Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

commit to user 3 Penulis melakukan studi pendahuluan di SMA Negeri SMAN 5 Surakarta pada tanggal 7 Maret 2012, didapatkan hasil bahwa kurikulum kesehatan reproduksi di SMAN 5 Surakarta hanya membahas masalah sistem reproduksi secara umum, sehingga siswa belum tahu mengenai kesehatan reproduksi khususnya seksualitas. Selain itu, juga pernah dilaporkan terdapat siswa yang hamil di luar nikah. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan seksualitas pada remaja SMA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan “ Adakah pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan seksualitas pada remaja SMA ? “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan seksualitas pada remaja SMA. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang seksualitas di SMAN 5 Surakarta. b. Mengidentifikasi perubahan pengetahuan tentang seksualitas pada remaja antara sebelum dan sesudah diberi penyuluhan di SMAN 5 Surakarta. commit to user 4 c. Menganalisis pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan seksualitas pada remaja di SMAN 5 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan seksualitas pada remaja. 2. Manfaat aplikatif a. Institusi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada institusi sekolah terkait agar lebih meningkatkan program pengajaran tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang seksualitas pada remaja. b. Remaja Sebagai bahan masukan dan informasi ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan tentang seksualitas sehingga diharapkan dapat membentuk pribadi remaja yang bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. commit to user 5 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penyuluhan Kesehatan a. Definisi Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan Machfoedz dan Suryani, 2008. b. Tujuan Penyuluhan Tujuan dari penyuluhan merupakan investasi jangka panjang karena hasil penyuluhan berupa perubahan perilaku baru bisa dilihat beberapa tahun kemudian. Sedangkan dalam waktu pendek immediate impact, hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat Notoatmodjo, 2003. c. Langkah- langkah dalam penyuluhan Machfoedz dan Suryani 2008 menjelaskan bahwa dalam melakukan penyuluhan kesehatan, penyuluh yang baik harus melakukan langkah- langkah sebagai berikut : 1 Mengenal masalah, masyarakat dan wilayah. 2 Menentukan prioritas masalah. commit to user 6 3 Menentukan tujuan penyuluhan. 4 Menentukan sasaran penyuluhan. 5 Menentukan isi penyuluhan. 6 Menentukan metode penyuluhan yang akan dipergunakan. 7 Memilih alat- alat peraga atau media penyuluhan yang dibutuhkan. 8 Menyusun rencana penyuluhannya. 9 Menyusun rencana kerja atau rencana pelaksanaannya. d. Metode penyuluhan Suprapto 2004 menggolongkan metode penyuluhan menjadi tiga golongan berdasarkan jumlah sasaran yang dapat dicapai : 1 Metode berdasarkan pendekatan perseorangan Yang termasuk ke dalam metode ini yaitu anjangsana, surat- menyurat, kontak informal, undangan, hubungan telepon, dan magang. 2 Metode berdasarkan pendekatan kelompok Dalam hal ini, penyuluh berhubungan dengan sekelompok orang untuk menyampaikan pesannya. Beberapa metode pendekatan kelompok antara lain yaitu ceramah dan diskusi, rapat, demonstrasi, temu karya, temu lapang, sarasehan, perlombaan, pemutaran slide, dan penyuluhan kelompok lainnya. Dari beberapa metode di atas, ceramah merupakan metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini commit to user 7 adalah tahap persiapan meliputi kesiapan materi dan penguasaan materi serta tahap pelaksanaan meliputi hal- hal yang harus diperhatikan oleh penceramah dalam menyampaikan materi. Notoatmodjo, 2007a. 3 Metode berdasarkan pendekatan massal Metode ini dapat menjangkau sasaran yang lebih luas massa. Beberapa metode yang termasuk dalam golongan ini antara lain rapat umum, siaran melalui media massa, penerbitan visual dan pemutaran film. e. Media penyuluhan kesehatan Menurut Notoatmodjo 2007a, media penyuluhan kesehatan digunakan untuk mempermudah penerimaan informasi kesehatan pada masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya media tersebut dibagi menjadi media cetak, media elektronik, dan media papan billboard. f. Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan Keberhasilan penyuluhan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1 Tingkat pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya Septalia, 2010. commit to user 8 2 Tingkat sosial ekonomi Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru Septalia, 2010. 3 Adat istiadat Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat merupakan sesuatu yang tidak boleh diabaikan Notoatmodjo, 2003. 4 Kepercayaan masyarakat Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi Septalia, 2010. 5 Ketersediaan waktu di masyarakat Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan Septalia, 2010. 2. Seksualitas a. Definisi Seks adalah karakteristik biologis- anatomis khususnya sistem reproduksi dan hormonal, diikuti dengan karakteristik fisiologi tubuh, yang menentukan seseorang laki- laki atau perempuan Romauli, 2009. commit to user 9 Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas terkait erat dengan jenis kelamin, organ- organ reproduksi, perilaku seksual, orientasi seksual, dan kelainan seksual Imron, 2012. Menurut Yuliadi 2010, seksualitas memiliki arti yang lebih luas karena meliputi bagaimana seseorang merasakan tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut terhadap orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, ciuman, pelukan, senggama, atau melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian dan perbendaharaan kata. b. Nilai seksual pada pria dan wanita Menurut Sarwono 2011 remaja pria lebih awal melakukan berbagai perilaku seksual dari pada remaja putri. Namun di berbagai kebudayaan termasuk Indonesia sendiri, sikap pria memang pada umumnya lebih permisif dari pada wanita, yang pada hakikatnya mencerminkan perbedaan nilai seksual antara remaja pria dan wanita yaitu : 1 Laki- laki lebih cenderung terbuka daripada wanita untuk menyatakan bahwa mereka sudah berhubungan seks dan sudah aktif berperilaku seksual. commit to user 10 2 Remaja putri menghubungkan seks dengan cinta. Alasan mereka untuk berhubungan seks adalah cinta , sementara itu pada remaja pria kecenderungan ini jauh lebih kecil. c. Sistem reproduksi Alat reproduksi adalah organ- organ dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk proses reproduksi. Bentuk alat reproduksi antara laki- laki dan perempuan memiliki perbedaan, namun alat reproduksi mereka mempunyai fungsi yang sama Akbidyo, 2007. Di bawah ini merupakan alat reprodusi pria dan wanita beserta fungsinya : 1 Alat reproduksi laki- laki Gambar 2.1. Alat reproduksi laki- laki BKKBN, 2005 commit to user 11 Tabel 2.1. Tabel alat reproduksi dan fungsinya pada laki- laki Alat reproduksi Fungsi atau keterangan Bagian luar a Penis b Skrotum Bagian dalam a Buah zakar testis, jumlahnya sepasang b Epididimis c Vas deferens saluran mani d Vesicular seminalis e Kelenjar prostat f Uretra saluran kencing Alat senggama dan saluran untuk keluarnya sperma dan air seni. Pada keadaan biasa ukuran penis kecil, ketika terangsang secara seksual darah banyak dipompakan ke penis sehingga menjadi tegang dan besar ereksi. Tempat bergantungnya testis. Memproduksi hormon kelamin laki- laki testosteron. Saluran yang lebih besar dari pada vas deferens. Saluran untuk menyalurkan sperma dari testis menuju ke vesicular seminalis. Menghasilkan dan menampung air mani sebagai media pengantar sperma. Menghasilkan cairan mani semen, tempat hidupnya sperma. Saluran untuk mengeluarkan air mani dan air kencing. Sumber : BKKBN, 2005 2 Alat reproduksi perempuan Gambar 2.2. Alat reproduksi perempuan BKKBN, 2005 commit to user 12 Tabel 2.2. Tabel alat reproduksi dan fungsinya pada perempuan Alat reproduksi Fungsi atau keterangan Bagian luar a Bibir besar labia mayora b Bibir kecil labia minora c Klitoris d Lubang senggama introitus vagina Bagian dalam a Liang senggama kemaluan vagina b Mulut rahim serviks c Rahim uterus d Saluran telur tuba fallopi e Indung telur ovarium Berupa benjolan daging kecil dan yang paling peka dari seluruh alat kelamin perempuan yang banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Terletak antara lubang kencing dan anus dubur. Alat untuk berhubungan seksual, jalan keluarnya bayi saat melahirkan dan keluarnya darah menstruasi. Bawah rahim bagian luar yang ditetapkan sebagai batas penis masuk ke vagina. Membuka pada saat melahirkan sehingga bayi dapat keluar. Tempat berkembangnya janin. Dinding rahim yang menebal dan berisi pembuluh darah yang keluar sebagai menstruasi. Tempat berjalannya sel telur setelah keluar dari ovarium ovulasi dan tempat terjadinya pembuahan konsepsi. Menghasilkan sel telur dan hormon estrogen dan progesteron Sumber : BKKBN, 2005 commit to user 13 d. Perilaku seksual remaja Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk tingkah laku ini bisa bermacam- macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama Sarwono, 2011. Menurut Wahyudi dalam Yuliadi 2010, perilaku seksual secara rinci dapat berupa : 1 Berfantasi : merupakan perilaku membayangkan dan mengimajinasikan aktivitas seksual yang menimbulkan perasaan erotisme. 2 Pegangan tangan : aktivitas ini tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas yang lain. 3 Cium kering : Berupa sentuhan pipi dengan pipi atau pipi dengan bibir. 4 Cium basah : Berupa sentuhan bibir ke bibir. 5 Meraba : merupakan kegiatan bagian- bagian sensitif rangsang seksual, seperti leher, payudara, paha, alat kelamin, dan lain- lain. 6 Berpelukan : aktivitas ini menimbulkan perasaan tenang, aman, nyaman disertai rangsangan seksual terutama bila mengenai daerah erogen atau sensitif. commit to user 14 7 Masturbasi : perilaku merangsang organ kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual. 8 Oral seks : merupakan aktivitas seksual dengan cara memasukkan alat kelamin ke dalam mulut lawan jenis. 9 Petting : merupakan seluruh aktivitas non intercourse hingga menempelkan alat kelamin, tetapi masih menggunakan celana dalam. 10 Intercourse senggama : merupakan aktivitas seksual dengan cara memasukkan alat kelamin laki- laki ke dalam alat kelamin wanita. e. Orientasi seksual Seksualitas memiliki beberapa komponen, salah satunya adalah orientasi seksual. Orientasi seksual adalah ketertarikan yang bersifat abadi enduring secara emosional, romantis, dan afeksional kepada manusia lain Majid, 2007. Terdapat 3 jenis orientasi seksual, yaitu : 1 Heteroseksual Heteroseksual ditujukan untuk seseorang yang tertarik secara seksual hanya kepada lawan jenis. Laki- laki tertarik pada perempuan, sebaliknya perempuan tertarik pada laki-laki. Sebagian besar orang digolongkan kategori ini. Orientasi heteroseksual adalah yang dianggap paling normal dan paling diterima Majid, 2007. commit to user 15 2 Biseksual Istilah untuk perempuan maupun laki-laki yang tertarik secara seksual baik kepada perempuan dan laki-laki sekaligus. Perempuan tertarik pada perempuan dan laki-laki. Sebaliknya laki- laki juga tertarik secara seksual pada perempuan dan laki-laki sekaligus. Dalam kondisi ini, laki-laki tetap merasa dirinya sebagai laki-laki. Perempuan tetap merasa dirinya sebagai perempuan Majid, 2007. 3 Homoseksual Istilah untuk seseorang yang tertarik seksual pada sesama jenis. Istilah homoseksualitas dipakai untuk hubungan seksual antara dua orang pria. Dalam arti yang luas istilah ini berlaku pula bagi pasangan wanita- wanita yang lazim disebut lesbianisme Wiknjosastro, 2005. f. Kelainan dan gangguan seksual Sering kali dalam masyarakat terdapat pengertian bahwa tingkah laku seksual yang khususnya tidak sesuai dengan norma- norma agama, hukum maupun susila yang dilakukan remaja adalah kelainan atau gangguan atau penyimpangan seksual Sarwono, 2011. commit to user 16 Adapun jenis- jenis kelainan dan gangguan seksual menurut Sarwono 2011 yaitu : 1 Jenis- jenis gangguan seksual pada umumnya a Gangguan identitas jenis Gambaran utama dari gangguan ini adalah ketidaksesuaian antara alat kelamin dengan identitas jenis yang terdapat pada diri seseorang. Identitas jenis yang menyimpang ini dinyatakan dalam perbuatan cara berpakaian, mainan kegemarannya, seperti laki- laki suka bermain boneka atau sebaliknya anak perempuan suka bermain sepak bola, ucapan maupun obyek seksualnya. 1 Transeksualisme Minat seksual kaum transeksual ini biasanya adalah yang sejenis kelamin homoseksual walaupun mereka tidak mau disebut sebagai homoseks. Akan tetapi, ada juga orang melaporkan pernah mengalami hubungan heteroseksual dan beberapa diantara mereka dilaporkan aseksual tidak berminat pada seks. 2 Gangguan identitas jenis masa kanak- kanak Walaupun transeksualisme biasanya mulai timbul sejak masa kanak- kanak, ada gangguan identitas jenis yang hanya terjadi pada masa kanak- kanak saja. commit to user 17 3 Gangguan identitas jenis tidak khas Yaitu tidak sepenuhnya menunjukkan tanda- tanda transeksualisme, tetapi ada perasaan- perasaan tertentu yang menolak struktur anatomi dirinya, seperti merasa tidak mempunyai vagina atau vaginanya akan tumbuh menjadi penis pada wanita, atau merasa tidak punya penis atau jijik pada penisnya sendiri pada pria. b Parafilia Ciri utama gangguan jiwa yang satu ini adalah diperlukannya suatu khayalan atau perbuatan seksual yang tidak lazim untuk mendapatkan gairah seksual. 1 Zoofilia Bestialitas Terdapat perbuatan atau fantasi mengadakan aktivitas seksual dengan hewan. 2 Pedofilia Perbuatan atau fantasi untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak prapubertas. 3 Transvestisme Pemakaian pakaian wanita oleh laki- laki heteroseksual untuk mendapatkan kegairahan seksual. Transvestisme berlaku bagi laki- laki yang bukan transeksual. commit to user 18 4 Ekshibisionisme Mempertunjukkan alat kelamin secara tak terduga kepada orang yang tidak dikenalnya dengan tujuan untuk mendapat kegairahan seksual tanpa upaya lanjut untuk mengadakan aktivitas seksual dengan orang yang tak dikenalnya. 5 Fetishisme Penggunaan benda fetish yang lebih disukai atau sebagai satu- satunya cara untuk mendapatkan kegairahan seksual. Benda itu tidak terbatas pada perangkat pakaian wanita atau alat- alat perangsang gairah seksual seperti vibrator. 6 Voyeurisme Mengintip orang lain telanjang, membuka pakaian atau melakukan aktivitas seksual tanpa sepengetahuannya dan tidak ada upaya lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dengan orang yang diintip itu. 7 Masokisme seksual Mendapatkan kegairahan seksual melalui cara dihina, dipukul atau penderitaan lainnya. 8 Sadisme seksual Mencapai kepuasan seksual dengan cara menimbulkan penderitaan psikologik atau fisik bisa berakibat cedera ringan sampai kematian pada pasangan seksnya. commit to user 19 9 Parafilia tidak khas Pencapaian kepuasan melalui cara- cara yang tidak lazim yang belum disebut diatas misalnya dengan tinju koprofilia, dengan menggosok froteurisme, dengan kotoran misofilia, dengan mayat nekrofilia, dengan air seni urofilia, dan dengan bicara kotor melalui telepon skatologia telpon. 2 Penyalahgunaan seksual pada anak- anak Penyalahgunaan seks pada anak- anak child sexual abuse sebagai pemanfaatan exploitation anak- anak untuk kepuasan seksual orang dewasa. Tiga golongan anak yang mengalami penyalahgunaan seksual : a Anak- anak disiksa atau disakiti dengan luka- luka terutama di daerah alat kelaminnya. b Anak- anak yang diajak bersenggama atau benar- benar bersenggama atau mengalami kontak alat kelamin secara tidak wajar dengan seorang dewasa. c Anak yang secara tidak semestinya dilibatkan dalam aktivitas seksual orang dewasa yang tidak termasuk dalam a dan b, misalnya pornografi anak- anak. commit to user 20 g. Masalah- masalah yang berhubungan dengan seksualitas remaja 1 Kehamilan remaja yang tidak diharapkan Menurut Miron 2009, salah satu risiko dari seks bebas adalah terjadinya kehamilan yang tidak diharapkan KTD. Akibat yang ditimbulkan karena kehamilan yang tidak diharapkan beberapa diantaranya adalah : a Risiko fisik Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam persalinan seperti perdarahan bahkan kematian. b Risiko psikis Ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangan tidak mau menikahinya atau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Remaja yang hamil diluar nikah memiliki berbagai permasalahan psikologis, yaitu rasa takut, kecewa, menyesal, rendah diri terhadap kehamilannya sehingga terjadi usaha menggugurkan kandungannya. c Risiko sosial Salah satu risiko sosial adalah berhenti atau putus sekolah dikarenakan rasa malu atau dikucilkan oleh lingkungan sosial. commit to user 21 d Risiko ekonomi Merawat kehamilan, persalinan dan merawat bayi membutuhkan biaya yang besar, sementara itu remaja belum siap untuk bekerja. 2 Aborsi Aborsi adalah proses pengeluaran embrio sebelum umur kehamilan 7 bulan baik spontan keguguran yang terjadi secara alamiah atau tidak disengaja maupun aborsi buatan usaha pengguguran yang disengaja. Beberapa alasan remaja yang terlanjur hamil memilih untuk aborsi diantaranya : ingin melanjutkan sekolah, takut dimarahi orang tua, belum siap secara mental dan ekonomi untuk menikah dan mempunyai anak, malu pada lingkungan apabila ketahuan hamil sebelum nikah BKKBN, 2005. Dampak melakukan aborsi menurut Romauli 2009 yaitu : a Risiko fisik Perdarahan dan komplikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi. Aborsi yang berulang bisa menyebabkan kemandulan. b Risiko psikologi Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan takut, stress, dan trauma mengingat proses aborsi. commit to user 22 c Risiko sosial Dikucilkan dari lingkungan sosial karena melanggar norma yang ada. 3 Infeksi Menular Seksual IMS Infeksi menular seksual IMS disebarkan oleh kontak seksual melalui semen dan cairan vagina. Darah dan ASI juga bisa menularkan organisme yang menyebabkan infeksi, begitu pula kontak dengan luka terbuka. IMS dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri Miron, 2006. Macam- macam Infeksi Menular Seksual IMS antara lain yaitu : a Sifilis Infeksi sifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum Wiknjosastro, 2007. Di Indonesia penyakit ini sering disebut dengan istilah raja singa. Ciri- ciri infeksi ini terdapat 3 tahapan. Dalam sifilis primer tahap pertama, timbul luka di alat kelamin yang tidak menyakitkan yang berbentuk tepi luka meninggi dan bagian tengah yang cekung. Sifilis sekunder biasanya diawali dengan ruam kulit yang sangat menular dan bisa muncul pada telapak tangan dan tumit atau sekujur tubuh. Pada sifilis tersier bisa menyebabkan komplikasi yang mencakup gangguan mental, kelumpuhan, kebutaan, penyakit jantung, dan kematian Miron, 2006. commit to user 23 b Gonorea Penyakit gonorea disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoeae. Penyakit ini sering disebut dengan istilah kencing nanah Wiknjosastro, 2007. Pada laki- laki, penyakit ini menyebabkan pengeluaran cairan dari penis dan sensasi terbakar saat buang air kecil. Beberapa perempuan mengalami pengeluaran cairan vagina berwarna kekuningan atau berdarah, dan rasa sakit saat berkemih Miron, 2006. c Human Immunodeficiency Virus HIV Acquired Immuno Deficiency Syndrom AIDS HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh dan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. AIDS disebabkan oleh human immunodeficiency virus HIV. Orang dengan AIDS rentan terhadap banyak penyakit yang mengancam jiwa infeksi oportunis dan kanker bentuk tertentu Miron, 2006. HIV disebarkan melalui pertukaran cairan vagina, semen, darah , ASI, dan cairan tubuh lainnya yang mengandung darah. Virus ini tidak menular melalui kontak biasa, seperti minum dari gelas yang sama, memeluk seorang teman, berjabat tangan, mencium pipi, atau duduk di dudukan toilet. HIV menular melalui kontak seksual vaginal, oral atau anal dengan seorang yang terinfeksi, melalui jarum suntik commit to user 24 yang terinfeksi, serta melalui transfusi darah yang terinfeksi Miron, 2006. Gejala infeksi HIV banyak dan bervariasi : kelelahan, demam, batuk, kehilangan berat badan yang drastis, diare berkepanjangan dan infeksi Miron, 2006. h. Pencegahan Penanggulangan masalah seksual pada remaja menurut Abied 2010 antara lain memperdalam keimanan, mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat, berteman dengan teman yang saleh, menjauhi dan menghindari media massa yang buruk, berpuasa, dan menggunakan cara-cara medis memperbanyak olahraga dan latihan fisik. Selain itu menurut Soetjiningsih 2007, agar remaja tidak mengalami permasalahan seksual maka diperlukan : 1 Pendidikan seks secara holistik dan terpadu perlu diberikan kepada anak secara dini dan juga kepada orang tua dan konselor. 2 Perlu adanya perubahan pemahaman masyarakat terhadap seksualitas yaitu dari pemahaman yang kaku menjadi fleksibel. 3 Kepedulian masyarakat terhadap seks yang aman dan sehat perlu ditingkatkan. commit to user 25 3. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba Notoatmojo, 2007a. Menurut Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui sesudah melihat, mengalami atau diajarkan. Jadi, pengetahuan adalah apa yang telah diketahui maupun dianggap setelah ia melihat dan mendengarkan KBBI, 2002. b. Tingkatan Pengetahuan Analisis taksonomi Bloom yang disampaikan Notoatmodjo 2007a bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu : 1 Tahu know Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari. commit to user 26 2 Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretaskan materi tersebut secara benar. 3 Aplikasi aplication Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. 4 Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5 Sintesis synthesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagan-bagan didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6 Evaluasi evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. commit to user 27 c. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan Mubarak 2007 berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : 1 Pendidikan Tingkat pendidikan remaja mempengaruhi bagaimana seorang remaja itu menyikapi keadaan dirinya, termasuk dalam menghadapi perubahan kondisi tubuhnya memasuki masa kematangan reproduksi. Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal- hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut Notoatmodjo, 2007b. 2 Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai banyak akal dan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 3 Budaya Sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi- informasi yang akan disaring, apakah sesuai atau tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut Notoatmodjo, 2007b. 4 Pengalaman Sesuatu yang pernah dialami seseorang mungkin akan menambah sesuatu yang bersifat formal. Dalam hal ini, umur dan pendidikan merupakan wujud dari pengalaman yang nantinya akan commit to user 28 menambah wawasan pengetahuan menjadi lebih banyak. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin luas pengalamannya dan semakin tua seseorang semakin tinggi pula pengalamannya. 5 Sosial ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup berbeda- beda. Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya pun rendah. Sebaliknya bila ekonominya baik sehingga pendidikannya tinggi, tingkat pengetahuan akan tinggi juga Notoatmodjo, 2007a d. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang berisi pertanyaan sesuai materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan yang diukur Notoatmojo, 2003. Menurut Nursalam 2011 skor yang didapat dari kuesioner kemudian diklasifikasikan menjadi : Baik : jika hasil jawaban benar dari kuesioner 76- 100 Cukup : jika hasil jawaban benar dari kuesioner 56- 75 Kurang : jika hasil jawaban benar dari kuesioner 56 commit to user 29 4. Remaja a. Definisi Sarwono 2011 mendefinisikan bahwa remaja adalah suatu masa ketika : 1 Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. 2 Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak- kanak menjadi dewasa. 3 Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial- ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. b. Perkembangan perilaku seksual remaja Menurut Soetjiningsih 2007, perkembangan seksual remaja terdiri dari beberapa fase, antara lain : 1 Remaja awal 11- 13 tahun a Mulai tampak ada perkembangan fisik mulai matang dan berkembang. b Mulai mencoba melakukan onani. c Tidak jarang dari remaja yan memilih untuk melakukan fantasi atau menyalurkan perasaan cinta dengan lawan jenisnya. commit to user 30 2 Remaja Madya 14- 16 tahun a Sudah mengalami pematangan fisik secara penuh, remaja laki- laki mengalami mimpi basah, dan remaja perempuan mengalami haid. b Gairah seksual sudah mencapai puncak dan mempunyai kecenderungan mempergunakan kesempatan untuk melakukan sentuhan fisik. c Remaja tidak jarang melakukan pertemuan untuk bercumbu dan sebagian besar dari remaja tidak mau bertanggung jawab terhadap perilaku seksual yang mereka lakukan. 3 Remaja Akhir 17- 20 tahun a Sudah mengalami perkembangan fisik secara penuh. b Telah mempunyai perilaku seksual yang lebih jelas dan remaja sudah mulai berpacaran. 5. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Seksualitas pada Remaja Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan Machfoedz dan Suryani, 2008. Masalah yang sering dialami remaja adalah masalah yang berkaitan dengan seksualitas atau kesehatan reproduksi. Permasalahan tersebut commit to user 31 merupakan dampak dari minimnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi Imron, 2012. Dengan pemberian pendidikan seksual melalui penyuluhan, remaja diharapkan dapat mentransfer serta melakukan pengindraan terhadap informasi yang diberikan sehingga terjadi peningkatan pengetahuannya tentang seksualitas. Selain itu, dapat terbentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual, dan membimbing remaja ke arah hidup dewasa yang sehat dan bertanggungjawab terhadap kehidupan seksualnya. Remaja yang mendapatkan cukup informasi mengenai seksual kemungkinan akan lebih mudah untuk melalui setiap tugas perkembangan yang berkaitan dengan masalah seksual Aryani, 2010. commit to user 32

B. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMA PGRI 3 Purwakarta.

0 0 16

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Di SMA PGRI 3 Purwakarta.

0 1 15

Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja SMP N 16 Surakarta IMG 20150806 0001

0 0 1

PENGARUH PENYULUHAN SEKSUALITAS TERHADAPTINGKAT PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PUTRI PADA SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 4 YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 11

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PEREMPUAN PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN KAYEN SENDANGSARI PAJANGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Perempuan pada Remaja Put

0 2 15

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIVAIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Pemberian Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan tentang HIV/AIDS pada Remaja Sis

0 0 7

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

0 0 10

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI SMA N 1 PUNDONG YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Tingkat Pe

0 0 12

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIVAIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA’ARIF KOTA YOGYAKARTA

0 0 12

Pengaruh Penyuluhan Seksualitas dengan Metode Stratagem Terhadap Pengetahuan Bahaya Seks Pranikah pada Remaja Awal - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 121