menitikberatkan pertahanan tata tertib masyarakat; menitikberatkan pembalasan dan pertahanan tata tertib masyarakat.
5. Penegakan Hukum Tindak Pidana Pencurian
Pencurian berasal dari kata “curi” yang mendapatkan awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti mengambil secara diam-diam,
sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh orang lain. Mencuri berarti mengambil milik orang lain secara melawan hukum, orang yang mencuri
milik orang lain disebut pencuri. Pencurian sendiri berarti perbuatan atau perkara yang berkaitan dengan pencurian.
Seseorang dikatakan pencuri jika semua unsur yang diatur didalam pasal pencurian terpenuhi. Pemenuhan unsur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan itu hanyalah upaya minimal, dalam taraf akan masuk ke peristiwa hukum yang sesungguhnya.
26
Didalam ketentuan KUHP Indonesia, Pasal 362 menyatakan : “Barangsiapa mengambil suatu barang yang seluruhnya atau
sebagaian milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum diancam karena pencurian, dengan pidana penjara
paling lama 5 lima tahun atau denda paling banyak Sembilan ratus
rupiah”. Dari ketentuan di atas, Pasal 362 KUHP merupakan pencurian
dalam bentuk pokok. Semua unsur dari kejahatan pencurian di rumuskan secara tegas dan jelas, sedangkan pada Pasal-Pasal KUHP lainnya tidak
disebutkan lagi unsur tindak pidana pencurian, akan tetapi cukup
26
Hartono, 2010, Penyidikan dan Penegakan Hukum Pidana, Melalui Pendekatan Hukum Progresif. Sinar Grafika. Jakarta, Hlm : 01
disebutkan nama, kejahatan pencurian tersebut disertai dengan unsur pemberatan atau peringanan.
Penegakan hukum tindak pidana pencurian dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, terdapat tiga macam pendekatan yang
dapat digunakan terhadap fenomena hukum di dalam masyarakat, yaitu pendekatan moral, pendekatan ilmu hukum dan pendekatan sosiologis.
Baik pendekatan moral terhadap hukum maupun pendekatan ilmu hukum terhadap hukum, keduanya berkaitan dengan bagaimana norma-norma
hukum membuat tindakan-tindakan menjadi bermakna dan tertib. Pendekatan moral mencakupi hukum dalam suatu arti yang
berkerangka luas, melalui pertalian konstruksi hukum dengan kepercayaan-kepercayaan serta asas yang mendasarinya yang dijadikan
benar-benar sebagai sumber hukum. Pendekatan ilmu hukum mencoba untuk menentukan konsep-konsep hukum dan hubungannya yang
independen dengan asas-asas dan nilai-nilai non hukum. Kedua pendekatan itu, meskipun memiliki perbedaan diantara keduanya, tetapi
keduanya sama-sama difokuskan secara sangat besar pada kandungan dan makna hukum subtansi dan prosedur hukum. Pendekatan sosiologis
juga mengenai hubungan hukum dengan moral dan logika internal hukum.
27
27
Achmad Ali, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, PT Yasrif Watampone, Ujung Pandang, 1998. Hal 34-35.
Fokus utama pendekatan sosiologis menurut Gerald Turkel adalah pada:
28
1. Pengaruh hukum terhadap perilaku sosial; 2. Pada kepercayaan-kepercayaan yang dianut oleh warga masyarakat
dalam “the social world” mereka; 3. Pada organisasi social dan perkembangan social serta pranata-pranata
hukum; 4. Tentang bagaimana hukum dibuat;
5. Tentang kondisi-kondisi sosial yang menimbulkan hukum.
Jika kita melakukan konstruksi hukum dan membuat kebijakan- kebijakan untuk merealisir tujuan-tujuannya, maka merupakan suatu hal
yang esensial, bahwa kita mempunyai pengetahuan empiris tentang akibat yang dapat ditimbulkan, dengan berlakunya undang-undang atau
kebijakan-kebijakan tertentu terhadap perilaku warga masyarakat. Sesuai dengan pendekatan sosiologis, kita harus mempelajari undang-undang
dan hukum tidak hanya yang berkaitan dengan maksud atau tujuan moral etikanya dan juga tidak hanya yang berkaitan dengan subtansi undang-
undang itu, tetapi yang harus kita pelajari adalah yang berkaitan dengan bagaimana undang-undang itu diterapkan dalam praktik.
Bergesernya pelaksanaan hukum dari tujuan yang semula diinginkan oleh pembuat undang-undang, dalam sosiologi hukum lazim
dinamakan goal displacement pembelokan tujuan dan goal substitution penggantian tujuan. Hal itulah yang menyebabkan mengapa pendekatan
sosiologi hukum menggunakan teori-teori, konsep-konsep dan metode- metode ilmu sosial untuk mempelajari berbagai masalah sosiologi
28
Ibid. Hal. 34-35
hukum. Sosiologi hukum utamanya menitikberatkan tentang bagaimana hukum melakukan interaksi di dalam masyarakat. Sosiologi hukum
menekankan perhatiannya terhadap kondisi-kondisi sosial yang berpengaruh bagi pertumbuhan hukum, bagaimana pengaruh hukum
mempengaruhi masyarakat.
29
6. Perlindungan Hukum