Pengaruh Ekstrak Kayu Secang (Caesaipinia sappan Linn) Terhadap Proliferasi Sel Limfosit Limpa Tikus dan Sel Kanker K-562 (Chronic Myelogenous Leukemia) Secara In Vitro

F/'PG
2003

D0

PENGARUH EKSTRAK KAYU SECANG

(Caesalpinia sppan Linn)

TERHADAP PROLIFERASI SEL LIMFOSIT LIMPA TIKUS DAN SEL
KANER K-S62

(Chronic Myelogenous Leukemia)

SECARA IN VITRO

Oleb
RINI PUSPANINGRUM




F02498090

2003
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

RlNI PUSPANINGRUM. F02498090. Pengaruh Ekstrak Kayu Secang

(Caesaipinia
sappan Linn) Terhadap Proliferasi Sel Limfosit Limpa Tikus dan set Kanker K-562
(Cronic yelogenous Leuemia) Secara In Vitro. Di bawah bimbingan Endang
Prangdinurti dan Dede R. Adawiyah. 2003.

NGASN

Secang

(Caesaipinia sappan Linn) merupakan salah satu tumbuhan yang


berkhasiat chat. Tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional dan zat pewama.

Bagian tanaman yang sering digunakan adalah kayunya. Kayu secang digunakan
sebagai salah satu bahan untuk membuat minuman yang menyehatkan seperti jamu,

wedang secang dan hir pletok (minuman tradisional khas Betawi), Minuman yang

mengandung eksrak kayu seeang secara radisional din untuk menrunkan

gejala masuk angin, batuk, pilek, menghangatkan badan, mengatasi sariawan,
reumatik

dan melancarkan eredaran darah.

Karena

itu

erpotensi unt. dikembangkan sebagai pangan ungsional.


eksrak

kayu seeang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak kayu

secang terhadap proliferasi sel limfosit limpa tikus dan sel kanker K-562 secara

in
vitro. Diharapkan ekstrak secang tidak bersifat toksik terhadap sel limfosit, bahkan

diharapkan mampu meningkatkan proliferasi sel limfosit, namun menekan proliferasi
sel kanker K-562.

Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap

eksraksi

pelarut


kayu secang dengan menggakan

pertama adalah tahap

etanol,

metanol dan air.

Perlakuan untuk masing-masing pelarut dilakukan dengan penambahan gelatin dan

tanpa penambahan gelatin, sehingga diperoleh 6 macam ekstrak. Penambn gelatin

dimaksudkan untuk mengendapkan tanin karena akan mempengaruhi wna yang

muncul. Masing-masing ekstrak dibagi menjadi 5

rf konsenrasi, yaitu C l

(0.lxC2), C2 (Ix). C 3 (5xC2), C4 (lOxC2) dan C5 (20xC2). dinana C2 nerupakan


konsenrasi eksrak secang yang mendekati konsumsi sehari-hari (3-5 m bubuk

kayu secang) yang terdisribusi dalam 6 liter darah manusia. Untuk eksrak etanol
konsenrasi yang mendekati konsumsi sehari-hari adatah 4.327 x 10.5 g eklml

RPMI, ekstrak netanol 10.380 x 10" g eksraklnl RPMI, ekstrak air 2.328

x

10" g

ekstraklnl PMI, ekstrak etanol-gelatin 7.717 x 10" g ekstralnl RPMI. ekstrak

netanol-gelatin 7.95 3 x 10" g eksraklmI RPMI. dan ekstrak air-gelatin 2.948 x 10"
g ekstraklnl RP!.

Pada tahap selanjutnya dilakukan pengujian ekstrak secang terhadap aktivitas

proliferasi sel Iimfosit dan kenampuan toksisitas terhadap sel kanker K-562. Sel
linfosit diisolasi dari limpa tikus jantan jenis SD


(Sprague Dawley) yang berumur 1-

3 bulan. sedangkan sel kanker K-562 dieroleh dari US-NAMRU 2 Jakarta. Sel

dikultur dengan keenam eksrak tersebut dan diinkubasi pada suhu 37°C dengan

kondisi atmosfer yang mengandung CO2 5%, O2 95%. Untuk pengujian- proliferasi

sel limfosit, sel diinkubasi selama 30 jam, sdangkan pengujian sel kanker diinkubasi
selama 24 jam dan 48 jam.
eksrak

Dri hasil pengujian terhadap proliferasi sel Iimfosit diperoleh bahwa kenam
tidak

bersifat

toksik


terhadap

sel

limfosit.

Keenam

eksrak

secang

mempunyai kemampuan untu. menstimulasi proliferasi sel limfosit pada semua f

konsentrasi, dengan kisaran indeks stimulasi 1.129-1.937 untuk estrak yang ditambah
gelatin n 1. 179-2.485 untuk eksrak tanpa penambahan gelatin. Eksrak secang
konsentrasi 20x merupakan konsentrasi ekstrak yang mempunyai pengaruh paling
besar dalam menstimulasi proliferasi sel limfosit dibandingkan dengan keempat
konsentrasi lainnya. Uji Duncan (p