Mewujudkan Keseimbangan PEMBERIAN PERESEMBAHAN UNTUK ORANG-ORANG KRISTEN YAHUDI DI

Kata proh,|rhtai atau proaire,mai memiliki arti mengambil keputusan, kata proh,|rhtai hanya pada ayat ini digunakan dalam seluruh Perjanjian Baru dan berbentuk waktu lampau perfek-pro h,|rhtai, yang menandakan bahwa suatu proses berlangsung lama. 31 Artinya, hendaklah masing- masing anggota dalam kelompok jemaat memberi sebanyak yang telah ditentukan oleh hati mereka. Pemberian persembahan ini bukanlah dasar atau prasyarat untuk kasih Allah, tetapi merupakan jawaban manusia atas kasih Allah yang diterimanya melalui karya keselamatan Kristus. Memberi dengan sukacita dan sukarela, sebagai reaksi terhadap pemberian kasih Allah yang begitu besar adalah motivasi utama orang-orang Kristen Yahudi di Korintus yang ikut dalam pengumpulan persembahan. 32 Dalam teks ini, agape menjadi konkret dan bahkan dapat dibuktikan. Bagi Paulus, kasih Allah dalam Yesus Kristus bukanlah sejenis perasaan, melainkan dapat dipengang atau dialami secara konkret dalam aksi pelayanan kasih terhadap sesama yang menderita yaitu jemaat Kristen di Yerusalem. 33

3.2.2. Mewujudkan Keseimbangan

Paulus mengingatkan orang-orang kristen Korintus bahwa mereka sudah pernah sukarela berperan dalam karya pengumpulan sumbangan dan pelaksanaan sumbangan tersebut harus berpedoman pada pola keseimbangan yang menjembatani kesenjangan antara jemaat yang kaya dan yang miskin agar kelebihan turut mencukupkan yang berkekurangan. Penjelasan keseimbangan terdapat dalam ayat 7-12 merupakan sudut pandang dari si pemberi yang bersukacita kepada Allah dan dari beberapa ayat inilah maka ada dua hal yang sangat penting dalam Keseimbangan antara lain: Pertama, keseimbangan antara kelebihan dan kekurangan jemaat Korintus Dalam kehidupan jemaat Korintus terdapat kesenjangan sosial sangat nampak, dimana masyarakat Korintus terobsesi dengan tingkat sosial dan status seseorang yang ditandai oleh sistem hierarki yang tajam dan perbedaan status yang jelas antara kelompok minoritas yaitu kaum elite dan kelompok mayoritas yaitu orang banyak. Kelompok sosial elite selalu memastikan bahwa tingkat sosial yang tajam tetap dipelihara dan dilaksanakan. Hierarki sosial juga ditekankan dan dinyatakan dalam kehidupan politik dan keagamaan juga dalam kegiatan- kegiatan publik. Tingkat sosial diperlihatkan dengan berbagai cara dalam hidup sehari-hari, 31 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 92-93. 32 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 92-93. 33 Pfitzner, Kekuatan Dalam Kelemahan, 122. misalnya dalam pakaian yang dikenakan dan tempat duduk umum. Semua orang dari berbagai kelas sosial diharapkan untuk mengetahui tempatnya masing-masing dan berperilaku sesuai dengan kelas sosialnya. Kehidupan seperti inilah yang mereka jalani sehingga membuat mereka melupakan tugas dan tangung jawab mereka dalam menjalankan kehidupan mereka sebagai orang Kristen. Oleh karena itu, Pemberian persembahan yang diajarkan Paulus memberikan nasihat bagi kehidupan bangsa Kristen Yahudi Korintus untuk lebih memperhatikan sesama jemaat Korintus yang membutuhkan pertolongan. 34 Kehidupan jemaat Korintus yang selalu mementingkan tingkat sosial, jabatan atau menguntungkan pribadi masing-masing tanpa melihat bahwa saudara-saudara seimannya di Korintus banyak membutuhkan pertolongan juga ditegur oleh Paulus melalui 2 Korintus 9:7 yang dalam terjemahan harafia dari bahasa Yunaninya ialah e[kastoj kaqw.j proh,|rhtai th| kardi,a|. 35 Kalimat kardi,a yang artinya “hati” dianggap sebagai pusat keinginan, tempat utama kegiatan-kegiatan pemikiran dan pilihan-pilihan atau pertimbangan-pertimbangan moral. Dalam terjemahan TB kalimat memberikan merupakan kalimat tambahan untuk menjelaskan apa yang telah diputuskan dalam hati. Maka itu, Jemaat Kristen Yahudi di Korintus diberikan nasihat oleh Paulus untuk memberikan uang dengan kerelaan hati dan sesuai dengan keputusan hati. Pemberian yang penuh kerelaan adalah pemberian yang tidak memandang berapa besar atau jumlah persembahan yang diberikan apalagi dengan tingkatan sosial yang menjadi ketentuan, melainkan tanggung jawab untuk memberi sehingga dapat menolong sesama jemaat Kristen Yahudi di Korintus. Selain itu ayat ini juga mengingatkan orang-orang Korintus bahwa kesediaan mereka untuk menyumbang secara sukarela adalah hakiki, bukan hanya tambahan. 36 Ayat 12 merupakan ayat yang dimulai dengan defenisi persembahan yaitu istilah yang dalam bahasa Yunaninya: o[ti h` diakoni,a thj leitourgi,aj. Istilah ini memiliki dua aspek yaitu diakoni,a dan leitourgi,aj, yang menyatakan dua aspek pengumpulan sumbangan Paulus. Diakonia, yaitu pelayanan yang menekankan aspek materi untuk menciptakan kekurangan orang- orang kudus. leitourgi,aj dalam masyarakat helenis berarti suatu sumbangan untuk kepentingan umum. Jadi, pemberian persembahan yang diberikan adalah pemberian persembahan yang melayani dan pemberian persembahan yang berkenan dihadapan Allah bukan menurut besar jumlahnya pemberian, melainkan menurut kerelaan hati penderma dan kesediaan yang 34 Malik, Kesatuan Dalam Keragaman, 18. 35 Omanson dan Ellington, Pedoman Penafsiran Alkitab, 199. 36 Tafsiran Alkitab Perjanjian Baru, 310-311. bertanggung jawab. Paulus mengartikan pengumpulan sumbangan sebagai pengumpulan persembahan untuk Allah, sebagaimana disebutkan bahwa pemberian persembahaan terselenggara dalam kerelaaan hati dan bukan atas perintah, melainkan berdasarkan kesediaan yang bertangung jawab. Kedua, keseimbangan antara jemaat Kristen Yahudi Korintus dan Yerusalem Pemberian persembahan yang diberikan jemaat Korintus membawa keseimbangan dalam kehidupan jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem dalam ucapan syukur kepada Allah, maksudnya adalah dengan pemberian yang diberikan ada ucapan syukur yang dinaikan oleh jemaat Yerusalem begitu juga dengan jemaat Korintus yang telah membantu jemaat Yerusalem akan memperolah Kasih Karunia Allah. Jadi dapat dikatakan bahwa pemberian persembahan yang diberikan jemaat Korintus juga membawa keseimbangan bagi kedua jemaat. Paulus dengan sengaja memakai kata Ca,rij sebagai ganti euvlogi,aij untuk menekankan bahwa tindakan pemberian manusia mengalami kehadiran Allah yang membuatnya melakukan suatu karya yang baik. 37 Pola hidup berkecukupan yang dalam bahasa Yunani Yaitu auvta,rkeian yang artinya mencukupi keperluan sendiri mendapat suatu tekanan yang khusus dalam ayat 8 merupakan ayat yang mejelaskan tentang hidup yang berkecukupan di dalam kedua jemaat tersebut. Istilah auvta,rkeian sebagai suatu prinsip melakukan hidup, sangat terkenal pada masyarakat Yunani kuno dan auvta,rkeian memiliki arti kemandirian. 38 Orang-orang Kristen Korintus memahami bahwa hidup mereka diperkaya dengan berbagai karunia secara berkelebihan dan hidup dengan berkecukupan akan terus melibatkan diri secara sukarela dalam karya pengumpulan sumbangan yang hasilnya akan diberikan kepada jemaat Kristen Yerusalem, agar mereka hidup berkecukupan. Dengan berbuat demikian, terjadilah keseimbangan. Di sisi lain Paulus tidak mengehendaki orang-orang Kristen Korintus mendapat kesusahan akibat pemberian sumbangan, walaupun jemaat di Yerusalem mendapat keringanan beban ekonomi. Hal ini bukan ketimpangan melainkan keseimbangan antara pemberi dan penerima. 39 Sehingga cukup adil untuk mempertahankan keseimbangan antara kelebihan jemaat Kristen Korintus dengan kekurangan di antara jemaat Kristen di Yerusalem. Keseimbangan bukanlah pertukaran antara benda dengan berkat rohani melainkan prinsip berbagi yang setara yang masuk akal, maksudnya adalah 37 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 64. 38 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 94-95. 39 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 68. pemberian persembahan yang tidak merugikan atau memberatkan pemberi sehingga menjadi kesulitan finansial atau kekurangan pada diri mereka sendiri. Dipihak lain, kiranya cukup adil untuk mempertahankan keseimbangan antara kelebihan orang-orang Korintus dengan kekurangan di antara orang-orang percaya di Yerusalem. Pemberian tidak masuk akal apabila para pemberinya sendiri menjadi miskin. 40 Konsep keseimbangan Paulus sangat kecil kemungkinan pada suatu saat akan mengajak orang-orang Kristen di Yerusalem untuk menyumbang orang-orang di Korintus. Sama halnya dengan berkat-berkat rohani yang hendak terus-menerus dibagikan dengan orang Kristen bukan Yahudi yang secara bergilir turut membantu Yerusalem dengan materi. Ayat 8 adalah suatu ungkapan formal menyangkut prinsip keseimbangan dan Paulus tidak berpikir entah dengan akan masa pelaksanaanya pada masa kini atau akan diteruskan pada masa yang akan datang. 41

3.2.3. Memberikan Keadilan