26
3.2.4 Aksara Swara
Aksara swara jumlahnya ada lima buah. Fungsi dari aksara tersebut adalah untuk menulis aksara vokal, terutama yang berasal dari bahasa asing untuk
mempertegas pelafalannya. Aksara ini tidak dapat dijadikan pasangan. Kelima aksara swara dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3: Aksara swara
Aksara Swara Pengganti huruf
A A
I I
U U
E E
O O
3.2.5 Angka Jawa
Angka Jawa jumlahnya ada sembilan buah. Fungsi dari angka tersebut adalah untuk menulis penomoran dalam sebuah teks terutama yang menyatakan
jumlah dan urutan dalam suatu diskripsi. Angka Jawa tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Ga
. .........
Õ
Ba .........
27
Tabel 4: angka Jawa 0 1
2 3
4 5
6 7
8 9
0 1 2
3 4
5 6
7 8
9
3.2.6 Sandhangan
Menurut Sudaryanto 1991:280-281 sandhangan adalah penanda bunyi pada aksara Jawa yang menandai aksara itu sehingga berbunyi lain dari asalnya.
Sandhangan dalam aksara Jawa ada tiga macam, yaitu sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan wyanjana.
1. Sandhangan swara, adalah penanda bunyi dalam aksara Jawa yang gunanya untuk mengubah bunyi pokok agar berbunyi seperti sandhagan yang
melekat pada aksara tersebut. Macam sandhangan swara ada tujuh macam seperti yang tertuang dalam tabel berikut ini:
Tabel 5: Sandhangan swara Sandhangan
Nama Sandhangan Pengganti huruf
i
Wulu
i
u Suku
u
[ Taling
e
[ o Taling tarung
o
e Pepet
ẽ
x Pa ceret
re
X Nga Lelet
le
28
2. Sandhangan panyigeg wanda, yaitu penanda bunyi berupa konsonan yang berakhir dengan aksara yang dipergunakan sebagai penanda akhir suku mati.
Tabel 6: Sandhangan panyigeg wanda Sandhangan
Nama Sandhangan Pengganti huruf
h Wigyan
h
Layar r
=
Cecak ng
3. Sandhangan wyanjana, sandhangan ini disebut juga dengan sandhangan pambukaning wanda, kerena sebagai penanda bunyi pengganti
aksara yang diletakan pada aksara lain sehingga membentuk bunyi rangkap. Tabel 7: Sandhangan wyanjana
Sandhangan Nama Sandhangan Pengganti
huruf ]
Cakra ra
} Keret
re -
Pengkal ya
Dalam naskahSP ŊPada beberapa penulisan kata yang tidak sesuai dengan
kaidah penulisan aksara di atas. Hal itu diperjelas dalam uraian di bawah ini dengan penanda transliterasi yang dipakai peneliti. Penjelasan mengenai
penerapan pedoman metode yang digunakan dalam penyuntingan teksSP
ŊPSebagai berikut:. 1.
Aksara murda atau ’huruf kapital’ yang berada di tengah kata yang ada dalam naskah SP
ŊP digunakan untuk menulis nama orang, gelar
29
dan sesuatu hal yang pantas dimuliakan. Penulisan kata tersebut tidak sesuai dengan ejaan yang ada sekarang sehingga dalam penyuntingan
ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku sekarang. Kata-kata tersebut Contoh:
1.4.7 NaTa.
Æ nata i ua un \
1.7.16 SiNuhun Æ sinuhun
i 23.10.14
NaBi Æ nabi
2. Penulisan aksara ra palatal bertemu dengan na maka penulisan aksara
na menggunakan huruf murdha.
Contoh: k r
13.4.12 karaNna Æ karana
s m Pu N 8.2.8
sampurNna Æ sampurna
3. Penulisan aksara palatal yang berada di tengah kata menggunakan
huruf murdha, tetapi tidak semua, hanya kata–kata tertentu saja Contoh:
w 24.9.11
waSaNa Æ wasana
k s D z n \
25.13.2 kasaNdhangan
Ækasandhangan r a
H
14.17.7 rahSa
Æ rasa 4.
Penulisan kata dengan konsonan rangkap “nn, mm, tt, ngng” ditulis dengan menghilangkan salah satu konsonan tersebut.
30
Contoh: a
p un N ik
1.1.1 punnika
Æ punika b
j is im M ip un \
1.16.8 jisimmipun