8 Kebutuhan pakan lobster sebenarnya sangat sedikit, yaitu hanya berkisar 2-3 gram
per ekor lobster dewasa perhari. Kebutuhan pakan tersebut di gunakan untuk pertumbuhan, pergantian sel-sel yang sudah rusak dan perkembangbiakkan.
E. Sistem Perkembangbiakan
Pada umumnya lobster air tawar mulai matang gonad pada 6-7 bulan. Selanjutnya, induk jantan dan betina akan bertelur dan mengeraminya hingga menetas 1,5 bulan.
Setiap kali bertelur ,jumlah anakan yang menetas berkisar 150-800 ekor. Namun, ada jenis lobster yang mampu menghasilkan telur hingga ribuan butir antara lain jenis
Astacopsis gouldi dengan jumlah telur sekali bertelur sekitar 4.000 butir.
Proses perkawinan biasanya terjadi pada malam hari atau menjelang pagi. Proses perkawinan ini di perkirakan sekitar 0,5-1 jam. Sekitar 10-15 hari setelah perkawinan
telur akan mulai tampak di bagian bawah badan lobster betina. Telur yang baru muncul tersebut berwarna kuning kemudian dalam beberapa minggu akan berubah menjadi
oranye dan timbul bintik-bintik hitam sebelum menetas hingga telur tersebut menetas dan menjadi benih. Benih atau anakan lobster akan mulai lepas 4-5 hari setelah
menetas. F. Pergantian Kulit
Proses pergantian kulit di kenal dengan istilah moulting. Umumnya pergantian kulit mulai terjadi pada umur 2-3 minggu. Lobster muda lebih sering mengalami moulting di
bandingkan dengan lobster dewasa karena masih dalam masa pertumbuhan. Faktor makanan berpengaruh pada percepatan moulting, karena makanan yang di serap
lobster berfungsi untuk membentuk jaringan material pertumbuhan. Selain faktor umum dan makanan, faktor kualitas lingkungan juga bisa mempengaruhi frekuensi
moulting. Suplai oksigen, suhu air yang terlalu tinggi dan adanya timbunan zat-zat beracun dalam air akan membuat pertumbuhan lobster terlambat. Otomatis frekuensi
moulting juga terlambat.
Pada dasarnya moulting berfunsi untuk merangsang atau mempercepat pertumbuhan. Moulting juga bisa mempercepat pematangan gonad pada lobster.
Dengan demikian lobster akan cepat menghasilkan telur. Selain itu, pergantian kulit juga untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh yang cacat.
G. Sifat Kanibal
Lobster termasuk hewan yang suka memangsa jenisnya sendiri. Sifat kanibal pada lobster akan lebih nyata jika terjadi kekurangan makanan. Biasanya lobster akan
memangsa lobster yang sedang mengalami ganti kulit. Kemungkinan pemicu munculnya sifat kanibal saat ada lobster yang ganti kulit adalah aroma yang ditimbulkan oleh cairan
9 pelican yang dikeluarkan lobster saat proses ganti kulit sehingga memancing lobster lain
untuk memangsanya .
H. Latihan
1. Dari daerah mana di Indonesia habitat lobster itu?
2. Dilihat dari pola makannya lobster air tawar termasuk jenis apa?
3. Apa arti moulting?
4. Lobster mempunyai sifat kanibal, apa artinya? Dan kapan biasanya terjadi
kanibal?
I. Rangkuman
Bagian tubuh lobster air tawar terdiri dari dua yaitu, kepala-dada chepalothorax dan badan ekor Abdomen.
Pertumbuhan lobster air tawar melalui pergantian kulit moulting pada waktu moulting kondisi sangat lemah sehingga sering terjadi kanibal.
J. Evaluasi Pilih b benar atau s salah
1. Asal lobster air tawar Papua banyak dari Jayapura
b s 2. Umumnya lobster air tawar dari genus Cherax
b s 3. Lobster air tawar adalah Carnivora
b s 4. Proses pergantian kulit biasa disebut moulting
b s 5. Pada saat moulting bias terjadi kanibal
b s
10
11
12
13
14
MATERI POKOK 2. PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN
A. Pembenihan
1. Membedakan jantan dan betina
Sebelum melakukan pembenihan pembudidaya lobster harus dapat mengetahui terlebih dulu perbedaan antara lobster jantan dan betina. Cara membedakan
kelamin yang paling muda adalah menggunakan teknis visual dari atas.Lobster jantan dapat di lihat jika pada capik sebelah luarnya terdapat bercak berwarna
merah. Namun, tanda merah itu baru muncul ketika lobster berumur 3-4 bulan atau setelah lobster berukuran 3 inc 7 cm. Tanda merah ini juga merupakan tanda
lobster jantan telah siap kawin matang gonad. Sedangkan pada lobster betina di bagian yang sama tidak tampak tonjolan penis. Ciri lobster betina adalah terdapat
lubang pada pangkal kaki ketiga dari bawah ekor. Lubang tersebut adalah kelamin lobster betina dan tempat mengeluarkan telurnya.
2.
Pemilihan induk Pilih indukan yang berukuran di atas 4 inci 10 cm atau berumur di atas 5-6
bulan karena lobster seperti ini akan memiliki jumlah anakan cukup banyak. Tips memilih calon indukan yang berkualitas;
a. Pilih indukan yang pertumbuhannya paling cepat di antara lobster-lobster
yang lain b.
Beli indukan di tempat penjual indukan yang telah bersertifikat c.
Perhatika kela i ya, ja ga pilih lo ster ya g a i . Pasal ya ada indukan yang mempunyai indukan betina, tetapi juga memiliki kelamin
jantan sering di sebut dengan lobster banci. Lobster tersebut kemungkinan besar tidak bisa bertelur
d. Pilih lobster yang badannya gemuk. Hindari memilih indukan yang kepalanya
besar tetapi tubuh dan ekornya kecil. Ciri tersebut menandakan lobster kurang makan.
e. Kawinkan lobster minimum ketika berumur 4 inci atau kira-kira berumur 5-6
bulan. Semakin kecil muda lobster di kawinkan, pertumbuhan anakannya akan selalu lambat. Misalnya, jika mengawinkan lobster ukuran 3 inci 7,5
cm dan 4 inci 10 cm akan jauh lebih cepat daripada yang 3 inci. Namun, bukan berarti ukuran tubuh anakan lobster 3 inci tidak bisa melebihi tubuh
induknya. Lobster tersebut tetap bisa tumbuh melebihi induknya tetapi prosesnya lebih lambat. Lobster ukuran 3 inci memiliki jumlah telur
15 maksimum 50 butir, sedangkan lobster berukuran 4 inci bisa menghasilkan
telur 200 butir. f.
Calon indukan lobster berkualitas bisa didapat dengan cara memisahkan lobster jantan dan betina ketika mereka berukuran 2 inci 5 cm. Paling
bagus baru di kawinkan setelah masing-masing mencapai ukuran minimum 4 inci 10 cm.
g. Perlu juga diketahui asal usul lobster atau keluarganya pilih jenis lobster
yang murni dari spesies tertentu agar pertumbuhan anakan lobster lebih baik
3. Mengawinkan Lobster
Gabungkan indukan jantan dan betina lobster menjadi satu dalam suatu media akuarium yang berukuran 1x 0,5 meter tinggi 25 cm bisa di masukan sekitar 5
lobster betina dan 3 lobster jantan. Satu jantan prinsipnya mampu membuahi 30 betina tetapi dalam perkawinan di akuarium digunakan 3 lobster jantan karena
dalam perkawinan tersebut lobster betina lebih dominan dalam memilih pasangan yang cocok sehingga jika hanya ada 1 ekor lobster jantan di dalam akuarium,
kemungkinan ke 5 lobster betina untuk kawin dan bertelur semua menjadi lebih kecil.
Kebiasaan lobster dalam melakukan perkawinan saling mencari kecocokan. Ketika mengawinkan lobster, ukuran tubuh lobster jantan dan betina tidak harus
sama karena di habitat aslinya, lobster jantan memang memiliki tubuh lebih besar daripada lobster betina.
Jika media perkawinan menggunakan akuarium ukuran 1x 0,5 x 0,5 meter, letakan minimum 8 buah pipa paralon berdiameter 2 inci dan panjang 15-20 cm,
tergantung pada ukuran indukan. Indukan berukuran 4 inci, panjang paralon yang di gunakan 15 cm dan indukan dengan ukuran 5-6 inci panjang paralonnya 20 cm. Dua
minggu setelah lobster jantan dan betina di gabungkan biasanya sudah ada indukan bertelur.
Lobster dalam masa perkawinan akan saling berhadap-hadapan membentuk formasi huruf Y. Lobster jantan akan mengeluarkan sperma dan meletakannya di
dekat pangkal ke dua kaki lobster betina. Sperma tersebut berwarna putih, menggumpal, agak keras, dan larut ke air. Setelah di buahi, lobster betina akan
menyingkir dari lobster jantan sampai perlahan-lahan mengeluarkan telurnya dari lubang pangkal kaki ketiga melewati sperma lalu turun ke ekor atau abdomennya.
Telur di kumpulkan didalam abdomennya sambil ekornya menutup rapat selama seminggu pertama.
4.
Pemindahan Induk Pengeraman dan Penetasan Telur
16 Setelah minggu ke-2 atu ke-3 telur baru dapat menempel dengan baik di kaki
renangnya, dan si betina akan berjalan keliling dengan ekor terbuka sehingga telurnya dapat terlihat. Dalam keadaan seperti ini induk dapat dipindahkan dari
akuarium perkawinan, ke kolam penetasan yang berukuran 1x 2 meter, atau ke kolam penetasan masal menggunakan kurungan keranjang. Resiko meletakan induk
ke dalam akuarium adalah harus memindah-mindahkan lagi, karena setelah satu bulan harus di pisah-pisahkan lagi ke dalam akuarium
Ciri Ciri Proses Pematangan Telur : a.
Minggu kedua bentuk telur masih bulat b.
Minggu ketiga mulai terlihat dua bintik hitam pada telur. Binitk hitam tersebut merupakan embrio
c. Minggu keempat, capit, sungut, dan kakinya mulai tumbuh. Pada fase ini,
lobster masih belum bisa mandiri. Jika fase ini telur rontok dari induknya kemungkinan besar embrio tersebut akan mati. Ketika menempel di kaki
renang induknya, ibunya akan dengan telaten merawat embrio tersebut dengan cara menggoyang-goyangkan kaki renangnya untuk memberikan
oksigen pada anak-anaknya, sering kali si induk akan merapikan telurnya menggunakan kaki jalannya.
d. Minggu kelima hampir seluruh kuning telur sudah habis. Ketika, embrio
mulai lepas satu persatu dari induknya untuk mencari makanan sendiri. Meskipun sudah lepas, embrio bisa saja menempel ke kaki renang induknya
sehingga ketika anakan sudah lepas sekitar 70, sisanya sebanyak 30 yang masih menempel sebaiknya dirontokan saja karena di khawatirkan naluri
keibuannya sudah hilang akibat terlalu lama menggendong telur.
Setelah bersih, si induk betina dipindahkan ke akuarium lain untuk istirahat selama dua minggu sampai berganti kulit. Tujuannya, jika berganti kulit, ukuran
lobster menjadi semakin besar, sehingga semakin banyak juga jumlah anakan yang dihasilkan pada penetasan berikutnya karena semakin besar tubuh lobster betina,
kapasitas penyimpanan telurnya akan bertambah besar.
Semakin bertambah usia dan ukuran lobster, jumlah telurnya terus bertambah, tetapi frekuensi bertelurnya menjadi lebih jarang. Ketika sedang dalam masa
istirahat panjang 1 bulan, ada kemungkinan induk sudah matang gonad. Induk seperti ini dapat mengeluarkan telur sendiri tanpa dibuahi. Namun, telur yang
dihasilkan adalah telur kosong sehingga ketika induk menggendong telur selama 1-2 minggu dan merasakan bahwa telur yang digendongnya tidak ada pertumbuhan
maka telur tersebut akan dimakannya.
Apabila air ditempat perkawinan dan air ditempat penetasan memiliki perbedaan suhu dan pH, letakan terlebih dulu lobster yang sedang bertelur tersebut
17 kedalam baskom yang diisi dari akuarium perkawinan baru kemudian dipindahkan
kekolam penetasan dengan dipercik-percikan air kolam supaya suhu dan pH air di baskom stabil.
5. Pemeliharaan Benih
Setelah menetas, anakan lobster tidak cocok diberi makanan dari jenis sayuran dan umbi-umbian sebaiknya merekan diberi cacing sutera atau cacing beku sehingga
bisa memacu pertumbuhan denga baik. Jumlah pakan yang diberikan sebaiknya 3 dari berat badannya. Pada pagi hari pakan yang diberikan sebanyak 2 dan sore hari
75. 6.
Kematian Benih Lobster Kematian benih biasa dipicu oleh kegagalan dalam pergantian kulit yang
pertama kali. Meskipun demikian, perlu diperhatikan adanya bahaya pencemaran racun yang bisa muncul, misalnya racun bekas semprotan fogging Demam
Berdarah Dengue DBD. Maka dari itu sebelum penyemprotan sebaiknya semua media ditutup dengan plastik, apabila perlu matikan aeratornya.
7.
Panen Benih Dalam pemanenan benih berukuran 1-2 cm alat yang digunakan adalah ember
plastik scoopnet berukuran 20 x 10 cm. Sementara itu saat yang baik untuk pemanenan adalah sebelum jam 9 pagi berada dilingkungan terbuka, kualitas dan
parameter air yang digunakan harus sama dengan air dalam akuarium agar benih tidak menjadi stres. Sebaiknya air yang digunakan berupa air baru, bukan dari
akuarium karena biasanya telah kotor. Perlu diketahui, tingkat sensitifitas benih berukuran 20 hari terhadap perubahan lingkungan drastis lebih tinggi dibandingkan
dengan ukuran lebih besar. 8.
Simulasi Usaha Pembenihan Simulasi usaha yang dilakukan dilahan pekarangan rumah dengan menggunakan
bak tembok adalah sebagai berikut : a
Luas keseluruhan 100 m
2
- Lahan perawatan induk seluas 30 m
2
. - Lahan pemijahan 20 m
2
. - Lahan pembenihan 40 m
2
- Lahan untuk tendon air dan lain-lain 10 m
2
. b
Wadah pembenihan berupa bak tembok dengan ukuran 1 m x 1 m x 1 m sebanyak 35 bak
c Sarana dan prasarana
1 Prasarana
- Pengadaan induk 30 pasang. Perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3.
18 - Perbaikanpembuatan kolam.
- Pengadaan peralatan : o
Thermometer. o
pH meter o
Water heater. o
Pompa air dan aerator 2
Sarana - Pakan
- Pakan induk berupa pellet dengan kandungan protein 30 sebanyak 2-3 berat ikan. Frekuensi pemberian pakan sebanyak
3 kali. Selama induk di kolam perawatan diberi pakan pelet dengan penambahan pakan alami, seperti tauge dan cincangan
wortel.
- Pakan larva berupa plankton dari jenis daphnia, klorela, tubefix, rotifer sebanyak 1 dari berat biomas.
- Pakan benih berupa pakan alami, seperti cacing. d
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional 1 orang e
Jumlah induk jantan 30 ekor dan induk betina 90 ekor. f
Frekuensi pemijahan 3 kali setahun. g
Jumlah benih yang dihasilkan dari 90 ekor induk betina yang bertelur 1.000 butir dengan SR 80 dan frekuensi pemijahan 3 kali adalah 90 x 1.000 x 3 x
80 = 216.000 ekor per tahun. h
Siklus periode pembenihan lobster 2-3 bulan.
B. Pembesaran