EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu indikator kualitas kesejahteraan suatu bangsa ditentukan oleh keberha-silan di bidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan Un-dang-Undang Dasar 1945. Lebih rinci, tujuan pendidikan nasional dijelaskan pula dalam pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003yaituuntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jen-jang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Ber-dasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011, peringkat pendidikan Indonesia turun 4 level dari tahun sebelumnya yakni mendu-duki peringkat ke-69 dari 127 negara di dunia, dan pada tahun 2009 Indonesia menduduki peringkat 10 terbawah dari 65 negara peserta PISA

(Programme for International Student Assessment) yang meliputi kemampuan Reading, Matema-tika, dan Scientific Literacy. Komisi tentang pendidikan abad ke-21 (Comission on

Education for the “21” Century) dalam laporannya kepada UNESCO menge-mukakan empat pilar pendidikan yang diajukan dan digambarkan sebagai dasar-dasar dari pendidikan (the foundations of education).


(2)

Pilar-pilar tersebut yaitu: pertama, learning to know, pilar pertama ini merupakan kunci pendidikan sepanjang hayat (life long education), learning to know berarti juga learning to learn yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan dan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya; kedua, learning to do,pilar kedua ini secara umum menuntut penguasaan kompetensi yang memungkinkan seseorang untuk dapat hidup dalam berbagai keadaan yang berhubungan dengan situasi yang ber-beda-beda, belajar bekerja, bekerja sama dalam tim, dan belajar menghadapi ber-bagai situasi yang sering tidak terduga; ketiga, learning to be, pilar ketiga ini yaitu belajar untuk mengaktualisasi diri sebagai individu mandiri dengan kepri-badian yang memiliki pertimbangan (judgment) yang dikombinasikan dengan tanggung jawab pribadi (personal responsibility) untuk mencapai tujuan bersama; dan keempat,

learning to live together, pilar keempat ini dianggap sebagai landa-san pendidikan dari ketiga pilar sebelumnya dengan pengembangan pemahaman dan apresiasi tentang orang lain dan sejarahnya, tradisi dan nilai-nilai spiritual, dan mendasarkan pada semangat baru untuk mampu mengapresiasi dan menga-malkan kondisi saling ketergantungan, keanekaragaman, saling memahami dan memecahkan konflik dengan cara damai (Hernawan, 2008).

Mengacu pada konsep tersebut, pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. Me-nurut Buchori dalam Trianto (2010), bahwa pendidikan yang baik adalah pendi-dikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam ke-hidupan sehari-hari. Akan tetapi fakta yang ditemui dalam pembelajaran pada pendidikan formal adalah pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered learning). Proses pembelajaran yang dilakukan hanya melibatkan siswa sebagai pendengar dan pencatat karena pembelajaran didominasi dengan ceramah oleh guru dan latihan soal. Kegiatan pembelajaran tersebut kurang sejalan dengan proses pembelajaran yang seharusnya diterapkan pada Kurikulum


(3)

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered). Dalam pembelajaran KTSP guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, serta siswa dituntut untuk memiliki kompetensi khusus setelah proses pembelajaran.

Kimia adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari karena ilmu kimia mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan de-ngan komposisi, struktur dan sifat perubahan, dinamika, dan energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Dalam pembelajaran sains termasuk ki-mia, kebanyakan siswa mempelajari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sains secara verbalistis atau siswa belajar tetapi tidak mengatahui makna dari apa yang dipelajarinya secara jelas. Cara pembelajaran seperti itu menyebabkan siswa pada umumnya hanya mengenal banyak peristilahan sains secara hafalan. Selain itu, banyaknya konsep dan prinsip-prinsip sains yang perlu dipelajari siswa, menye-babkan munculnya kejenuhan siswa belajar sains secara hafalan. Dengan demikian belajar sains hanya diartikan sebagai pengenalan sejumlah konsep-konsep dan peristilahan dalam bidang sains saja (Anonim dalam Fitri, 2010).

Fenomena pembelajaran yang demikian dapat diatasi dengan melatihkan kete-rampilan berpikir secara ilmiah kepada siswa. Dengan demikian, sebagai hasil belajar sains diharapkan siswa memiliki kemampuan berpikir dan bertindak ber-dasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya, atau lebih dikenal dengan keteram-pilan proses sains. Salah satu indikator keterampilan proses sains adalah keteram-pilan mengkomunikasikan. Komunikasi penting bagi siswa dalam upaya menye-lesaikan masalah-masalah yang kelak mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pengamatan langsung pada materi kesetimbangan kimia, siswa dituntut mampu menjelaskan hasil percobaan, menggambar data empiris dengan


(4)

tabel, membaca dan menginformasikan dalam bentuk tabel, menyusun dan menyampai-kan laporan secara sistematis dan jelas. Kemampuan-kemampuan ini merupakan indikator keterampilan mengkomunikasikan. Selain itu, jika siswa sudah teram-pil

mengkomunikasikan, maka keterampilan lain seperti mengamati, inferensi, klasifikasi, interpretasi dan prediksi juga akan muncul dalam diri siswa tersebut. Dari keterampilan-keterampilan tersebut, siswa dilatih untuk menemukan konsep, sehingga konsep-konsep yang ada tidak lagi diberikan oleh guru kepada siswa akan tetapi siswa sendiri yang mencari dan menemukannya, hal ini akan sangat membantu siswa untuk dapat menguasai konsep dengan baik.

Pada proses pembelajaran, untuk melatih keterampilan mengkomunikasikan maka diperlukan model pembelajaran yang berfalsafah konstruktivisme. Model pem-belajaran Learning Cycle 3E adalah salah satu model pembelajaran berfalsafah konstruktivisme yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan meng-komunikasikan siswa.

Model pembelajaran LC 3E adalah pembelajaran yang dilakukan melalui serang-kaian tahap (fase pembelajaran) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga sis-wa dapat menguasai kompetensi yaitu menjelaskan perkembangan konsep kese-timbangan kimia, faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia serta penerapannya. Fase-fase pembelajaran meliputi: (1) fase eksplorasi (exploration); (2) fase penjelasan konsep (explaination); dan (3) fase penerapan konsep (elabo-ration).

Pada fase eksplorasi (exploration), siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum. Fase penjelasan konsep (explaination), siswa dilatihkan kete-rampilan mengkomunikasikan dengan indikator memberikan atau menggambar-kan data empiris hasil percobaan atau


(5)

pengamatan dengan grafik/ tabel/ diagram, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil perco-baan atau penelitian, membaca grafik/ tabel/ diagram, mendiskusikan hasil kegi-atan suatu masalah atau suatu peristiwa sehingga siswa lebih aktif untuk menentu-kan atau mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang telah

diperoleh sebelumnya di dalam fase eksplorasi. Fase penerapan konsep (elaboration), siswa menerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama tingkatannya ataupun yang lebih tinggi tingkatannya. Hasil penelitian Fitri (2010) yang dilaku-kan pada siswa SMA Budaya Bandar Lampung kelas X, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Learning Cy-cle 3E (LC 3E) mampu meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan pengua-saan konsep pada materi reaksi oksidasi reduksi.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dilakukanlah penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 3E pada Materi Kesetimbangan Kimia Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan dan Penguasaan Konsep.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas pembelajaran LC 3E dalam meningkatkan keteram-pilan

mengkomunikasikan pada materi kesetimbangan kimia?

2. Bagaimana efektivitas pembelajaran LC 3Edalam meningkatkan penguasaan konsep pada materi kesetimbangan kimia?


(6)

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep pada materi kesetimbangan kimia.

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa:

Pembelajaran LC 3Emeningkatkan keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep pada materi pokok kesetimbangan kimia sehingga dapat mempermudah siswa untuk memahami materi pelajaran, melatih siswa dalam berkomunikasi dan menemukan konsep.

2. Bagi guru dan calon guru:

Memberi inspirasi dan pengalaman secara langsung bagi guru dalam kegiatan

membelajarkan kimia dengan menerapkan model pembelajaran LC 3E sebagai model alternatif baik pada materi pokok kesetimbangan kimia maupun materi lain yang memiliki karakteristik yang sama.

3. Bagi sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.


(7)

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Keterampilan proses sains yang diamati dalam penelitian ini adalah keterampilan

mengkomunikasikan meliputi indikator memberikan/menggam-barkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan tabel, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis, menjelaskan hasil percobaan, membaca tabel, mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa.

2. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang selama ini diguna-kan di SMA Al-Kautsar. Pembelajaran konvensional yang diterapkan meng-gunakan metode ceramah, latihan soal, dan praktikum.

3. Model pembelajaran Learning Cycle 3E adalah salah satu model pembelajaran berbasis konstruktivisme yang terdiri dari 3 fase yaitu (1) Fase eksplorasi (ex-ploration); (2) Fase penjelasan konsep (explaination); (3) Fase penerapan kon-sep (elaboration). Dalam penerapan pembelajaran ini menggunakan media LKS.

4. Efektivitas pembelajaran Learning Cycle 3E ditunjukkan dengan adanya per-bedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (peningkatan


(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori pembel-ajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan in-formasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan mere-visinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Teori ini berkembang dari kerja Pia-get, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Nur dalam Trianto, 2010).

Menurut Von Glasersfeld (Sardiman, 2007) konstruktivisme adalah salah satu fil-safat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu imitasi dari kenyataan (reali-tas). Von Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenya-taan melalui kegiatan seseorang.

Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi ialah proses penambahan informasi baru dengan stuktur kognitif yang ada. Akomodasi ialah penyesuaian stuktur kognitif

terhadap situasi baru, dan equilibrasi ialah penye-suaian kembali yang terus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi (Bell, 1994)


(9)

Secara sederhana konstruktivisme merupakan konstruksi dari kita yang mengeta-hui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, mela-inkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Bet-tencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan mengerti hakikat realitas, tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita menjadi tahu tentang sesuatu (Suparno, 1997)

B. Learning Cycle 3 Phase (LC 3E)

Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang dilandasi oleh filsafat kon-struktivisme. Karplus (Wena, 2009) menyatakan bahwa pembelajaran siklus meru-pakan salah satu model pembelajaran dengan pendeketan konstruktivis. Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu:

a). Eksplorasi (Exploration)

b). Pengenalan Konsep (Concept Introduction), dan c). Penerapan Konsep (Concept Application)

Pada tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inde-ranya semaksimal mungkin dalam berinteraksi dengan lingkungan melalui kegia-tan-kegiatan seperti melakukan eksperimen, menganalisis artikel, mendiskusikan fenomena alam atau perilaku sosial, dan lain-lain. Dari kegiatan ini diharapkan timbul ketidakseimbangan dalam struktur mentalnya (cognitive disequilibrium) yang ditandai dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada ber-kembangnya daya nalar tingkat tinggi (high level reasoning) yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana. Munculnya pertanyaan-pertanyaan ter-sebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh fase penge-nalan konsep (explaination).


(10)

Pada fase penjelasan konsep (explaination), diharapkan terjadi proses menuju

ke-setimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-kon-sep yang baru dipelajari melalui kegiatan-kegiatan yang membutuhkan daya nalar seperti menelaah sumber pustaka dan berdiskusi. Pada fase terakhir, yakni pene-rapan konsep (elaboration), siswa diajak menerapkan pemahaman konsepnya me-lalui berbagai kegiatan-kegiatan seperti

problem solving atau melakukan percoba-an lebih lanjut. Penerapan konsep dapat

meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar karena siswa mengetahui penerapan nyata dari konsep yang me-reka pelajari (Karplus dan Their dalam Fajaroh dan Dasna, 2007). Hal ini didu-kung dengan pendapat Gagne (1975) bahwa proses belajar yang baik diawali dari fase motivasi. Jika motivasi tidak ada pada siswa, sulit akan diharapkan terjadi proses belajar dalam diri mereka. Dari motivasi ini akan lahirlah harapan-harapan terhadap apa yang dipelajarinya.

LC 3E melalui kegiatan dalam tiap fase mewadahi siswa untuk secara aktif mem-bangun konsep-konsepnya sendiri dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Hudojo dalam Fajaroh dan Dasna (2007) mengemukakan bahwa:

Implementasi LC 3E dalam pembelajaran sesuai dengan pandangan konstruk-tivis: 1. siswa belajar secara aktif. Siswa mempelajari materi secara bermakna de-ngan

bekerja dan berpikir. Pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman sis-wa,

2. informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Infor-masi baru yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu,

3. orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah.

Cohen dan Clough dalam Fajaroh dan Dasna (2007) menyatakan bahwa LC 3E merupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena da-pat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dili-hat dari dimensi guru, penerapan strategi ini memperluas wawasan dan mening-katkan kreativitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.


(11)

C. Keterampilan Proses Sains

Hartono (Fitriani, 2009) mengemukakan bahwa:

Untuk dapat memahami hakikat IPA secara utuh, yakni IPA sebagai proses, produk dan aplikasi, siswa harus memiliki kemampuan KPS. Dalam pembe-lajaran IPA, aspek proses perlu ditekankan bukan hanya pada hasil akhir dan berpikir benar lebih penting dari pada memperoleh jawaban yang benar. KPS adalah semua keterampilan yang terlibat pada saat berlangsungnya proses sains. KPS terdiri dari beberapa keterampilan yang satu sama lain berkaitan dan sebagai prasyarat. Namun pada setiap jenis

keterampilan proses ada pe-nekanan khusus pada masing-masing jenjang pendidikan.

Menurut Hariwibowo (Fitriani, 2009):

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemam-puan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemam-puan- kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan-kemampuan menda-sar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dija-barkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan penge-tahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreatifitas.

Anonim (Nur, 1998) :

Buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Kurikulum 1984 Pendi-dikan

Menengah Kejuruan menjabarkan keterampilan proses menjadi tujuh keterampilan. Tujuh keterampilan itu dijabarkan lagi menjadi sejumlah kete-rampilan spesifik seperti berikut ini:

1. Mengamati

Melihat, mendengar, merasa, meraba, membaui, mencicipi, mengecap, menyimak, megukur, membaca.

2. Mengklasifikasikan

Mencari persamaan, mencari perbedaan, membandingkan, mengkontraskan, mencari dasar penggolongan.

3. Menginterprestasikan

Menaksir, memberi arti, memproposisikan, mencari hubungan ruang/waktu, menemukan pola, menarik kesimpulan, menggeneralisasi.

4. Meramalkan

Mengantisipasi (berdasarkan kecenderungan, pola, atau hubungan antar data atau informasi)


(12)

Menggunakan (informasi, kesimpulan, konsep, hokum, teori, sikap, nilai atau

keterampilan dalam situasi lainnya), menghitung, menentukan variabel, mengendalikan variabel, menghubungkan konsep, merumuskan pertanyaan penelitian, menyusun hipotesis, membuat tabel.

6. Merencanakan

Menentukan masalah/obyek yang akan diteliti, menentukan tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, menentukan sumber data/informasi, menentukan cara analisis, menentukan langkah-langkah pengumpulan data/informasi, menentukan alat, bahan dan sumber kepustakaan, menentukan cara melakukan penelitian.

7. Mengkomunikasikan

Berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan, bertanya, merenungkan, mengarang, meragakan, mengungkapkan/melaporkan (dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, gerak atau penampilan).

D. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Media pembelajaran yang digunakan dalaam pembelajaran ini berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada proses belajar mengajar, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa mendalami materi dari suatu materi pokok atau submateri pokok mata pelajaran yang telah atau sedang dijalankan. Melalui LKS siswa harus mengemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini LKS digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Sriyono (1992), LKS adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Sudjana (Djamarah & Zain, 2000) fungsi LKS adalah :

a) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b) Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

c) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru.

d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.

e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.

f) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.


(13)

Menurut Sriyono (1992) LKS dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu :

a) LKS Fakta, LKS ini merupakan tugas yang sifatnya hanya mengarahkan siswa untuk mencari fakta atau hal-hal yang berhubungan dengan bahan yang akan diajarkan. b) LKS Pengkajian, LKS ini merupakan penggalian pengertian tentang bahan ke arah

pemahaman, dapat berupa tugas, baik untuk bereksperimen maupun untuk mengamati.

c) LKS Pemantapan/Kesimpulan, LKS ini sifatnya untuk memantapkan materi pelajaran yang telah dikaji dalam diskusi kelas dimana kebenaran atau

kesimpulannya telah ditemukan dan diterima oleh semua peserta diskusi, dapat berupa tugas untuk mengarang, merangkum, membuat paper menyusun bagan yang dikerjakan secara individual.

Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS antara lain: a) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar. d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. f) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui

kegiatan belajar.

g) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Fungsi LKS sebagai alat untuk melatih siswa untuk menemukan dan mengem-bangkan proses belajar mengajar, didukung dengan pendapat Bell (1991) bahwa pengulangan

merupakan prinsip belajar yang berpedoman pada pepatah “latihan menjadikan sempurna”. Dengan pengulangan, maka daya-daya yang ada pada individu seperti mengamati,

memegang, mengingat, menghayal, merasakan, dan berpikir akan berkembang.

LKS yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembe-lajaran adalah berupa LKS eksperimen dan LKS noneksperimen.

a. LKS eksperimen

LKS eksperimen adalah LKS yang berisi tujuan percobaan, alat, bahan, lang-kah kerja, pernyataan, hasil pengamatan, pertanyaan-pertanyaan, dan kesim-pulan akhir dari percobaan yang dilakukan pada materi pokok yang bersang-kutan.


(14)

b. LKS noneksperimen

Dalam materi kesetimbangan kimia, tidak dilakukan eksperimen. Oleh karena itu, untuk memudahkan siswa memahami teori tersebut dapat digunakan me-dia berupa LKS noneksperimen. LKS noneksperimen dirancang sebagai media teks terprogram yang menghubungkan antara hasil percobaan yang telah dilakukan dengan konsep yang harus dipahami. Siswa dapat menemu-kan konsep pembelajaran berdasarkan hasil percobaan dan soal-soal yang dituliskan dalam LKS noneksperimen tersebut.

E. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran melalui Learning Cycle 3E, terutama dalam membelajarkan materi kesetimbangan kimia, merupakan pembelajaran siklus belajar mengharuskan sis-wa

membangun sendiri pengetahuannya dengan memecahkan permasalahan yang dibimbing oleh guru. Model pembelajaran ini memiliki tiga langkah sederhana, yaitu fase eksplorasi

(exploration), fase penjelasan konsep (explaination), dan fase penerapan konsep (elaboration).

1. Fase eksplorasi (exploration), siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan dan mencatat pengamatan melalui kegiatan praktikum. Pada fase ini terjadi proses asimilasi yaitu proses penambahan informasi baru dengan stuktur kognitif yang ada. Pada tahap ini siswa akan mengalami ketidakseimbangan struktur kognitif (cognitive disequilibrium). Siswa akan mengalami kebingungan dan mempunyai rasa

keingintahuan yang tinggi terhadap fakta baru yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi yang diawali dengan kata-kata seperti mengapa dan bagaimana. Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut sekaligus merupakan indikator kesiapan siswa untuk menempuh fase pengenalan konsep (explaination).


(15)

2. Fase penjelasan konsep (explaination), siswa lebih aktif untuk menentukan atau mengenal suatu konsep berdasarkan pengetahuan yang diperoleh sebe-lumnya di dalam fase

eksplorasi. Pada fase ini terjadi proses akomodasi yaitu penyesuaian stuktur kognitif terhadap situasi baru. Siswa akan mencari tahu jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana sehingga terjadi proses me-nuju kesetimbangan antara konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dengan konsep-konsep yang baru dipelajari, begitu seterusnya sehingga terjadi kese-timbangan antara struktur kognitif dengan pengetahuan yang baru (ekuilibra-si).

3. Fase penerapan konsep (elaboration). Pada fase ini siswa diajak untuk menerapkan konsep pada contoh kejadian yang lain, baik yang sama ataupun yang lebih tinggi tingkatannya.

Pembelajaran kimia yang demikian memberikan pengalaman belajar pada siswa sebagai proses dengan menggunakan sikap ilmiah agar mampu memiliki pemaha-man melalui fakta-fakta yang mereka temukan sendiri, sehingga mereka dapat menemukan konsep, hukum, dan teori, serta dapat mengaitkan dan menerapkan pada realistis kehidupan.

Dengan berpikir apabila pembelajaran seperti ini diterapkan pada pembelajaran kimia di kelas diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan mengkomuni-kasikan dan juga penguasaan konsep, sehingga keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep siswa menggunakan pembelajaran ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional.

F. Anggapan Dasar


(16)

1). Siswa kelas XI semester ganjil SMA Al-Kautsar Bandar Lampung tahun

pelajaran 2011/2012 yang menjadi objek penelitian mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep.

2). Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan keterampilan mengkomu- nikasikan dan penguasaan konsep siswa kelas XI semester ganjil SMA Al- Kautsar Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 diabaikan.

G. Hipotesis Umum

Sebagai pemandu dalam melakukan analisis maka perlu disusun hipotesis umum. Hipotesis umum dalam penelitian ini jika kedua kelas eksperimen diberi pembe-lajaran yang berbeda maka hasil keterampilan proses sainsnya akan berbeda pula.

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah:

Pembelajaran melalui model Learning Cycle 3E lebih efektif daripada pembel-ajaran konvensional.


(17)

1

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Keterampilan mengkomunikasikan siswa pada materi kesetimbangan kimia yang dibelajarkan dengan pembelajaran melalui Learning Cycle 3E lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional.

2. Penguasaan konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia yang dibelajar-kan dengan pembelajaran melalui Learning Cycle 3E lebih baik bila diban-dingkan dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. 3. Model pembelajaran Learning Cycle 3E melalui materi kesetimbangan kimia

efektif dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan dan pengua-saan konsep.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian agar lebih mem-perhatikan pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran sehingga pembel-ajaran lebih maksimal.


(18)

2

2. Pembelajaran Learning Cycle 3E dapat dipakai sebagai alternatif model pem-belajaran bagi guru dalam membelajarkan materi kesetimbangan kimia dan materi lain dengan karakteristik materi yang sama.


(19)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

(Skripsi)

Oleh

NUNIK DYAH INDRASWARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012


(20)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandarlampung, 14 Februari 2012

Nunik Dyah Indraswari NPM 0853023040


(21)

Nunik Dyah Indraswari

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

Oleh

NUNIK DYAH INDRASWARI

Ketepatan pendidik dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran mempe-ngaruhi tingkat keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep. Keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep yang dilatihkan mela-lui model pembelajaran yang tepat akan menghantarkan siswa pada pembelajaran yang lebih bermakna. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh model pembel-ajaran yang efektif dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia. Model pembelajaran

Learning Cycle 3E terdiri dari 3 fase yaitu fase eksplorasi (exploration), fase penjelasan konsep (explaination) dan fase penerapan konsep (elaboration).

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Al-Kautsar Bandar Lampung kelas XI IPA 3 dan XI IPA4 semester Ganjil Tahun Ajaran 2011-2012 yang

memiliki karakteristik hampir sama. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Non Equivalent (Pretest and Posttest) Control Group Design.


(22)

Nunik Dyah Indraswari

peningkatan gain yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata n-gain keterampilan mengkomunikasikan untuk kelas kontrol dan eksperimen masing-masing -0,31 dan 0,08; dan rata-rata n-gain penguasaan konsep untuk kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0.63 dan 0,71.

Berdasarkan uji hipotesis, diketahui bahwa kelas dengan pembelajaran Learning Cycle 3E memiliki keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep yang lebih tinggi dibandingkan kelas dengan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Learning Cycle 3E efektif dalam meningkat-kan keterampilan mengkomunikasimeningkat-kan dan penguasaan konsep siswa.

Kata kunci: Learning Cycle 3E, keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep


(23)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

Oleh

NUNIK DYAH INDRASWARI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012


(24)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP

Nama Mahasiswa : Nunik Dyah Indraswari Nomor Pokok Mahasiswa : 0853023040

Program Studi : Pendidikan Kimia

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. Dra. Ila Rosilawati, M.Si. NIP 19660824 199111 2 002 NIP 19650717 199003 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Drs. Arwin Achmad, M.Si. NIP 19570803 198603 1 004


(25)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Chansyanah Diawati, M.Si. ______________

Sekretaris : Dra. Ila Rosilawati, M.Si. ______________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Noor Fadiawati, M.Si. ______________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(26)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal 2 Juli 1991 sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Kusyono dan Ibu Susiatun.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD N 2 Bauh Gunung Sari pada tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP N 1 Bandar Sribhawono pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 1 Bandar Sribhawono pada tahun 2008.

Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Kimia FKIP Unila. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia Organik I di semester 5, Kimia Organik II di semester 6, dan Dasar-Dasar Pemisahan Analitik di semester 7. Pengalaman organisasi penulis selama menjadi mahasiswa yaitu pernah menjadi anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) HIMASAKTA tahun 2009-2010, anggota Bidang Penerbitan Media Islam (PMI) FPPI tahun 2009-2010, anggota Bidang Sosial Masyarakat (Sosmas) FPPI tahun 2010-2011. Pada Juli 2011 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 1 Tulang Bawang Tengah. Selama kuliah penulis telah mengaplikasikan ilmunya dengan menjadi staff pengajar Privat Setia Bandar Lampung.


(27)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’

alamin, segala puji hanya milik Allah S.W.T., Shalawat

beserta salam semoga tercurah pada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad

S.A.W., dengan penuh rasa syukur ku persembahkan tulisan ini kepada :

۩

Bapak dan Ibuku yang tanpa letih membesarkan dan mendidikku, terima

kasih atas doa yang tiada pernah putus untukku, aku sangat mencintai

kalian.

۩

Adikku tercinta Fajar Sutiono Aji yang selalu menghadirkan keceriaan

tersendiri untukku.


(28)

M O T T O

Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia Menghendaki

sesuatu Dia hanya Berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka

jadilah sesuatu itu (Q.S. Ya Sin : 82)

Nothing Impossible Bismillah


(29)

iii SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Learning Cycle 3E pada Materi Kesetimbangan Kimia Dalam Meningkatkan Keteram-pilan Mengkomunikasikan dan Penguasaan Konsep” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Rasullulah Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA 3. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia 4. Ibu Dra. Chansyanah Diawati, M.Si., selaku Pembimbing Akademik, dan selaku

Pembimbing I atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian kuliah dan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses


(30)

iv 6. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

saran dan kritikan dalam penyusunan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. 7. Seluruh Dosen Pendidikan Kimia dan Staf Administrasi PMIPA Unila.

8. Bapak Drs. Hi. Joko Santoso, selaku kepala Sekolah SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

9. Ibu Tini Silvia Sakti, S.Si., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya. 10. Keluargaku, terutama bapak dan ibuku serta adikku Fajar Sutiono Aji.

11. Teman-temanku di P.Kimia ’08, khususnya Fraulein, Devina, Yuri, Yusnia, Cahya, Fenti, Susi, Rina, Ulivina, Vera, Diky, Mahfudz, Ari dan Tohir atas dukungan, doa, dan semangat yang diberikan.

12. Teman-teman Asrama Putri Ayu, Aulia, Nenik, Eka, mb’ Fenti, mb’ Asih, Feri, Tya, Sari, Ayu, Yedha, Puji. Terima kasih atas keceriaan yang kalian berikan. 13. Teman–teman PPL sekaligus my little family, Akang Sahri, Cucu Via,

Langgeng, Fepy, Chintya, Okis, Joko, Sularno dan keluarga di Panaragan Jaya. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khusus-nya dan pembaca pada umumkhusus-nya.

Bandarlampung, 14 Februari 2012 Penulis,


(31)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... . viii

DAFTAR GAMBAR... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kontruktivisme... 9

B. Learning Cycle 3 Phase... 10

C. Keterampilan Proses Sains ... 12

D. Lembar Kerja Siswa ... 13

E. Kerangka Pemikiran ... 16

F. Anggapan Dasar ... 18

G. Hipotesis Umum ... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19


(32)

vi

C. Jenis dan Sumber Data ... 20

D. Desain Penelitian ... 20

E. Alur Penelitian ... 21

F. Instrumen Penelitian ... 21

G. Pelaksanaan Penelitian ... 23

H. Analisis Data Penelitian ... 24

I. Teknik Analisis Data ... 26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 31

B. Pembahasan ... 35

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Eksperimen ... 47

2. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Kontrol ... 53

3. RPP Kelas Eksperimen ... 59

4. RPP Kelas Kontrol ... 109

5. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 134

6. Soal Pretes ... 181

7. Soal Postes ... 187

8. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian Pretest ... 192


(33)

vii 10. Tabel data nilai pretest, posttest, dan n-gain siswa... 201 11. Perhitungan ... 204 12. Surat Keterangan Penelitian ... 209


(34)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian ... 21 2. Diagram rata-rata nilai pretest dan posttest keterampilan mengkomunikasikan

siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen. ... 32 3. Diagram rata-rata nilai pretest dan posttest penguasaan konsep siswa di kelas

kontrol dan kelas eksperimen ... 32 4. Diagram rata-rata n-gain pada penilaian keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 33


(35)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain penelitian ….……… 20

2. Data rata-rata nilai pretest, posttest dan n-gain keterampilan

mengkomunikasikan siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen …… 31

3. Data rata-rata nilai pretest, posttest dan n-gain Penguasaan Konsep siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen ………. 31


(1)

iv 6. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

saran dan kritikan dalam penyusunan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. 7. Seluruh Dosen Pendidikan Kimia dan Staf Administrasi PMIPA Unila.

8. Bapak Drs. Hi. Joko Santoso, selaku kepala Sekolah SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

9. Ibu Tini Silvia Sakti, S.Si., selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya. 10. Keluargaku, terutama bapak dan ibuku serta adikku Fajar Sutiono Aji.

11. Teman-temanku di P.Kimia ’08, khususnya Fraulein, Devina, Yuri, Yusnia, Cahya, Fenti, Susi, Rina, Ulivina, Vera, Diky, Mahfudz, Ari dan Tohir atas dukungan, doa, dan semangat yang diberikan.

12. Teman-teman Asrama Putri Ayu, Aulia, Nenik, Eka, mb’ Fenti, mb’ Asih, Feri, Tya, Sari, Ayu, Yedha, Puji. Terima kasih atas keceriaan yang kalian berikan. 13. Teman–teman PPL sekaligus my little family, Akang Sahri, Cucu Via,

Langgeng, Fepy, Chintya, Okis, Joko, Sularno dan keluarga di Panaragan Jaya. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khusus-nya dan pembaca pada umumkhusus-nya.

Bandarlampung, 14 Februari 2012 Penulis,


(2)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... . viii

DAFTAR GAMBAR... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kontruktivisme... 9

B. Learning Cycle 3 Phase... 10

C. Keterampilan Proses Sains ... 12

D. Lembar Kerja Siswa ... 13

E. Kerangka Pemikiran ... 16

F. Anggapan Dasar ... 18

G. Hipotesis Umum ... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19


(3)

vi

C. Jenis dan Sumber Data ... 20

D. Desain Penelitian ... 20

E. Alur Penelitian ... 21

F. Instrumen Penelitian ... 21

G. Pelaksanaan Penelitian ... 23

H. Analisis Data Penelitian ... 24

I. Teknik Analisis Data ... 26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 31

B. Pembahasan ... 35

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 43

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Eksperimen ... 47

2. Silabus dan Sistem Penilaian Kelas Kontrol ... 53

3. RPP Kelas Eksperimen ... 59

4. RPP Kelas Kontrol ... 109

5. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 134

6. Soal Pretes ... 181

7. Soal Postes ... 187

8. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian Pretest ... 192


(4)

vii 10. Tabel data nilai pretest, posttest, dan n-gain siswa... 201 11. Perhitungan ... 204 12. Surat Keterangan Penelitian ... 209


(5)

ix DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur penelitian ... 21 2. Diagram rata-rata nilai pretest dan posttest keterampilan mengkomunikasikan

siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen. ... 32 3. Diagram rata-rata nilai pretest dan posttest penguasaan konsep siswa di kelas

kontrol dan kelas eksperimen ... 32 4. Diagram rata-rata n-gain pada penilaian keterampilan mengkomunikasikan dan penguasaan konsep siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 33


(6)

viii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain penelitian ….……… 20

2. Data rata-rata nilai pretest, posttest dan n-gain keterampilan

mengkomunikasikan siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen …… 31

3. Data rata-rata nilai pretest, posttest dan n-gain Penguasaan Konsep siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen ………. 31


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

0 9 51

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP

0 24 44

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

0 13 48

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

0 9 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI REAKSI OKSIDASI-REDUKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA SISWA

0 10 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI ASAM BASA

0 4 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN INFERENSI

0 12 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA SISWA

0 12 51

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

0 8 45

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 3E PADA MATERI TERMOKIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN INFERENSI

0 14 34