Kegiatan Ekstrakurikuler Inti Dari Kegiatan Ekstrakulikuler

dan bernegara; pemahaman hak asasi manusia secara benar, menghargai perbedaan pendapat tidak memaksakan kehendak, pengembangan sensitivitas sosial dan lingkungan dan sebagainya merupakan beberapa hal dari unsur pendidikan melalui belajar untuk hidup bersama. Pendidikan dari unsur ketiga ini sudah semestinya dimulai sejak Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi. Penyesuaian dalam materi dan cara penyampaiannya tentu saja diperlukan. Pembangunan karakter adalah usaha paling penting yang pernah diberikan kepada manusia. Pembangunan karakter adalah tujuan luar biasa dari sistem pendidikan yang benar. Slamet Imam Santoso, Pembinaan watak merupakan tugas utama pendidikan, menyusun harga diri yang kukuh-kuat, pandai, terampil, jujur, tahu kemampuan dan batas kemampuannya, mempunyai kehormatan diri. Nilai-nilai karakter yang berlandaskan budaya adalah : 1. Religius 10. Semangat kebangsaan 2. Toleransi 11. Cinta tanah air 3. Disiplin 12. Menghargai prestasi 4. Toleransi 13. Bersahabatkomuniktif 5. Kerja keras 14. Cinta damai 6. Kreatif 15. Gemar membaca 7. Mandiri 16. Peduli lingkungan 8. Demokratis 17. Peduli sosial 9. Rasa ingin tahu 18. Tanggung jawab

2.3 Kegiatan Ekstrakurikuler

5 Keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler akan memberikan sumbangan yang berarti bagi siswa untuk mengembangkan minat-minat baru, menanamkan tanggungjawab sebagai warga negara, melalui pengalaman- pengalaman dan pandangan-pandangan kerjasama dan terbiasa dengan kegiatan- kegiatan mandiri. Dalam kegiatan ekstrakulikuler dikembangkan pengalaman- pengalaman yang bersifat nyata yang dapat membawa siswa pada kesadaran atas 5 pribadi, sesama, lingkungan dan Tuhan-Nya, dengan kata lain kegiatan ekstrakulikuler dapat meningkatkan Emotional Qoutient

2.4 Inti Dari Kegiatan Ekstrakulikuler

Pengembangan kepribadian peserta didik merupakan inti dari pengembangan kegiatan ekstrakurikuler. Karena itu, profil kepribadian yang matang atah kaffah merupakan tujuan utama kegiatan ekstrakurikuler. Kalau meminjam istilah Maslow, matang berarti mampu mengaktualisasikan diri, sedangkan kaffah, menurut Dahlan Rohmat Mulyana, 2004 : 214 adalah perwujudan segala perilaku ucapan, pikiran dan tindakan yang selalu diperhadapkan kepada Alloh SWT. Pengembangan kepribadian yang matang dan kaffah dalam konteks pengembangan kegiatan ekstrakurikuler tentunya dalam tahap – tahap kemampuan peserta didik. Mereka dituntut untuk memiliki kematangan dan keutuhan dalam lingkup dunia hunian mereka sebagai anak yang tengah belajar. Mereka mampu mengembangkan bakat dan minat, menghargai orang lain, bersikap kritis terhadap suatu kesenjangan, berani mencoba hal – hal positif yang menantang, peduli terhadap lingkungan, sampai pada melakukan kegiatan – kegiatan intelektual dan ritual keagamaan. Dalam konteks Pendidikan Nasional, semua cara, kondisi dan peristiwa dalam kegiatan ekstrakurikuler sebaiknya diarahkan pada kesadaran nilai – nilai universal agama sekaligus pada upaya pemeliharaan fitrah beragama. Karena itu, pada beberapa sekolah, program ektrakurikuler dikembangkan secara integral baik dalam penataan fisik maupun pengalaman psikis. Model – model pengembangan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya selalu diarahkan secara integral untuk mencapai tahapan – tahapan perkembangan kepribadian peserta didik yang ”matang” dan kaffah.

2.5 Muatan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler