PENDAHULUAN Survei Persepsi Guru Non Penjasorkes terhadap Kinerja Guru Penjasorkes di SMP / Sederajat se-Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun 2008/ 2009.

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang dalam kehidupannya. Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat, karena apabila kita sadari arti pendidikan sebagai proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan, dan aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda maka seluruh upaya tersebut sudah dilakukan sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Bagi masyarakat sendiri hakikat pendidikan sangat bermanfaat bagi kelangsungan dan proses kemajuan hidupnya. Agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai- nilai, pengetahuan, keterampilan dan bentuk tata perilaku lainnya melalui pendidikan. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Untuk memajukan kehidupan mereka itulah, maka pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola, secara sistematis dan konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoretikal dan praktikal sepanjang waktu sesuai dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri. 2 Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti luas, baik lahiriah maupun batiniah. Namun cita-cita demikian tidak mungkin dicapai jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras meningkatkan kemampuannya seoptimal mungkin melalui proses kependidikan, karena proses kependidikan adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan atau cita- cita tersebut. Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan negara. Tanggung jawab dari orang tua diterima guru atas dasar kepercayaan, bahwa guru mampu memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan peserta didik diharapkan pula dari pribadi guru memancarkan sikap-sikap dan sifat-sifat yang normatif baik sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya, yaitu kasih sayang kepada peserta didik dan tanggung jawab kepada tugas pendidik. Peranan guru dalam masyarakat tergantung pada gambaran masyarakat tentang kedudukan guru dan status sosialnya di masyarakat. Kedudukan sosial guru berbeda di negara satu dengan negara yang lain. Di negara-negara maju biasanya guru ditempatkan pada posisi sosial yang tinggi atas peranan-peranannya yang penting dalam proses mencerdaskan bangsa. Namun keadaan ini akan jarang kita temui di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sebenarnya peranan itu juga tidak terlepas dari kualitas pribadi guru yang bersangkutan serta kompetensi mereka dalam bekerja. Pada masyarakat yang paling menghargai guru pun akan sangat sulit untuk berperan banyak dan 3 mendapatkan kedudukan sosial yang tinggi jika seorang guru tidak memiliki kecakapan dan kompetensi di bidangnya. Apabila guru-guru yang tidak bisa memberikan keteladanan bagi para muridnya, sudah tentu ia justru menjadi bahan pembicaraan orang banyak. Jika dihadapkan para muridnya seorang guru harus bisa menjadi teladan, ia pun dituntut hal yang sama di dalam berinteraksi dengan masyarakat. Kabupaten Temanggung adalah salah satu Kabupaten yang terletak di tengah Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan, di sebelah utara yaitu Kendal, di sebelah barat berbatasan dengan Wonosobo, di sebelah selatan berbatasan dengan Magelang, dan di sebelah timur berbatasan dengan Ambarawa. Sebagian besar wilayahnya terletak di dataran tinggi dan pegunungan dan diapit oleh dua buah gunung yaitu gunung Sindoro dan gunung Sumbing. Ciri khas Kabupaten Temanggung dikenal sebagai kota penghasil tembakau dan sayur-sayuran. Sebagian besar penduduk Kabupaten Temanggung bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Temanggung mempunyai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang besar. Oleh sebab itu pemerintah Kabupaten Temanggung memperhatikan pendidikan dengan ikut menyukseskan program belajar 9 tahun. Kecamatan Parakan merupakan kecamatan yang terluas wilayahnya dan terbanyak jumlah penduduknya di daerah Temanggung. Karena jumlah penduduk yang besar maka pemerintah banyak mendirikan sekolah di Kecamatan Parakan. Di Kecamatan Parakan terdapat 6 SMP sederajat, yaitu SMP N 1 Parakan, SMP Remaja Parakan, SMP Masehi Parakan, SMP Al-Iman Parakan, MTs N Model 4 Parakan, dan MTs Mualimin Parakan. Jarak antar SMP saling berdekatan yaitu kurang lebih 1 km, sehingga sangat mempermudah anak-anak untuk bersekolah. Berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada tanggal 12-14 Januari 2009 di SMP sederajat se-Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung, dengan data sebagai berikut : Tabel 1.1 . Pendapat Bapak Ibu guru terhadap kinerja guru Penjasorkes di sekolah. No Kriteria Jumlah Prosentase 1 2 3 Baik Sedang Kurang 26 4 86,67 13,33 Jumlah 30 100 Sumber : Observasi Penelitian 2009 Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa guru non Penjasorkes yang berpendapat bahwa kinerja guru Penjasorkes di sekolah baik sebesar 86,67 , guru non Penjasorkes yang menyatakan bahwa kinerja guru Penjasorkes itu sedang sebesar 13,33 , dan yang menyatakan bahwa guru Penjasorkes itu kurang baik sebanyak 0 . Tabel 1.2. Pendapat Bapak Ibu guru terhadap kepentingan Penjasorkes di sekolah. No Kriteria Jumlah Prosentase 1 2 Penting Tidak penting 30 100 Jumlah 30 100 Sumber : Observasi Penelitian 2009 5 Dari tabel di atas guru non Penjasorkes yang menyatakan bahwa Penjasorkes itu penting untuk diajarkan di sekolah adalah 100 , dan yang menyatakan bahwa Penjasorkes itu tidak penting sebanyak 0 . Tabel 1.3. Pendapat Bapak Ibu guru terhadap tingkat profesionalisme guru Penjasorkes di sekolah. No Kriteria Jumlah Prosentase 1 2 Profesional Belum profesional 27 3 90 10 Jumlah 30 100 Sumber : Observasi Penelitian 2009 Berdasarkan tabel diatas, yang menyatakan bahwa guru Penjasorkes sudah profesional sebesar 90 . Dan yang menyatakan bahwa guru Penjasorkes itu belum profesional ada 10 . Hal yang melatar belakangi penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah di Kecamatan Parakan banyak tersedia sekolah menengah pertama yang mempunyai guru yang banyak pula. Salah satu yang penulis sorot adalah guru Penjasorkes. Berdasarkan asumsi dari masyarakat, mereka menganggap bahwa kinerja guru Penjasorkes masih kurang baik, antara lain: 1 Dalam proses pembelajaran, guru Penjasorkes terlihat santai karena kegiatan pembelajaran dilakukan di luar ruangan dan ada beberapa oknum guru yang tidak mengawasi proses pembelajaran yang hanya duduk-duduk agar tidak kepanasan. 2 Dalam mengajar, guru Penjasorkes bisa dikatakan hanya bermodal peluit dan absensi siswa sudah dapat mengajar atau tidak perlu mempersiapkan materi sebelum 6 pembelajaran dan materi yang diajarkan oleh guru Penjasorkes seolah-olah hanya mengulang-ulang materi yang sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan dengan hasil penelitian awal yang dilaksanakan pada tanggal 12-14 Januari 2009, menurut pendapat guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes itu sudah baik. Namun, ada juga yang menyatakan sedang. Bertitik tolak dari pokok pikiran, asumsi masyarakat dan persepsi dari guru yang telah dipaparkan di atas, maka timbullah suatu pertanyaan, bagaimana kinerja guru Penjasorkes sekarang ini di mata guru mata pelajaran yang lain. Atas dasar pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes. Penulis mengangkat skripsi ini dengan judul ”Survei Persepsi Guru Non Penjasorkes Terhadap Kinerja Guru Penjasorkes di SMP Sederajat Se-Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Tahun 2009 ”. 1.2.Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana persepsi guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes di SMP Sederajat Se-Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung ? 7 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah : mengetahui persepsi guru non Penjasorkes terhadap kinerja guru Penjasorkes di SMP Sederajat Se-Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. 1.4.Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.4.1. Bagi pihak sekolah, informasi ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil langkah-langkah melaksanakan kinerja pembelajaran bagi guru Penjasorkes. 1.4.2. Memberikan informasi kepada guru dalam meningkatkan pengetahuan dan profesional dalam menentukan mutu pendidikan. 1.4.3. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk prodi PJKR tentang kekurangan dan kelebihan kinerja pembelajaran guru. 1.4.4. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang mempunyai relevansinya. 1.4.5. Berguna bagi pembaca, yaitu dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan kinerja guru Penjasorkes. 1.5.Penegasan Istilah Penulisan ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau salah pengertian tentang judul yang penulis ambil, maka dalam penegasan istilah ini penulis akan menjelaskannya secara terperinci, yaitu : 8 1.5.1. Survei Survei merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Jumlahnya biasanya cukup besar. Survei bukanlah hanya bermaksud mengetahui status gejala, tetapi juga bermaksud menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan status yang sudah dipilih atau ditentukan Suharsimi Arikunto, 2006 : 110. 1.5.2. Persepsi Persepsi adalah proses pemahaman atau pemberian makna atau suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Persepsi mempunyai dua pengertian yaitu menunjuk kepada proses dan mengacu pada hasil proses itu sendiri. Persepsi bermula dari penginderaan, diolah kealam pikiran dan berakhir dengan penafsiran. Persepsi dibedakan atas persepsi benda dan persepsi sosial. Persepsi sosial banyak mengandung unsur-unsur subjektif. Persepsi diri berhubungan dengan konsepsi diri, harga diri, dan kepercayaan diri seseorang. 1.5.3. Guru Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru Moh. Uzer Usman, 2007: 5. Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik dalam masyarakat yang dijadikan teladan oleh siswa dan masyarakat. Guru sebagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat, dan Negara. 9 1.5.4. Kinerja Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar kerja yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula berarti hasil kerja Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kesan–kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda–tanda peringatan adanya kinerja yang merosot. Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara 2000 : 67 “Kinerja prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 1.5.5. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Menurut UU no.4 tahun 1950 Bab IV Pasal 9, “Pendidikan jasmani yang menuju keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat kuat lahir batin, diberikan pada segala sekolah”. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani Adang Suherman, 2000: 23. 10

BAB II LANDASAN TEORI