Perbandingan Udara dengan Bahan Bakar AFR

31,18 31,87 2,21 27,15 31,16 14,77 25,27 29,46 16,58 25,88 30,32 17,16 27,00 29,09 7,74 26,17 29,46 12,57 31,18 32,03 2,73 27,14 30,97 14,11 26,07 29,6 13,54 26,53 30,57 15,23 26,42 28,79 8,97 25,60 29,66 15,86 30,27 31,64 4,53 27,13 30,76 13,38 26,19 29,73 13,52 25,99 30,21 16,24 Gambar 4.5 Grafik efisiensi termal vs putaran mesin Dari tabel dan grafik tersebut dapat dilihat besarnya efisiensi termal untuk masing-masing pengujian sebelum dan sesudah modifikasi rasio kompresi. Untuk bahan bakar premium RON 88 sebelum modifikasi rasio kompresi, efisiensi termal terkecil yaitu sebesar 29,29 dan efisiensi termal terbesar yaitu sebesar 36,96. Untuk bahan bakar premium RON 88 setelah modifikasi rasio kompresi, efisiensi termal terkecil yaitu sebesar 29,34 dan efisiensi termal terbesar yaitu sebesar 33,47. Untuk bahan bakar pertamax plus RON 95 sebelum modifikasi rasio kompresi, efisiensi termal terkecil yaitu sebesar 25,27 dan efisiensi termal terbesar yaitu sebesar 31,18. Untuk bahan bakar pertamax plus RON 95 setelah modifikasi rasio kompresi, efisiensi termal terkecil yaitu sebesar 28,79 dan efisiensi termal terbesar yaitu sebesar 32,03.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dihasilkan dari pengujian ini adalah : 1. Pada mesin sepeda motor satu silinder berbahan bakar premium, torsi mengalami penurunan sebesar 11,05 setelah modifikasi rasio kompresi, sedangkan torsi dan daya akan mengalami peningkatan sebesar 3,09 ketika menggunakan bahan bakar pertamax plus setelah modifikasi rasio kompresi. 2. Perbandingan udara bahan bakar AFR untuk bahan bakar premium mengalami peningkatan sebesar 7,03 setelah modifikasi rasio kompresi, AFR juga mengalami peningkatan sebesar 6,57 ketika menggunakan bahan bakar pertamax plus setelah modifikasi rasio kompresi 3. Konsumsi bahan bakar spesifik SFC untuk bahan bakar premium mengalami penurunan sebesar 2,52 setelah modifikasi rasio kompresi, SFC juga mengalami penurunan sebesar 11,13 ketika menggunakan bahan bakar pertamax plus setelah modifikasi rasio kompresi. 4. Effisiensi termal untuk untuk bahan bakar premium mengalami penurunan sebesar 3,10 setelah modifikasi rasio kompresi, sedangkan effisiensi termal mengalami peningkatan sebesar 10,81 ketika menggunakan bahan bakar premium setelah modifikasi rasio kompresi.

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut. 1. Untuk pengujian selanjutnya, nilai kalor bahan bakar perlu di uji untuk hasil yang lebih baik dan akurat. 2. Pada pengujian selanjutnya, setiap alat ukur yang dipakai untuk pengujian adalah alat ukur yang terbaru dan sesuai agar mendapat hasil yang lebih baik dan akurat. 3. Harapannya pengujian ini dapat dilanjutkan dan didalami untuk mendapatkan performansi terbaik dari mesin “MESIN USU” kedepannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Arismunandar, Wiranto. 1988. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Penerbit ITB Bandung. 2. Heywood. John B. 1998. Internal Combustion Engines Fundamental. New York. 3. Holman, J.P. 1984. Experimental Methods for Engineers. McGraw-Hill Book, Inc. 4. Pulkrabek, Willard W. 1997. Engineering Fundamental of the Internal Combustion Engine. New Jersey. Prentice Hall. 5. Shigley, dkk Terjemahan Gandhi Harahap. 1991. Perencanaan Teknik Mesin, Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 6. Y. A. Cengel and M. A. Boles, Thermodynamics An Engineering Approach, 5th ed, McGraw-Hill, 2006. 7. http:bendut.blogspot.com201001siklus-kerja-mesin-4-langkah.html 8. http:id.wikipedia.orgwikiMesin_wankel 9. http:www.innovatemotorsports.comproductslm2.php 10. http:jadultea.blogspot.com201205cara-kerja-motor-bensin-2-tak.html 11. http:motomodif-world.blogspot.com200901langkah-kerja-motor-bensin- 2-tak.html 12. http:otomotif-1978.blogspot.com201010cara-kerja-motor-bensin-dan- diesel.html 13. http:dosen.narotama.ac.idwp-contentuploads201301metode- pengukuran-momen-dan-daya