EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

(1)

(2)

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Aqiqoh, S. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 3 Fase Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Penguasaan Konsep Pada Materi Hidrokarbon (PTK Kelas X7 Sma Negeri 10 Bandar Lampung Tp 2009- 2010).Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Dahar, R.W. 1998. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Fajaroh, F. Dan I W. Dasna. 2007. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (learning cycle). Universitas Negeri Malang. Malang.

Fitri, 2011. Efektivitas Pembelajaran Learning Cycle 3 E Untu Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Dan Penguasaan Konsep Pada Materi Reaksi Redoks. Skripsi FKIP Unila. Bandar Lampung.

Hariwibowo, Makalah Pembelajaran-Proses: Pendekatan Keterampilan Proses. [online] http://lubisgrafura.word-press.com/2009/05/26/

makalah-pembelajaran-proses-pendekatan-keterampilan-proses/. Diakses pukul 09.22am tanggal 15 November 2011.

.

Hartono. 2007. Profil Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Program

Pendidikan Jarak Jauh S1 PGSD Universitas Sriwijaya. FKIP Universitas Sriwijaya. Palembang. Proceeding of The First International Seminar on Science Education.ISBN: 979-25-0599-7

Haryono, 2001. Kumpulan Model Pembelajaran (bagian 6). http://history/22 education.wordpress.com/2010/11/20/kumpulan-model-pembelajaran-bagian-6.

Hidayat, 2003 Analisis Ketrampilan Berkomunikasi Siswa SMU Kelas 2 Pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum. Skripsi: Tidak diterbitkan.


(4)

Nugroho, 2011. Efektivitas Media Animasi dan Lks Praktikum Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Penguasaan Konsep Kesetimbangan Kimia. Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung.

Pannen, P. D. Mustafa, dan M. Sekarwinahyu. 2001. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Dikti. Jakarta

Purba, M. 2006. KIMIA SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Priyanto dan Harnoko. 1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung Satria, A. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Halim Jaya. Jakarta. Semiawan, Cony. 1992. Pendidikan Ketrampilan Proses. Jakarta : Gramedia. Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sunyono, I. W. Wirya, E. Suyanto, dan G. Suyadi.2009. Pengembangan Model

Pembelajaran Kimia Berorientasi Keterampilan generik Sains pada Siswa SMA di Lampung. Laporan Penelitian Hibah Bersaing. FKIP Universitas Lampung.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Kanisius. Jakarta.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta. Wicaksono, A. 2008. Efektivitas Pembelajaran. Agung (ed). 5 April 2008. 2 Juli


(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam. Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa agar mengerti dan membimbing mereka untuk meng-gunakan pengetahuan sains tersebut serta memahami hakikat sains yakni sains sebagai proses dan produk. Salah satu bidang sains yaitu ilmu kimia.

Ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains. Oleh kare-na itu ilmu kimia yang diperoleh siswa tidak hanya kimia sebagai produk tetapi juga dapat melatih cara berpikir siswa untuk memecahkan masalah terutama yang berkaitan dengan ilmu kimia secara ilmiah yaitu kimia sebagai proses. Oleh se-bab itu pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai pro-ses dan produk.

Pembelajaran kimia adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengeta-huan, penguasaan keterampilan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada


(6)

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu pe-serta didik agar dapat belajar dengan baik.

Faktanya, pembelajaran kimia cenderung hanya menghadirkan konsep-konsep, hukum-hukum dan teori-teori saja, yang diperoleh siswa hanya kimia sebagai pro-duk tanpa menyuguhkan bagaimana proses ditemukannya konsep, hukum, dan teori tersebut, sehingga tidak tumbuh sikap ilmiah dalam diri siswa.

Berdasarkan hasil penelitian Sunyono dkk (2009) mengenai hasil tes diagnostik materi kimia dibeberapa SMA wilayah Lampung, disajikan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Nilai rata-rata hasil tes diagnostik materi kimia

Materi Pokok Yang Diujikan

Kategori SMA

SSN Potensial/Mandiri Rintisan Struktur Atom &

Sistem Periodik 58,00 52,67 34,67

Termokimia 46,67 42,67 34,67

Laju Reaksi 42,47 34,67 30,67

Kesetimbangan Kimia 32,50 26,50 29,50

Data Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa nilai tes untuk materi pokok kesetim-bangan kimia mendapat nilai yang paling kecil diantara nilai kimia untuk materi pokok lain. Rendahnya nilai tes ini menunjukkan bahwa materi kesetimbangan kimia merupakan materi yang masih dianggap sulit oleh para siswa.

Rendahnya nilai siswa pada materi kesetimbangan kimia ini juga dialami oleh sis-wa kelas XI IPA di SMA Persada Bandar Lampung. Berdasarkan hasil sis-wasis-wanca- wawanca-ra dan observasi dengan guru kimia di SMA Persada, mata pelajawawanca-ran kimia secawawanca-ra umum memang masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh para siswanya.


(7)

Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan me-tode ceramah yang disertai latihan soal, dan tanya jawab sehingga siswa tidak di-bimbing untuk menemukan konsep. Akibatnya pembelajaran menjadi kehilangan daya tariknya dan muncul kejenuhan siswa dalam belajar. Kegiatan pembelajaran tersebut tidak sejalan dengan proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Guru hanya berperan se-bagai fasilitator dan motivator. Kegiatan pembelajaran KTSP menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus setelah proses pembelajaran. Namun pada kenyataanya paradigma lama dimana guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher center) masih dipertahankan.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa SMA kelas XI semester ganjil pada pembelajaran kimia adalah memahami kesetimbangan kimia, dan fak-tor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Untuk mencapai kompetensi ini, maka diperlukan pendekatan yang sesuai dengan materi kesetimbangan kimia, salah satunya yaitu pendekatan keterampilan proses sains (KPS).

KPS dapat membekali siswa dengan suatu keterampilan berpikir dan bertindak melalui sains untuk menyelesaikan masalahnya serta menjelaskan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari. KPS harus ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya karena KPS dalam pembelajaran kimia dapat membuat siswa lebih menguasai konsep-konsep kimia. KPS terdiri dari


(8)

keterampilan observasi, inferensi, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan dan berkomunikasi.

Dalam penerapannya pada materi kesetimbangan kimia, satu hal yang tidak akan terlepaskan dalam keterampilan proses sains adalah keterampilan berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi penting bagi siswa dalam upaya menyelesaikan ma-salah-masalah yang kelak mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui keterampilan berkomunikasi siswa dituntut mampu menjelaskan hasil percobaan; menggambar data empiris dengan grafik, tabel/diagram; membaca dan mengkom-pilasi informasi dalam grafik atau diagram; menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Selain itu keterampilan berkomunikasi menjadi sangat penting karena setiap orang mempunyai kebutuhan untuk mengemukakan ide, membantu dalam proses penyusunan pikiran, juga merupakan dasar untuk meme-cahkan masalah.

Selain melatihkan KPS kepada siswa, juga perlu diterapkan model pelajaran yang mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dan mene-mukan konsep. Salah satu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi hal ter-sebut dan mampu menciptakan KPS siswa saat proses pembelajaran adalah dengan model pembelajaran konstruktivisme yaitu model Learning Cycle 3E (LC 3E). Model LC 3E adalah model pembelajaran yang dilakukan melalui serang-kaian tahap (fase pembelajaran) yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan kata lain siswalah yang mendominasi kegiatan belajar. Selain itu, model LC 3E dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa. Hal ini mengakibatkan pembe-lajaran menjadi lebih bermakna dan siswa akan lebih mudah untuk memahami


(9)

konsep-konsep pada materi kesetimbangan kimia. Fase-fase pembelajaran ter-sebut meliputi: (1) fase eksplorasi (exploration); (2) fase penjelasan konsep (explaination); dan (3) fase penerapan konsep (elaboration).

Hasil penelitian Aqiqoh, (2009) yang dilakukan pada siswa SMAN 10 Bandar Lampung kelas X7 menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pe-nerapan model LC 3E mampu meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep pada materi hidrokarbon. Selain itu, hasil penelitian Fitri (2011) yang dilakukan pada siswa SMA Budaya Bandar Lampung kelas-X juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan penerapan model LC 3E juga mampu meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep pada materi reaksi redoks.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Learning Cycle 3E Dalam Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi dan Penguasaan Konsep Kesetimbangan kimia”. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah model LC 3 efektif dalam meningkatkan keterampilan berkomu-nikasi dan penguasaan konsep siswa pada materi pokok kesetimbangan kimia? C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model LC 3E dalam meningkatan keterampilan


(10)

berkomunikasi dan penguasaan konsep siswa pada materi pokok kesetimbangan kimia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan bermanfaat antara lain : 1. Guru

Pembelajaran dengan model LC 3E diharapkan dapat menjadi salah satu pili-han pemecapili-han masalah bagi guru dan calon guru kimia dalam melaksanakan pembelajaran kimia di sekolah, dapat melaksanakan pembelajaran yang efek-tif, efisien dan mempermudah guru dalam pelaksanaan pembelajaran serta da-pat meningkatkan kemampuan belajar siswa.

2. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mu-tu pembelajaran kimia di sekolah.

3. Siswa

Mendapat pengalaman belajar secara langsung dan mempermudah dalam mengkonstruksi konsep pada materi pokok kesetimbangan kimia, sehingga da-pat meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar


(11)

siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (ditunjukkan dengan N-Gain yang signifikan).

2. Model LC 3E adalah salah satu model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang terdiri dari 3 fase yaitu (1) Fase eksplorasi (exploration); (2) Fase penje-lasan konsep (explaination); (3) Fase penerapan konsep (elaboration). Dalam penerapan pembelajaran ini menggunakan media LKS.

3. Keterampilan berkomunikasi yang diukur merupakan keterampilan proses sains tingkat dasar yang meliputi mampu membaca dan mengkompilasi infor-masi dalam grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampai-kan laporan secara sistematis dan jelas

4. Penguasaan konsep kesetimbangan kimia berupa nilai siswa pada materi po-kok kesetimbangan kimia yang diperoleh melalui pretest dan posttest.

5. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang digunakan di SMA Persada Bandar Lampung yaitu ceramah yang disertai latihan soal, dan tanya jawab dimana siswa tidak dibimbing menemukan konsep kimia tetapi konsep diberikan secara langsung.


(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah se-suatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan (Satria, 2005).

Kriteria keefektifan menurut Wicaksono (2008) yaitu:

“model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apa-bila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signi-fikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (N-Gain yang signifikan)”.

B. Pendekatan Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekan-kan bahwa pengetahuan kita merupamenekan-kan hasil konstruksi (bentumenekan-kan) kita sendiri. Konstruktivisme menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwi-nahyu (2001) yaitu:

"konstruktivisme juga menyatakan bahwa semua pengetahuan yang kita pero-leh adalah hasil konstruksi sendiri, maka sangat kecil kemungkinan. Adanya transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain”.


(13)

Menurut Von Glasersfeld dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu (2001), agar siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan, maka diperlukan:

1. Kemampuan siswa untuk mengingat dan mengungkapkan kembali

pengalaman. Kemampuan untuk mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman sangat penting karena pengetahuan dibentuk berdasarkan inte-raksi individu siswa dengan pengalaman-pengalaman tersebut.

2. Kemampuan siswa untuk membandingkan, dan mengambil keputusan me-ngenai persamaan dan perbedaan suatu hal. Kemampuan membandingkan sangat penting agar siswa mampu menarik sifat yang lebih umum dari pe-ngalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk selanjutnya membuat klasifikasi dan mengkonstruksi pengetahuan-nya.

3. Kemampuan siswa untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari yang lain (selective conscience). Melalui “suka dan tidak suka” inilah muncul penilaian siswa terhadap pengalaman, dan menjadi landasan bagi pemben- tukan pengetahuannya.

Menurut Trianto (2007):

“Setiap orang membangun pengetahuannya sendiri, sehingga transfer penge-tahuan akan sangat mustahil terjadi. Pengepenge-tahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang mempunyai pengetahuan kepada orang yang belum mempunyai pengetahuan. Bahkan, bila seorang guru bermaksud men-transfer konsep, ide, dan pengertiannya kepada siswa, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh siswa itu lewat pengalamannya” Secara sederhana konstruktivisme merupakan konstruksi dari kita yang menge-tahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, me-lainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti ha-kikat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu ten-tang sesuatu (Suparno, 1997).

Ciri atau prinsip dalam belajar menurut Suparno (1997) sebagai berikut:

1. Belajar berarti mencari makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.


(14)

3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengem-bangan pemikiran dengan membuat pengertian baru. Belajar bukanlah ha-sil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.

4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fi-sik dan lingkungannya.

5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Menurut Sagala (2010) konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengeta-huan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Landasan berfikir konstruktivisme adalah lebih mene-kankan pada strategi memperoleh dan mengingat pengetahuan.

C. Learning Cycle 3 Phase

Learning Cycle (LC) merupakan salah satu model perencanaan yang telah di-akui dalam pendidikan, khususnya pendidikan IPA. Model ini merupakan model yang mudah untuk digunakan oleh guru dan dapat memberikan kesempa-tan untuk mengembangkan kreativitas belajar IPA pada setiap siswa. Learning Cycle merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pembelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif.


(15)

Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang dilandasi oleh filsafat konstruktivisme. Pembelajaran melalui model siklus belajar mengharuskan siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan memecahkan permasalahan yang di-bimbing oleh guru.

Model pembelajaran ini memiliki tiga langkah sederhana, yaitu fase eksplorasi (exploration), guru memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum. Fase penjelasan konsep (explaination), siswa lebih aktif untuk menen-tukan atau mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya di dalam fase eksplorasi. Fase penerapan konsep (elaboration), di-maksudkan mengajak siswa untuk menerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama ataupun yang lebih tinggi tingkatannya.

Karplus dan Their dalam Fajaroh dan Dasna (2007) mengungkapkan bahwa:

“Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam penulisan ini disingkat LC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemiki-an rupa sehingga pebelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi ysedemiki-ang ha-rus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Learning Cycle 3 Phase (LC 3E) terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), penjelasan konsep (concept introduction/ explaination), dan penerapan konsep (elabora-tion)”.

Pada tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inde-ranya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui ke-giatan-kegiatan seperti melakukan eksperimen, menganalisis artikel, mendis-kusikan fenomena alam atau perilaku sosial, dan lain-lain. Dari kegiatan ini


(16)

diharapkan timbul ketidakseimbangan dalam struktur mentalnya (cognitive disequilibrium) yang ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi (high level reasoning) yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana. Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh fase pengenalan konsep.

Pada fase penjelasan konsep, diharapkan terjadi proses menuju kesetimbangan an-tara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-konsep yang baru di-pelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti mene-laah sumber pustaka dan berdiskusi. Pada fase terakhir, yakni penerapan konsep, siswa diajak menerapkan pemahaman konsepnya melalui berbagai kegiatan-kegi-atan seperti problem solving atau melakukan percobaan lebih lanjut. Penerapan konsep dapat meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar, karena sis-wa mengetahui penerapan nyata dari konsep yang mereka pelajari. Karplus dan Their dalam Fajaroh dan Dasna (2007).

LC 3E melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi siswa untuk secara aktif mem-bangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fi-sik maupun sosial.

Implementasi LC 3Edalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruktivis menurut Haryono (2001) adalah:

1. Siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna de-ngan bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa, 2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa.Informasi


(17)

3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah.

Cohen dan Clough dalam Fajaroh dan Dasna (2007) menyatakan bahwa LC 3E merupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Di-lihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini memperluas wawasan dan mening-katkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar yang perlu diupayakan agar LC 3Eberlangsung secara konstruktivistik adalah:

1. Tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.

2. Tersedianya berbagai alternatif pengalaman belajar jika memungkinkan. 3. Terjadinya transmisi sosial, yakni interaksi dan kerja sama individu dengan

lingkungannya.

4. Tersedianya media pembelajaran.

5. Kaitkan konsep yang dipelajari dengan fenomena sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial yang menjadikan pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan.

D. Keterampilan Proses Sains

Menurut Depdikbud (1986) dalam Dimyati (2006), pendekatan keterampilan pro-ses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-ke-terampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari


(18)

kemampuan-kemam-puan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Keterampilan-keterampilan dasar tersebut dalam IPA disebut Keterampilan-keterampilan proses sains. Menurut Hariwibowo (2009):

“Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemam- puan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan men-dasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menja-di suatu keterampilan”.

Pendekatan keterampilan proses sains bukan tindakan instruksional yang berada diluar kemampuan siswa. Pendekatan keterampilan proses sains dimaksudkan un-tuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa.

Pendekatan keterampilan proses sains dirancang dengan beberapa tahapan yang diharapkan akan meningkatkan penguasaan konsep. Tahapan-tahapan pendekatan pembelajaran keterampilan proses sains menurut Dimyati dan Mudjiono (2002): “Pendekatan keterampilan proses lebih cocok diterapkan pada pembelajaran

sains. Pendekatan pembelajaran ini dirancang dengan tahapan: (1) Penam-pilan fenomena. (2) apersepsi, (3) menghubungkan pembelajaran dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa, (4) demonstrasi atau eksperimen, (5) siswa mengisi lembar kerja. (6) guru memberikan penguatan materi dan penanaman konsep dengan tetap mengacu kepada teori permasalahan”. Penerapan pendekatan pembelajaran keterampilan proses sains memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang pada dasarnya sudah dimiliki oleh siswa. Hal itu didukung oleh pendapat Arikunto (2004):

“Pendekataan berbasis keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pe-ngembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang ber-sumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya kete-rampilan-keterampilan intelektual tersebut telah ada pada siswa”.


(19)

Pendekatan keterampilan proses sains bukan tindakan instruksional yang berada diluar kemampuan siswa. Pendekatan keterampilan proses sains dimaksudkan un-tuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa.

Menurut Hartono (2007) salah satu pendidikan keterampilan proses sains adalah keterampilan proses dasar. Keterampilan proses dasar (Basic Science Proses Skill), meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran, berkomunikasi dan inferensi. Tabel 2. Indikator keterampilan proses sains dasar

Keterampilan Dasar Indikator

Observasi

Klasifikasi

Pengukuran

Komunikasi

Menarik Kesimpulan

Mampu menggunakan semua indera (penglihatan, pembau, pendengaran, pengecap, dan peraba ) untuk mengamati, mengidentifikasi, dan memahami sifat benda dan kejadian secara teliti dari hasil pengamatan Mampu menentukan perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan menen-tukan dasar penggolongan terhadap suatu objek. Mampu memilih dan menggunakan peralatan untuk menentukan secara kuantitatif dan kualitatif ukuran suatu benda secara benar yang sesuai untuk panjang, luas, volume, waktu, berat, dan lain-lain. Dan mampu mendemonstrasikan perubahan suatu satuan penguku-ran ke satuan pengukupenguku-ran lain

Mampu membaca dan mengkompilasi informasi dalam grafik atau diagram, menggambar data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram, menjelaskan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas

Mampu membuat suatu kesimpulan tentang suatu ben-da atau fenomena setelah mengumpulkan, menginter-pretasi data dan informasi


(20)

E.Keterampilan Berkomunikasi

Keterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan untuk menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dapat berupa penyusunan laporan, pembuatan paper, penyusunan karangan, pembuatan gambar, tabel, diagram, grafik (Semiawan, 1992).

Kemampuan berkomunikasi ilmiah, terutama dalam mengkomunikasikan hasil pe-nelitian ilmiah sangat penting dalam suatu kerja ilmiah. Setiap ahli dituntut agar mampu menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain. Adapun indikator dalam ketrampilan berkomunikasi dalam kerja ilmiah antara lain:

1 Menyimpulkan hasil penelitian.

2 Merekomendasikan tindak lanjut dari hasil penelitian.

3 Menginformasikan alasan logis perlunya penelitian/penyelidikan ilmiah. 4 Mendeskripsikan masalah penelitian/penyelidikan secara jelas dalam laporan

dan mengkomunikasikannya.

5. Menspesifikasi variabel yang diteliti.

6. Mengkomunikasikan prosedur perolehan data.

7. Mengkomunikasikan cara mengolah dan menganalisis data yang sesuai untuk menjawab masalah penelitian.

8. Menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel, grafik, diagram alur, dan peta konsep.

9. Menggunakan media yang sesuai dalam menyajikan hasil pengolahan data. 10.Menjelaskan data baik secara lisan maupun tulisan.


(21)

Jenis keterampilan yang akan dipaparkan adalah kemampuan membuat tabel pengamatan, kemampuan menggambar alur kerja,dan kemampuan menulis hasil diskusi dan pembahasan. Dijelaskan seperti bibawah ini:

1. Kemampuan membuat tabel pengamatan

Menurut Nawawi (1993) dalam Hidayat (2003), kemampuan membuat tabel di-mulai dengan menguasai pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan tabel dan bagaimana teknik pembuatan dan penyusunan tabel yang komunikatif. Tabel dimaksudkan untuk merangkum sejumlah data yang saling berhubungan satu sa-ma lain. Selanjutnya beliau juga menjelaskan langkah-langkah pembuatan dan penyusunan tabel dalam suatu teks atau kumpulan-kumpulan data percobaan yaitu:

a. Membuat baris dan kolom sesuai dengan macam dan jumlah variabel. b. Setiap kolom secara vertikal menunjukkan klasifikasi tertentu dari data yang

dicantumkan di bawah kalimat yang menyatakan maksud kolom tersebut. c. Setiap baris horizontal menunjukkan klasifikasi tertentu dari data yang

di-cantumkan sesuai kalimat yang menyatakan maksud baris tersebut. d. Klasifikasi data yang dinyatakan dengan kalimat singkat dalam bentuk

simbol-simbol. e. Memberi judul tabel.

2. Kemampuan menulis hasil diskusi dan pembahasan

Menurut Howee dan Smith (1999) dalam Hidayat (2003), diskusi adalah suatu bentuk pertanyaan lisan yang essensial bagi kehidupan kita. Kemampuan menulis diskusi atau pembahasan bertujuan untuk mengkomunikasikan informasi,


(22)

gagasan-gagasan dan fakta-fakta. Diskusi umumnya dilakukan untuk membantu siswa mengklasifikasikan data yang diperoleh melalui eksperimen, yang selanjut-nya dipergunakan untuk merumuskan kesimpulan setelah didapat generalisasi data. Diskusi dapat juga digunakan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat selama siswa melakukan eksperimen.

F. Penguasaan Konsep

Konsep merupakan salah satu pengetahuan awal yang harus dimiliki siswa karena konsep merupakan dasar dalam merumuskan prinsip-prinsip. Penguasaan konsep yang baik akan membantu pemakaian konsep-konsep yang lebih kompleks. Pe-nguasaan konsep merupakan dasar dari pePe-nguasaan prinsip-prinsip teori, artinya untuk dapat menguasai prinsip dan teori harus dikuasai terlebih dahulu konsep-konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep dan keberhasilan siswa, maka diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Penguasaan konsep juga merupakan suatu upaya pemahaman siswa untuk memahami hal-hal lain di luar pengetahuan sebelumnya. Jadi, siswa dituntut untuk menguasai materi-mate-ri pelajaran selanjutnya.

Menurut Dahar (1998), konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama.


(23)

Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan berhubungan satu sama lain, oleh karena itu siswa dituntut tidak hanya menghafal konsep saja, tetapi hendaknya memperhatikan hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya. Piaget dalam Dimyati dan Madjiono (2002) menyatakan bahwa pengetahuan di-bentuk oleh individu. Individu melakukan interaksi terus-menerus dengan ling-kungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.

Posner dalam Suparno (1997) menyatakan bahwa dalam proses belajar terdapat dua tahap perubahan konsep yaitu tahap asimilasi dan akomodasi. Pada tahap asi-milasi, siswa menggunakan konsep-konsep yang telah mereka miliki untuk berha-dapan dengan fenomena yang baru. Pada tahap akomodasi, siswa mengubah kon-sepnya yang tidak cocok lagi dengan fenomena baru yang mereka hadapi.

Guru sebagai pengajar harus memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang kondusif agara siswa dapat menemukan dan memahami konsep yang diajar-kan. Hal ini sesuai dengan pendapat Toulmin dalam Suparno (1997) yang menya-takan bahwa bagian terpenting dari pemahaman siswa adalah perkembangan kon-sep secara evolutif. Dengan terciptanya kondisi yang kondusif, siswa dapat me-nguasai konsep yang disampaikan guru. Penguasaan konsep adalah kemampuan siswa menguasai materi pelajaran yang diberikan.

G. Kerangka Pemikiran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru. Dengan perencanaan yang matang sebelum


(24)

melakukan kegiatan pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Model pembelajaran sebagai salah satu faktor yang mendukung pencapaian tuju-an pembelajartuju-an menempati pertuju-an penting dalam proses pembelajartuju-an. Kemam-puan guru untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat akan menentukan tingkat prestasi belajar siswa terhadap konsep yang diberikan dalam proses pembelajaran.

Menyikapi kenyataan ini, dinilai perlu digunakan model LC 3E yaitu model yang ini memiliki tiga langkah sederhana, yaitu fase eksplorasi (exploration), guru memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum. Fase penje-lasan konsep (explaination), siswa lebih aktif untuk menentukan atau mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya di dalam fase eksplorasi. Fase penerapan konsep (elaboration), dimaksudkan mengajak siswa untuk menerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama ataupun yang lebih tinggi tingkatannya.

Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dibantu dengan LKS yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan dari model pembelajaran LC 3E dan indikator-inkator keterampilan berkomunikasi yang disesuaikan dengan materi yang akan di-belajarkan. LKS ini berisi keterampilan berkomunikasi untuk membangun konsep dari materi yang dibelajarkan. Siswa menjawab latihan yang ada dalam LKS ter-sebut dengan cara melakukan diskusi pada kelompok yang sudah ditentukan,


(25)

sehingga siswa dapat mengungkapkan gagasan-gagasannya kepada siswa lainnya. Dengan demikian tercipta kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan konsep-konsep dari materi yang dibelajarkan menjadi lebih bermakna. Berdasarkan uraian tersebut, maka keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep yang dibelajarkan dengan model pembelajaran LC 3E akan lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

H. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Siswa kelas XI IPA semester ganjil SMA Persada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang menjadi populasi penelitian mempunyai kemam-puan awal yang sama dalam penguasaan konsep kimia.

2. Perbedaan penguasaan konsep semata-mata karena perbedaan perlakuan. I. Hipotesis Umum

Sebagai pemandu dalam melakukan analisis maka perlu disusun hipotesis umum dengan perumusan sebagai berikut: “model LC 3E efektif dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep kesetimbangan kimia”.


(26)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 107 siswa dan tersebar dalam 3 kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3

2. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yaitu ingin mendapatkan sampel dengan kemampuan akademik relatif sama. Dalam penelitian ini diambil sebagian dari populasi yang akan dijadikan sampel, yaitu dua kelas dari tiga kelas yang ada. Satu kelas seba-gai kelas eksperimen dan satu kelas sebaseba-gai kelas kontrol dengan latar belakang kemampuan akademik sama yang dilihat dari nilai mid semester pada materi sebe-lumnya tentang struktur atom dan sistem periodik unsur. Dua kelas tersebut adalah kelas XI IPA I dan kelas XI IPA 2, kemudian ditentukan kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.


(27)

B. Jenis dan Variabel Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan non equivalent control group desain yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pe-nerapan model LC 3E terhadap keterampilan berkomunikasi dan penguasaan kon-sep pada materi kesetimbangan kimia siswa SMA Persada Bandar Lampung. Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Se-bagai variabel bebas adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu model LC 3E dan pembelajaran konvensional. Sebagai variabel terikat adalah keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep pada materi kesetimbangan kimia siswa SMA Persada Bandar Lampung.

C. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah non equivalent control group desain yaitu desain kuasi eksperimen dengan melihat perbedaan nilai pretest maupun posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Kelas eksperimen O1 X1 O2

Kelas kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

X1: Pembelajaran kimia menggunakan LC 3E


(28)

O1: Pretest yang diberikan sebelum perlakuan O2: Posttest yang diberikan setelah perlakuan D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuan-titatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar.

Sumber data dibagi menjadi dua yaitu : a. Data primer yang meliputi :

1) Data hasil pretest dan posttest kelompok kontrol

2) Data hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan b. Data sekunder yang meliputi :

Lembar kinerja guru dan lembar observasi siswa 2. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini, digunakan metode tes untuk memperoleh data nilai ke-terampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode tes yang digunakan adalah pretest dan posttest.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah:

1. Soal pretest dan posttest untuk memperoleh data keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep.


(29)

a. Pretest

Pretest dalam penelitian ini terdiri dari 30 soal pilihan jamak dan 5 soal uraian yang di dalamnya terdapat indikator keterampilan berkomunikasi. b. Posttest

Soal posttes terdiri dari 30 soal pilihan jamak dan 5 soal uraian yang di dalamnya terdapat indikator keterampilan berkomunikasi.

Soal pilihan jamak pretest dan posttes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan produk yang dihasilkan dari penelitian Nugroho (2011) yang telah divalidasi. Dimana soal pretest dan posttes ini telah diujicobakan di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo yang sebelumnya telah diajar materi kesetim-bangan Kimia. Hasil validitas terlampir pada lampiran 11. Sedangkan soal uraian pretest dan posttes dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Adapun pengujian kevalidan isi ini dilakukan dengan cara judgment. Oleh karena dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan keahlian peni-laian. Dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing penelitian untuk me-ngujinya.

2. Lembar observasi kinerja guru dan lembar aktivitas siswa guna mendukung berjalannya penelitian.

F. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, yaitu di SMA Persada Bandar Lampung.


(30)

2. Menentukan populasi dan sampel, yaitu kelas XI SMA Persada Bandar Lam-pung.

3. Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas.

4. Soal pretest dan posttes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pro-duk yang dihasilkan dari penelitian Nugroho (2011) yang telah divalidasi. 5. Pelaksanaan pretest di kedua kelas

6. Pelaksanaan proses pembelajaran di masing-masing kelas dengan pembelajaran yang berbeda, yaitu kelas eksperimen menggunakan model LC 3E dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.

7. Pelaksanaan posttest di kedua kelas.

8. Menganalisis data berdasarkan data hasil penelitian dan penarikan kesimpulan. Adapun langkah-langkah penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

2.

Gambar 1. Alur penelitian Mempersiapkan perangkat pembelajaran

dan instrumen penelitian

Kelas kontrol pembelajaran konvensional

Pretest Kelas eksperimen LC 3 E Posttest

Analisis data Kesimpulan Validasi instrumen Menentukan populasi dan


(31)

G. Teknik Analisis Data

1. Uji N-Gain

Untuk mengetahui peningkatan nilai kedua model pembelajaran terhadap konsep kesetimbangan kimia siswa, maka dilakukan analisis skor gain ternormalisasi. Rumus N-Gain (g) ternormalisasi menurut Meltzer adalah sebagai berikut:

2. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok ter-distribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah mema-kai statistik parametrik atau non parametrik. Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal

Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2) dengan rumus

Keterangan : χ2 = uji Chi- kuadrat Ei = frekuensi observasi Oi = frekuensi harapan


(32)

Data akan berdistribusi normal jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel dengan taraf signifikan 5 % (Sudjana, 2002).

3. Uji kesamaan dua varians (homogenitas)

Uji kesamaan varians bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai tingkat varians yang sama (homogen) atau tidak. Untuk uji homogenitas dua varians ini rumusan hipotesisnya adalah :

H0 :σ12= σ22 Rata-rata N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen.

H1 : σ12≠ σ22 Rata-rata N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen.

2 2 2 1 s s F  Keterangan:

s12 = varians terbesar s22 = varians terkecil

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis Ho jika : < (Sudjana, 2002).

4. Uji hipotesis penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).


(33)

Hipotesis pertama (keterampilan berkomunikasi):

H0: µ1x = µ2x : Rata-rata N-Gain keterampilan berkomunikasi pada materi kese-timbangan kimia dengan model LC 3E sama dengan rata-rata

N-Gain keterampilan berkomunikasi dengan pembelajaran konven-sional

H1: µ1x > µ2x : Rata-rata N-Gain keterampilan berkomunikasi pada materi kese-timbangan kimia dengan model LC 3E lebih tinggi dari pada rata-rata N-Gain keterampilan berkomunikasi dengan pembelajaran konvensional.

Hipotesis kedua (penguasaan konsep):

H0: µ1y = µ2y: Rata-rata N-Gain penguasaan konsep pada materi kesetimbangan kimia dengan model LC 3E sama dengan rata-rata N-Gain penguasaan konsep dengan pembelajaran konvensional.

H1: µ1y > µ2y: Rata-rata N-Gain penguasaan konsep pada materi kesetimbangan kimia dengan model LC 3E lebih tinggi daripada rata-rata N-Gain penguasaan konsep dengan pembelajaran konvensional.

Keterangan:

µ1 : Rata-rata (x,y) pada materi pokok kesetimbangan kimia pada kelas yang dite-rapkan model LC 3E

µ2 : Rata-rata (x,y) pada materi pokok kesetimbangan kimia pada kelas dengan pembelajaran konvensional

x: keterampilan berkomunikasi y : penguasaan konsep


(34)

Uji statistik ini sangatlah bergantung pada homogenitas kedua varians data, karena jika kedua varians kelas sampel homogen (σ12 = σ22), maka uji yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut :

2 1 2 1 1 1 n n s x x t    dimana 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n s n s n s Keterangan:

= nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen = simpangan baku gabungan

= nilai rata-rata N-gain kelas kontrol = varians N-gain kelas eksperimen

= varians N-gain kelas kontrol = Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas kontrol

Kriteria yang digunakan adalah terima hipotesis Ho jika :

2 1 2 2 1 1 1 w w t w t w t  

 dengan

1 2 1 1 n s w

dan 2

2 2 2 n s w

t1 = t(1-α), (n1-1) dan t2 = t(1-α), (n2-1). Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1-α) sedangkan dk-nya masing-masing (n1-1) dan (n2-1). (Sudjana, 2002).


(35)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata N-Gain keterampilan berkomunikasi dengan model LC 3E lebih tinggi dari pada rata-rata N-Gain keterampilan berkomunikasi dengan pembela-jaran konvensional pada materi kesetimbangan kimia.

2. Rata-rata N-Gain penguasaan konsep dengan model LC 3E lebih tinggi dari pada rata-rata N-Gain penguasaan konsep dengan pembelajaran konvensional pada materi kesetimbangan kimia.

3. Model LC 3E lebih efektif dibandingkan pembelajaran konvensional untuk me-ningkatkan keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep kesetimba-ngan kimia.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian agar lebih mem-perhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga pembela-jaran lebih maksimal.


(36)

2. Model LC 3E dapat dipakai sebagai alternatif model pembelajaran bagi guru dalam membelajarkan materi pokok kesetimbangan kimia dan materi lain de-ngan karakteristik materi yang sama.


(37)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan Saya diatas, maka Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar Lampung, Februari 2012

Arini Mariana NPM 0743023006


(38)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

Oleh

ARINI MARIANA

Berdasarkan hasil observasi di SMA Persada Bandar Lampung diketahui bahwa proses pembelajaran lebih dominan diterapkan metode ceramah diselingi tanya jawab dan latihan soal sehingga siswa kurang dilibatkan langsung dalam menemu-kan konsep. Hal ini belum sesuai dengan KTSP yang proses pembelajarannya harus berpusat pada siswa. Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu model pembe-lajaran yang mampu melibatkan siswa dalam menemukan konsep, yaitu pembela-jaran yang bersifat konstruktivisme. Salah satunya adalah model Learning Cycle 3E.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model Learning Cycle 3E dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep kesetimbangan kimia. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Persada Bandar Lampung. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI IPAI dan XI IPA2 SMA Persada Bandar Lampung. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan


(39)

metode kuasi eksperimen dengan Non Equivalent Control Group Design. Efektivitas model Learning Cycle 3E diukur berdasarkan perbandingan selisih skor posttest dan pretest dengan selisih skor maksimum dan pretest (gain ternor-malisasi).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata N-gain keterampilan berkomunika-si dan penguasaan konsep kelas eksperimen 0,71 dan 0,46 dan kelas kontrol 0,29 dan 0,38. Berdasarkan pengujian hipotesis, kelas dengan model Learning Cycle 3E memiliki keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep yang lebih ting-gi dari kelas dengan pembelajaran konvensional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model Learning Cycle 3E lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan berko-munikasi dan penguasaan konsep kesetimbangan kimia dibandingkan pembela-jaran konvensional.

Kata kunci: model Learning Cycle 3E, keterampilan berkomunikasi dan penguasaan konsep


(40)

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

Oleh

ARINI MARIANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(41)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Madu, pada tanggal 19 Mei 1989, sebagai anak per-tama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Pujo Priyono dan Ibu Ani Nuryati. Penulis mengawali pendidikan formal di TK Satya Dharma Sudjana Gunung Ma-du Lampung Tengah, kemudian melanjutkan ke SD Negeri 1 Gunung MaMa-du Lam-pung Tengah selesai pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMP Satya Dharma Sudjana Gunung Madu Lampung Tengah yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 diterima di SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai maha-siswi di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Ke-guruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswa penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Yogyakarta-Bandung-Jakarta dan pada tahun 2010. Pada tahun 2011 penulis me-lakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Persada Bandar Lam-pung.


(42)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan kerendahan hati kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini

kepada:

Teristimewa untuk bapak dan ibu tercinta...

Terimakasih, karena selalu mendoakanku siang dan malam, mengajariku arti sebuah perjuangan, memberikanku semangat dan motivasi, cinta, kasih sayang, dan materi untuk keberhasilanku di masa datang

. Jerih payah dan kerja keras bapak dan ibu tidak akan terlupakan dan tidak mungkin dapat terbalaskan.

Adikku tersayang Neni...

Terima kasih atas keceriaan, bantuan, dan semangat yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Masku...

Terimakasih atas motivasi, semangat serta semua bantuan yang selalu kau berikan dalam menyelesaikan studiku.

Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan,

motivasi dan keceriaannya


(43)

MOTTO

Meskipun menghias hidup tidaklah mudah,

Namun, ingatlah

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain

(Q.S. An-Nashr: 6-7)

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang

cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat

sebelum lelah.

Jadi..Bangkitlah….

(Mario Teguh)

Yakinlah bahwa segala sesuatu

yang diberikan Allah kepada kita adalah yang terbaik dan yang terbaik tidak

selalu hal yang terindah menurut kita

(Arini Mariana)


(44)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “ Efektivitas Model Learning Cycle 3E Dalam Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Dan Penguasaan Konsep Kesetim-bangan Kimia” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia.

4. Dra.Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan pembimbing 1, atas keikhlasan waktu, kesabarannya, motivasi dan bimbingannya untuk membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Ibu Dr. Ratu Beta Rudibyani, M.Si., selaku Pembimbing II, atas keikhlasan waktu, motivasi dan bimbingannya kepada penulis dalam menyususn skripsi ini.

6. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku pembahas atas masukannya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.


(45)

8. Ibu Dra Sutirah Siddiq, selaku Kepala SMA Persada Bandar Lampung, Bapak Eri Katamso, S.Pd. selaku guru mitra, yang telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian, serta siswa-siswi SMA Persada Bandar Lam-pung terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Teristimewa untuk Bapakku, yang selalu memberikan hal terbaik untuk anak-anaknya dan Ibuku atas segala pengorbanan, motivasi, kesabaran, kasih sayang, cinta, doa yang tulus dan tak pernah putus.

10.Adikku Desty Wulan Neniati dan Ma2sku atas doa, perhatian, bantuan, motiva-si, keceriaan, dan kasih sayang kalian selama ini.

11.Mbak Ulif, Kak Dadi, Kak Eri, Kak Yogi, Kak Titis, Panji, Cucun, Komeng, Melia atas kritik, dan masukan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12.Teman seperjuanganku di Pendidikan Kimia angkatan 2007.

13.Teristimewa untuk sahabat-sahabatku Adis, Dian, Ica, Indri, Ratu, Berti, dan Wuri dan untuk teman satu timku Adi dan Neli atas rasa kekeluargaan, duku-ngan, motivasi dan semangat kalian di masa-masa sulit menyusun skripsi ini. 14.Kakak dan Adik tingkat di Program Studi Pendidikan Kimia, serta semua pihak

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas masukannya.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Februari 2012


(46)

iv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran ... 8

B. Pembelajaran Konstruktivisme ... 8

C. Learning Cycle 3E ... 10

D. Keterampilan Proses Sains ... 13

E. Keterampilan Berkomunikasi ... 16

F. Penguasaan Konsep ... 18

G. Kerangka Pemikiran ... 19

H. Anggapan Dasar ... 21


(47)

v

B. Jenis dan Variabel Penelitian ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Jenis dan Sumber Data ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 24

F. Pelaksanaan Penelitian ... 25

G. Teknik Analisis Data ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis ... 31

B. Pembahasan ... 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA... . 52

LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen ... 54

2. Silabus Kelas Kontrol ... 59

3. RPP Kelas Eksperimen ... 62

4. RPP Kelas Kontrol ... 89

5. LKS Kelas Eksperimen ... 111

6. Kisi-kisi Pretest dan Posttest ... 153

7. Soal Pretest ... 156

8. Soal Posttest ... 163

9. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian Pretest ... 171

10. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian Posttest ... 186

11. Validitas Soal Pretest dan Posttest ... 198

12. Analisis Data Keterampilan Berkomunikasi ... 201

13. Analisis Data Penguasaan Konsep ... 210

14. Lembar Aktivitas Siswa Eksperimen ... 219

15. Lembar Aktivitas Siswa Kontrol ... 225


(48)

(49)

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

(Skripsi)

Oleh

ARINI MARIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(50)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Ila Rosilawati, M.Si. ...

Sekretaris : Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Tasviri Efkar, M.S. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si.

NIP. 196003151985031003


(51)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA Nama Mahasiswa : Arini Mariana

No. Pokok Mahasiswa : 0743023006 Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dra. Ila Rosilawati, M.Si. Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si.

NIP. 196507171990032001 NIP. 195702011981032001 2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si.


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran ... 8

B. Pembelajaran Konstruktivisme ... 8

C. Learning Cycle 3E ... 10

D. Keterampilan Proses Sains ... 13

E. Keterampilan Berkomunikasi ... 16

F. Penguasaan Konsep ... 18

G. Kerangka Pemikiran ... 19

H. Anggapan Dasar ... 21


(2)

v III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

B. Jenis dan Variabel Penelitian ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Jenis dan Sumber Data ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 24

F. Pelaksanaan Penelitian ... 25

G. Teknik Analisis Data ... 27

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis ... 31

B. Pembahasan ... 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA... . 52

LAMPIRAN 1. Silabus Kelas Eksperimen ... 54

2. Silabus Kelas Kontrol ... 59

3. RPP Kelas Eksperimen ... 62

4. RPP Kelas Kontrol ... 89

5. LKS Kelas Eksperimen ... 111

6. Kisi-kisi Pretest dan Posttest ... 153

7. Soal Pretest ... 156

8. Soal Posttest ... 163

9. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian Pretest ... 171

10. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian Posttest ... 186

11. Validitas Soal Pretest dan Posttest ... 198

12. Analisis Data Keterampilan Berkomunikasi ... 201

13. Analisis Data Penguasaan Konsep ... 210

14. Lembar Aktivitas Siswa Eksperimen ... 219

15. Lembar Aktivitas Siswa Kontrol ... 225


(3)

17. Surat Izin Penelitian ... 241 18. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 242


(4)

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

(Skripsi)

Oleh

ARINI MARIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Ila Rosilawati, M.Si. ...

Sekretaris : Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Tasviri Efkar, M.S. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP. 196003151985031003


(6)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA Nama Mahasiswa : Arini Mariana

No. Pokok Mahasiswa : 0743023006 Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Ila Rosilawati, M.Si. Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si.

NIP. 196507171990032001 NIP. 195702011981032001 2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si. NIP 195708031986031004


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

0 3 35

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

0 24 44

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 12 70

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI HUKUM - HUKUM DASAR KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 11 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E (LC 3E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

0 12 52

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

0 13 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 9 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN INFERENSI

0 12 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA SISWA

0 12 51

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

0 8 45