.Tahap – Tahap pembangunan Menurut Rostow Pembangunan Daerah

9

2.2. .Tahap – Tahap pembangunan Menurut Rostow

Secara umum dapat dijelaskan bahwa tujuan dari pada pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahtraan masyarakatnya. Menurut Rostow 1990 Ernan Rustiadi dkk 2011 bahwa proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan menjadi lima tahap yaitu : 1.Masyarakat Tradisional the traditional society 2.Prasyarat Lepas landas the precontion for take – off 3 Lepas landas the take-off 4. Gerakan kearah dewasaan the drive to maturity 5.Masa Konsumsi Tinggi the age of high mass consumtion

2.3. Pembangunan Daerah

Pembangunan Daerah terus diuapayakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara merata dalam rangka mengurangi ketimpangan yang semakin besar sehingga terwudnya kesejahtraan masyarakat semakin meningkat. Menurut Kartasasmita 1996 pembanguan daerah dapat dilihat dari beberapa segi; 1 dari pembangunan sektoral, 2 dari segi pembangunan wilayah dan 3 pembangunan daerah dapat dilihat dari pemerintahannya. Paradigma baru pembangunan ekonomi daerah menurut Kuncoro 2004 adalah pendekatan alternative terhadap teori pembamngunan untuk kepentingan perencanaan pembangunan daerah. Pendekatan ini memberikan dasar bagi kerangka pikir dan rencana tindakan yang akan diambil dalam konteks pembangunan ekonomi daerah,dimana konsep baru tersebut meliputi; a Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan penduduk daerah, b ,pengembangan lembaga ekonomi baru, c keunggulan kompotetif didasarkan pada kualitas lingkungan dan d pengetahuan dan inovasi sebagai penggerak ekonomi. Untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang ada didaerah, maka melalui strategi pengembangan potensi ekonomi di daerah, sehingga akan mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan perkapita serta menurunnya angka kemiskinan di daerah yang bersangkutan. Menurut Suparmoko 2001 strategi pengembangan potensi yang ada didaerah dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1.Mengidentifikasi sektor-sektor kegiatan mana yang mempunyai potensi untuk dikembangkandengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan masing-masing sektor 10 2. Mengidentifikasi sektor-sektor yang potensinya rendah untuk dikembangkan dan mencari faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya potensi sektor tersebut untuk dikembangkan 3.Selanjutnya mengidentifikasi sumber daya yang ada termasuk sumberdaya manusianya dan yang siap digunakan untuk mendukung perkembangan setiap sektor yang bersangkutan. 4.Dengan menggunakan model pembobotan terhadap variabel – variabel kekuatan dan kelemahan untuk setiap sektor dan sub sektor maka akan ditemukan sektor- sektor andalan yang selanjutnya dianggap sebagai potensi ekonomi yang patut dikembangkan di daerah yang bersangkutan 5.Akhirnya menentukan strategi yang akan ditempuh untuk pengembangan sektor- sektor andalan yang akan dapat menarik sektor-sektor lain untuk tumbuh sehingga perekonomian akan dapat berkembang dengan sendirinya secara berkelanjutan. Selanjutnya Suparmoko menyebutkan berbagai cara dapat ditempuh untuk mencapai efisiensi di segala bidang kehidupan diantaranya dengan cara : 1. Tingkatkan produktivitas 2. Hapuskan sebab-sebab ekonomi biaya tinggi 3. Tentukan batas konsumsi maksimal yang layak 4. Peningkatan pendapatan asli daerah 5. Perbaiki kualitas SDM 6. Pertahankan fungsi lingkungan 7. Kerjasama antar daerah. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentalisasi yang didukung dengan terbitnya UU 22 tahun 1999 yang telah direfisi menjadi UU 32 tahun 2004 memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengatur daerahnya sendiri sehingga akan lebih memahami persoalan-persoalan yang dihadapi serta memecahakan persoalan yang ada serta lebih mengetahui potensi yang dimiliki serta mengembangkan potensi yang ada dalam membangun wilayahnya sendiri dalam rangka memerikan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakatnya. Melalui otonomi daerah diharapkan pertumbuhan ekonomi akan lebih baik, yang mampu mendorong perluasan kesempatan kerja,yang sekaligus akan dapat menurunkan tingkat pengangguran. Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonmi ini diperlukan pelaksanaan upembanguna dalam bidang ekonomi yang lebih baik dari sebelum dilakukan otonomi daerah. Pemerintah daerah dalam meninkatkan pertumbuhan ekonnomi harus memberikan berbagai kemudahan para invistor untuk melakukan investasi malalui berbagai kebijakan serta penyederhanaan adiministrasi. Pemerintah Daerah juga tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi,tetapi harus 11 mampu menciptakan pemerataan yang lebih adil kepada seluruh masyrakat, sehingga tingkat kemiskinan segera dapat di tuntaskan. Teori pembangunan yang ada sekarang tidak mampu untuk menjelaskankegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi daerah secara menyeluruh sehingga diperlukan paradigma baru pembangunan ekonomi daerah. Konsep baru mengenai pembangunan ekonomi daerah menurut Muderajat Kuncoro 2004 meliputi : a Perusahan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan penduduk daerah b Pengembangan lembaga-lembaga ekonomi baru c Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan d Pengetahuan dan inovasi sebagai penggerak Ekonomi. Menurut Blakely Muderajat Kuncoro,2004 dalam pembangunan ekonomi daerah dimana pemerintah daerah mempunyai berbagai peran sebagai: 1. Inovator Wira Usaha dimana pemerintah daerah bertanggung jawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis dimana pemerintah daerah dapat memanfaatkan potensi tanah dan bangunan untuk tujuan bisnis dan penemuan inovasi. 2. Koordinator dimana pemerintah daerah bertindak sebagai koordinator untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi – trategi bagi pembangunan di daerahnya. 3. Fasilitator dimana pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan lingkungan perilaku di daerahnya. 4. Stimulator yaitu pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahan-perusahan untuk masuk ke daerah tersebutdan mempertahankan perusahan-perusahan yang ada. Dalam pelaksanaan pembangunan daerah dimana semua daerah sudah mencapai kemajuan namun dari kemajuan yang dicapai adanya perbedaan yang cukup tajam antara kemajuan suatu daerah dengan daerah yang lainya sehingga adanya kesenjangan antara daerah yang satu dengan daerah yang lainya.Menurut Ginanjar Kartasasmita menyatakan adanya berbagai kendala dalam pembangunan daerah yang meliputi : a. Keterbatasan kemampuan pemerintah untuk mencurahkan dana yang lebih besar untuk membangun prasarana dan sarana yang akan lebih membuka dan 12 menyeimbangkan kesempatan berkembangnya secara lebih cepat kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di wilayah-wilayah terbelakang b. Keterbatasan SDM di wilayah terbelakang yang menjadi penyebab dan sekaligus akibat keterbelakangan tersebut c. Dalam ekonomi yang terbuka akan menghadapi tantangan globalisasi persaingan menjadi amat penting, serta yang mampu bersaing adalah yang mempunyai latar belakang yang lebih mampu d. Sulitnya menarik investasi swasta sebagai sumber .dan pemacu pertumbuhan ke wilayah terbelakang terutama investasi yang berkwalitas. Faktor-faktor yang menentukan daya saing suatu daerah menurutMari Pangestu dan Ira setiati 1997 meliputi : a. Upah b. Prasarana c. Keanekaragaman lingkungan usaha d. Permintaan Pasar e. Iklim Usaha f. Akses. 13

BAB III METODELOGI PENELITIAN