KTSP SMK N 17 JAKARTA
perbedaan dalam dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari
identitas atau jati diri.
Pondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan,
baik kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi.
b. Kondisi Sosial Budaya
Pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan
keluarga informal, yang diserap dari masyarakat nonformal, maupun yang diperoleh dari sekolah formal akan menyatu dalam diri peserta didik, menjadi
satu kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif.
Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan
kejuruan mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar
individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan antarsistem pendidikan dengan sistem-sistem
yang lain ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral. Secara sosial-budaya, Kurikulum SMK edisi 2004 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai
dinamika, kebutuhan masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.
Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai, dan opini sosiologis masyarakat, kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi
dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di
daerah, maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, berbagai jenis program keahlian pada pendidikan menengah
kejuruan semestinya dapat diterima dan diapresiasi secara positif oleh berbagai kelompok masyarakat Indonesia.
2. Landasan Ekonomis
Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia produktif yang dapat langsung bekerja di
bidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian, pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap
Kompetensi Keahlian : Akuntansi
3
KTSP SMK N 17 JAKARTA
perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata sebagai faktor produksi karena
pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warganegara yang produktif.
Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi SDM human capital investment. Semakin tinggi kualitas
pendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang
tersebut. Akibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di
pasar global, sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan
efisien.
3. Landasan Yuridis
1. Undang -Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 38 Ayat 2 yang menyatakan kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah di
bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama KabupatenKota untuk pendidikan dasar dan
Provinsi untuk pendidikan menengah;
Pasal 51 Ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah madrasah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 17 Ayat 2 yang menyatakan sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas
kabupatenkota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK;
Pasal 49 Ayat 1 yang menyatakan bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan
manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Kompetensi Keahlian : Akuntansi
4
KTSP SMK N 17 JAKARTA
3. Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. 4.
Peraturan Mendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
5. Peraturan Mendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Standar Isi dan Standar KompetensiLulusan 6.
Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 21 Tahun 2002 tentang Tata Kerja Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta.
B. Tujuan Pengembangan KTSP