Patung Berdiri Sendiri Pahatan Timbul

13 menampilkan bentuk dekoratif, sehingga hasilnya seperti lukisan yang timbul dari permukaan. Relief berdasarkan teori di atas adalah sebuah bentuk yang dihasilkan dari peninggian bahan kayu atau batu dengan cara teknik pahat atau menempel yang senantiasa terdapat background yang melatar belakanginya, sedangkan patung senantiasa mampu berdiri sendiri tanpa background atau yang melatar belakanginya. Lebih lanjut Syarif 2003:3 mengatakan bahwa, seni patung dapat berupa karya bebas berdiri sendiri atau relief. Sama halnya Sahman 1992:91-93 patung dapat dibagi menjadi dua: patung berdiri sendiri dan patung berbentuk relief.

1. Patung Berdiri Sendiri

Patung berdiri sendiri adalah suatu karya seni yang berdiri sendiri, terbebas dari latar belakang apapun, dan berdimensi tiga. Seni patung berdiri sendiri dapat diamati dengan cara mengelilinginya, dan harus tampak menarik dari semua sisinya. Patung ini tidak terikat pada latar belakang apapun, penikmat dapat menikmati keindahannya Mayer dalam Sahman, 1992:92. Seperti yang dikemukakan Mayers dalam Sahman 1992:92-93, pada dasarnya, patung dapat dilihat dari berbagai sisi dan harus dikelilingi untuk bisa menghargai. Selanjutnya dikatakan bahwa, sebagaimana untuk tidak terhadap sebuah latar belakang, niscaya ditampilkan pada sebuah ruang, dan dapat dilihat dari berbagai sisi. Patung sudah direncanakan, jika dilihat dari berbagai sisi atau arah maka akan menghasilkan pandangan yang bervariasi. Patung berdiri sendiri ditampilkan sebagai karya tiga dimensi yang tak terikat pada latar belakang 14 apapun, atau bidang manapun pada suatu bangunan. Karya seperti ini bisa dinikmati dengan megelilinginya, sehingga terasa mempesona atau mempunyai makna pada semua sisinya muka, belakang, samping. Patung berdiri sendiri memang benar-benar berdimensi tiga, dan dari segi manapun kita dapat melihatnya, kita akan dihadapkan kepada bentuk yang bermakna.

2. Pahatan Timbul

Pahatan timbul artinya bisa dipandang dari satu sisi. Pahatan-pahatan timbul ini memiliki kedalaman tiga dimensi, namun pahatan tersebut tidak berarti menempati ruang secara bebas. Sebagaimana halnya dengan pahatan dengan bentuk menyeluruh, biasanya digunakan untuk menghias bangunan dan benda- benda khusus Gilbert dalam Sahman, 1992:91. Hal ini sejalan dengan pendapat Chapman dalam Sahman, 1992:91, bahwa pahatan timbul karena dirancang dengan satu titik pandang dan biasanya tertempel pada dinding atau ditempatkan pada sebuah relung. Mayer dalam Sahman 1992:91 mengatakan bahwa untuk mengungkapkannya secara berbeda, kita mungkin menganggap peninggian seni patung yang timbul dari sebuah latar belakang terhadap apa yang dilihat di peninggian. Kata inggris relief, atau kata Italia relievo, padanan Indonesia adalah peninggian, dalam arti yang kedudukannya lebih tinggi dari latar belakangnya. Yang dikatakan relief memang senantiasa berlatar belakang, karena peninggian- peniggian itu ditempatkan di atas suatu dataran. Dengan kata lain ketebalan dataran yang menjadi latar belakangnya tidak diperhitungkan. Jadi relief itu boleh dipandang berdimensi dua seperti halnya lukisan. 15 Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa relief merupakan karya seni rupa yang berbentuk dua dimensi, yang hanya dapat dilihat dari satu arah dan merupakan proyeksi cita rasa dari suatu keadaan, yang divisualkan pada suatu bidang datar dengan menerapkan kaidah-kaidah seni dalam pembentukannya. Ditinjau dari segi bentuk dan perwujudannya, karya seni relief pada dasarnya memiliki tiga tingkatan, antara lain: relief tebal, menunjukkan objek- objek yang dekat. Medium, menunjukkan objek yang sedang, dan tipis untuk menunjukkan objek yang jauh. Menurut Moeslih 1983:83, relief dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: 1 relief rendah, bentuknya tipis karena teknik pencukilannya diarahkan dalam bentuk-bentuk anatomi plastis dengan bentuk tipis, 2 relief tinggi, bentuk relief hampir mendekati patung, sehingga bentuk objek serta backgroundnya tampak agak terpisah, karena media yang digunakan dalam ukuran yang tebal, 3 relief tembus, bentuk relief diwujudkan dengan background yang berlubang atau tembus, yaitu dengan melubangi bagian-bagian dasarnya, sehingga objeknya akan tampak lebih menonjol dan akan menimbulkan kesan perspektif jauh. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa relief atau pahatan timbul senantiasa berlatar belakang dan kedudukannya lebih tinggi dari latar belakangnya. Relief juga merupakan bagian dari seni pahat dan hasil pahatannya tidak selalu mengikuti atau tergantung pada bentuk mata pahat. Dilihat dari segi fungsi, relief sebagai seni murni karena mampu berdiri sendiri dan tidak menempel pada suatu benda. Selain dinikmati karena bentuk estetisnya, relief pada umumnya mengandung sebuah cerita. 16

C. Proses Penciptaan Seni