) BTA positif sebesar
36 per 100.000 penduduk.
Jumlah populasi kasus TB Paru positif tahun 2011 sebanyak 1.704 kasus dengan BTA positif sebanyak 613 kasus atau CDR (Case Detection Rate) BTA positif sebesar
27 per 100.000 penduduk.
• HIV
Jumlah kasus HIV-AIDS pada tahun 2011 sebanyak 115 kasus, yang terkena HIV sebanyak 74 sedang yang sudah menjadi AIDS 41 kasus. Pada tahun 2012 ditemukan 121 kasus HIV dengan 73 ODHA yang mendapat ARV dan
79 ODHA yang layak mendapat ARV.
• Acute Flaccid Paralysis ( AFP )
Jumlah penemuan AFP di Kabupaten Banyumas tahun 2012 sebanyak 4 kasus, target penemuan tahun 2012 sebanyak 8 kasus, sehingga pencapaian tahun 2012 baru sebesar 50% dari target.
Jumlah penemuan AFP di Kabupaten Banyumas tahun 2011 sebanyak 6 kasus, target penemuan tahun 2011 sebanyak 6 kasus, jumlah penemuan kasus AFP di Kabupaten Banyumas tahun 2010 sebanyak 10 kasus sedangkan tahun 2009 ditemukan sebanyak 3 kasus. Standar penemuan kasus polio adalah 2 per 100.000 penduduk usia kurang dari 14 tahun. Target penemuan kasus di Kabupaten Banyumas adalah 8 kasus dengan demikian penemuan kasus tahun 2012 masih di bawah target.
• Demam Berdarah Dengue
Pada tahun 2012 jumlah kasus DBD sebesar 9,58 per 100.000 penduduk. Dari kasus yang ada telah ditangani 100% dan jumlah kematian akibat penyakit ini adalah sebesar 1,23 % per 100.000 penduduk.
Jumlah kasus DBD tahun 2011 jumlah kasus DBD 201 kasus atau 12,32 % per 100.000 penduduk. Dari kasus yang ada telah ditangani 100% dan jumlah kematian akibat penyakit ini adalah sebesar 1.49 % per 100.000 penduduk.
Kondisi demikian menunjukkan terjadinya penurunan kasus DBD sebesar 1,26% per 100.000 penduduk dari tahun 2011 ke tahun 2012.
• Penyakit Tidak Menular
Penyakit Tidak Menular yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 terdiri dari: Diabetes Militus, Penyakit Syaraf, Penyakit Jantung dan Pembuluh darah, Neoplasma (Tumor), Ganggauan Mental Penyakit Tidak Menular yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 terdiri dari: Diabetes Militus, Penyakit Syaraf, Penyakit Jantung dan Pembuluh darah, Neoplasma (Tumor), Ganggauan Mental
3). Status Gizi
Program dalam rangka peningkatan gizi masyarakat pada tahun 2012 diperoleh data sebagai berikut :
a. Gizi Lebih sebanyak 2.340 anak (1,89 %)
b. Gizi Baik sebanyak 111.754 anak (88,4 %)
c. Gizi Kurang sebanyak 12.047 anak (9,53 %)
d. Gizi Buruk sebanyak 228 anak (0,18 %)
e. KEP Total (Gizi kurang + Gizi buruk) = 12.275 anak (10,71 %). Dari hasil PSG tersebut belum dapat menggambarkan kondisi status gizi balita yang sesungguhnya di masyarakat karena kemungkinan masih banyak kasus gizi kurang dan gizi buruk yang belum terdeteksi, mengingat penemuan kasus ini dilakukan secara random sampling (acak). Disamping itu hasil pelaporan penimbangan rutin (F/III/Gizi) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan Balita di Posyandu relatif kurang (D/S = 75,5%).
b. Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal 1). Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
a) Pelayanan K-4
Jumlah ibu hamil di Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 sebanyak 30.939 ibu hamil, adapun ibu hamil yang mendapat pelayanan K-4 adalah sebesar 23.136 atau 74,78 % Ibu hamil. Dibandingkan tahun 2011 yang mendapatkan pelayanan K-4 sejumlah 30.624 ibu hamil atau sebesar 98,18 %. Berarti pelayanan K-4 mengalami penurunan sebesar 23,4 %.
Pada prinsipnya kegiatan-kegiatan dalam rangka pelayanan K-4 sudah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan melalui Puskesmas yang tersebar di semua kecamatan, hal itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan pada waktu hamil semakin baik.
Standar Pelayanan Minimal untuk cakupan kunjungan ibu hamil K-4 sebesar 95 %. dan untuk kedepan akan lebih ditingkatkan.
b) Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan (Nakes)
Jumlah ibu melahirkan tahun 2012 yang ditolong oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) sebesar 78,52%. Dibandingkan tahun 2011 jumlah persalinan yang ditolong Nakes sebesar 97,82 %, berarti pelayanan persalinan oleh Nakes mengalami penurunan sebesar 19,30 %.
Target Standar Pelayanan Minimal untuk pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2010 sebesar 90 %. Dengan demikian cakupan persalinan nakes Kabupaten Banyumas tahun 2012 belum memenuhi standar pelayanan minimal.
Namun demikian kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian SPM tersebut masih tetap dilaksanakan untuk lebih meningkatkan cakupan antara lain pengembangan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) di daerah-daerah yang terisolir, pemerataan penempatan tenaga bidan di desa, penyuluhan persalinan/sosialisasi persalinan sehat dan aman dan peningkatan ketrampilan tenaga bidan tentang Asuhan Persalinan Normal (APN).
c) Bumil Risti dirujuk
Jumlah Ibu hamil resiko tinggi (risti) tahun 2012 sebanyak 4.660 orang atau sebesar 15,06 %. Sedangkan jumlah ibu hamil risti yang dirujuk sebanyak 5209 orang. Dibandingkan Jumlah Ibu hamil resiko tinggi (risti) tahun 2011 sebanyak 5209 orang atau Jumlah Ibu hamil resiko tinggi (risti) tahun 2012 sebanyak 4.660 orang atau sebesar 15,06 %. Sedangkan jumlah ibu hamil risti yang dirujuk sebanyak 5209 orang. Dibandingkan Jumlah Ibu hamil resiko tinggi (risti) tahun 2011 sebanyak 5209 orang atau
d) Neonatus
Jumlah Neonatus tahun 2012 sebanyak 23.298 jiwa dengan Kunjungan neonatus sebanyak 18.418 jiwa atau 83,35%.
e) Bayi dan Bayi BBLR