Dasar Hukum Hibah Rukun Dan Syarat Sahnya Hibah Syarat-syarat bagi penghibah Syarat-syarat penerima hibah Syarat-syarat benda yang dihibahkan

BAB II PEMBAHASAN

A. HIBAH 1. Pengertian Hibah

Kata hibah berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis berarti melewatkan atau menyalurkan, dengan demikian berarti telah disalurkan dari tangan orang yang memeberi kepada tangan orang yang diberi. Sayyid Sabiq mendefinisikan hibah adalah akad yang pokok persoalannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain di waktu dia hidup, tanpa adanya imbalan. Sedangkan Sulaiman Rasyid mendefinisikan bahwa hibah adalah memberuikan zat dengan tidak ada tukarnya dan tidak ada karenanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hibah adalah merupakan suatu pemberian yang bersifat sukarela tidak ada sebab dan musababnya tnpa da kontra prestasi dari pihak penerima pemberian, dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup inilah yang membedakannya dengan wasiat, yang mana wasiat diberikan setelah si pewasiat meninggal dunia. Dalam istilah hukum perjanjian yang seperti ini dinamakan juga dengan perjanjian sepihak perjanjian unilateral sebagai lawan dari perjanjian bertimbal balik perjanjian bilateral.

2. Dasar Hukum Hibah

Dasar hukum hibah ini dapat kita pedomani hadits Nabi Muhammad SAW antara lain hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dari hadits Khalid bin Adi, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya sebagai berikut : Barangsiapa mendapatkan kebaikan dari saudaranya yang bukan karena mengharap-harapkan dan meminta-minta, maka hendaklah ia menerimanya dan tidak menolaknya, karena ia adalah rezeki yang diberi Allah kepadanya.

3. Rukun Dan Syarat Sahnya Hibah

Rukun hibah adalah sebagai berikut : 1. Penghibah , yaitu orang yang memberi hibah 2. Penerima hibah yaitu orang yang menerima pemberian 3. Ijab dan kabul. 4. Benda yang dihibahkan. Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu hibah sah adalah :

1. Syarat-syarat bagi penghibah

a. Barang yang dihibahkan adalah milik si penghibah; dengan demikian tidaklah sah menghibahkan barang milik orang lain. b. Penghibah bukan orang yang dibatasi haknya disebabkan oleh sesuatu alasan c. Penghibah adalah orang yang cakap bertindak menurut hukum dewasa dan tidak kurang akal. d. Penghibah tidak dipaksa untuk memnerikan hibah.

2. Syarat-syarat penerima hibah

Bahwa penerima hibah haruslah orang yang benar-benar ada pada waktu hibah dilakukan. Adapun yang dimaksudkan dengan benar-benar ada ialah orang tersebut penerima hibah sudah lahir. Dan tidak dipersoalkan apakah dia anak- anak, kurang akal, dewasa. Dalam hal ini berarti setiap orang dapat menerima hibah, walau bagaimana pun kondisi fisik dan keadaan mentalnya. Dengan demikian memberi hibah kepada bayi yang masih ada dalam kandungan adalah tidak sah.

3. Syarat-syarat benda yang dihibahkan

a. Benda tersebut benar-benar ada; b. Benda tersebut mempunyai nilai; c. Benda tersebut dapat dimiliki zatnya, diterima peredarannya dan pemilikannya dapat dialihkan; d. Benda yang dihibahkan itu dapat dipisahkan dan diserahkan kepada penerima hibah. Adapun mengenai ijab kabul yaitu adanya pernyataan, dalam hal ini dapat saja dalam bentuk lisan atau tulisan. Menurut beberapa ahli hukum Islam bahwa ijab tersebut haruslah diikuti dengan kabul, misalnya : si penghibah berkata : Aku hibahkan rumah ini kepadamu, lantas si penerima hibah menjawab : Aku terima hibahmu. Sedangkan Hanafi berpendapat ijab saja sudah cukup tanpa harus diikuti oleh kabul, dengan pernyataan lain hanya berbentuk pernyataan sepihak. Adapun menyangkut pelaksanaan hibah menurut ketentuan syariat Islam adalah dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Penghibahan dilaksanakan semasa hidup, demikian juga penyerahan barang yang dihibahkan. 2. Beralihnya hak atas barang yang dihibahkan pada saat penghibahan dilakukan. 3. Dalam melaksanakan penghibahan haruslah ada pernyataan, terutama sekali oleh si pemberi hibah. 4. Penghibahan hendaknya dilaksanakan di hadapan beberapa orang saksi hukumnya sunat, hal ini dimaksudkan untuk menghindari silang sengketa dibelakang hari.

4. Hibah Orang Sakit Dan Hibah Seluruh Harta