Waktu dan Tempat Bahan Pengujian Alat Pengujian

Tabel 3.2 Format pengujian kecepatan terhadap putaran dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus Jenis Beban Pengemudi Kecepatan N Bahan Bakar kg kmjam rpm Hasil Pengukuran Premium 60 20 2003 30 2389 40 3175 50 3924 60 4792 70 5800 70 20 2057 30 2443 40 3249 50 4069 60 4884 70 5904 90 20 2141 30 2463 40 3348 50 4186 60 4975 70 5960 Pertamax Plus 60 20 2096 30 2275 40 3168 50 3995 60 4866 70 5747 70 20 2104 30 2394 40 3243 50 4080 60 4992 70 5803 90 20 2143 30 2438 40 3280 50 4173 60 5033 70 5811 4. Pengujian perbandingan udara dan bahan bakar kendaraan sesuai dengan putaran mesin yang sudah didapatkan dari pengujian sebelumnya dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus. 5. Mesin dibuka dan dipasang pada alat uji torsi untuk melakukan pengujian torsi 6. Alat uji torsi diseimbangkan dengan pemberian beban sebesar 2692 gram 7. Torsi diukur dengan variasi rpm yang sudah didapatkan dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus. 8. Mesin dibuka dan rasio kompresi dimodifikasi menjadi 11:1, kemudian prosedur pengambilan data diulang kembali dari awal. 9. Semua data dicatat dan dianalisis 10. Selesai

3.5. Bagan Alir Pengerjaan

Adapun prosedur dari pengerjaan dan pengujian yang dilakukan dalam skripsi ini dapat dilihat pada bagan alir berikut ini dapat dilihat pada bagan alir berikut ini Gambar 3.11 Bagan alir prosedur pengerjaan Mulai Survei Lapangan dan Studi Literatur Pemasangan Alat Pengadaan Alat dan Bahan Bakar Pengujian Kendaraan Selesai Variasi Bahan Bakar Modifikasi Rasio Kompresi

3.6. Modifikasi Rasio Kompresi

Untuk mendapatkan rasio kompresi yang diinginkan yaitu 11:1, maka mesin yang digunakan dimodifikasi dengan melakukan penggantian piston dan pengurangan packing pada cylinder block dan cylinder head. Gambar 3.12 Piston lama dan piston baru Perbedaan piston yang lama dengan yang baru adalah hanya pada ketinggian head pada piston dimana diameter dan tinggi pen piston adalah sama. Piston yang baru mempunyai head yang lebih tinggi daripada piston yang lama. Dengan hanya mengganti piston saja, rasio kompresi adalah bekisar 10 : 1. Oleh karena itu, dilakukan pengikisan packing pada cylinder blok dan cylinder head. Gambar 3.13 Pengikisan packing pada cylinder block Setelah dilakukan penggantian piston dan pengikisan packing, pengukuran rasio kompresi dilakukan dengan cara manual. Mesin yang akan diukur kompresinya, diletakkan dengan posisi vertikal tegak dalam keadaan piston berada dalam posisi TMA Titik Mati Atas. Kemudian, kepala silinder pada mesin dibuka agar dapat melapisi bagian celah piston dan linner pakai gemuk atau grease. Tujuannya, agar cairan di buret tidak tembus atau mengalir ke crankcase. Sehingga, cairan yang dimasukkan tetap berada di ruang bakar. Kemudian, langkah selanjutnya adalah melapisi bagian celah klep pada cylinder head pakai grease. Kemudian memasang kembali kepala silinder seperti halnya mesin siap pakai. Selanjutnya mengalirkan atau meneteskan cairan yang ada di dalam buret melalui ulir lubang busi di kepala silinder sampai ketinggian lubang ulir busi. Setelah itu, dapat dihitung berapa cc volume cairan yang terpakai untuk mengisi ruang bakar itu. Cairan yang terpakai untuk mengisi ruang bakar adalah cairan yang dimasukkan sampai ketinggian lubang ulir busi yaitu 12,8 cc dikurangi volume ulir pada busi sebesar 0,8 cc, sehingga didapat hasil 12,0 cc. Untuk menghitung rasio kompresinya adalah cairan yang terpakai untuk mengisi ruang bakar ditambah volume silinder total kemudian dibagi volume silinder total. Maka, didapat hasil rasio kompresi yaitu 11 : 1 . Gambar 3.14 Posisi mesin saat mengukur rasio kompresi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Performansi

Pengujian performansi ini dilakukan secara langsung dengan menggunakan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus, beban pengemudi dan kecepatan kendaraan dengan modifikasi rasio kompresi. Tabel 4.1 Hasil prediksi performansi mesin mobil hemat energi secara teoritis N RPM τ Nm hp bsfc gmkW-hr η t b 2000 4.138364 1.1622941 495.5170166 16.9584012 2500 4.981364 1.7488222 411.6602907 20.4128903 3000 5.747727 2.4214461 356.7722519 23.553335 3500 6.437455 3.1640229 318.5466535 26.3797352 4000 7.050545 3.9604096 290.8469445 28.8920909 4500 7.587 4.7944632 270.282009 31.0904022 5000 8.046818 5.6500409 254.8373228 32.974669 5500 8.43 6.5109995 243.2538081 34.5448913 6000 8.421181 7.0954777 243.5085583 34.5087517

4.1.1 Torsi

Berikut adalah data hasil pengujian torsi pada mesin sepeda motor dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus, beban dan kecepatan dengan modifikasi rasio kompresi Tabel 4.2 Hasil pengujian torsi terhadap putaran dengan variasi bahan bakar premium dan pertamax plus setelah modifikasi rasio kompresi Jenis Beban Pengemudi N t Bahan Bakar Kg Rpm Nm Hasil Pengukuran Premium 60 2003 5,1 2389 5,5 3175 6,5 3974 7,1 4792 7,7 5800 8,4 70 2057 5,1 2443 5,6 3249 6,5 4069 7,2 4884 7,8 5904 8,5 90 2141 5,2 2463 5,7 3348 6,6 4186 7,3 4975 7,9 5960 8,6 Pertamax plus 60 2096 5,3 2275 5,6 3168 6,3 3995 7,4 4886 8,1 5747 8,4 70 2104 5,4 2394 5,7 3243 6,4 4080 7,5 4992 8,2 5803 8,6 90 2143 5,4 2438 5,8 3280 6,5 4173 7,6 5033 8,3 5811 8,5 Dengan ketidakpastian pengukuran torsi ±0.25 dan tachometer ±1,91 Tabel 4.3 Perbandingan persen galat torsi pada bahan bakar premium terhadap kecepatan sebelum dan setelah modifikasi rasio kompresi Premium Kompresi 9:1 Premium Kompresi 11:1 Galaterror 6,4 5,1 20,31 6,8 5,5 19,12 7,6 6,5 14,47 7,9 7,1 10,13 8,4 7,7 8,33 8,5 8,4 1,18 6,4 5,1 20,31 6,9 5,6 18,84 7,6 6,5 14,47 7,9 7,2 8,86 8,3 7,8 6,02 8,6 8,5 1,16 6,5 5,2 20,00 6,9 5,7 17,39 7,8 6,6 15,38 8,2 7,3 10,98 8,3 7,9 4,82 8,5 8,6 1,18 Tabel 4.4 Perbandingan persen galat torsi pada bahan bakar pertamax plus terhadap kecepatan sebelum dan setelah modifikasi rasio kompresi Pertamax Plus Kompresi 9:1 Pertamax Plus Kompresi 11:1 Galaterror 5,3 5,3 0,00 5,5 5,6 1,82 6,9 6,3 8,70