ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
1. Gambaran Umum Kabupaten Ngawi
a. Kondisi Geografis Kabupaten Ngawi secara geografis berada di Provinsi Jawa Timur bagian barat, merupakan daerah penghubung Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58
km 2 . Secara administratif pemerintahan terbagi kedalam : 19 kecamatan,
4 kelurahan, dan 213 desa. Secara astronomis Kabupaten Ngawi terletak
0 0 0 pada posisi 7 0 21’ – 7 31’ Lintang Selatan dan 110 10’ – 111 40’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan (Provinsi Jawa Tengah), Kabupaten Blora (Provinsi Jawa Tengah), dan Kabupaten Bojonegoro (Provinsi Jawa Timur);
b. Sebelah barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen (Provinsi Jawa Tengah);
c. Sebelah selatan : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun (Provinsi Jawa Timur);
d. Sebelah timur : Kabupaten Madiun (Provinsi Jawa Timur).
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Ngawi
Sumber : Ngawi Dalam Angka 2012
Topografi wilayah Kabupaten Ngawi berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4 Kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu. Lima belas Kecamatan sisanya berupa tanah datar. Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan Kedunggalar merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah paling luas yaitu sebesar 138,29 km2 atau 10,67 persen and 129,65 km2 atau 10,00 persen.
b. Kondisi Pemerintahan Kabupaten Ngawi 1). Visi dan Misi Kabupaten Ngawi Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Ngawi serta b. Kondisi Pemerintahan Kabupaten Ngawi 1). Visi dan Misi Kabupaten Ngawi Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Kabupaten Ngawi serta
potensi dalam sistem Pemerintahan Kabupaten Ngawi. c). Sejahtera : kondisi masyarakat Kabupaten Ngawi yang mampu memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani dengan kemandirian ekonomi secara layak dan berdaya saing.
d). Berakhlak : mewujudkan masyarakat Kabupaten Ngawi yang dijiwai oleh penghayatan nilai-nilai agama, budi pekerti luhur dan berbudaya dengan indikator kesalehan sosial dalam suasana kondusif dan nyaman.
e). Berbasis Pembangunan Pedesaan : subyek utama pembangunan dan pemberdayaan berada di pedesaan dibarengi dengan pertumbuhan dan pemerataan di seluruh wilayah Kabupaten Ngawi.
Misi adalah rumusan umum tentang upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi dengan mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan kedepan dengan memperhitungkan peluang yang dimiliki.
Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan maka Pemerintah Kabupaten Ngawi merumuskan misi sebagai berikut:
1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;
2. Meningkatkan pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan
yang berkualitas serta berdaya saing;
3. Mengembangkan iklim usaha dan ekonomi kerakyatan berbasis
agraris;
4. Pembaharuan tata kelola pemerintahan daerah dan desa serta pelayanan publik yang baik, bersih dan akuntabel;
5. Meningkatkan kualitas infrastruktur sesuai dengan daya dukung
lingkungan dan fungsi ruang;
6. Meningkatkan budaya yang berlandaskan kearifan dan keagamaan
dalam suasana yang kondusif.
2). Sumber Daya Aparatur Kabupaten Ngawi Kabupaten Ngawi terbagi dalam 19 kecamatan dan 217 desa/kelurahan. Kecamatan Karangjati merupakan kecamatan dengan jumlah desa terbanyak yaitu 17 desa. Pemerintahan daerah Kabupaten Ngawi memiliki 64 kantor/instansi/satuan kerja. Total Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada instansi tersebut yaitu 14.000 orang tahun 2011, turun 2,52 persen dibanding dengan tahun 2010 seperti terlihat pada Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Jumlah PNS di Kabupaten Ngawi Tahun 2007 - 2011
Tahun
No. Golongan
1. Golongan I
2. Golongan II
3. Golongan III
4. Golongan IV
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ngawi
Persentase tingkat pendidikan PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngawi dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini :
Gambar 4.2 Jumlah PNS Kab. Ngawi menurut tingkat pendidikan
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Ngawi Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Ngawi
jiwa, terdiri dari 448.424 penduduk laki-laki dan 463.487 penduduk perempuan, dengan sex ratio sebesar 96 artinya bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat sekitar 96 penduduk laki-laki. Dibandingkan dengan tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Ngawi bertambah sebesar 17.236 jiwa atau meningkat sebesar 1,92 persen. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah Paron dengan 88.510 jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kasreman yaitu 24.545 jiwa.
Tingkat kepadatan penduduk Kab. Ngawi tahun 2011 adalah 704 jiwa/km2, naik sekitar 14 jiwa untuk setiap kilometer persegi dari tahun sebelumnya (Tabel 4.2). Tingkat kepadatan per kecamatan tertinggi adalah Ngawi (1.199 jiwa/km2) dan tingkat kepadatan terendah adalah Kecamatan Karanganyar (230 jiwa/km2). Jumlah kelahiran selama tahun 2011 adalah 8.015 jiwa, terdiri dari 4.002 bayi laki-laki dan 4.013 bayi perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 terjadi penurunan hingga 2,49 persen. Jumlah kematian pada tahun 2011 tercatat sebesar 4.270 jiwa, yang terdiri dari 2.239 penduduk laki-laki dan 2.031 penduduk perempuan. jika dibandingkan dengan tahun 2010 naik 3,19 persen.
TABEL 4.2
Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Ngawi Tahun 2011
Kepadatan No.
(jiwa/km²)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Ngawi
d. Kondisi Perekonomian Struktur perekonomian Kabupaten Ngawi tahun 2011 masih didominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi mencapai 35,72 persen. Kontribusi sektor ini mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 36,63 persen. Kontribusi sektor pertanian terus menurun dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Penurunan kontribusi tersebut utamanya disebabkan penurunan produksi padi akibat iklim yang tidak menentu, serangan hama tanaman padi dan perubahan lahan pertanian menjadi lahan perumahan sepanjang tahun 2011.
Sektor perdagangan menjadi kontributor terbesar kedua terhadap PDRB Kabupaten Ngawi. Kontribusi sektor ini pada tahun 2011 mencapai 29,20 persen, meningkat 0,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 28,66 persen. Dalam kurun waktu 4 tahun sejak tahun 2008 hingga 2011 sektor perdagangan terus meningkat, jika sektor perdagangan terus meningkat tiap tahunnya dan sektor pertanian terus menurun maka dimungkinkan struktur perekonomian Kabupaten Ngawi dapat berubah dari sektor pertanian ke sektor perdagangan. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, sektor jasa menjadi kontributor terbesar ketiga setelah pertanian dan perdagangan. Pada tahun 2011 sektor ini menyumbang sebesar 13,45 persen terhadap total PDRB sedikit turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 13,73 persen. Berikut gambar prosentase sektor perekonomian Kabupaten Ngawi Tahun 2011 :
Gambar 4.3 Sektor perekonomian Kabupaten Ngawi Tahun 2011
Sumber : Ngawi Dalam Angka 2012
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir merangkat naik dari 5,16 persen tahun 2007 hingga mencapai 6,14 persen pada tahun 2011. Sama dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2011
ekonomi Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan pertumbuhan (Gambar 4.3). Dalam kurun antara 2006-2008 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi selalu di bawah pertumbuhan Propinsi Jawa Timur. Hal ini bisa dimengerti karena perekonomian Jawa Timur didominasi sektor industri sedangkan perekonomian Kabupaten Ngawi didominasi sektor pertanian, dimana pada umumnya pertumbuhan sektor industri akan lebih cepat dibandingkan sektor pertanian. Pada tahun 2009 ketika industri Jawa Timur mengalami perlambatan dari 4,36 persen menjadi 2,8 persen, hal ini menyebabkan penurunan pertumbuhan Jawa Timur menjadi 5,01 persen dibawah pertumbuhan Kabupaten Ngawi yang justru meningkat menjadi 5,65 persen. Kemudian pada tahun 2010 dan 2011 kembali pertumbuhan Jawa Timur melampaui pertumbuhan Kabupaten Ngawi. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2010 meningkat tajam sebesar 1,67 persen dari tahun sebelumnya mencapai 6,68 persen dan terus meningkat pada tahun 2011 sebesar 7,22 persen.
Gambar 4.4 Pertumbuhan Ekonomi Kab. Ngawi dan Propinsi Jawa Timur
Tahun 2007 – 2011 (Persen)
Sumber : Ngawi Dalam Angka 2012
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah. Besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ngawi merupakan jumlah seluruh nilai tambah dari produk barang dan jasa yang dasar pengukurannya timbul akibat adanya berbagai aktivitas ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Ngawi tahun 2006 mencapai 4.445.555,03 juta rupiah. Angka tersebut secara konsisten naik dari tahun ke tahun hingga 2011 baik atas harga berlaku maupun harga konstannya. Pada tahun 2011 PDRB atas dasar harga berlaku (adhb) mencapai 8.116.202,9 juta rupiah, meningkat sekitar 12,01 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan PDRB adhb tahun 2011 lebih rendah dibandingkan kenaikan PDRB adhb pada tahun 2010 yang mencapai 12,43 persen. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (adhk) pada tahun 2011 mencapai 3.313.434,98 juta rupiah atau meningkat sekitar 6,14 persen (lihat Tabel 4.3).
Tabel 4.3
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan (2000) Kabupaten Ngawi Tahun 2006 – 2011 (Juta Rupiah)
No.
Tahun
Harga Berlaku
Harga Konstan
3.313.434,98 Sumber : Ngawi Dalam Angka 2012
Tabel 4.4
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 - 2011 (Juta Rupiah)
No. Lapangan Usaha
2,654,359.37 2,899,469.33 2. Pertambangan & Penggalian
36,518.40 39,881.74 3. Industri Pengolahan .
455,258.87 533,167.88 4. Listrik, Gas & Air Bersih
360,181.25 432,702.30 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
2,076,707.35 2,370,210.11 7. Pengangkutan & Komunikasi
207,931.40 233,895.04 8. Keuangan, Persewaan & Jasaa
Sumber : Ngawi Dalam Angka 2012
Tabel 4.5
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (2000) Tahun 2006 – 2011 (Juta Rupiah)
No. Lapangan Usaha
1,182,083.93 2. Pertambangan & Penggalian
18,145.41 3. Industri Pengolahan .
209,719.30 4. Listrik, Gas & Air Bersih
147,557.05 6. Perdagangan, Hotel & Restoran
1,012,315.75 7. Pengangkutan & Komunikasi
88,463.67 8. Keuangan, Persewaan & Jasa
Sumber : Ngawi Dalam Angka 2012 Sumber : Ngawi Dalam Angka 2012
Tabel 4.6 Rincian Penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2006 – 2011
No Uraian
Pendapatan Daerah
887,001,554,928.49 1,130,520,094,512.19 I. PAD
27,489,942,064.49 61,538,571,057.19 a. Pajak Daerah
9,582,526,496.00 11,499,047,139.00 b. Retribusi Daerah
12,859,910,145.59 9,653,987,452.00 c. Hasil Pengelolaan Kekayaan
1,073,982,259.90 1,642,244,855.95 Daerah yg dipisahkan
3,973,523,163.00 38,743,291,610.24 II. Dana Perimbangan
d. Lain2 PAD yg sah
689,423,264,536.00 788,496,961,639.00 a. Bagi Hasil Pajak
51,833,484,001.00 54,589,373,843.00 b. Bagi Hasil Bkn Pajak/SDA
6,771,423,535.00 9,735,009,796.00 c. DAU
572,965,157,000.00 654,412,778,000.00 d. DAK
57,853,200,000.00 69,759,800,000.00 III. Lain2 Pendapatan Daerah yg sah
170,088,348,328.00 280,484,561,816.00 a. Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi & Pemda
41,153,160,159.00 44,583,177,716.00 b. Bant. Keu. dari Provinsi / Pemda
34,255,429,769.00 53,966,530,000.00 c. Pendapatan Hibah
613,618,800.00 354,375,000.00 d. Dana Penyesuaian & Otonomi
14,889,600,000.00 81,768,614,000.00 e. Tambahan Penghasilan PNS Guru
9,542,050,000.00 10,013,750,000.00 f. Tunjangan Profesi Guru PNSD
JUMLAH
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dipungut oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah, pendapatan BPHTB dibagikan ke daerah melalui mekanisme dana bagi hasil. Namun, dengan munculnya UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka mulai 1 Januari 2011 BPHTB telah dialihkan menjadi pajak daerah dan dipungut juga oleh daerah. Berikut target dan realisasi penerimaan BPHTB Kabupaten Ngawi tahun 2006 – 2011 :
Tabel 4.7
Target dan Realisasi BPHTB Kabupaten Ngawi
Tahun 2006 -2011 Target
734.195.967,00 100,30 Sumber : DPPKA Kabupaten Ngawi
B. Pembahasan
1. Analisis Efektivitas Pemungutan BPHTB
Untuk menghitung efektivitas pemungutan BPHTB Kabupaten Ngawi Tahun 2006-2011 menggunakan rumus (Devas, 1989:146) sebagai berikut:
Realisasi BPHTB
Efektivitas =
x 100 %
Target BPHTB
Maka diperoleh hasil penghitungan seperti tertera pada tabel dibawah ini :
Tabel4.8
Efektivitas Pemungutan BPHTB Kabupaten Ngawi
Tahun 2006 – 2011 Target
Efektivitas Tahun
136,07 Sumber : DPPKA Kabupaten Ngawi (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas diketahui bahwa rasio efektivitas BPHTB yang dihitung berdasarkan perbandingan antara realisasi penerimaan BPHTB dengan target BPHTB menunjukkan tingkat efektivitas rata-rata per tahun lebih
besar dari 100% atau sebesar 136,07%. Hal ini dapat dikatakan bahwa pemungutan BPHTB di Kabupaten Ngawi selama tahun 2006 – 2011 sudah besar dari 100% atau sebesar 136,07%. Hal ini dapat dikatakan bahwa pemungutan BPHTB di Kabupaten Ngawi selama tahun 2006 – 2011 sudah
Rasio perbandingan target penerimaan dengan realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan di Kabupaten Ngawi selama enam tahun terakhir ini mengalami naik turun. Pada tiga tahun pertama yaitu mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 berturut-turut mengalami penurunan, meskipun rasio perbandingannya masih diatas 100% dan masih dikategorikan sangat efektif. Akan tetapi pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 2,72% yaitu dari 127,42% menjadi 130,14%. Kemudian pada tahun 2010 mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 42,98%, dan tahun 2011 mengalami kenaikan kembali menjadi 100,30%.
2. Analisis Elastisitas PDRB terhadap BPHTB
Analisis elastisitas merupakan suatu metode untuk mengetahui tingkat kepekaan perubahan penerimaan BPHTB, apabila terjadi perubahan pada faktor yang mempengaruhinya. Besar atau kecilnya tingkat perubahan tersebut dapat diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas. Untuk menghitung koefisien elastisitas dilakukan dengan cara membandingkan tingkat pertumbuhan realisasi BPHTB dengan tingkat pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dengan menggunakan formula sebagai berikut :
% Pertumbuhan BPHTB
Elastisitas
% Pertumbuhan PDRB
Untuk melakukan perhitungan dengan Elastisitas maka terlebih dahulu harus diketahui tingkat pertumbuhan BPHTB dan PDRB tahun 2006-2011. Menurut Sadono Sukirno (1985:21), adapun cara yang digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan adalah:
a. Tingkat pertumbuhan BPHTB
Xt – Xt-1
= Pertumbuhan BPHTB Xt = BPHTB tahun t Xt-1 = BPHTB tahun t-1
b. Tingkat pertumbuhan PDRB
Yt – Yt-1
= Pertumbuhan PDRB Xt = PDRB tahun t Xt-1 = PDRB tahun t-1
Hasil perhitungan analisis elastisitas PDRB terhadap BPHTB di Kabupaten Ngawi pada tahun 2006-2011 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.9 Elastisitas PDRB Terhadap BPHTB Kabupaten Ngawi Tahun 2006 – 2011
Pertumbuhan PDRB Tahun
Pertumbuhan
Realisasi
BPHTB Elastisitas (Juta Rupiah)
1,79 0,005 Sumber : DPPKA Kabupaten Ngawi (diolah)
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa elastisitas PDRB terhadap BPHTB di Kabupaten Ngawi berdasarkan perbandingan antara persentase pertumbuhan BPHTB dengan persentase pertumbuhan PDRB pada tahun 2006-2011 cenderung inelastis, dengan hasil koefisien elastisitas rata-rata per tahun sebesar 0,005, yang berarti bahwa pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku kurang peka atau kurang berpengaruh terhadap pertumbuhan penerimaan BPHTB. Artinya kenaikan PDRB sebesar 1% hanya mengakibatkan kenaikan penerimaan BPHTB kurang dari 1% atau sebesar 0,005%.