Memberikan Keadilan PEMBERIAN PERESEMBAHAN UNTUK ORANG-ORANG KRISTEN YAHUDI DI

pemberian persembahan yang tidak merugikan atau memberatkan pemberi sehingga menjadi kesulitan finansial atau kekurangan pada diri mereka sendiri. Dipihak lain, kiranya cukup adil untuk mempertahankan keseimbangan antara kelebihan orang-orang Korintus dengan kekurangan di antara orang-orang percaya di Yerusalem. Pemberian tidak masuk akal apabila para pemberinya sendiri menjadi miskin. 40 Konsep keseimbangan Paulus sangat kecil kemungkinan pada suatu saat akan mengajak orang-orang Kristen di Yerusalem untuk menyumbang orang-orang di Korintus. Sama halnya dengan berkat-berkat rohani yang hendak terus-menerus dibagikan dengan orang Kristen bukan Yahudi yang secara bergilir turut membantu Yerusalem dengan materi. Ayat 8 adalah suatu ungkapan formal menyangkut prinsip keseimbangan dan Paulus tidak berpikir entah dengan akan masa pelaksanaanya pada masa kini atau akan diteruskan pada masa yang akan datang. 41

3.2.3. Memberikan Keadilan

Menciptakan keadilan merupakan salah satu tugas yang dijalankan oleh Paulus dengan mengumpulkan persembahan di jemaat Korintus. Pada 2 Korintus 9: 9 yang menyatakan: kaqw.j ge,graptai\ evsko,rpisen e;dwken toij pe,nhsin h` dikaiosu,nh auvtou me,nei eivj to.n aivwnaÅ “seperti ada tertulis: Ia membagi- bagikan kepada orang miskin, kebenaranya tetap selamanya”. Paulus memperlihatkan bahwa Allah sendiri yang akan menujukan keadilannya didalam kehidupan jemaat Korintus dan Yerusalem melalui pemberian persembahan. Pertama, persembahan yang membawa keadilan dalam kehidupan Jemaat Korintus. Pemberian persembahan jemaat Korintus bagi jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem juga memiliki dampak bagi jemaat Korintus, dimana sebagai masyarakat yang sangat keras dalam sistem hierarki dan struktur kelas sosial yang dibuat oleh koloni kekaisaran Romawi telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Korintus maupun dalam kehidupan jemaat Gereja Korintus. Ketidakadilan moral yang terlihat dalam kehidupan Korintus menujukan bahwa tidak ada perlakukan seimbang antara hak dan kewajiban maka itu surat 2 Korintus 9 yang berisikan tentang bantuan persembahan yang tulis oleh rasul Paulus secara langsung menasehati kehidupan jemaat Korintus yang juga harus peduli terhadap kehidupan sesama jemaat Korintus dan kehidupan sosial mereka, dengan memberlakukan kasih karunia yang telah Allah berikan melalui kehidupan yang berkelimpahan dalam segi materi. 40 Pfitzner, Kekuatan dalam Kelemahan, 126. 41 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 71. Jemaat Korintus dimintai untuk memiliki kebajikan dalam memberikan persembahan kepada jemaat Yerusalem dan kebajikan yang dilakukan akan berkenan di hadapan Allah yang telah menganugerahkan kebenaran-Nya kepada umat-Nya. Memberikan keadilan merupakan suatu kepedulian bagi orang-orang miskin di jemaat Yerusalem agar hidup berkecukupan. Aksi pengumpulan persembahan yang diselengarakan oleh Paulus memiliki sistem keadilan di dalamnya dimana semua jemaat turut mengumpulkan persembahan sederajat, entah kaya atau miskin. 42 Perintah Paulus untuk menyelesaikan pengumpulan persembahan dengan kerelaan hati berdasarkan apa yang ada. Setiap pemberian akan diterima, bukan karena ukurannya, melainkan karena semangat dan kebenaran . Memberi secara Kristen bukanlah masalah paksaan “karena Allah mengasihi orang memberi dengan sukacita. Kemurahan tidak berarti memberikan berdasarkan apa yang tidak ada atau membuat janji-janji yang tidak dalam dipenuhi. Namun pemberian seseorang yang dilihat melalui hatinya. Kemurahan mengalir bukan dari banyaknya uang, melainkan dari hati yang penuh. Itulah sebabnya Paulus menggaris bawahi kebutuhan akan “kerelaan” namun demikian masih ada prinsip praktis lainnya yang berlaku bagi pemberian secara Kristen, yakni keadilan yang masuk akal. Tentu sama sekali tidak adil untuk memberikan keringanan bagi orang-orang lain sementara menyebabkan kesulitan finansial atau kekurangan. 43 Kedua, persembahan yang memberikan keadilan dalam kehidupan orang-orang Kudus di Yerusalem. Pemberian persembahan yang diberikan jemaat Korintus kepada jemaat Yerusalem juga memiliki dampak bagi kehidupan mereka tersendiri yaitu adanya suatu tindakan keadilan yang harus jemaat Yerusalem lakukan dalam kehidupan mereka. Keadilan yang harus mendatangkan keuntungan bagi sesama, bukan untuk keuntungan bagi diri sendiri di dalam kehidupan jemaat Yerusalem. Jemaat Yerusalem juga belajar menjadi jemaat yang memberikan dengan menggunakan hati mereka agar segala sesuatu yang mereka lakukan dapat medatangkan keadilan dan kesejahteraan. Dengan Kelebihan jemaat Korintus yang berlimpah-limpah hendaknya mengimbangi dan melengkapi kekurangan: kedua istilah yang menyangkut kondisi ekonomi yang berbeda dalam kedua jemaat itu. Jemaat Korintus membantu orang-orang Kristen di Yerusalem yang menderita secara material sehingga menciptakan keadilan antara jemaat-jemaat pemberi dan penerima dan kelurusan hati merupakan salah satu ciri khasnya. Dengan ucapan 42 Beyer dan Evalina, Memberi Dengan Sukacita, 104. 43 J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Korintus Kedua Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2003, 132-133. syukur kepada Tuhan, jemaat induk mengakui bahwa sumbangan dana yang disumbangkan dalam rasa persaudaran merupakan suatu bantuan yang sangat berarti. Selain dari itu, kegiatan pengumpulan sumbangan turut menggambarkan kesatuan gereja yang terdiri dari atas jemaat Kristen Yahudi dan bukan Yahudi, sekaligus mensyahkan karya pemberitaan Paulus yang menghasilkan banyak orang kafir percaya kepada Yesus Kristus sebagai penyelamat mereka. 44 Ucapan syukur yang dipanjatkan merupakan suatu bukti bahwa keadilan terjadi atas kedua belah pihak, dimana para penerima persembahan menganggap para dermawan selaku penerima-penerima juga, yaitu penerima kasih karunia yang akan dilimpahkan kepada mereka. Demikianlah orang Kristen Yerusalem yang telah menerima persembahan dari kalangan Kristen Yahudi ingin membuktikan kenyataan kasih karunia Allah dalam kehidupan mereka melalui ucapan syukur. Jadi, kedua belah jemaat Kristen mengalami dirinya sudah bertaut satu dengan yang lain. Dengan demikian anggota jemaat induk Yerusalem tertarik kepada orang-orang Kristen di Korintus untuk mengalami persekutuan yang mendatangkan keadilan. 45 Keadilan ini juga terlihat pada kemurahan hati dan ucapan syukur yang merupakan suatu tujuan yang di kejar oleh Paulus melalui karya pelayanan kasih itu. Paulus tidak mau “usaha yang telah dilakukannya” dalam hal keadilan bagi sesama untuk mempersatukan orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi menjadi percuma. Oleh karenanya, Paulus menyatakan keadilan melalui kedua jemaat Kristen itu untuk menciptakan keadilan dalam persekutuan mereka. Pasal 9:8-9 menyifatkan aksi pengumpulan persembahan sebagai tindakan kasih Allah yang mendatangkan keadilan, baik orang Kristen Yahudi Yerusalem dan orang-orang sebagai penerima, maupun orang Kristen Korintus sebagai pemberi. 46

3.2.4. Menjalin Persekutuan