Multikolinieritas Autokorelasi Penyajian Data

satu cara untuk mengobatinya adalah dengan menghilangkan salah satu atau beberapa variabel bebasnya Ghozali, 2001. Dengan demikian dalam analisis selanjutnya variabel bebas yang tidak diuji dalam penelitian ini adalah Tambahan Modal X 4 .

1. Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti terjadi korelasi mendekati sempurna antarvariabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak orthogonal. Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Dari hasil pengujian terhadap gejala mulitikolinieritas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil uji Multikolinieritas Variabel bebas Tolerance VIF Jumlah Anggota X 1 0,250 3,994 Jumlah Pinjaman X 2 0,273 3,665 Jumlah Simpanan X 3 0,755 1,324 Sumber : lampiran 4 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel bebas mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 Ghozali, 2001:57, yang berarti bahwa pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini sudah terbebas dari penyimpangan multikolinier. Maka selanjutnya dilakukan analisis selanjutnya dengan tiga variabel bebas dan satu variabel terikat

2. Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan waktu urut time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross sectorial. Dalam konteks regresi, model regresi linier mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi atau nilai pengganggu. Jadi uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahn pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Gambar 4.1 : Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi D ae ra h ke ra g u -ra gua n D ae ra h K era g u -ra gua n Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa distribusi daerah penentuan keputusan dimulai dari 0 nol sampai 4 empat. Dan dapat disimpulkan karena nilai dari analisis sebesar 2,014 berada pada daerah keragu-raguan, artinya dapat diartikan tidak ada autokorelasi sehingga dapat diputuskan bahwa telah terbebas dari penyimpangan autokorelasi 3. Heteroskedastisitas Maksud dari penyimpangan heteroskedastisitas adalah variabel independen adalah tidak konstan berbeda untuk setiap nilai tertentu variabel independen. Hal ini bisa diidentifikasikan dengan cara menghitung korelasi Tidak Ada Autokorelasi A d a A u toko re la si ne ga ti f A d a A u toko re la si P o si ti f D.W = 2,014 4-dl = 4-du = dl = 0,933 du = 1,695 2,305 3,067 Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel independen atau yang menjelaskan dimana nilai signifikansi yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Variabel Nilai mutlak dari residual Taraf Signifikansi Jumlah Anggota X 1 0,073 0,772 Jumlah Pinjaman X 2 0,315 0,203 Jumlah Simpanan X 3 0,164 0,515 Sumber : lampiran 5 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.3.2.2.Hasil Pengujian Hipotesis

A. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah uji regresi OLS Ordinary least Square, dimana distribusi sampling dari regresi OLS tergantung pada distribusi residual e, apabila residual e berdistribusi normal dengan sendirinya bo dan b 1 juga berdistribusi normal. Gujarati, 1995:66 Komponen penganggu e harus tersebar mengikuti sebaran normal dengan nilai tengah = 0 dengan varian sebesar σ 2 . Uji normalitas dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Dalam regresi OLS b dan b 1 adalah fungsi linier dari Y dan Y adalah fungsi linier dari u I residual. Berikut hasil uji normalitas: Tabel 4.8. Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 18 ,0000000 75442884,82 ,209 ,209 -,090 ,885 ,413 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber: lampiran 6 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih dari dari 0,05 yaitu sebesar 0,413, dimana nilai tersebut telah sesuai dengan kriteria bahwa sebaran data disebut berdistribusi normal apabila memiliki taraf signifikan 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal.

B. Uji F

Uji F Untuk menguji kecocokan atau kesesuaian model yang digunakan dalam penelitian tentang pengaruh variabel X terhadap Y. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F adalah sebagai berikut: Tabel 4.9. Hasil Uji F ANOVA b 84771798803098100,0 3 28257266267699390 4,089 ,028 a 96757690787865400,0 14 6911263627704670,0 181529489590963600 17 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, Jumlah Pinjaman, Jumlah Simpanan, Jumlah Anggota a. Dependent Variable: SHU b. Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah sebesar 4,089 dengan taraf signifikan sebesar 0,028 lampiran 5. Karena taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, maka model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini telah cocok digunakan dalam untuk menguji hipotesis yang diajukan. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara bersama-sama variabel Jumlah Anggota X 1 , Jumlah Pinjaman X 2 dan Jumlah Simpanan X 3 terhadap Sisa Hasil Usaha Y memiliki nilai koefisien korelasi R sebesar 0,683 lampiran 4. Hal tersebut menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara variabel Jumlah Anggota X 1 , Jumlah Pinjaman X 2 dan Jumlah Simpanan X 3 terhadap Sisa Hasil Usaha Y, sedangkan besarnya nilai koefisien determinasi R 2 adalah 0,467 lampiran 4 yang berarti bahwa variabel Jumlah Anggota X 1 , Jumlah Pinjaman X 2 dan Jumlah Simpanan X 3 mampu menjelaskan perubahan pada variabel Sisa Hasil Usaha Y sebesar 46,7 dan sisanya sebesar 53,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam masalah penelitian ini.

C. Uji t

Adapun hasil dari pengujian dengan menggunakan uji t adalah sebagai berikut: Tabel 4.10. Hasil Uji t Coefficients a 662750624 172900999,3 3,833 ,002 -4969751,56 1480364,339 -1,309 -3,357 ,005 -,261 -,668 -,655 ,250 3,994 -2,180 ,678 -1,201 -3,215 ,006 -,131 -,652 -,627 ,273 3,665 ,086 ,084 ,229 1,020 ,325 -,143 ,263 ,199 ,755 1,324 Constant Jumlah Anggota Jumlah Simpanan Jumlah Pinjaman Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: SHU a. Sumber: Lampiran 4 Sedangkan untuk pengaruh nyata tidaknya masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Jumlah Anggota X 1 terhadap Sisa Hasil Usaha Y Nilai koefisien korelasi r parsial variabel Jumlah Anggota X 1 dengan Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar -0,668. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau pengaruh r 2 parsial variabel Jumlah Anggota X 1 dengan Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar -0,668 2 = 0,446 atau 44,6. Jadi pengaruh yang telah diberikan antara Variabel Jumlah Anggota X 1 dengan Sisa Hasil Usaha Y sebesar 44,6. Sedangkan nilai t hitung yang diperoleh adalah - 3,357 dengan taraf signifikan sebesar 0,005. Karena taraf signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka secara nyata Jumlah Anggota X 1 berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Y. 2. Pengaruh Jumlah Simpanan X 2 terhadap Sisa Hasil Usaha Y Nilai koefisien korelasi r parsial variabel Jumlah Simpanan X 2 dengan Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar -0,652. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau pengaruh r 2 parsial variabel Jumlah Simpanan X 2 terhadap Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar -0,652 2 = 0,425 atau 42,5. Jadi pengaruh yang telah diberikan antara variabel Jumlah Simpanan X 2 dengan Sisa Hasil Usaha Y sebesar 42,5. Sedangkan nilai t hitung yang diperoleh adalah -3,215 dengan taraf signifikan sebesar 0,006. Karena taraf signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka secara nyata Jumlah Simpanan X 2 berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Y. 3. Pengaruh Jumlah Pinjaman X 3 terhadap Sisa Hasil Usaha Y Nilai koefisien korelasi r parsial variabel Jumlah Pinjaman X 3 dengan Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar 0,263. Sedangkan nilai koefisien determinasi atau pengaruh r 2 parsial variabel Jumlah Pinjaman X 3 terhadap Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar 0,263 2 = 0,069 atau 6,9. Jadi pengaruh yang telah diberikan antara variabel Jumlah Pinjaman X 3 dengan Sisa Hasil Usaha Y sebesar 6,9. Sedangkan nilai t hitung yang diperoleh adalah 1,020 dengan taraf signifikan sebesar 0,325. Karena taraf signifikan yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka secara nyata Jumlah Pinjaman X 3 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha Y.

D. Teknik Analisis

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi sebagai berikut lampiran 7 : Tabel 4.11. Tabel Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a 662750624 172900999,3 3,833 ,002 -4969751,56 1480364,339 -1,309 -3,357 ,005 -,261 -,668 -,655 ,250 3,994 -2,180 ,678 -1,201 -3,215 ,006 -,131 -,652 -,627 ,273 3,665 ,086 ,084 ,229 1,020 ,325 -,143 ,263 ,199 ,755 1,324 Constant Jumlah Anggota Jumlah Simpanan Jumlah Pinjaman Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: SHU a. Sumber: lampiran 4 Y= 662750624 – 4969751,56 X 1 - 2,180 X 2 + 0,086 X 3 Berdasarkan persamaan regresi diatas mempunyai arti bahwa: b = Konstanta = 662750624 Apabila variabel Jumlah Anggota X 1 , Jumlah Pinjaman X 2 dan Jumlah Simpanan X 3 adalah konstan atau sama dengan nol, maka nilai Sisa Hasil Usaha Y adalah sebesar 662750624. b 1 = Koefisien regresi untuk X 1 = – 4969751,56 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Jumlah Anggota X 1 yaitu 4969751,56 dan mempunyai koefisien regresi negatif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan arah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel Jumlah Anggota X 1 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan nilai Sisa Hasil Usaha Y sebesar 4969751,56 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Jumlah Anggota X 1 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan pula Sisa Hasil Usaha Y sebesar 4969751,56 dengan asumsi bahwa variabel Jumlah Pinjaman X 2 dan Jumlah Simpanan X 3 adalah konstan. b 2 = Koefisien regresi untuk X 2 = - 2,180 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Jumlah Pinjaman X 2 yaitu 2,180 dan mempunyai koefisien regresi negatif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang berlawanan searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel Jumlah Pinjaman X 2 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan Sisa Hasil Usaha Y sebesar 2,180 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Jumlah Pinjaman X 2 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan Sisa Hasil Usaha Y sebesar 2,180 pula dengan asumsi bahwa variabel Jumlah Anggota X 1 dan Jumlah Simpanan X 3 adalah konstan. b 3 = Koefisien regresi untuk X 3 = 0,086 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Jumlah Simpanan X 3 yaitu 0,086dan mempunyai koefisien regresi positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel Jumlah Simpanan X 3 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan Sisa Hasil Usaha Y sebesar 0,086 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel Jumlah Simpanan X 3 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan Sisa Hasil Usaha Y sebesar 0,086 pula dengan asumsi bahwa variabel Jumlah Anggota X 1 dan Jumlah Pinjaman X 2 adalah konstan.

4.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian di atas maka uji kecocokan model yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini telah cocok digunakan dalam untuk menguji hipotesis yang diajukan, dan dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel Jumlah Anggota X 1 , Jumlah Pinjaman X 2 dan Jumlah Simpanan X 3 berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha Y. Apabila diamati dari hasil uji signifikan uji t dapat diketahui bahwa secara parsial variabel jumlah anggota berpengaruh dan paling dominan terhadap variabel sisa hasil usaha Koperasi Waru Buana Putra, akan tetapi hasil tersebut bertanda negatif yang berarti apabila semakin tinggi jumlah anggota maka akan semakin rendah sisa hasil usaha yang diterima oleh anggota. Hal tersebut dapat disebabkan karena meskipun koperasi tersebut memiliki banyak anggota dan simpanan yang digunakan untuk modal pinjaman, akan tetapi pinjaman yang diberikan tersebut banyak yang bermasalah atau tidak terbayarkan sehingga untuk menutupi kendala tersebut perusahaan mengambil kebijakan dengan memotong SHU dari para anggota. Untuk itu, dapat diambil benang merah bahwa banyaknya jumlah anggota belum tentu akan semakin meningkatkan jumlah SHU anggota jika perusahaan tidak mampu mengontrol aktivitas yang dilakukan. Hasil tersebut tidak dapat mendukung teori yang dikemukakan oleh Kertasapoetra 1993: 153 yang menyatakan bahwa dalam usaha pemupukan modal koperasi merupakan suatu cara yang baik untuk mengajak para anggota untuk meningkatkan jumlah

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012-2015

0 3 13

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012-2015

1 16 103

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KABUPATEN SUKOHARJO Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kabupaten Sukoharjo.

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kabupaten Sukoharjo.

0 1 8

ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI DAERAH SUKOHARJO Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kabupaten Sukoharjo.

0 3 17

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA DI KABUPATEN SUKOHARJO Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sukoharjo.

0 1 18

PENDAHULUAN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sukoharjo.

0 2 9

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA DI KABUPATEN SUKOHARJO Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

2014 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI DI TAHUN 2012

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI WARU BUANA PUTRA DI SIDOARJO SKRIPSI

0 1 22