Pengertian Tindak Pidana Tindak Pidana

Memuat peraturan yang berlaku untuk setiap orang. Contoh: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP. b Hukum pidana khusus Memuat peraturan untuk perbuatan – perbuatan khusus. Contoh: Undang-Undang Korupsi, Undang-Undang Psikotropika. Menurut Sudarto, hukum pidana dapat di bagi menjadi hukum pidana materil dan hukum pidana formil. Hukum pidana materil memuat aturan-aturan yang menetapkan dan merumuskan perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana, aturan-aturan yang memuat syarat-syarat untuk dapat menjatuhkan pidana dan ketentuan mengenai pidana. Sedangkan hukum pidana formil mengatur bagaimana Negara dengan perantaraan alat-alat perlengkapannya melaksanakan haknya untuk mengenakan pidana. 7

2. Tindak Pidana

a. Pengertian Tindak Pidana

Istilah delik atau het straafbaarfeit dalam ilmu hukum memiliki banyak pengertian maupun terjemahan-terjemahan yang bermakna serupa. Terjemahan tersebut diantaranya ada yang menyebutkan delik sebagai perbuatan yang dapat atau boleh dihukum, peristiwa pidana, perbuatan pidana dan tindak pidana. 8 Tindak pidana menurut wujud dan sifatnya adalah perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan-perbuatan ini merugikan masyarakat, dalam arti bertentangan denga terlaksananya interaksi sosial dalam 7 Op.Cit. Hlm.10 8 Teguh Prasetyo, Op. Cit. Hlm. 47 masyarakat yang dianggap baik dan adil. Perbuatan yang anti sosial dapat juga dikatakan sebagai suatu tindak pidana 9 . Menurut Moeljatno “Perbuatan Pidana“. Beliau tidak menggunakan istilah Tindak Pidana. Perbuatan Pidana menurut Moeljatno adalah perbuatan yang oleh aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana barang siapa yang melanggar larangan tersebut. 10 Berdasarkan definisi diatas Moeljatno menjabarkan unsur-unsur tindak pidana sebagai berikut: a. Perbuatan b. Yang dilarang oleh aturan hukum c. Ancaman pidana bagi yang melanggar Menurut Simons, bahwa Strafbar feit ialah perbuatan melawan hukum yang berkaitan dengan kesalahan schuld seseorang yang mampu bertanggung jawab. Kesalahan yang dimaksud Simons adalah kesalahan dalam arti luas yang meliputi dolus sengaja dan culpa late alpa dan lalai. 11 Van Hattum , mengatakan bahwa perkataan strafbaar feit itu berarti voor straaf inaanmerking komend atau straaf verdienend yang juga mempunyai arti sebagai pantas untuk dihukum, sehingga perkataan strafbaar feit seperti yang telah digunakan oleh pembuat undang- undang di dalam KUHP itu secara eliptis, harus diartikan sebagai 9 Teguh Prasrtyo, 2011. Keadilan bermartabat perspektif teori hukum, PT Raja Grafindo, Jakarta, hlm. 74. 10 Moeljatno, 2002, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineke Cipta, Jakarta, hlm : 06 11 P.A.F. Lamintang,1997, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,hlm. 181 suatu tindakan, oleh karena telah melakukan tindakan semacam itu membuat seseorang menjadi dapat dihukum, atau feit terzakevan hetwelkeen persoon strafbaar is. 12 Pompe , memberikan dua macam definisi, yaitu yang bersifat teoritis dan bersifat perundang-undangan. Definisi teoritis ialah pelangaran norma kaidah; tata hukum yang diadakan karena kesalahan pelanggar, dan yang harus diberikan pidana untuk dapat mempertahankan tata hukum demi menyelamatkan kesejahteraan umum. 13 Demikianlah beberapa rumusan-rumusan tentang tindak pidana Strafbaar feit yang diberikan oleh para sarjana ahli dalam hukum pidana. Perbedaan-perbedaan istilah seperti ini hanya menyangkut terminologi bahasa yang ada serta untuk menunjukkan tindakan hukum apa saja yang terkandung didalamnya. Perundang-undangan yang ada maupun dalam berbagai literatur hukum juga pernah menggunakan istilah strafbaar feit sebagai berikut: a. Tindak Pidana, Hampir seluruh peraturan perundang-undangan menggunakan istilah tindak pidana. b. Peristiwa hukum, digunakan oleh beberapa ahli hukum, misalnya Mr.R.Tresna dalam bukunya asas-asas hukum pidana, Van Schravendijk dalam buku pelajaran tentang hukum pidana Indonesia, Zainal Abidin dalam buku hukum pidana. 12 Ibid. Hlm.185 13 Ibid. Hlm.182 c. Pelanggaran Pidana, dapat dijumpai dalam buku pokok-pokok hukum pidana yang ditulis oleh Tirtamidjaja. Istilah ini banyak dijumpai dalam peraturan tentang kepabeanan. d. Perbuatan yang boleh dihukum, istilah ini digunakan oleh Karni dan Schravendijk. e. Perbuatan yang dapat dihukum, istilah ini digunakan oleh pembentuk Undang-Undang dalam Undang-Undang No. 12 Drt 1951 tentang senjata api dan bahan peledak. f. Perbuatan Pidana, digunakan oleh Moeljatno dalam berbagai tulisan beliau, misalnya saat beliau menyatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang atau diancam pidana, asal saja dalam pada itu diingat bahwa larangan ditujukan kepada orang-orang yang menimbulkan kejadian itu. Antara larangan dan ancaman pidana ada hubungan erat, oleh karena antara kejadian dan orang yang menimbulkan kejadian itu. 14

b. Unsur-unsur Tindak Pidana

Dokumen yang terkait

ANALISIS DAYA SAING KOPI (Coffea sp) PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN GETAS ASSINAN KABUPATEN SEMARANG

0 7 100

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan: Studi Kasus pada Polres Salatiga T1 312012088 BAB I

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Modus Operandi Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan: Studi Kasus pada Polres Salatiga T1 312012088 BAB II

0 3 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana Pencurian Getah Karet PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Getas Salatiga T1 312012028 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana Pencurian Getah Karet PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Kebun Getas Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penegakan Hukum terhadap Pasal 296 KUHP tentang Tindak Pidana Prostitusi oleh Polres Salatiga T1 312007078 BAB II

0 3 35

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggungjawab Pidana Korporasi dalam Tindak Pidana Pembakaran Hutan T1 BAB II

0 1 29

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sanksi Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme Berbasis Keadilan Bermartabat T1 BAB II

0 0 48

PEREMAJAAN OPTIMAL TANAMAN KARET DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (ANALISIS SIMULASI PADA KEBUN GETAS)

0 0 10

ANALISIS PROFITABILITAS PENGUSAHAAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX KEBUN GETAS KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI

0 0 11