1
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Mengidentifikasi masalah dan menganalisis prioritas masalah yang dialami keluarga dampingan dilakukan dengan cara berkunjung ke kediaman keluarga dampingan. Selama
kunjungan tersebut, dilakukan pendekatan secara kekeluargaan yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan seluruh anggota keluarga serta mengamati kegiatan mereka
sehari – harinya. Setelah melakukan pengamatan tersebut barulah dapat ditentukan atau
diprioritaskan masalah dari keluarga tersebut.
2.1 Permasalahan Keluarga
Setelah melakukan pendampingan selama satu bulan, telah dilakukan 31 kali pertemuan dengan Keluarga Bapak Ketut Kerata. Dalam waktu sebulan tersebut telah dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Bapak Ketut Kerata. Beberapa masalah yang dihadapi oleh keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis yang
dilihat dari sudut perekonomian keluarga, kesehatan, pendidikan, dan masalah kebersihan lingkungan, dan akses air bersih keluarga.
Ekonomi Keluarga Keluarga Bapak Ketut Kerata, tergolong keluarga yang tidak mampu. Bapak Ketut
Kerata dan istri sudah tidak mampu untuk bekerja karena ketidakmampuan fisik mereka. Seperti yang sudah dipaparkan diatas sebelumnya, yang berpenghasilan hanyalah anak dari
Bapak Ketut Kerata yang bernama Putu Suartina yang bekerja sebagai buruh bangunan yang diberi upah secara harian. Upah yang diterimanya sebesar Rp 80.000 per harinya, namun ia
tidak bekerja setiap hari dan terkadang bisa tidak bekerja untuk waktu yang lama karena sedang tidak ada panggilan kerja. Ketidaktentuan penghasilan ini lah yang membuat keluarga ini
mengalami masalah perekonomian, bisa dibayangkan pengeluaran rutin keluarga ini setiap harinya sebesar Rp 50.000 belum termasuk biaya listrik dan biaya lain yang tidak terduga.
Apabila penghasilan keluarga ini hanya berasal dari upah Putu Suartina tersebut tentunya keluarga ini tidak akan memiliki simpanan untuk masa depan karena upah yang didapatkan
tersebut akan habis untuk pengeluaran sehari – hari.
Jumlah anggota keluarga Bapak Ketut Kerata tergolong banyak yaitu dalam satu keluarga terdiri dari tujuh orang. Sebenarnya jumlah tersebut tidak akan menjadi masalah
apabila penghasilan atau pendapat keluarga tersebut lumayan tinggi dan cukup untuk
2 membiayai hidup mereka. Memiliki anak yang masih kecil dan masih memerlukan
pendampingan membuat menantu dari Bapak Ketut Kerata tidak dapat bekerja guna membantu menambahkan penghasilkan keluarga. Jumlah anak yang cukup banyak ini juga akan membuat
mereka kesulitan untuk membiaya hidup dan membiayai pendidikan anak – anak tersebut.
Masalah Pendidikan Masalah pendidikan yang dialami keluarga ini sebenarnya berkaitan dengan kondisi
perekonomian mereka. Mereka beranggapan bahwa dengan penghasilan keluarga yang sangat kurang tersebut pendidikan tersebut cukup hanya ditempuh sampai bangku SD saja
dan setelah tamat SD langsung bekerja. Selain itu dengan keterbatasan penghasilan yang dimiliki keluarga Bapak Ketut Kerata, untuk membelikan alat
– alat tulis untuk cucu pertamanya yang sedang duduk di bangku SD mereka tidak mampu sehingga menghambat
proses belajar dari anak tersebut. Kebersihan Lingkungan
Kebersihan Lingkungan pekarangan rumah Bapak Ketut Kerata dapat dikatakan cukup baik. Setelah satu bulan pengamatan terlihat bahwa keluarga mereka memang rajin
membersihkan pekarangan dan lingkungan sekitar rumah mereka. Namun menurut saya yang kurang adalah penataan barang
– barang didalam rumah yang terkesan berantakan dan menjadi kumuh.
Akses Air Bersih Keluarga Air yang digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti untuk minum,
mandi dan memasak, keluarga Bapak Ketut Kerata menggunakan air telabah yang telah ditampung pada satu bak penampungan. Beliau belum mampu untuk berlangganan air bersih
yang disediakan oleh desa.
2.2 Masalah Prioritas