39 air, filter untuk menyaring kotoran, serta selang penyedot dan ember sebagai alat
penyedot kotoran sekaligus penguras air akuarium ketika penggantian air dilakukan.
4. Aksesoris Akuarium
Agar lobster air tawar dapat dinikmati dengan sempurna, sebaiknya akuarium dilengkapi dengan aksesoris seperti batu-batuan berwarna atau pasir. Untuk
menciptakan suasana seperti di habitat asalnya, akuarium dapat pula dilengkapi dengan poster bergambar dan bernuansa kehidupan pada dinding sisi belakang akuarium.
Aksesoris lainnya yang dapat ditambahkan adalah lampu. Dalam memilih lampu, sebaiknya memeperhatikan intesitas cahayanya. Lobster dikenal cukup peka terhadap
intensitas dan warna cahaya. Dengan demikian, lampu yang dapat dipasangkan pada akuarium adalah lampu khusus akuarium dengan intensitas cahaya sekitar 500 lux.
Dalam penggunaannya, lampu akuarium sebaiknya tidak dinyalakan terus-menerus. Disarankan lampu hanya dinyalakan pada waktu-waktu tertentu, seperti malam hari
atau saat akan dinikmati keindahan warna lobster. Namun, saat tengah malam hingga pagi sebaiknya lampu akuarium dimatikan. Cukup lampu ruangan yang dinyalakan
hingga pagi hari.
B. Faktor Penentu Kualitas Air
Beberrapa faktor penentu kualitas air pemeliharaan lobster antara lain kadar keasaman pH, suhu, kesadahan dH, kandungan oksigen terlarut 0
2
, serta kandungan karbondiaksida CO
2
dan gas lainnya. 1.
Kadar keasaman pH Kadar keasaman sangat menentukan kehidupan lobster di dalam air. Kadar
keasaman pondus hydrogenii=pH merupakan ukuran volume hydrogen di dalam air. Jika keturunan, molekul air yang dilambangkan dengan H
2
O akan terbagi menjadi ion H
+
dan ion OH
-
yang seimbang. Jika ion OH
-
terlalu sedikit maka air akan menjadi asam. Sebaliknya, jika ion OH
-
terlalu banyak maka air akan menjadi basa. Nilai pH dapat diukur dengan angka 1-14. Air dengan pH 1 berarti sangat asam
dengan pH 14 sangat basah. Sementara pH 7 berarti air dalam kondisi netral. Artinya, air tersebut tidak dalam keadaan basa maupun asam.
Kadar keasaman air dapat diketahui dengan cara mengukurnya dengan menggunakan alat khusus pengukur pH, seperti kertas lakmus. Alat ini sudah banyak
tersedia dipasar dan sangat mudah di dapatkan. Penggunaan alat pengkur pH inipun sangat mudah sehingga bisa digunakan oleh siapapun. Saat ini penggunaan kertas
lakmus sudah jarang dipilih oleh hobies dalam mendeteksi kadar keasaman air. Ini
40 disebabkan oleh keakuratan kertas lakmus dalam mendeteksi kadar keasaman air
terkadang tidak tepat. Hobies lebih banyak menggunakan pH tester. Air tanah di Indonesia umumnya memiliki pH 5-6,8. Untuk itu, jika ingin
digunakan dalam memelihara lobster sebaiknya dilakukan perlakuan khusus seperti didiamkan, diuapkan atau ditambahkan akuades agar kadar keasamannya sesuai
dengan yang diinginkan lobster yaitu berkisar pH 7-8.
2. Kadar Kesadahan
Kadar kesadahan dH air menunjukan jumlah kandungan mineral seperti magnesium Mg, kalsium ca dan natrium Na. jika jumlah kandungan mineral
tersebut didalam air tinggi berarti tingkat kesadahan air tinggi. Sebaliknya, jika kandungan mineralnya rendah, berarti air tersebut memiliki kadar kesadahan
rendah.
Kalsium dalam bentuk CaCO
3
kalsium karbonat merupakan mineral yang berpengaruh pada kesadahan air. Kadar CaCO
3
didalam air diukur dengan satuan ppm par per million atau setara dengan 1 g CaCO
3
1.000 liter air. Sementara 1 dh
setara dengan 10 mg CaCO
3
liter air. Dengan demikian, kadar kesadahan air dapat diketahui dengan mengukur kandungan kalsium karbonatnya.
Umumnya alat yang digunakan untuk mengukur kesadahan air adalah hardness tester. Alat ini cukup sederhana dan praktis yaitu cukup dicelupkan kedalam air.
Kesadahan dan keasaman air merupakan dua faktor penentu kualitas air yang saling mempengaruhi. Umumnya air yang memiliki pH rendah asam memiliki tingkat
kesadahan rendah. Lobster air tawar sangat menyukai air dengan kadar kesadahan sekitar 10-20
dH. 3.
Suhu Umumnya lobster air tawar menyukai air dengan suhu sekitar 19-25
c. Jika kondisi air terlalu dingin, suhu air tersebut dapat dinaikan dengan cara memasang alat
pemanas yaitu heater. Secara otomatis alat ini akan mati sendiri jika kondisi suhu air sudah sesuai dengan angka yang tertera pada heater.
4. Kandungan Oksigen O
2
Terlarut Oksigen dibutuhkan oleh lobster air tawar untuk bernafas. Kebutuhan oksigen
terlarut yang dibutuhkan lobster mencapai 7 ppm. Jumlah oksigen didalam air dipengaruhi oleh suhu. Selain suhu kadar oksigen didalam air juga dipengaruhi oleh
makanan, salinitas, dan kelancaran difusi dari udara kedalam air. Salah satu penyebab paling utama berkurangnya kandungan oksigen didalam air
adalah kandungan amoniak. Biasanya adanya kandungan amoniak didalam air
41 disebabkan oleh sekresi dan sisa pakan. Agar kandungan didalam air cukup dan stabil
sebaiknya didalam akuarium dipasang aerator. Alat ini berfungsi untuk menyuplai oksigen dari udara kedalam air sehingga kualitas air tetap terjaga
5. Kandungan Karbondioksida CO
2
dan Gas Lain Adanya karbondioksida didalam akuarium akibat hasil buangan sekresi lobster
air tawar. Dalam jumlah tertentu kadar CO
2
didalam air dapat menjadi racun sehingga jika dibiarkan akan membunuh lobster. Lobster air tawar masih bisa hidup
normal pada kadar CO
2
kurang dari 10 mgliter air. Gas lainnya yang cepat larut didalam air adalah hydrogen sulfide H
2
S dan Amoniak. Keduanya menyebabkan bau busuk yang sangat menyengat dan beracun
bagi lobster air tawar. Gas ini merupakan hasil penguraian bahan organik terutama protein.
C. Sumber Air