Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

13

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Koperasi

2.2.1.1. Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti bekerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu definisi koperasi dapat diberikan sebagai suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya Chaniago, 1987: 1. Berdasarkan Undang-Undang Koperasi No.12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yang dimaksud dengan Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandasakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

2.2.1.2. Landasan Koperasi

Landasan Koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya di dalam sistem perekonomian Indonesia. 14 Sebagaimana telah dijelaskan dalam pasal 2 Undang-Undang Perkoperasian No.251992 bahwa koperasi Indonesia mempunyai landasan: a. Landasan Idiil Landasan Idiil Koperasi adalah Pancasaila, karena Pancasila adalah falsafah Negara dan sudah menjadi pedoman hidup seluruh rakyat Indonesia. b. Landasan Struktural dan Gerak Landasan Struktural Koperasi adalah Undang-Undang Dasar 1945 dan landasan geraknya adalah pasal 33 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 beserta penjelasannya. c. Landasan Mental Dalam Undang-Undang Koperasi No.12 tahun 1967 ditegaskan bahwa landasan mental koperasi adalah setia kawan dan kesadaran pribadi Chaniago, 1987: 18-20.

2.2.1.3. Tujuan Koperasi

Menurut Undang-undang Perkoperasian No.25 Tahun 1992 pasal 3 disebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan pasal 3 UU No.25 tahun 1992 itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan Koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal sebagai berikut : 1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya. 2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat 3. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional Baswir, 1997: 48. 15

2.2.1.4. Jenis Koperasi

Berdasarkan bidang usahanya, koperasi dapat digolongkan ke dalam beberapa sub golongan sebagai berikut: 1. Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyediaan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya. 2. Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang kegiatan utamanya melakukan pemroses bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. 3. Koperasi Pemasaran Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang dihasilkannya. 4. Koperasi Kredit Koperasi kredit atau simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada anggota-anggota yang memerlukan bantuan modal. Berdasarkan daerah kerja, koperasi dapat digolongkan atas beberapa golongan sebagai berikut : 1. Koperasi Primer Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang, dan biasanya didirikan pada lingkup kesatuan wilayah terkecil tertentu. 16 2. Koperasi Pusat Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi primer, yang biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa koperasi primer dalam lingkup suatu wilayah tertentu. 3. Koperasi Gabungan Koperasi gabungan hampir sama dengan koperasi pusat. Sebagaimana halnya koperasi pusat, koperasi gabungan tidak beranggotakan orang-orang, melainkan beranggotakan koperasi-koperasi pusat yang berasal dari suatu wilayah tertentu. 4. Koperasi Induk Koperasi induk adalah koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi pusat atau gabungan, yang berkedudukan di ibu kota Negara. Fungsi koperasi induk biasanya adalah sebagai penyambung lidah koperasi-koperasi yang menjadi anggotanya, dalam berhubungan dengan lembaga-lembaga nasional yang terkait dengan pembinaan koperasi, koperasi sejenis di Negara lain, ataupun dengan asosiasi-asosiasi pengusaha pada tingkat nasional dan internasional. Berdasarkan jenis komoditi, koperasi dibedakan atas beberapa sub golongan sebagai berikut : 1. Koperasi Ekstraktif Koperasi ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usaha dengan menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber-sumber alam tersebut. 17 2. Koperasi Pertanian dan Peternakan Koperasi pertanian adalah koperasi yang melakukan usaha sehubungan dengan komoditi pertanian tertentu. Sedangkan koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi peternakan tertentu. 3. Koperasi Industri dan Kerajinan Koperasi industri atau kerajinan adalah jenis koperasi yang melakukan usahanya dalam bidang industri atau kerajinan tertentu. 4. Koperasi Jasa-Jasa Koperasi jasa-jasa hampir sama dengan koperasi industri. Biasanya adalah bahwa koperasi jasa merupakan koperasi yang mengkhususkan usahanya dalam memproduksi dan memasarkan kegiatan jasa tertentu. Berdasarkan profesi anggotanya, koperasi dibedakan atas : 1. Koperasi Karyawan 2. Koperasi Pegawai 3. Koperasi Angkatan Darat 4. Koperasi Mahasiswa 5. Koperasi Pedagang Pasar 6. Koperasi Veteran Republik Indonesia 7. Koperasi Nelayan dan lain sebagainya. Baswir, 1987: 98-102

2.2.1.5. Prinsip Koperasi

Menurut Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1992 pasal 5 ayat 1 dan 2 bahwa koperasi melaksanakan prinsipnya sebagai berikut : 18 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. 3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian.

2.2.1.6. Fungsi dan Peran Koperasi

Sebagaimana dikemukakan di dalam pasal 4 Undang-Undang No.25 Tahun 1992, fungsi dan peran Koperasi Indonesia dalam garis besarnya adalah sebagai berikut: 1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai soko-gurunya. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. 19

2.2.2. Struktur Organisasi Koperasi

2.2.2.1. Pengertian Struktur Organisasi

Struktur kata lainnya adalah badan atau susunan. Sedangkan istilah organisasi berasal dari perkataan Yunani “Organon” yang berarti alat atau perkakas. Dengan demikian organisasai dapat diartikan sebagai suatu alat yang digunakan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai suatu susunan dari alat-alat yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan Edilius, 2002:83.

2.2.2.2. Struktur Organisasi Koperasi

Perangkat organisasi koperasi terdiri dari: Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas, sedangkan unsur lain yang melengkapi organisasi koperasi adalah: unsur penasehat, unsur pelaksana, manajer dan karyawan-karyawan koperasi. a. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Tetapi bukan berarti rapat anggota bersifat tak terbatas. Kekuasaan tertinggi suatu rapat anggota tetap ada batasnya yaitu prinsip koperasi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga jika misalnya rapat anggota mengambil keputusan yang bertentangan dengan prinsip koperasi dan perundang-undangan yang berlaku maka keputusan itu akan gugur. 20 b. Pengurus Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial. Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa. c. Pengawas Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam anggaran dasar. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. d. Manajer Manajer adalah pemimpin dari semua karyawan yang dimiliki oleh koperasi yang diserahi tugas dan tanggung jawab oleh pengurus. Tugas manajer adalah pengelola dan menjalankan usaha koperasi sebagai organisasi ekonomi. Sumarsono, 2003: 25-67

2.2.3. Akuntansi untuk Koperasi

2.2.3.1. Pengertian Akuntansi

Pengertian akuntansi dapat dikemukakan melalui dua pendekatan, yaitu dari segi fungsi dan segi proses. Dilihat dari segi fungsinya, akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan 21 dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi dan keputusan kredit oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya usaha. Sedangkan jika ditinjau dari segi prosesnya, akuntansi adalah suatu teknik mencatat, menggolong-golongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan serta menyajikan hasil usahanya melalui laporan keuangan serta mengintepretasikan data-data finansial yang disajikan di dalam laporan keuangan. Dari pengertian-pengertian akuntansi di atas dapat disimpulkan bahwa peranan akuntansi dalam pengelolaan suatu organisasi atau perusahaan pada dasarnya adalah membantu organisasi atau perusahaan itu, yaitu dalam menyajikan informasi keuangan yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan-keputusan ekonomi oleh berbagai pihak yang terkait dengan organisasi atau perusahaan tersebut Baswir, 2000: 181.

2.2.3.2. Pengertian Akuntansi untuk Koperasi

Meskipun koperasi adalah organisasi yang berwatak sosial, tapi memerlukan juga jasa akuntan baik untuk mengolah data-data keuangan guna menghasilkan informasi keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi maupun untuk meningkatkan mutu pengawasan terhadap praktik pengelolaan usahanya. Proses akuntansi di dalam koperasi pada dasarnya mempunyai tahapan yang sama dengan akuntansi perusahaan pada umumnya. 22 Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pencatatan Mencatat transaksi-transaksi keuangan yang terjadi di kopersi yang bersangkutan dengan aktiva, utang, modal, pendapatan maupun biaya. Untuk mempermudah koperasi dalam melakukan pencatatan, biasanya digunakan buku jurnal. Sedangkan yang dimaksud buku jurnal adalah merupakan catatan berupa pendebitan dan pengkreditan dari transaksi-transaksi secara kronologis beserta penjelasan-penjelasan yang diperlukan dari transaksi-transaksi tersebut. 2. Penggolongan Penggolongan dilakukan dengan cara mengeposkan, yaitu proses pemindahan catatan yang telah dilakukan di dalam jurnal ke dalam buku besar. Sedangkan yang dimaksud dengan buku besar adalah merupakan kumpulan dan kesatuan rekening yang klasifikasinya didasarkan pada kepentingan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan. 3. Peringkasan Setiap akhir periode, koperasi menyusun neraca saldo sebagai alat bantu dalam penyuusunan laporan keuangan. Neraca saldo tersebut merupakan daftar saldo rekening yang terdapat dalam buku besar. 4. Penyusunan Laporan Keuangan Tahap akhir dari proses akuntansi adalah penyususnan laporan keuangan, dimulai dengan pembuatan jurnal penyesuaian, menyusun neraca lajur dan 23 memisahkan rekening-rekening ke dalam neraca dan laporan rugi laba. Setelah itu memindahkan laba atau rugi ke dalam laporan perubahan modal. Baswir, 2000: 184

2.2.4. Laporan Keuangan Koperasi

2.2.4.1. Pengertian Laporan Keuangan

Adapun pengertian laporan keuangan menurut Baridwan 1997: 17 merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002: 2 laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan koperasi yang umum disajikan adalah Laporan Sisa Hasil Usaha dan Neraca. Laporan Sisa Hasil Usaha menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai koperasi dalam satu periode operasi. Sedangkan neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan yaitu aktiva, utang dan modal koperasi pada saat tertentu.

2.2.4.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan koperasi sepertiyang tercantum dalam buku Akuntansi untuk Koperasi Tunggal, 1995: 42-44 adalah : 24 1. Relevan Dalam mempertimbangkan relevansi suatu informasi yang bertujuan umum general purpose information, perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak tertentu, dengan demikian suatu informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk kegunaan khusus tertentu, sementara kecil sekali relevansi bagi kegunaan yang lain. 2. Dapat dimengerti Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai. 3. Daya uji Veriability Untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independent dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. 4. Netral Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan. 25 5. Tepat waktu Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. 6. Daya banding comparability Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan dengan laporan perusahaan lainnya pada periode yang sama. 7. Lengkap Informasi akuntansi yang lengkap meliputi data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif diatas, dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan.

2.2.4.3. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan koperasi dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya untuk : 1. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi. 2. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan sisa hasil usaha dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukuran. 3. Mengetahui sumber daya ekonomi yang dimiliki koperasi kewajiban. 4. Mengetahui transakasi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih, dalam suatu periode, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota. 26 5. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas solvabilitas koperasi. Tunggal, 1995: 98

2.2.4.4. Unsur-unsur Laporan Keuangan

Berdasarkan pernyataan yang tercantum di dalam Standar Akuntansi Keuangan No 27 2002: 27.12, koperasi mempunyai unsur-unsur laporan keuangan yang meliputi : 1. Neraca Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. 2. Perhitungan hasil usaha Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha juga menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. 3. Laporan arus kas Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu. 4. Laporan promosi ekonomi anggota Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. 27 5. Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat tentang perlakuan akuntansi dan pengungkapan informasi lainnya.

2.2.4.5. Pemakai Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan terdiri dari: 1. Pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota itu sendiri beserta pejabat koperasi. 2. Pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi, diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank, kreditur, dan kantor pajak. Tunggal,1995: 46

2.2.4.6. Proses Penyusunan Laporan Keuangan

Setelah tahun buku koperasi ditutup, paling lambat 1 satu bulan sebelum diselenggrakan rapat anggota tahunan, pengurus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya : 1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan hasil usaha dari tahun yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut. 2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai. Melalui proses penyususnan laporan keuangan koperasi dan dimulai dari proses akuntansi yang berupa : 28 a. Pencatatan dan penggolongan Yaitu bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Untuk transaksi- transaksi yang sama yang sering terjadi dicatat dalam buku jurnal spesial. b. Peringkasan Yaitu transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal, setiap bulan atau periode yang lain diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar. c. Pelaporan Yaitu data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, perhitungan hasil usaha, laporan hasil usaha tidak dapat dibagi dan laporan perubahan posisi keuangan. d. Analisa data keuangan dari koperasi yang bersangkutan yaitu untuk mengetahui posisi keuangan tercermin pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada perhitungan hasil usaha. 29 Bukti Kas Bukti Dokumen Gambar 2.1. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi Pendukung Masuk Bukti Dokumen Pendukung Bukti Kas Keluar Jurnal Kas Bukti Dokumen Pendukung Bukti Pembelian Kredit Buku Neraca Lajur Bukti Dokumen Pendukung Bukti Dokumen Pendukung Bukti Umum Bukti Penjualan Kredit Jurnal Memorial Jurnal Penjualan Besar Buku Pembantu Daftar Saldo Sebagai Lampiran Neraca Laporan Keuangan  Neraca  Perhitungan LR  Penjelasan Neraca  Penjelasan Perhit LR = Widjaja Tunggal. 1995:47 30 Gambar 2.2 Contoh Penyajian Laporan Neraca KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT NERACA 31 Desember 20X1 dan 20X0 ASET 20X1 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X0 SET LANCAR Rp Rp KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Rp Rp kas dan Bank xxx Xxx utang usaha xxx xxx Investasi Jangka Panjang xxx Xxx utang bank xxx xxx Piutang Usaha xxx Xxx utang pajak xxx xxx piutang Pinjaman Anggota xxx Xxx utang simpanan anggota xxx xxx Piutang Pinjaman Non Anggota xxx Xxx utang dana bagian SHU xxx xxx Piutang Lain-lain xxx Xxx utang jangka panjang Peny Piutang tidak tertagih xxx Xxx akan jatuh tempo xxx xxx Persediaan xxx Xxx biaya harus dibayar xxx xxx Pendapatan akan diterima xxx Xxx jumlah kewajiban jangka pendek xxx xxx Jumlah Aset Lancar xxx Xxx INVESTASI JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Penyertaan pada koperasi xxx Xxx utang bank xxx xxx Penyertaan pada non koperasi xxx Xxx utang jangka panjang lainnya xxx xxx Jumlah Investasi Jangka Panjang xxx Xxx jumlah kew jangka panjang xxx xxx ASET TETAP EKUITAS Tanah hak atas tanah xxx Xxx simpanan wajib xxx xxx Mesin xxx Xxx simpanan pokok xxx xxx Investasi xxx Xxx modal penyertaan Akumulasi Penyusutan xxx Xxx partisipasi anggota xxx xxx Jumlah Aktiva Tetap xxx Xxx modal penyertaan xxx xxx modal sumbangan xxx xxx ASET LAIN-LAIN cadangan xxx xxx Ak Tetap dalam Kontruksi xxx Xxx SHU belum dibagi xxx xxx Beban Ditangguhkan xxx Xxx jumlah ekuitas xxx xxx Jumlah Aset Lain-lain xxx Xxx JUMLAH ASET xxx Xxx jumlah kewajiban dan ekuitas xxx xxx PSAK, 2007: 27.11 31 Gambar 2.3 Contoh Penyajian Laporan Perhitungan SHU KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN HASIL USAHA Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0 20X1 20X0 PARISIPASI ANGGOTA Rp Rp Partisipasi bruto anggaran xxx xxx Beban pokok xxx xxx Partisipasi neto anggaran xxx xxx PENDAPATAN DARI NON ANGGOTA Penjualan xxx xxx Harga pokok xxx xxx LabaRugi kotor dengan non-anggota xxx xxx Sisa Hasil Usaha xxx xxx BEBAN OPERASI Beban usaha xxx xxx Sisa Hasil Usaha Koperasi xxx xxx Beban Perkoperasian xxx xxx Sisa Hasil Usaha setelah beban perkoperasian xxx xxx Pendapatan dan beban lain-lain xxx xxx Sisa Hasil Usaha sebelum pos-pos luar biasa xxx xxx Pendapatan dan beban luar biasa xxx xxx Sisa Hasil Usaha sebelum pajak xxx xxx Pajak Penghasilan xxx xxx Sisa Hasil Usaha Setelah pajak xxx xxx PSAK, 2007: 27.12 32

2.2.5. Sisa Hasil Usaha

2.2.5.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha

Menurut UU Koperasi No. 25 Tahun 1992, sisa hasil usaha mempunyai arti sebagai berikut : 1. Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. 2. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi. Sesuai dengan keputusan rapat anggota. 3. Besarnya pemupukan dan cadangan diterapkan dalam rapat anggota.

2.2.5.2. Pembagian Sisa Hasil Usaha

Menurut UU Koperasi No. 21 Tahun 1992, pembagian sisa hasil usaha kepada anggota standing dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Bab XVIII , pasal 45 ayat 2 Koperasi “Waru Buana Putra”, Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota , anggota luar biasa dan non anggota dibagi sebagai berikut : 33 a. 40 untuk Dana Cadangan b. 20 untuk anggotaanggota luar biasa sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggotaanggota luar biasa. c. 15 untuk anggotaanggota luar biasa menurut perbandingan simpanannya dengan ketentuan tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar. d. 10 untuk Dana Pengurus. e. 5 untuk Dana Karyawan. f. 5 untuk Dana Pendidikan Koperasi. g. 2,5 untuk Dana Pembangunan Daerah Kerja. h. 2,5 untuk Dana Sosial.

2.2.6. Jumlah Anggota Koperasi

Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU Koperasi No. 25 Tahun 1992, suatu koperasi dapat di bentuk apabila memili anggota paling sedikit 20 dua puluh orang anggota. Jadi pada saat pendirian koperasi jumlah anggotanya tidak kurang dari 20 orang. Hal ini tidak berarti bahwa jumlah anggota sebuah koperasi hanya dibatas pad anggota yang 20 orang itu karena keanggotan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

2.2.7. Jumlah Pinjaman Anggota

Jumlah pinjaman yang dapat diberikan oleh koperasi kepada anggota berbeda-beda sesuai dengan keadaan keuangan koperasi saat itu. Dalam memberikan pinjaman atau kredit, koperasi memerlukan modal. Modal koperasi 34 yang utama adalah simpanan dari anggota sendiri. Dari uang simpanan itulah koperasi kemudian menyalurkan kredit kepada para anggotanya. Agar tidak memberatkan para anggotnya, pengurus koperasi harus cermat menetapkan tingkat suku bunga pinjaman yang sesuai dengan daya jangkau para anggotanya pada umumnya. Selain itu, pengurus koperasi harus mengupayakan agar pinjaman itu benar-benar memberikan manfaat. Sedangkan pengertian tersendiri dari koperasi simpan pinjam yang ditemukan oleh Anoraga 2002: 21 adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan para anggota secara terus menerus untuk kemudian di pinjamkan kepada para anggotanya secara mudah murah dan cepat untuk tujuan produktif dan kesejahterahan. Untuk memperbesar modal koperasi, maka ada sebagian keuntungan yang tidak dibagikan kepada para anggota dan dijadikan cadangan penumpukan modal. Hal ini perlu dilakukan dengan tujuan dengan agar kemampuan memberikan kredit kepada para anggotanya semakin besar.

2.2.8. Jumlah Simpanan Anggota

Jenis simpanan yang diserahkan oleh anggota kepada koperasi dari : 1. Simpanan pokok Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu seseorang masuk menjadi anggota koperasi tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota. 35 2. Simpanan wajib Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu, dimana jumlahnya tidak harus sama untuk masing-masing anggota. 3. Simpanan sukarela Simpanan sukarela ini diadakan oleh anggota atas dasar sukarela atau berdasarkan perjanjian – perjanjian atau peraturan – peraturan khusus. Hendrojogi, 2004: 193 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak anggota yang berhasil dihimpun oleh koperasi maka jumlah simpanan anggota akan semakin bertambah, sehingga dapat meningkatkan jumlah modal pada koperasi tersebut.

2.2.9. Tambahan Modal Koperasi

2.2.9.1. Pengertian Modal

Pengertian modal yang dikemukakan oleh Tunggal 1995: 31, modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Baridwan 1997: 25, modal adalah perbedaan antar aktiva dengan utang dan merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik. Dalam perusahaan perseorangan, modal ditunjukan dalam satu rekening yang diberi nama modal. Dalam perusahaan yang berbentuk firma, modal ditunjukan dalam rekening modal masing-masing anggota. 36 Modal yang diperoleh koperasi hendaknya didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan para anggota koperasi sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan koperasi tersebut. Sedangkan pengertian tambahan modal menurut pasal 41 ayat 1 UU Koperasi No. 25 Tahun 1992, menyatakan bahwa modal dala koperasi dapat berasal dari modal itu sendiri dan modal pinjaman. Disamping itu tambahan modal koperasi juga dapat berasal dari modal penyertaan seperti yang tercantum dalam pasal 41 UU Koperasi No. 25 Tahun 1992.

2.2.9.2. Karakteristik Modal Koperasi

Beberapa karakteristik modal koperasi adalah sebagai berikut: 1. Modal Sendiri koperasi Modal sendiri koperasi bersumber dari : a. Simpanan pokok anggota, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh masing-masin anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Sifatnya permanen, artinya tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. b. Simpanan wajib, yaitu sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama banyaknya, yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada periode tertentu. Simpanan ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. c. Dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha dan dicadangkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. 37 d. Donasi atau hibah, yaitu sejumlah uang atau barang dengan nilai tertentu yang disumbangakan oleh pihak ketiga, tanpa ada suatu ikatan atau kewajiban koperasi bila diperlukan. 2. Modal pinjaman atau modal luar, bersumber dari : a. Anggota, yaitu pinjaman dari anggota ataupun calon anggota koperasi yang bersangkutan. b. Koperasi lainnya anggotanya, pinjaman dari koperasi lainnya danatau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerja sama antara koperasi. c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku. d. Penerbitan obligasi atau surat hutang lainnya, yaitu dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasarkan ketentuan perundang – undangan yang berlaku. e. Sumber lain yang sah, pinjaman yang diperoleh dari bukan anggota yang dilakukan tanpa melalui penawaran secara umum. Sitio, 2001: 84

2.2.10. Pengaruh Jumlah Anggota Koperasi terhadap Sisa Hasil Usaha

Dengan semakin banyak jumlah anggota koperasi maka akan semakin banyak pula simpanan yang diperoleh dimana simpanan tersebut akan digunakan oleh koperasi sebagai modal untuk menjalankan kegiatannya. Sehingga semakin banyak simpanan maka akan semakin banyak pula kegiatan yang dijalankan 38 koperasi yang dapat mempengaruhi peningkatan sisa hasil usaha yang akan diperoleh koperasi. Menurut Kertasapoetra 1993: 153 dalam usaha pemupukan modal koperasi merupakan suatu cara yang baik untuk mengajak para anggota untuk meningkatkan jumlah simpanannya. Bertambahnya jumlah anggota dapat meningkatkan modal. Peningkatan modal juga dapat berasal dari simpanan sukarela, simpanan berjangka dan kewajiban lain. Dengan semakin bertambahnya modal, jumlah peminjam yang dilayani semakin banyak nantinya yang akan meningkatkan sisa hasil usaha yang didapat dari kegiatan koperasi tersebut.

2.2.11. Pengaruh Jumlah Pinjaman terhadap sisa Hasil Usaha

Menurut Undang-Undang Koperasi No 25 Tahun 1992 Bab IX, Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh selama satu tahun buku setelah dikurangi penyusutan serta biaya-biaya untuk tahun yang bersangkutan. Dengan bertambahnya jumlah anggota yang meminjam dapat meningkatkan sisa hasil usaha, karena sisa hasil usaha adalah usaha yang didapat dari anggota. Apabila jumlah anggota yang meminjam mengalami kenaikan maka akan mengakibatkan kenaikan sisa hasil usaha demikian pula sebaliknya. 39

2.2.12. Pengaruh Jumlah Simpanan terhadap Sisa Hasil Usaha

Simpanan para anggota koperasi merupakan satu komponen yang turut serta menentukan kegiatan perkoperasian. Dengan bertambahnya jumlah anggota maka jumlah yang berhasil dihimpun oleh koperasi bertambah besar pula dan semua akan meningkatkan modal koperasi. Hal ini akan membawa dampak yang sangat menguntungkan terutama pada sisa hasil usaha.

2.2.13. Pengaruh Tambahan Modal terhadap Sisa Hasil Usaha

Dengan bertambahnya anggota dapat meningkatkan modal. Menurut PSAK 2002: 27.4 tambahan modal koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan dan sisa hasil usaha yang didapat dari kegiatan koperasi tersebut.

2.2.14. Kerangka Pikir

Penelitian yang dilakukan ini pada dasarnya merupakan pengembangan terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan perkembangan dari teori-teori dengan mengikuti premis-premis sebagai berikut : a. Premis 1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor jumlah anggota koperasi, volume usaha, jumlah simpanan dan jumlah hutang mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha. Iromani, 1997. 40 b. Premis 2 Secara keseluruhan simultan variabel modal dan transaksi anggota memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha. Engelin, 2006. c. Premis 3 Bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara jumlah anggota, jumlah simpanan dan jumlah pinjaman terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha. Diantara ketiga faktor tersebut, jumlah simpanan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha mafluchatim, 2005. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan dari teori yang ada, maka dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut Variabel Bebas Variabel Terikat Jumlah Anggota Gambar 2.4. Diagram Kerangka Pikir X 1 Sisa Hasil Usaha Y Jumlah Pinjaman Anggota X 2 Jumlah Simpanan Anggota X 3 Regresi Linier Berganda Tambahan Modal X 4 41 Dengan adanya permasalahan diatas maka dapat diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut : H 1 : Diduga bahwa jumlah anggota koperasi, jumlah pinjaman, jumlah simpanan dan tambahan modal mempunyai pengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra”. H 2 : Diduga bahwa jumlah anggota mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Sisa Hasil Usaha pada Koperasi “Waru Buana Putra”.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha sebagai variabel terikat, sedangkan untuk variabel-variabel bebasnya adalah : a. Jumlah anggota X 1 b. Jumlah Pinjaman X 2 c. Jumlah Simpanan X 3 d. Tambahan Modal X 4 Definisi operasional variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Terikat Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha Y. Dimana memperolehnya dengan menggabungkan pendapatan usaha dan pendapatan non usaha dikurangkan dengan biaya – biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. 2. Variabel Bebas Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi empat variabel, yaitu : 41

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012-2015

0 3 13

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012-2015

1 16 103

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KABUPATEN SUKOHARJO Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kabupaten Sukoharjo.

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kabupaten Sukoharjo.

0 1 8

ANALISIS FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SIMPAN PINJAM DI DAERAH SUKOHARJO Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam Di Kabupaten Sukoharjo.

0 3 17

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA DI KABUPATEN SUKOHARJO Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sukoharjo.

0 1 18

PENDAHULUAN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sukoharjo.

0 2 9

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA DI KABUPATEN SUKOHARJO Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

2014 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI DI TAHUN 2012

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI WARU BUANA PUTRA DI SIDOARJO SKRIPSI

0 1 22