17
2.4 Penyuntingan Teks
Penyuntingan adalah proses perbaikan teks yang sudah ditransliterasi dengan tujuan sebagaimana yang diungkapkan Djamaris 1991:3 adalah untuk
mendapatkan kembali teks yang mendekati asli atau teks yang autoritatif. Selain itu juga untuk membebaskan teks dari segala macam kesalahan yang terjadi pada
waktu penyalinan, sehingga teks itu dapat dipahami dengan sebaik-baiknya. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah membetulkan
segala macam kesalahan, mengganti bacaan yang tidak sesuai, menambah bacaan yang tidak sesuai, menambah bacaan yang ketinggalan, dan mengurangi bacaan
yang kelebihan. Sebelum menyajikan suntingan teks dan aparat kritik, perlu dikemukakan
terlebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan kerja penyuntingan yaitu pedoman penyuntingan terdiri atas tanda-tanda suntingan dan pemakaian ejaan.
Penyuntingan teks naskah SP ŊP dilakukan melalui dua cara, yakni edisi
diplomatik dan edisi standar. 1.
Edisi diplomatik Edisi diplomatik yaitu suatu cara memproduksi teks sebagaimana adanya
tanpa ada perbaikan atau perubahan dari editor. Model yang paling sesuai dengan edisi ini adalah naskah diproduksi secara copy. Hal ini dilakukan
karena peneliti ingin menampilkan teks yang diperoleh persis sebagaimana adanya Lubis 2001:96.
Djamaris 1991:16 menyebutkan edisi diplomatik biasanya digunakan apabila isi dalam naskah itu dianggap suci atau dianggap penting dari segi
18
sejarah kepercayaan atau bahasa sehingga diperlukan perlakuan khusus. Oleh karena itu penggunaan edisi diplomatik ini bertujuan untuk mempertahankan
kemurnian teks. Dalam hal ini teks disajikan dengan teliti tanpa perubahan dan apa adanya.
Selanjutnya Djamaris 1991:16 menambahkan hal-hal yang bisa dilakukan dalam edisi diplomatik antara lain sebagai berikut.
a. Teks diproduksi persis seperti terdapat dalam naskah, tidak boleh
ada perubahan baik dalam bentuk ejaan, tanda baca, maupun pembagian teks.
b. Kesalahan harus ditunjukkan dengan metode referensi yang tepat.
c. Saran untuk membetulkan teks.
d. Komentar mengenai kemungkinan perbaikan teks.
2. Edisi standar
Edisi standar yaitu suatu usaha perbaikan dan penelusuran teks sehingga terhindar dari berbagai kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan yang
timbul ketika proses penelitian. Tujuan edisi ini adalah untuk menghasilkan suatu edisi baru yang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat
misalnya dengan mengadakan pembagian alinea-alinea, huruf besar dan kecil, penambahan dan pengurangan kata sesuai EYD, membuat penafsiran
atau interpretasi setiap bagian atau kata-kata yang perlu penjelasan sehingga teks dapat mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca sebagai masyarakat
modern Lubis 2001:96.
19
Djamaris 1991:15 menyebutkan edisi standar ini digunakan apabila isi dalam naskah dianggap biasa bukan cerita suci atau hal yang sakral.
Meskipun demikian penggarapan naskah dengan edisi ini juga membutuhkan ketelitian dan kejelian agar makna dan arti dari nasklah tidak menyimpang
dari aslinya. Metode standar, digunakan bila naskah yang ada sebagai naskah biasa,
bukan cerita yang dianggap suci atau penting. Dari berbagai sudut pandang sehingga tidak perlu diperlakukan secara khusus atau istimewa. Dari kedua
edisi di atas, peneliti menggunakan edisi standar dalam melakukan penelitian terhadap naskah SP
ŊP. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan dalam edisi standar menurut
Djamaris 1991:15 adalah sebagai berikut. 1.
Mentransliterasikan teks. 2.
Membetulkan kesalahan teks. 3.
Membuat catatan perbaikan atau perubahan. 4.
Memberi komentar, tafsiran informasi diluar teks. 5.
Membagi teks menjadi beberapa bagian. 6.
Menyusun daftar kata sukar glosarium.
2.5 Terjemahan