Ekonomi Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

2 Tabel 1. Data Keluarga Dampingan No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket 1. Ketut Kerata Kawin 61 th Tamat SD - Kepala Keluarga 2. Nengah Sandiasih Kawin 59 th Tamat SD - Istri 3. Putu Suartina Kawin 36 th Tamat SD Buruh Bangunan Anak 4. Ketut Suartina Kawin 33 th Tamat SD - Menantu 5. Wayan Somoyasa Belum Kawin 7 th SD - Cucu 6. Kadek Wartia Ningsih Belum Kawin 4 th Belum sekolah - Cucu 7. Komang Dewi Amirawati Belum Kawin 5 bulan Belum sekolah - cucu Lokasi rumah dari Bapak Ketut Kerata berdekatan dengan Pura Agung Menasa. Namun, untuk lokasi rumah dari bapak Ketut tidak dipinggir jalan, melainkan harus masuk gang yang lumayan jauh dan hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Sepanjang jalan menuju rumah Bapak Ketut Kerata tidak dilengkapi dengan lampu penerangan jalan. Rumah tempat tinggal Ketut Kerata sangat sederhana berukuran kira-kira 3 x 6 meter yang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi dan dapur saja. Rumah itu pun beliau dapatkan dari bantuan bedah rumah.

1.1 Ekonomi Keluarga Dampingan

Bapak Ketut Kerata dan istri sekarang ini sudah tidak mampu bekerja kembali karena faktor fisik yang menghalangi mereka untuk bekerja. Dahulu Bapak Ketut Kerata dan istri bekerja sebagai buruh bangunan dengan upah harian. Sekarang ini yang bekerja atau yang memiliki penghasilan hanya anak dari Bapak Ketut Kerata yang bernama Putu Suartina. Bapak Putu Suartina bekerja sebagai buruh bangunan yang dibayar secara harian. Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga Bapak Ketut Kerata dapat dikatakan tidak menentu, hal ini dikarenakan Bapak Putu Suartina tidak bekerja setiap hari dan tergantung dari adanya panggilan untuk bekerja. Sebagai buruh bangunan, penghasilan yang didapat oleh Putu Suartina hanyalah Rp 80.000 per harinya. Bapak Putu Suartina juga pernah merasakan 3 dua bulan menganggur karena tidak ada panggilan untuk bekerja sehingga harus melakukan pinjaman uang pada tetangga mereka demi memenuhi kebutuhan mereka sehari –hari. Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan Sehari-hari Biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk makanan keluarga Ketut Kerata sekitar Rp 50.000 per hari. Kemudian pengeluaran lain nya diantaranya adalah pembayaran listrik per bulannya Rp 50.000 per bulan. Ketut Sukrata belum memiliki meteran listrik pribadi, sehingga listrik yang digunakan sehari – hari masih berasal dari tetangganya. Kemudian untuk air, keluarga Ketut Kerata masih menggunakan air yang berasal dari sungai atau telabah. b. Pendidikan Riwayat pendidikan dari keluarga Ketut Kerata adalah semuanya hanya mengenyam pendidikan hinggak tingkat SD saja. Mulai dari Bapak Ketut Kerata, istri, anak, dan menantu. Cucu pertama Bapak Ketut Kerata sedang duduk dibangku kelas satu SD. Sedangkan dua cucu yang lain belum sekolah. Pengeluaran untuk pendidikan keluarga ini hanya mengeluarkan biaya untuk membeli seragam dan perlengakapan seperti alat tulis, sedangkan untuk SPP sudah gratis. c. Kesehatan Bidang kesehatan, keluarga Bapak Ketut Kerata memiliki Jaminan Kesehatan yaitu Jamkesnas, sehingga untuk urusan biaya kesehatan sudah lebih terjamin. Bapak Ketut Kerata dan istri memiliki keadaan fisik yang masih baik namun sudah tidak memungkinkan untuk bekerja. Keluarga Bapak Ketut Kerata mengaku hampir tidak memiliki keluhan mengenai penyakit kronis atau penyakit yang mengharuskan beliau dan keluarganya untuk pergi ke dokter secara rutin. d. Kerohanian Bapak Ketut Kerata dan keluarga memeluk agama Hindu dan menjunjung tradisi kerohanian Hindu Bali dan adat Desa Sinabun. Kebutuhan kerohanian sehari- hari keluarga beliau adalah untuk membeli bahan-bahan membuat banten persembahyangan. Pengeluaran dana di bidang ini meningkat bila ada perayaan hari- hari khusus keagamaan. 4 e. Sosial. Pengeluaran – pengeluaran sosial yang diperlukan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka sakit, kematian, ngaben dan mejenukan masih belum bisa ditentukan berapa pengeluaran untuk hal tersebut karena pengeluaran seperti ini menurut beliau sangat jarang dan jumlah nya tidak terlalu besar. 1

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH