Pemeriksaan Kesehatan Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas Bagi Pengemudi Angkutan Umum

u

......

w

:::J  0'1
Q.N 

...... 

;J セィャjサェZ|@
ャセjェサイ@
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan R.I

362.1 
Ind  


Indonesia Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
Jenderal Pengendalia ll Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan
Petunjuk Teknis pemeriksaan kesehatan bagi
pengemudi angkutan umum pada situasi
khus us.-- Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2012

£1:\0J

J:\'t:\J\J t:\J{·t rJ H
jサセェス

[jセェ|@

jサセウA|PZェ@

PセィャuAIj@

ャj|セu@

セjェ|


:\j\J 0J{U·t:\j\J

Gェ Z|ェ@

uィャjセ@

PADA SITUASI KHUSUS

ISBN 978-602-125-121-4
1. Judul
l. AUTOMOBILE DRIVER
EXAMINATION - PREVENTION AND CONTROL
II TRANSPORTATION III. ACCIDENT PREVENTION
IV AUTOMOBILE DRIVING V. ACCIDENT TRAFFIC
VI MOTOR VENICLES
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAl PP DAN Pl
DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

2012


KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat dan karunia-Nya kita bisa menyelesaikan buku
petunjuk teknis pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan
lalu lintas pada pengemudi angkutan umum pad a situasi khusus .
Pemeriksaan ini merupakan wujud dari kerjasama lintas sektor
terkait antara Kementerian Kesehatan , Kementerian Perhubungan,
Polisi dan sektor terkait dalam pengendalian faktor risiko
kecelakaan dan cedera .
Untuk standarisasi operasional dalam pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan faktor risiko dibuatlah buku "Petunjuk Teknis
Pemeriksaan Kesehatan Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas Bagi
Pengemudi Angkutan Umum" sebagai pedoman dalam
menjalankan pemeriksaan. Kiranya petunjuk ini dapat digunakan
sebagai acuan dan dapat dikembangkan baik peralatan maupun
teknik operasionalnya sesuai dengan kondisi lokal masing-masing
daerah.

Sejalan dengan kegiaten Dekade Aksi Keselamatan di Jalan 2010 2020 maka upaya pencegahan merupakan, bag ian dari amanat
untuk menurunkan fatalitas korban kecelakaan lalu lintas. Kegiatan
pemeriksaan ini sesuai semangat Dekade Aksi yang melibatkan
lintas sektor terkait diam upaya nenurunkan angka morbiditas dan
mortalitas korban kecelakaan lalu lintas.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang sudah
memberikan kontribusinya dalam penyusunan buku ini. Kami telah
berupaya maksimal, namun sebagai langkah awal, pasti masih

Pcmeriksaan K ese/ Wfall Fak for Risiko KLL Hagi Pel1:!,cl1Iudi A ng kllfall l'1II11J11
I Ja(/a Siluas; J.:.ltuSIiS

Pemadam Kebakaran, Organda, Asuransi Jasa Raharja, dll).
Kerja sama lintas sektor yang terpadu dimaksudkan untuK
mengurangi angka kecelakaan, kesakitan, kecacatan dan
kematian akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya .
Melalui buku ini diharapkan dapat menjadi petunjuk atau acuan
dalam rangka upaya pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi
angkutan umum pada situasi khusus, guna mengendalikan faktor
risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Hasil dari kegiatan ini

dapat menjadi bahan untuk perencanaan kebijakan program
pengendalian faktor risiko kecelakaan dan tindak kekerasan
sejalan dengan DekadeAksi Keselamatan Jalan 2011-2020.

DAFTAR 151
Halaman
KATA PENGANTAR ................. ...... ... .......... ...... .. ... ............. .
KATA 5AMBUTAN .. .................. .......... .... ...... ...... .. ...... ........ .

iii

DAFTAR 151 ............. ............... ........ ..... ............ ...... ....... .... ....

v

BAB I

1
1  


Besar harapan saya agar petunjuk teknis ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, sehingga apa yang kita cita-citakan dapat segera
terwujud.
Sekian dan terima kasih.
BAB II

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pendahuluan .... .... ..... ...... ...... .... ................ ...........
A.   Latar Belakang .... ...... ................ ..... .. ...............
B. Dasar Hukum .......... .... .... .................. ........ ......
C. Tujuan ..... .......... ..... ......... ..... .. .... .... .. ........ ...... .
D. Sasaran ....... ...... ............... ........... ........... .. .......
E. Definisi Operasional ...... ........ ........ ........ ..........
Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas .. .. ...........

A.   Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas .... .........

3  
4


5  
5
9
9  

B. Upaya Pengendalian Faktor Risiko
Kecelakaan Lalu Lintas .... ..... .......................... 12
Jakarta, Juli 2012
ktl!tr Jenderal PP & PL

BAB III

Mekanisme Pelaksanaan & Jejaring Kerja ....... 15
A. Persia pan ........................................ .............. .. 15
B. Pelaksanaan ................. ...... .... .................. ... .. .. 16

BAB IV

Pemeriksaan Kesehatan Faktor Risiko

Kecelakaan Lalu Lintas .......................................
A. Batasan ..... ..................... .... ...................... .......
B. Prosedur Pemeriksaan .............. ......................
C. Standar Pemeriksaan .......... .......... ..... 」N
Nセ
D. Standar Pemeriksa .... ...... .... ........ ....
I ' .
E. Standar Fasilitas ......... ..... ..................... :..,.... .'...
MセNLG@
10.1 
F. Standar Kelaikan Kesehatan ...........................
Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi ....... ..... ... ..

rof. dr. Tjandra Yoga Aditama,
5p.P(K), MARS, DTM&H, DTCE
NIP 195509031980121001

..

.t..... ;..... ....


BAB V
IV 

Pemeriksaan Kesehalon Faktor Risiko KLL Bagi Pengemudi Angkutan Vmllm
Pada Sil uasi KlllI,\'u,\'

Pemeriksaan Kesel/alan Faktor Risiko KLL Bag; Pengemlldi AlIgkulon UmulIl
PlIda Sillfas; KIll/sUS

21
21
21
22
23
23
23
27
V


BABI
PENDAHULUAN

A.  Pencatatan. .. ..... ... ....... .... ......... ... ... ... .......... ... . 27
B. Pelaporan ... .. .............. ... .................. .. ..... ......... 27
C. Evaluasi ..... ... ................... .. .... ............. .. .... ....... 28
BAB VI

Penutup .. ............. ... ... .. ... .... ... .. .......... ...... ........... .. 29

DAFTAR PUSTAKA .. ..... .... ................ ..... ... ...... ... ... ... ....... ... .. 30
LAMPIRAN


Lampiran 1 Formulir Pemeriksaan kesehatan Faktor
Risiko Kecelakaan Lalu Lintas bagi Pengemudi
angkutan umum pad a situasi khusus .............. .............. 33




Lampiran 2 Petunjuk Pengisian Formulir Faktor
Risiko Kecelakaan Kecelakaan Lalu Lintas .......... ....... .. 35



Lampiran 3 Alur Pencatatan dan Pelaporan ... .... ............ 38



Lampiran 4 Formulir Rekapan Pemeriksaan Kesehatan
Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas bagi Pengemudi
Angkutan Umum pada situasi khusus .... ... .. .. ... ....... .. ...... 39



Lampiran 5 Formulir Rujukan Tindak Lanjut Dini
Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas .. ............ .. .............. 40



Lampiran 6 Surat Rekomendasi .... [

•.

Lampiran 7 Pengukuran Faktor Risiko Kecelakaan
Lalu Lintas ............ ........ .. ... ............... .................. .. ... ....... 42

Gc[MZ



• • • ­.: .­­:. ....... . .. ; .. .. .. 

41

A.

Latar Belakang

Kejadian kecelakaan lalu lintas mendominasi di antara jenis
kecelakaan yang lain dengan proporsi sekitar 25% (WHO , 2004).
Kejadian kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat dalam
jumlah maupun jenisnya dengan perkiraan angka kematian dari
5,1 juta pada tahun 1990 menjadi 8,4 juta pada tahun 2020 atau
meningkatsebanyak 65% . Data yang ada menyebutkan kejadian
kecelakaan lalu lintas berkisar antara 750.000 sampai 1.183.492
setiap tahunnya. Data WHO pada tahun 2002 memperkirakan
hampir 1,2 juta orang di dunia meninggal karena kecelakaan lalu
lintas . Pad a tahun 2004 ditemukan bahwa cedera karena akibat
KLL merupakan penyebab kematian utama yang konsisten
berada di posisi ke-3 pada kelompok umur usia antara 5-44 tahun.
Faktor usia penyebab kematian oleh karena KLL dengan urutan
tertinggi diusia 15-29 tahun , ke-2 usia 5-14 tahun , ke-3 usia 30-44
tahun , ke-4 usia 45-69 tahun, ke-5 usia 0-4 tahun, ke-6 usia 70+
tahun (sumber: WHO 2008, Global Burden of disease: 2004
update).
Pad a tahun 2004 kecelakaan menjadi penyebab
kematian urutan ke 9 di dunia, tetapi pad a tahun 2030
diperkirakan akan meningkat menjadi urutan ke 5. Kematian dari
akibat KLL lebih banyak terjadi pada lakHaki dibandingkan
perempuan diperkirakan perbandingannya sebesar 2
kalinya(WHO,2004).
Data Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa prevalensi
kecelakaan transportasi darat mencapai 25,9% dari seluruh
penyebab cedera lainnya.
Berdasarkan data kepolisian RI didapat pelaku yang terlibat
kecelakaan lal u lintas tertinggi di usia 16 - 25 tahun sebanyak

VI 

Fem eriksaoll KesehatGlI Faklor IUs iku KLL Bag; Pel1gemudi Angkulall Umum
Pacla Silllas; Kh usus

Pellleriksaall Kcse/w/lIr1 F ak/or Ri... ·iko KL I. /Jagi Pel/gel/1 //di .,l lIgku/all Um lllll
Pm /a ,'-J'in/as; f..JIIIS IIS

23.283 jiwa (2008) dan meningkat menjadi 24.364 jiwa (2009).
Tahun 2010 jumlah kematian akibat kecelakaan telah
mencapai 31.234 jiwa, berarti setiap 1 jam terdapat sekitar 3 - 4
orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas jalan (Rancangan
Umum Nasional Keselamatan Jalan, 2011).

yang  padat  dan  sering.  Pemeriksaan  kesehatan  diberlakukan 
juga bagi pengemudi pengganti dalam satu armada tersebut. 

Diperkirakan kerugian ekonomi nasional yang akan timbul karena
KLL mencapai 1-2% dari total pendapatan per kapita negara di
seluruh dunia (WHO, 2004), sedangkan di Indonesia kerugian
ekonomi karena KLL mencapai 2,91 % (2002). Pada tahun 2010 ,
secara nasional diperkirakan kerugian akibat kecelakaan lalu
lintas jalan diperkirakan mencapai 2,9-3,1% dari total PDS
Indonesia (Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan 20112035). 

Kementerian Kesehatan , dalam hal ini Direktorat Jenderal PP dan 
PL  (Direktorat  PPTM)  sebagai  fokal  point  dalam  kegiatan 
Dekade  Aksi  Keselamatan  Jalan  dengan  target  global  (2020) 
menurunkan  50  %  fatalitas  korban  dengan  cedera  berat, 
melakukan  kegiatan  deteksi  dini  pada ' pengemudi  angkutan 
umum  sebagai  upaya  promotif dan  promotif dalam  menurunkan 
angka morbiditas dan mortalitas dari kecelakaan lalu lintas. 

Pad a  saat  situasi  khusus  dimana  banyak  berpindahnya  massa 
dari  kota  ke  daerah  asal,  misalnya  saat  mudik  lebaran ,  liburan 
natal, liburan tahun baru dan situasi khusus lainnya dan sebagian 
besar mereka menggunakan alat transportasi darat salah satunya 
adalah bus umum. 
Kondisi situasi khusus merupakan saat yang rawan kejadian KLL, 
sedangkan  kejad ian  KLL  yang  cenderung  meningkat  setiap 
tahunnya. 
Pemeriksaan  kesehatan  bagi  pengemudi  angkutan  umum 
merupakan  salah  satu  bag ian  dari  upaya  pencegahan 
Kecelakaan  Lalu  Lintas (KLL)  melalui  pengendalian faktor risiko 
kesehatan  yang  dapat  menyebabkan  KLL.  Faktor  risiko  yang 
dominan  pad a  kejadian  kecelakaan  adalah  faktor  manusia 
(human error). 
Pemeriksaan  kesehatan  diberlakukan  pada  pengemudi  yang 
memiliki jarak  tempuh  cukup  lama  setidaknya  lebih  dari  6 jam. 
Pengemudi bis antar kota antar provinsi (AKAP) berperan penting 
pada  situasi  arus  mudik  lebaran  ini,  karena  seringkali  para 
pengemudi ini berkendara  lebih dari 6 jam atau mempunyai  rute 



Pemeriksaan Keseharoll Faklor Risiko KLL Bag; Pengemudi AllgklltOI1 Umum
Pada Si/uGsi Khusus

Kegiatan  deteksi  dini  faktor  risiko  KLL  yang  dilakukan  berupa 
pemeriksaan  pemeriksaan  tekanan  darah,  alkohol  pernafasan, 
kadar amphetamine di urine dan kadargula darah sewaktu . 

Memperhatikan  situasi  dan  kondisi  tersebut,  maka  keterpaduan 
pengendalian faktor risiko kecelakaan dan cedera  baik di tingkat 
pusat  maupun  daerah  sangatlah  dibutuhkan .  Untuk  itu  perlu 
adanya  penanganan  yang  sinergis  dari  berbagai  sektor  terkait 
(Kementerian  Kesehatan,  POLRI ,  Kementerian  Perhubungan, 
Pemerintah Daerah, Organda , Asuransi Jasa Raharja , dll.). Kerja 
sama lintas sektor yang terpadu dimaksudkan untuk mengurangi 
angka  kecelakaan ,  kesakitan,  kecacatan  dan  kematian  akibat 
kecelakaan lalu lintas. 
Untuk  mencapai  tujuan  yang  sinergis  antara  pusat  dan  daerah 
dalam  pengendalian  faktor  risiko  kecelakaan  lalu  lintas  perlu 
dilakukan  bersama  lintas  sektor  terkait,  sehingga  diperlukan 
suatu panduan yang tertuang dalam bentuk petu njuk teknis yang 
dapat menjadi acuan  bagi petugas pelaksana di lapangan . 

B.   Dasar Hukum

1)   Undang­Undang  Nomor  29  Tahun  2004  tentang  Praktik 
Kedokteran  (Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2004 
Nomor  116,  Tambahan  Lembaran  Negara  Republik  Indonesia 
Nomor4431); 
1'c.'II/('rikwCln K e.se/w lall Faktor Risiko KI.L IJag ; Pell)!,cmudi AUJ!kuWI1 U mlllll
Pcu/a Sitlltlsi Khu.'< us



2) 

3) 

Undang­Undang  Nomor  32  Tahun  2004  tentang  Pemerintahan 
Daerah (Lembaran Negara Republik 'Indonesia Tahun 2004 Nomor 
125,  Tambahan  Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Nomor 
4437)  se bagaimana  telah  beberapa  kali  diubah  terakhir  dengan 
Undang­Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua 
Atas  Undang­Undang  Nomor 32  Tahun  2004  (Lembaran  Negara 
Republik  Indonesia Tahun  2008  Nomor 59,  Tambahan  Lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor4844); 
Undang­Undang  Nomor 22  Tahun  2009  tentang  Lalu  Lintas  dan 
Angkutan  Jalan  (Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun 
2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 
Nomor 5022); 

KHUSUS  
1)  Terdeteksinya  tekanan  darah  pada  pengemudi  dan  kru 
angkutan umum 
2)  Terdeteksinya  kadar  alkohol  dalam  pernafasan  pad a 
pengemudi dan kru angkutan umum 
3)  Terdeteksinya  kadar  amphetamin  dalam  urin  pada 
pengemudi dan kru angkutan umum 
4)  Terdeteksinya  kadar  gula  darah  sewaktu  pada  pengemudi 
dan kru  angkutan umum 
5)  Terlaksananya  tindak  lanjut  dini  bagi  pengemudi  dan  kru 
angkutan umum yang berisiko. 

4) 

Undang­Undang  Nomor  36  Tahun  2009  tentang  Kesehatan 
(Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2009  Nomor  144, 
Tambaha n Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 

5) 

Undang­Undang  Nomor  44  Tahun  2009  tentang  Rumah  Sakit 
(Lembara n  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  2009  Nomor  153, 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 

6) 

Instruksi  Presiden  Republik  Indonesia  No. 3 Tahun  2004  tentang 
Koordinasi PenyelenggaraanAngkutan Lebaran Terpadu . 

7) 

Peraturan  Pemerintah  Nomor  32  Tahun  1996  tentang  Tenaga 
Kesehata n  (Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1996 
Nomor  49,  Tambahan  Lembaran  Negara  Republik  Indonesia 
Nomor 36 37); 

2)   Sasaran pemeriksaan : 
Sopirdan kru angkutan umum 

Peraturan  Menteri  Kesehatan  Nomor  1144/MENKESI 
PERNIII/2010  tentang  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Kementerian 
Kesehatan. 

1)  Cedera  adalah  kerusakan  fisik  yang  disebabkan  oleh 
rudapaksa dan trauma oleh akibat KLL. 

8) 

c.  

Tujuan 

UMUM 
Terdeteksinya  dan  terlaksananya  tindak lanjut dini  faktor  risiko 
kecelakaan lalu lintas pada pengemudi dan  kru  angkutan  umum 
pada situasi khusus. 



PemeriRsaan Kesehalall Faklor Risiko KLL Bagi Pellgemudi Angkulan Umum
Pada S iluosi Khusus

D.  Sasaran 
1)  Sasaran pelaksana : 
Tenaga  kesehatan,  petugas  kesehatan  di  Puskesmas, UPT 
(B/BTKL­PP dan KKP) , Dinas Kesehatan Propinsi dan  Kotal
Kabupaten dan lintas sektor terkait. 

E.  Defin isi Operasional : 

2)  Lalu Lintas adalah kegiatan perpindahan dari satu tempat ke 
tempat  lainnya  yang  melibatkan  orang,  alat  pengangkutan 
serta sarana dan prasarana jalan . 
3)  Keselamatan  adalah  komponen  atau  perilaku  yang  aman , 
tidak membahayakan atau mencederai pengguna dan orang 
di sekitarnya. 

Pem eriksoal1 KeseliaUIH FaR/or Risiko K IJ Btlg; Pengemudi A IIgk ulan UmuJII

Pm/a 51",asi Kill/sUS



4)  Situasi khusus adalah kondisi berpindahnya massa dari kota 
ke  daerah  asal,  misalnya  saat mudik lebaran,  liburan  natal, 
liburan tahun baru dan situasi khusus lainnya 
5) 

Faktor  risiko  adalah  suatu  kondisi  yang  secara  potensial 
berbahaya  dan  dapat  memicu  terjadinya  penyakit  pada 
seseorang atau kelompok tertentu 

6)  Pengendalian  merupakan  nama  lain  dari  Pencegahan  dan 
Penanggulangan 
7)  Pemeriksaan adalah proses, cara memeriksa 
8)  Kesehatan adalah  keadaan  sehat,  baik secara fisik,  mental , 
spiritual  maupun  sosial  yang  memungkinkan  setiap  orang 
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 
9)  Pemeriksaan  kesehatan  adalah  adalah  proses  atau  cara 
untuk  memeriksa  keadaan  seseorang  apakah  sehat,  baik 
secara  fisik,  mental,  spiritual  maupun  sosial  yang 
memungkinkan  setiap  orang  untuk  hidup  produktif secara 
sosial dan ekonomis. 
10)  Kru  adalah  mitra kerja pengemudi  (supir pengganti ) 
11)   Pengemudi  adalah  orang  yang  mengemudikan  Kendaraan 
Bermotordijalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi. 
12)  Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) adalah adalah suatu peristiwa 
di  Jalan  yang tidak terduga dan  tidak disengaja melibatkan 
kendaraan  dengan  atau  tanpa  Pengguna  Jalan  lain  yang 
mengakibatkan  korban  manusia  dan/atau  kerugian  harta 
benda. 
13)  Kendaraan adalah suatu sarana angkut di Jalan yang terdiri 
atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor. 
14)  Pengguna  jalan  adalah  orang  yang  menggunakan  jalan 
untuk berlalu lintas. 



Pem eriksaan Kesehatan Faklor Risiko KLL Bag; Pengemudi Angkutan Um ul1I
Pada Si fUGsi Khustls

15)  Dekade Aksi Keselamatan Jalan  (Decade ofAction for Road
Safety)- DOA  adalah  kegiatan  menyeluruh/komprehensif 
lintas  program  dan  lintas  sektor dalam  upaya  menurunkan 
angka  fatalitas  akibat  kecelakaan  lalu  lintas  baik  secara 
nasional, regional maupun global. 
16)  Bentuk  kegiatan  pencanangan  DOA  merupakan  aksi 
seremonial  disertai  kegiatan  berupa  peluncuran  legislasi 
baru ,  kampanye  untuk  promosi  pengendalian  faktor  risiko 
kecelakaan 
17)  Surveilans  epidemiologi  adalah  kegiatan  anal isis  secara 
sistematis & terus menerus terhadap penyakit atau masalahmasalah  kesehatan  & kondisi  yang  mempengaruhinya agar 
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif & 
efisien  melalui  proses  pengumpulan  data,  pengolahan  dan 
penyebaran informasi. 
18)  Hipertensi  adalah  keadaan  seseorang  mengalami 
peningkatan  tekanan  darah  di  atas  normal,  yaitu  tekanan 
darah sistolik  ;;;.  120 mmHg dan atau tekanan darah diastolik 
,,;;;;  80  mmHg  (Joint  National  Committe  on  Prevention 
Detection, Evaluation,  and  Treatment of High  Pressure  VII, 
2003) 
19)  Hipoglikemi  adalah  keadaan  hasil  pengukuran  kadar 
glukose darah kurang dari 70 mg/dL. 
20)  Hiperglikemia  merupakan  keadaan  peni ngkatan  glukosa 
darah  ;;;. 200 mg/dl 
21)  Glukometer: alat untuk melakukan pengukuran gula darah 
22)  Tensimeter Digital merupakan alat kesehatan yang berfungsi 
mengukurtekanan darah secara otomatis. 
23)  Amfetamin  adalah  kelompok  obat  psikoaktif  sintetis  yang 
secaradramatis mempengaruhi sistem saraf pusat (S SP) 

! 'emerikS(((I1/ K eseitala ll 8Fak(or Risiko KLL Bagi Pellgem udi AllgkUf(111

UIllIlIIf

Pm/a Siluas; j ·:IIlfSI1S



24)  Alkohol  sering  dipakai  untuk  menyebut  etanol,  yang  juga 
disebut  grain alcohol; dan  kadang  untuk  minuman  yang 
mengandung  alkohol.  Alkohol  merupakan  istilah  untuk 
senyawa  organik  apa  pun  yang  memiliki  gugus  hidroksil  (OH)  yang  terikat  pad a atom  karbon,  yang  ia  sendiri  terikat 
pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain. 

BAB II
FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LlNTAS DAN UPAYA
PENGENDALIAN

A.

Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas

Faktor  risiko  adalah  suatu  kondisi  yang  secara  potensial 
berbahaya  dan  dapat  memicu  terjadinya  penyakit  pada 
seseorang atau kelompok tertentu . Berkaitan dengan kecelakaan 
lalu  lintas  ada  tiga  faktor  risiko  utama  yang  dapat 
menyebabkannya  yaitu  manusia  (manusia),  kendaraan 
(kendaraan),  dan  environment (Iingkungan  fisik  &  sosial 
ekonomi). 

LlNGKUNGAN 
Jalanan  Liein 

VEKTOR 
Kendaraan  Bermotor 

HOSTrrUAN RUMAH 
Pengendara/Pengemudi 

AGEN 
Kejadian Tabrakan  
(Kekuatan  atau  energ i  
mekanik)  

Faktor  risiko  KLL  yang  paling  dominan  adalah  faktor  manusia 
(human  error).  Berikut  merupakan  modifikasi  dari  ketiga  faktor 
risiko diatas dalam bentuk Haddon's Matriks sebagai berikut : 



p・

ュ ・ イゥ ォウ。
セイiヲ@ Kesehatan FuklOl' Risiko KLL Bag i Pellgemudi Angkutan Umum
Pada SituQJ.i Khusus

Pellleriksllall Keschata H Faktor Ris iko K LL Bag i Pengemudi AlIgkllltU/ V ill I/III
Pac/a Si/Hasi "'·"us us

l)

Tahapan 
Pra 
Keeelakaan 

Saat 
Keeelakaan 

Pasea 
Keeelakaan 

Manusia

Kendaraan 

Apakah kendaraan 
Apakah manusia 
laik jalan (tidak 
lebih rentan  atau 
membahayakan)
tidak terhadap 
faktor risiko 
Apakah kendaraan 
Apakah manusia 
bisa memberikan 
dapat menerima  I
perlindungan
mentoleransi 
terhadap  
benturan akibat 
keeelakaan 
keeelakaan  
Apakah  kondisi 
Bagaimana
tingkat keparahan  kendaraan 
berperan terhadap 
eedera akibat 
tingkat keparahan 
keeelakaan 
cedera  akibat 
keeelakaan 

Lingkungan 
Sosial
Fisik 
Ekonomi 
­ (Prasarana) 
Apakah  lingkungan  Apakah  sosial 
ekonomi
(prasarana)
menambah risiko 
berbahaya
Apakah  lingkungan 
berperan terhadap 
terjadinya cedera 

Apakah sosial 
ekonomi berperan 
terhadap
terjadinya  cedera 

Apakah lingkungan 
menambah
keparahan eedera 
akibat keeelakaan 

Apakah sosial 
ekonomi
mendukung
terhadap
pemulihan eedera 
akibat keeelakaan . 

Faktor risiko manusia yang telah dijabarkan pada  matriks di atas 
diantaranya adalah perilaku dan kondisi kesehatan suatu individu 
yang  dapat  menyebabkan  kejadian  kecelakaan.  Kondisi  fisik 
individu yang berkorelasi dengan kewaspadaan saat mengemudi 
merupakan  fokus  pemeriksaan  kesehatan  sebagai  upaya 
pengendalian faktor risiko KLL. 
Konsumsi  alkohol  dan  amphetamine  dapat mempengaruhi  saat 
kewaspadaan  saat  mengemudi.  Efek  yang  ditimbulkan  setelah 
mengkonsumsi  alkohol  dapat  dirasakan  segera  dalam  waktu 
beberapa  menit  saja,  tetapi  efeknya  berbeda­beda,  tergantung 
dari jumlah / kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang 
kecil,  alkohol  menimbulkan  perasaan relax,  dan pengguna akan 
lebih mudah  mengekspresikan emosi,  seperti  rasa  senang,  ras 
sedih dan kemarahan.  Dengan peningkatan kadar alkohol dalalll 
darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunanny,l 
orang tersebut menjadi depresi. Bila dikonsumsi berlebihan,  ak tll1 
muncul  efek  sebagai  berikut:  merasa  lebih  bebas  Inc)I 
mengekspresikan  diri,  tanpa  ada  perasaan  terhambat  menj. I I 
lebih  emosional  (sedih,  senang,  marah  secara  berlebi h.ll1l 
muncul  akibat  ke  fungsi  fisik  ­ motorik,  yaitu  bicara  tidak  jolll 
pandangan  menjadi  kabur,  sempoyongan,  inkoordinasi  molor 
dan  bisa  sampai  tidak  sadarkan  diri.  kemampuan  m Oil! 

10 

Pemeriksaan Kesehal(lll Fakror Risiko K LL Bagi Pengemlldi Angklllui/ C:IIIII/ll

Pada Siluasi KhuSl/s

mengalami  hambatan,  yaitu  gangguan  untuk  memusatkan 
perhatian dan  daya ingat terganggu .Pengguna biasanya merasa 
dapat mengendalikan  diri  dan  mengontrol tingkahlakunya.  Pada 
kenyataannya  mereka  tidak  mampu  mengendalikan  diri  seperti 
yang  mereka  sangka  mereka  bisa.  Oleh  sebab  itu  banyak 
ditemukan  KLL  yang  disebabkan  karena  mengendarai  mobil 
dalam keadaan mabuk. 
Pada  dosis  kecil  semua  jenis  amfetamin  akan  meningkatkan 
tekanandarah , mempercepat denyut nadi,  melebarkan bronkus, 
meningkatkan  kewaspadaan,  menimbulkan  euforia, 
menghilangkan  kantuk,  mudah  terpacu,  menghilangkan  rasa 
lelah  dan  rasa  lapar,  meningkatkan  aktivitas  motorik,  banyak 
bicara,  dan  merasa  kuat.  Sedangkan  dosis  sedang  amfetamin 
(20­50 mg) akan  menstimulasi pernafasan,  menimbulkan tremor 
ringan, gelisah, meningkatkan aktivitas motorik, insomnia, agitasi, 
mencegah lelah,  menekan nafsu makan , menghilangkan kantuk, 
dan  mengurangi  tidur.  Kondisi  di  atas  memperlihatkan  bahwa 
kadar kedua zat tersebut dapat mempengaruhi performa individu 
saat mengemudi. 
Gejala  penyerta  pada  hipoglikemia  dan  hiperglikemia  adalah 
lelah,  fungsi  mental  yang  menurun,  perasaan  gemetar, 
berkeringat,  perih  pada  mulut,  pusing,  perasaan  linglung  dan 
jantung berdetak keras hingga kehilangan kesadaran.  Kondisi ini 
dapat membahayakan pada saat mengemudi. 
Selain  ketiga  hal diatas, tekanan  darah juga berpengaruh  dalam 
mengemudi.  Hal  ini terjadi  karena pad a hipertensi dan  hipotensi 
seringkali  timbul  gejala  penyerta  berupa  nyeri  kepala,  mata 
berkunang­kunang,  pandangan  kabur dan  pada kondisi ekstrim, 
pengemudi dapat mengalami penurunan kesadaran. 

1'(,lIIeriAsatln K e.\-eha/al1 rClk/or Risiko KLL Bagi Pengemlldi Angkll/(JII UmulI/
Pada Sf/Has; K lw sus

11 

B.   UPAYA  PENGENDALIAN  FAKTOR  RISIKO  KECELAKAAN 
LALU LlNTAS 

2.  

FaktorKendaraan dan Lingkungan Fisik 
a.   Desain sistem lalu lintas jalan untuk keamanan dan pemakaian 
yang berkelanjutan . 

Upaya­upaya  pengendalian  faktor  risiko  kecelakaan  lalu  lintas 
jalan pada : 

b.   Mengelola  pajanan  faktor  risiko  melalui  kebijakan  pemakaian 
lahan dan transportasi serta  penyediaan teknologi komunikasi 
dalam rangka tanggap darurat dengan cara: 

1.   Faktor Manusia 
Peningkatan  berperilaku  sehat  di  jalan  melalui  advokasi , 
sosialisasi, edukasi, deteksi dini dan kampanye yang meliputi : 

1)   Mempersiapkan  akses  yang  efisien  dalam  hal  jarak 
tempuh, kecepatan dan keamanan . 

a.   Kampanye berperilaku sehat dan aman di jalan melalui  media 
massa (elektronikdan cetak) 

2)   Mendorong  masyarakat  untuk  memilih  alat  transportasi 
yang  sesuai dengan standar keselamatan. 

b.   Memberikan  rekomendasi  penundaan  keberangkatan  bagi 
pengemudi  yang  terdeteksi  mengalami  hipertensi  berat, 
mengalami  hiperglikemi  atau  hipoglikemi,  mengkonsumsi 
alkohol dan amphetamin. 

3)   Memberlakukan  peraturan  terhadap  pengendara, 
kendaraan dan infrastruktur jalan. 

c.   Menginformasikan  pengaturan  jam  kerja  dan  lama 
mengemudikan  kendaraan  terutama  untuk  pengemudi  alat 
transportasi massal : 
•   Waktu kerja paling lama 8 jam sehari 
•   Setelah  mengemudi  selama  4  jam  berturut­turut  wajib 
beristirahat paling singkat setengah jam 
•   Dalam  hal  tertentu  pengemudi  dapat dipekerjakan  paling 
lama 12 jam sehari termasuk waktu istirahat 1 jam 
d.   Melengkapi  dan  menggunakan sabuk keselamatan  dan  kursi 
khusus untuk bayi dan anak­anak. 
e.   Penggu naan  helm  sebagai  alat  pelindung  diri  sa a t 
mengendarai sepeda motor. 
f.   Menganjurkan  untuk  tidak  berkendara  ketika  dalam  kondisi 
yang  tidak  prima .  Misalnya,  mengidap  hipertensi  berat, 
diabetes  mellitus  yang  tidak  terkontrol,  serangan  asma  akut, 
epilepsi ,  atau  kondisi  kesehatan  lain  yang  menyebabkan 
berkurangnya kewaspadaan dalam berkendara. 

3.  

Faktor Sosial 
Peningkatan  kesadaran  masyarakat  untuk  berperilaku  sehat  di 
jalan  sebagai  pengguna  jalan  melalui  advokasi ,  sosialisasi, 
edukasi , deteksi dini dan kampanye meliputi: 
a.   Pendidikan berlalu lintas dengan baik sejak dini. 
b.   Perlindungan  pemakai  jalan  yang  termasuk  dalam  kelompok 
rentan 
c.   Pemahaman  tentang disiplin berlalu lintas. 
d.   Pentingnya  pemahaman  batasan  kecepatan  kendaraan 
bermotor sesuai jenis jalan. 
e.   Perilaku aman bagi pejalan kaki 
f.  

Tidak  minum  minu ma n  be ralkoh ol  dan  obat  yang 
menyebabka n ngantuk pada saat mengendarai kendaraan. 

Dengan  terkendalinya  faktor  risiko  kecelakaan  lalu  lintas  diatas 
maka  dampak  yang  lebih  luas  menyangkut  keluarga  dan 
masyarakat dapat juga  dikendalikan.  Dampak  yang  timbul  antara 
lain : 
a.   Penurunan  produktifitas  kerja  baik jika  korban  adalah  kepala 
keluarga maupu n salah satu anggota keluarga . 
b.   Kehil ang an  pekerjaan  permanen ,  diakibatkan  korban 
menglami kecacatan yang menetap. 

12 

Pemeriksaan Kesehatan Faklor Risiko KLL Bagi Pengemudi AngkuIGn Umwn

I  Pada Sifuasi

Kh USUJ

Pcmeriksaolt K esehtl1(}11 Fak for I?;,\';ko KLL Bagi Pellgem udi Angklllal1 Um lfll/
Pac/a SilUasi K hlfsl/s

13 

BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN DAN JEJARING KERJA

c.   Kerugian material. 
d.   Berkurangnya  kualitas  hidup  (pendidikan,  kasih  sayang, 
kesehatan,  perhatian  dan  sebagainya)  bagi  korban  dan 
keluarganya. 

A.

PERSIAPAN

Dalam rangka persiapan pelaksaan pemeriksaan kesehatan bagi 
pengemudi  angkutan  umum  pada  situasi  khusus  maka  perlu 
dilakukan: 
1.   Pertemuan  koordinasi  dengan  lintas  program  dan  lintas 
sektorterkait di tingkat pusat dan tingkat daerah. 

a.   Tingkat Pusat
Koordinasi  tingkat  Pusat  perlu  dilakukan  untuk 
mendapatkan  dukungan  (dana,  tenaga,  teknis 
pelaksanaan dan  tindak lanjut dini) pengendalian faktor 
risiko kece,lakaan  lalu  lintas dari berbagai sektor terkait. 
Lintas  program  dan  lintas  sektor  yang  terlibat  dalam 
pemeriksaan  deteksi  dini  faktor  risiko  kecelakaan  lalu 
lintas  adalah  Kementerian  Kesehatan ,  Kementerian 
Perhubungan, Polisi, asuransijasa raharja dll. 
Petugas  dari  masing­masing  instansi  di  tingkat  pusat 
(Kementerian  Perhubungan ,  Kementerian  kesehatan, 
Kepolisian)  mensosialisasikan  hasil  kesepakatan  di 
tingkat  pusat  kepada  jajarannya  di  daerah  (Dinas 
perhubungan/LLAJ , Dinas  Kesehatan , Polda).  Petugas 
dari  dinas  terkait  di  daerah  sela njutnya  mengadakan 
koordinasi untuk persiapan pelaksanaan sesuai dengan 
kesepakatan yang telah dicapai di tingkat pusat. 
b.

Tingkat Daerah

Kesepakatan  yang telah  ditentukan  bersama  dijadikan 
bahan acuan untuk ditindak lanjuti di tingkat daerah gun a 
menentukan  lokasi,  waktu ,  logistik  dan  tenaga  yang 
terlibat dalam pelaksanaan. 

14 

Pemeriksaan KcseilatGI1 FaklOr Risiko KLL Bag ; Pengctn lldi Angktltan Umum
Pada Situ(lsi Khusus

Pem el'iks"aan Kesehulan Faklor !?isiko KLL Bag; Pengemudi A I1gkwon UmuJn
Pacia SiulfIsi

K hlfS/fS

15 

Petugas  pelaksana  dari  masing­masing  instansi  di 
daerah  (Dinas  Kesehatan ,  B/BTKL­PP,  KKP ,  Dinas 
Perhubungan/LLAJ ,  Polisi ,  Jasa  Raharja,  UPT  Dinas 
Perhubungan  (terminal),  PMI,  media  massa,  Unit 
pelayanan  kesehatan  (RS,  Puskesmas)  yang  telah 
ditentukan  melakukan  koordinasi  antar  petugas 
sehingga  diperoleh  hasil  kegiatan  yang  optimal. 
Koordinator kegiatan ini adalah dinas kesehatan. 
2.   Persiapan logistik 
Dalam  persia pan  kegiatan  harus  diperhatikan  kebutuhan 
logistik untuk pelaksanaan kegiatan , yang meliputi : 
a.  Kesiapan jenis alat yang diperlukan 
b.  Jumlah alat yang diperlukan 
c.  Alokasi  sarana  dan  prasarana  yang  tersedia , 
disesuaikan denganjumlah sasaran yang ditentukan 
d.  Jadwal pelaksanaan kegiatan 
e.  Jumlah tenaga pelaksana yang bertugas. 

B.   PELAKSANAAN 
Sebelum  menjalankan  tugas ,  pengemudi  dan  kru  angkutan 
umum diperiksa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan 
kecelakaan selama di perjalanan. Pemeriksaan ini meliputi antara 
lain: tekanan darah, gula darah, alkohol dalam udara pernafasan 
dan  kadar  amfetamin  dalam  urin.  Hasil  pemeriksaan  berupa 
rekomendasi  :  layak,  layak  dengan  catatan ,  tidak  layak  untuk 
mengemudi  dan  akan  diserahkan  kepada  kepala 
terminal/pelabuhan/bandara  untuk  kelayakan  menjalankan 
tugas. 
1.   Waktu Pelaksanaan 
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dilakukan pada situasi 

16 

Pemeriksaan Kesehatan Faktor Risiko K I..L Bagi Pengemudi Angklllan Umul/i
Pada Siluas i Khusus

khusus  misalnya saat mudik lebaran atau  natal, tahun  baru 
dan  hari­hari  besar lainnya,  sesuai dengan kebutuhan dan 
program . 
Waktu  pelaksanaan diusahakan tidak mengganggu aktifitas 
kegiatan  pengemudi  maupun  penumpang.  Dapat 
dilaksanakan  saat  menunggu  jadwal  keberangkatan 
maupun  saat  istirahat  sebelum  melanjutkan  perjalanan 
berikutnya.  Untuk  menghindari  penumpukan  pengemudi 
nienunggu  antrian  sebaiknya  diatur  menyesuaikan  jadwal 
keberangkatan armada . 
2.   Tempat pelaksanaan 
Pemeriksaan  deteksi  dini  faktor  risiko  kecelakan  pada 
pengemudi  dan  kru  dilaksanakan  secara  langsung  di 
terminal I PO terkait, dan tempat­tempat lain yang disepakati 
dalam rapat persiapan. 
Tempat  pelaksanaan  sebaiknya  terbuka,  bersih,  mudah 
dijangkau ,  dekat  dengan  toilet  (untuk  keperluan 
pengambilan sampel urin) serta tersedia meja dan kursi. 
3.   Petugas Pelaksana 
Berdasarkan  hasil  rapat  koordinasi  persiapanarus  mudik 
lebaran tahun 2009 telah disepakati tugas dan fungsi sektor 
terkait  pada  pelaksanaan  deteksi  dini  faktor  risiko 
kecelakaan pada pengemudi angkutan umum.  Pemeriksaan 
dilakukan  sec ara  te rintegrasi  antara  Kementerian 
Kesehatan ,  Kementerian  Perhubungan,  Kepolisian  dan 
lintas  sektor  terkait.  Petugas  kesehatan  melakukan 
pemeriksaan  faktor  risiko  kecelakaan  lalu  lintas  terhadap 
pengemudi.  Petugas  perhubungan  memeriksa  kelaikan 
kelengkapan kendaraan  dan  Polisi  memeriksa kelengkapan 
surat­su rat  kendaraan . Sektor lain  melakukan tugas  sesuai 
dengan  tugas  pokok  dan  fungsi  masing­masing.  Bila 
Pemerik...aau Kesehalun Fakw r Risiko KlL Bagi Pengemudi AlIl!ku/ull UmuIH
Pada Si /lIlIS; Khus us

17 

didapatkan  faktor  risiko  kecelakaan  lalu  lintas  pad a 
pemeriksaan  deteksi  dini  maka  diambil  tindakan  sesuai 
dengan  faktor  risiko  yang  didapat  dengan  kesepakatan 
bersama antar lintas sektor kecuali bila faktor risiko tersebut 
spesifik berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi  lintas 
sektor tertentu . 

c.  Kementerian Perhubungan 
Petugas  dari  Kementerian  Perhubungan  dibantu  petugas dari dinas perhubungan setempat memeriksa
kelengkapan sarana pengaman kendaraan dan
kelayakan mesin angkutan umum . Pemeriksaan
meliputi :
a. Palu/martil pemecah kaca,
b. sistim rem,

a.  Kementerian Kesehatan 
Petugas  kesehatan  setempat  dari  dinas  kesehatan , 
B/BTKL­PP maupun KKP  melakukan anamnesis,  dan 
pemeriksaan  faktor  risiko  antara  lain  pemeriksaan 
tekanan  darah,  pemeriksaan  gula  darah,  pemeriksaan 
kadar  alkohol  dalam  udara  pernafasan  dan  kadar 
amfetamin dalam urin pengemudi secara simultan. 
Metode  pemeriksaan  :  Pengemudi  yang  mendapal 
giliran  pemeriksaan  dilakukan  anamnesis oleh  petuga' 
kesehatan  dan  dilakukan  pemeriksaan  tekanan  daral 
maupun kadar alkohol , amfetamin dan kadar gula darah 
oleh  petugas  yang  lain .  Pembagian  tugas  dalam 
pemeriksaan  ini  disesuaikan  dengan  jumlah  tenaq 
kesehatan yang ada di lapangan. 
b.  Polisi 

d.

c.

lampu-Iampu sign dan lampu penerangan,

d.

jendela dan pintu darurat dll.

e.

Kondisi kelayakan mesin kendaraan lainnya

Pemda (Oinas Terkait)
Petugas operasional wilayah setempat (terminal)
mengidentifikasi dan mengatur jalannya pemeriksaan
bekerja sama dengan petugas kesehatan (dinas
kesehatan, B/BTKL, KKP)
Bagi propinsi atau kabupetan/kota yang telah memiliki
kendaraan khusus pengendalian penyakit tidak menular
(Ransus PPTM) dapat menggunakan fasilitas yang ada
di kendaraan untuk melakukan deteksi dini.

Pemeriksaan  admi nistrasi  oleh  Polisi  pada  kegiatan  1111 
tidak memberikan  sangsi  hukum bagi  pengemudi  tet.'1  II 
hanya pendekata n edukatif. 
Metode pemeriksaan : 
Selama dilakukan pemeriksaan oleh petugas keseh at  In 
petugas  dari  kepolisian  memeriksa  kelen gkap  Ir 
administrasi  kendaraan  seperti  SIM,  STNK,  dll.  Setul 
selesai  pemeriksaan  diserah kan  kembali  p rj 
pengemudi. 

18

Pell1 er ik.wGn Ke.. . eIUltan FaklOr Risiko KLL Bag; PengelJl ut/i AlIgkullIlI L:lJlulI1
Pada Si1UGsi KIil/sIlS

Pemc:dk.'"aan Kesehalan Fakmr Risiko KLL Bagi PenKemudi Allgkulan Umum
Pada Siru(lsi KllUsus

]9

•  

iij


'E...
セ@

I/J

1'0 
"C

Q) 

1'0 

E

iij

c. 
Q) 

セ@

セ@



Q) 

0:::



セ」ッ

Bo」セ

c
co
OJ 
cQ) 


BAB IV
PEMERIKSAAN KESEHATAN FAKTOR RISIKO
KECELAKAAN LALU LlNTAS
co 

>-

coco""" co 
""0
co  co  co'...J...JeJl-

A.

>- >- El

M
セn@
ID

""-

セ@

en
i2 
c::: 


Iセ@



-

.r::.

Q) 

I/J

セ@

セ@


Q) 

セ@

MA@

セ@

c:::



a..
c:::

セ@

if 1ii セ@
ii
セ@

\

l,:

en
::i!E



|ゥィ I' セ@

1'0
1'0 

CO 
Q) 
""0
L.. 
.$ 


BoセqIッ@

CO  CO  CO  C 

L..(uco­gco 
」ッHIセq@
c  ·c E  ...... 

」ッeセ@
Q):s: 
Q)  Q)  Q) 

0..

セ@

C  C 

0..0::::0..

cci.ric..i-ocD

JI

cco  .0.. 

CO  セ CO
...... 

c'in

!a 


Il.



CO  :::J
.c .Q)  2
en
Q) 


en



0..

Pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan lalu lintas pada
pengemudi angkutan umum pada situasi khusus adala'h adalah
proses atau cara untuk memeriksa kondisi kesehatan pengemudi
angkutan umum apakah layak, layak dengan catatan atau tidak
layak untuk mengemudi. Pemeriksaan Kesehatan ini dilakukan
sebagai upaya deteksi dini faktor risiko kecelakaan lalu lintas.
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan tekanan darah, alkohol
pernapasan, amphetamin urin dan gula darah sewaktu.

B.  PROSEDUR PEMERIKSAAN
Prosedur pemeriksaan adalah tata cara pelaksanaan
pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan lalu Ilintas bagi
pengemudi angkutan umum pada situasi khusus.
a.

Koordinasi petugas kesehatan dengan Kepala Terminal
keberangkatan/kedatangan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan pengemudi secara terintegrasi dengan
Kepolisian Daerah dan Dinas Perhubungan

b.

Seluruh pengemudi angkutan umum diinformasikan untuk
datang ke lokasi pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh
Kepala Terminal atau lokasi PO terkait.

c.

Urutan Pemeriksaan kesehatan :

::::l 
...J 

«
«
::i!E



vtl',J 

. _ 
'""0
:::J

セ@

en

E
Q) 
OJ 

cQ) 

a... 
N

co 
co 
E

""0

4:
20 

Pemeriksoan Kesehawl1 Faklor Risiko KL L Bagi Pcngemlldi Angkutan Umum
P ada Siluas; Khusus

BATASAN

1)

Pendafiaran

2)

Wawancara

3)

Pemeriksaan Faktor Risiko KLL

4)

Rekomendasi

5)

Pencatatan dan Pelaporan
Pemeriks({uf} Kesehalan Faktor Risikv KLL Hagi Pengemudi Al1gJ..:uron Umum
Pada Si!UGsi Khusus

21

I  II 

d.   Hasil  pemeriksaan  dan  kesimpulan/rekomendasi  hasil 
pemeriksaan dicatat pad a formulir (Iampiran 1 &6). 
e.   Hasil  pemeriksaan  kesehatan  menjadi  dasar  rekomendasi 
kelaikan  pengemudi  angkutan  umum  untuk  layak 
mengemudi,  layak  mengemudi  dengan  catatan  atau  tidak 
layak mengemudi. 
f.  

Hasil  pemeriksaan  yang  memerlukan  tindak  lanjut  dini  di 
rujuk ke  Pos Kesehatan terdekat dengan menyertakan surat 
rujukan (Iampiran 5). 

2)   Pemeriksaan Faktor Risiko KLL 
a)  Pemeriksaan tekanan darah 
b)  Pemeriksaan alkohol pernapasan 
c) 

Pemeriksaan amphetamin urin 

d) 

Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS) 

D.   STAN DAR PEMERIKsA
,Standar Pemeriksa yang diperlukan meliputi : 

g.   Hasil  dari  pemeriksaan  kesehatan  dicatat  dan  dilaporkan 
dilakukan  secara  berjenjang  menurut  alur  pencatatan  dan 
pelaporan (Iampiran 3) . 

•  

Dokter umum. 

•  

Perawat. 

•  

Analis kesehatan. 

•  

Petugas administrasi. 

c.   STAN DAR PEMERIKsAAN
Standar  pemeriksaan  adalah  spesifikasi  minimal  yang  harus 
dipenuhi dalam pemeriksaan kesehatan. 

E.   sTANDAR FAslLiTAs 
Standarfasilitas minimal yang harus tersedia meliputi : 

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi : 
1)  Wawancara 
Sebelum  dilakukan  pemeriksaan,  dilakukan  wawancara 
mengenai identitas pengemudi yang terdiri dari : 
a)   Nomor identitas (KTP/SIM) 
b)   Nama responden 
c)   Tanggal Lahirl Umur 
d)   Jenis kelamin 
e)   Pekerjaan  (pengemudi  utama/pengemudi 
cadangan) 
f)   Tempat tugasl PO 
g)   Tempatwawancara 
h)  Tanggal wawancara 
i)  Serat badan (BB) 
j)  Tinggi Badan (TB) 

22 

Pemeriksaan Keseira/ClI1 Fakror /Vsiko KLL 8agi Pengemudi AlIgkulan Umllm
Pac/a Siluasi KlllIsus

•  

Memiliki tempatterbuka yang bersih 

•  

Mudah dijangkau 

•  

Dekat  denga n  toilet  (untuk  keperluan  pengambilan 
sampel urin) 

•   Tersedia meja dan kursi 

F.

sTAN DAR KELAIKAN KEsEHATAN

Hasil  dari  pemeriksaan  faktor  risiko  kecelakaan  lalu  lintas 
tersebut  berupa  rekomendasi  kesehatan,  dengan  kategori 
seperti dalam tabel di bawah ini : 

Pemeriksaa ll Kesehalall Fak/or Risiko KLL Bugi Pengem udi Angkutul1 Um llJ1t
Pada Silllasi KlllIsus

23 

Rekomendasi  Tekanan Darah 
Layak 

Alkohol 
Pernapasan 

Normal  I
Hipertensi 
Ringan 

Negatif 

Layak 
dengan 
Catatan 

Hipertensi 
Sedang 

Negatif 

Tidak Layak 

Hipertensi Serat  Positif 

Amphetami n 
Urin 
Negatif 

Gula Darah 
Sewaktu 

0.00 mg/I 

Normal 

0.00 mgll 
Negatif 

Hiperglikemia 
( > 200 mg/dl) 
tanpa  gejala 
penyerta  lainnya 

"'lw 
. dua strip 
satu strip 

Positif 

Hiperglikemia 
( :;;' 200 mg/dl) 
dengan gejala 
penyerta. 

II 51lwaktu : 





Keterangan : 
Kondisi  Hiperglikemia  dengan  gejala  penyerta  lainnya  adalah 
kondisi  kesehatan  yang  membahayakan  saat  mengemudi, 
misalnya: pusing,  berkunang­kunang, mual, muntah, dll. 

Hipoglikemia 
drllilh 
hi 

,;;;  70 

Normal

71  ­199 

Hiperglikemia

;;;.  200

Jlltl JIIg/dl) 

Hasil Rekomendasi Kesehatan: 
1.   Layak dengan catatan, pengemudi dirujuk ke Pos Kesehatan 
untuk  mendapatkan  pengobatan.  Pengemudi  dapat 
berkendara  jika  dapat  menunjukkan  rekomendasi  bahwa 
telah mendapatkan pengobatan . 
2.   Tidak  Layak  mengemudi,  pengemudi  untuk  berkendara 
segera  dirujuk  ke  Pos  kesehatan.  Dan  harus  diganti  oleh 
pengemudi cadangan. 
Nilai Rujukan Pembacaan Hasil : 
Tekanan Darah: 
Normal 
Hipertensi Ringan 

: 130­140/90mmHg 

Hipertensi Sedang 

: QTPMVO
セ YPュhァ@
: > 160/>90 mmHg 

Hipertensi Serat 
24 

: 110­130170­80mmHg 

Pem erik.f.; oan K eseiwlon Fak lor Risiko K LL Bag i Pellgemudi Angk/{fan Um lllll
Pada S iluas; Kh u5.IfS

セj@

HI 

A., ·, d /lI(mt /-'aklor Risiko KLL Bag; Pel1g emudi AI1gkuton Um um
Pada SilliGsi Khustls

25 

BABV
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

G.  ALUR PEMERIKSAAN

ALUR PEMERIKSAAN KESEHATAN  BAGI PENGEMUDI 
ANGKUTAN  UMUM PADA SITUASI  KHUSUS 

A.  PENCATATAN
Seluruh  proses  kegiatan  pemeriksaan  faktor  risiko  kecelakaan 
lalu lintas bagi pengemudi angkutan umum dilakukan pencatatan 
dalam formulir (Iampiran 1), 

Kopala UPT wilayah sctcmpat 
(tcrmi na lJpclabubanibandara) 
menunjuk stafT untuk  fasilitasi 
jalannya pemcriksaan 





セ@

セ@

Anamnesis, tckanan darah 
dan  Pcngisian  Kucsioncr  
(Pctugas Keschatan)  

ejセ@

Hasil  Pencatatan  dilakukan  Rekapitulasi  Pemeriksaan 
Kesehatan Faktor Risiko Kecelakaan lalu lintas (Iampiran 4), 

I

Pcngcmudi dan  Kru 

セ@

 

Pcmcriksaan Alkohol, Amphetamine Urio,  Gula  Darah
(Pctugas Keschatan) 


セ@



1 , 

EJ 
セ@


Rekomcndasi  Hasil 
Pemeriksaan 

r



­

L
­aY­ak­

­­­­­­
­'1 

セ@

 

Layak  dcngan catatan 

,­­­ ­ ­ ­ ­ ,  

............................................................セ ...............................l .......................................  
Rujuk  I Pcngobatan di 
Pas Kcsehatan 

26 

B.  PELAPORAN

Pemeriksaon Kesehalan Faktor Risiko KLL Bagi Pengemlldi Angkwon Umllnl
Pada Siluasi Kilusus

Mekanisme Pelaporan 
Mekanisme pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari 
pelaksana  lapangan  di  lokasi  terkait  (Puskesmas,  Pos 
Kesehatan lokasi setempat ­ terminal atau PO, dsb) ke Dinas 
Kesehatan  Kota/Kabupaten,  selanjutnya  Dinas  Kesehatan 
Kota/Kabupaten  melaporkan  ke  Dinas  Kesehatan  Provinsi 
dan selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi melapor ke Ditjen 
PP  dan  PL  Kementerian  Kesehatan  sesuai  dengan  alur 
pencatata n dan pelaporan (Iampiran 3), 
Pada  pelaksanaan  oleh  tenaga  medis  dari  lintas  program 
dan lintas sektor lain,  seperti  Kepolisian dan  Jasa Raharja, 
pencatatan dan pelaporan tetap berkoordinasi dengan dinas 
kesehatan setempat 
Penyampaian  laporan  hasil  pemeriksaan  dan  tindak  lanjut 
dini,  disampaikan  secara  berjenjang  melalui  Dinas 
Kesehatan. 

Pem eriksaall KeseiJa/all Faktor Risiko KLL Bag; Pengemudi AngkulGI1 Umlllll
Patio Silllasi KhllSIIS

27 

2.   Materi Laporan 
Laporan yang disampaikan meliputi : 

BABVI
PENUTUP

a.   Jumlah pengemudi yang diperiksa 
b.   Jumlah pengemudi yang memiliki faktor risiko 
c.   Hasil  pemeriksaan  faktor  risiko  kecelakaan  bagi 
pengemudi dan rekomendasi hasil pemeriksaan. 

c.  

EVALUASI

Evaluasi  dilakukan  setelah  kegiatan  selesai  untuk  mengetahui 
tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan  untuk rencana tindak 
lanjut program berikutnya. 

Petunjuk teknis pemeriksaan  kesehatan faktor risiko kecelakaan 
lalu lintas bagi pengemudi angkutan umum pada situasi khusus ini 
dipergunakan  sebagai  acuan  standar  penyelenggaraan 
pemeriksaan  kesehatan  untuk  mendeteksi  secara  dini  faktor 
risiko KLLpada pengemudi angkutan umum. 
Adapun  pengawasan  dan  pembinaan  pelaksanaan  selanjutnya 
dikoordinasikan  oleh  Kepala  Dinas  Kesehatan  Provinsi  yang 
bersangkutan. 
Segenap ketentuan  dalam  petunjuk teknis  ini  agar dilaksanakan 
sebaik­baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab. 

28 

Pemeriksaall Kes elwlaJl Faklor Risiko KLL Bag; Pellgemudi AngkwlIll Umum
Patio Siluas; kャヲ
ウ エャ Nセ@

Pemerik,aafl K eseizalall FaklOr Risiko KLL Bagi Pengemlldi Aflgkwall Umllm
Pada S;fuasi KhllS IIS

29 

DAFTAR PUSTAKA

Browson  RC,  Chronic  Disease  Epidemiology  And  Control, 
American  Public  Health  Association ,  Port  City  Press, 
Baltimore, 1993 
Depkes  RI,  Pedoman  Pengobatan  Dasar  di  Puskesmas,  Bina 
Kesehatan  Masyarakat,  Departemen  Kesehatan  RI , 
Jakarta, 1996 
FKUI,  Ilmu  Penyakit  Dalam  Jilid  II,  Fakultas  Kedokteran 
Universitas Indonesia, Jakarta, 1997 
WHO, Injury Surveillance Guidelines, WHO, 2001 
WHO,  Ringkasan  Surveilans  Faktor  Risiko  Penyakit  Tidak 
Menular, Pendekatan WHO STEPwise, Non Communicable 
Diseases and Mental Health, Geneva, 2001 
Nurhasan ,  Standar  Pelayanan  Medik,  Pengurus  Besar  Ikatan 
Dokter Indonesia, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, 2002 
Depkes  RI,  Kebijakan  dan  Strategi  Nasional  Pencegahan  dan 
Penanggulangan PTM, Departemen Kese