ENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA N 2 Gadingrejo T.P 2012/2013)
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)
(Skripsi)
Oleh
NUR HIDAYAH APRIYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG 2012
(2)
Nur Hidayah Apriyani
ii ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA
(Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA N 2 Gadingrejo T.P 2012/2013)
Oleh
NUR HIDAYAH APRIYANI
Keterampilan berpikir kritis (KBK) perlu dimiliki siswa dalam proses pembelajaran. Namun hasil observasi di SMA N 2 Gadingrejo menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang dikembangkan masih rendah, karena itu diperlukan solusi untuk meningkatkan KBK siswa. Salah satunya dengan menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together ( NHT).
Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok non ekuivalen. Sampel penelitian adalah kelas X2 berjumlah 28 siswa dan X4 berjumlah 30 siswa yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai N-gain, kemudian dianalisis dengan uji t dengan taraf
(3)
Nur Hidayah Apriyani
iii
kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa rata-rata persentase aktivitas siswa dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model kooperatif tipe NHT yang dianalisis secara deskriptif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Terjadinya peningkatan KBK siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain (70,64) yaitu dengan kriteria tinggi. Selain itu, rata-rata N-gain indikator KBK siswa pada kelas
eksperimen juga mengalami peningkatan yaitu 53,67 dengan kriteria sedang. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen memiliki kriteria tinggi yaitu 81,69 %. Selain itu, sebagian besar siswa (90,09%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan akivitas belajar siswa pada materi pokok Protista.
Kata kunci : Media Kartu Bergambar, NHT, Keterampilan Berpikir Kritis, Protista.
(4)
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS
TOGETHER (NHT) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh
NUR HIDAYAH APRIYANI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG 2012
(5)
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)
Nama Mahasiswa : Nur Hidayah Apriyani Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024040
Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
DR. Tri Jalmo, M. Si. Rini Rita T Marpaung, S. Pd., M. Pd. NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19770715 200801 2 020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si.
(6)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Tri Jalmo, M. Si. ………..
Sekretaris : Rini Rita T Marpaung, S. Pd, M. Pd. ………..
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. .………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M. Si. NIP 196003151985031003
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gadingrejo, Pringsewu pada 6 April 1990 pukul 15.30 WIB sebagai anak keenam dari enam bersaudara pasangan Bapak Drs. Darul Qotni (Alm) dan Ibu Siti Asiah.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 2 Gadingrejo, (1996-2002), SMP N 1 Gadingrejo (2002-2005), SMA Negeri 1 Gadingrejo (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama kuliah (2019 – 2010 penulis aktif diorganisasi BIROHMA UNILA sebagai bendahara bidang MCU serta organisasi internal UNILA lainnya seperti BEM-FKIP dan HIMASAKTA. Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Lambu Kibang dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Tulang Bawang Barat (2011).
(8)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur
kepada Allah SWT yang selalu memberikan karunia dan
nikmat-Nya, dengan kerendahan hati ku persembahkan
karya ini untuk :
Umakku Siti Asiah, terima kasih
atas semua letih , asa serta lantunan do’a penuh
cinta yang engkau berikan padaku
Ayahanda Drs. Darul Qotni (Alm), terima kasih ayah atas kerja kerasmu dahulu,
walau ragamu tak bertemu denganku tapi semangat dan idealismemu
mengahantarkanku dalam kebaikan ini
Ayuk
–
ayukku serta kakak
–
kakakku, terima kasih atas perhatian dan dukungan
kalian semua
Sahabatku di Mandubula, Laskar Gusar serta crew MCU, terima kasih atas jalinan
persahabatan kita selama ini
Para pendidik dan dosen yang terhormat
(9)
MOTTO
“... Allah akan meninggikan orang
-orang yang beriman
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat...”
(QS. Al-Mujadilah/58-11)
“Do the Best For Alloh”
(10)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : NUR HIDAYAH APRIYANI Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024040
Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandarlampung, Februari 2013 Yang menyatakan
Nur Hidayah Apriyani NPM 0813024040
(11)
xi
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridha-Nya sehingga skripsi dengan judul
“Pengaruh Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap KeterampilanBerpikir Krirtis Siswa pada Materi Pokok Protista (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2, Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)” dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Ibu Pramudiyanti, S. Si., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;
4. Bapak Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi ini;
5. Ibu Rini Rita T Marpaung, S. Pd, M. Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi ini;
(12)
xii
6. Bapak Drs. Darlen Sikumbang, M. Si selaku Pembahas atas saran-saran dan motivasi yang sangat berharga;
7. Bapak Drs. Arwin Achmad, M. Si, selaku Pembimbing akademik atas saran-saran dan motivasi yang sangat berharga;
8. Bapak Drs. Hi Iskandar, M.M., selaku Kepala SMA Negeri 2 Gadingrejo dan Yesti Mardailah selaku guru mitra atas izin penelitian yang diberikan,
kerjasama, dan motivasi yang sangat berharga;
9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X2 dan X4 SMA Negeri 2 Gadingrejo atas motivasi dan kerjasama yang baik;
10. Umakku tercinta atas ketulusan kasih sayang, doa, dan segala pengorbanan; 11. Ayahku tersayang atas segala usahamu dahulu baik duniawi maupun akhirat
untuk bekal kami saat ini;
12. Seluruh anggota keluargaku atas bantuan moral maupun material kalian padaku;
13. Sahabatku atas kesetiaan kalian menemani perjalanan ini;
14. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandarlampung, Februari 2013 Penulis
(13)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 9
F. Kerangka Pikir ... 9
G. Hipotesis Penelitian ... 11
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Kartu Bergambar ... 13
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 17
C. Ketrampilan Berpikir Kritis ... 21
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 25
C. Desain Penelitian ... 25
D. Prosedur penelitian ... 26
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 31
F. Teknik Analisis Data ... 34
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42
B. Pembahasan ... 47
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 56
B. Saran ... 56
(14)
xiv
LAMPIRAN
1. Silabus ... 61
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66
3. Lembar Kerja Siswa ... 91
4. Soal Pretes dan Postes ... 111
5. Aktivitas siswa ... 122
6. Angket Tanggapan Siswa ... 124
6. Data Hasil Penelitian ... 125
7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 146
8. Foto-Foto Penelitian ... 154
9. Media Kartu Bergambar ... 158
(15)
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9
2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 23
3. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45
4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif NHT ... 46
5. Contoh jawaban siswa pada indikator menginterpretasikan pernyataan ... 51
6. Contoh jawaban siswa pada indikator mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin... 52
7. Contoh jawaban siswa pada indikator memberikan alasan ... 53
8. Contoh jawaban siswa pada indikator merekonstruksi argumen ... 54
(16)
xv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel
1. Indikator keterampilan berpikir kritis ... 22
2. Kriteria N-gain ... 32
3. Kriteria peningkatan kertampilan berpikir kritis siswa ... 32
4. Aspek keterampilan berpikir kritis siswa ... ... 36
5. Kriteria Keterampilan berpikir kritis siswa... 36
6. Lembar observasi aktivitas siswa... ... 37
7. Klasifikasi persentase aktivitas siswa... ... 38
8. Angket tanggapan siswa ... ... 39
9. Skor per soal angket ... 39
10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT . ... 40
11. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT.. 40
12. Hasil uji normalitas, homogenitas, uji persamaan dan perbedaan rata – rata pada nilai pretes, postes dan N-gain KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 41
13. Hasil analisis rata – rata N-gain tiap indikator KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 42
14. Data peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 43
(17)
xvi
15. Hasil rata – rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas
eksperimen dan kontrol... 43
16. Nilai pretes, postes dan N-gain kelas eksperimen ... 124
17. Nilai pretes, postes dan N-gain kelas kelas kontrol ... 126
18. Analisis skor pretes kelas eksperimen... ... 129
19. Analisis skor pretes kelas kontrol... ... 132
20. Analisis skor postes kelas eksperimen ... 134
21. Analisis skor postes kelas kontrol ... 138
22. Analisis perindikator KBK pada soal pretes dan postes kelompok eksperimen ... 141
23. Analisis perindikator KBK pada soal pretes dan postes kelompok kontrol ... 144
24. Analisis data observasi aktivitas belajar siswa kelas eksperimen .... 147
25. Analisis data observasi aktivitas belajar siswa kelas kontrol... .. 150
26. Analisis data angket siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model NHT... ... 153
27. Hasil uji Normalitas pretes kelompok aksperimen dan kontrol... ... 154
28. Hasil uji kesamaan dua varians pretes kelompok aksperimen dan kontrol... ... 126
29. Hasil uji satu pihak pretes ... 136
30. Hasil uji statistik normalitas postes kelompok eksperimen dan kontrol... ... 138
31. Hasil uji kesamaan dua varians pretes kelompok eksperimen dan kontrol... ... 138
32. Hasil uji satu pihak... ... 140
33. Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen... ... 141
34. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata – rata N-gain kelas eksperimen dan kontrol... ... 142
(18)
xvii 35. Uji satu pihak N-gain kelas eksperimen
... ... 143 36. Analisis uji normalitas N-gain KBK aspek mengidentifikasi atau
memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin
... 146 37. Hasil uji Mann-Withney UN-gain aspek mengidentifikasi atau
memformulasikan kriteria jawaban yang
mungkin... ... 146 38. Data statistik uji normalitas N-gain aspek memberikan alasan kelas
eksperimen dan kontrol... 148 39. Hasil uji Mann-Withney UN-gain aspek memberikan alasan kelas
eksperimen dan kontrol... 148 40. Data statistik uji normalitas N-gain aspek menginterpretasikan
pernyataan kelas eksperimen dan kontrol ... 150
41.Hasil uji Mann-Withney UN-gain aspek menginterpretasikan
pernyataan eksperimen dan kontrol... 151 42.Data statistik uji normalitas N-gain aspek merekonstruksi argumen
kelas eksperimen dan kontrol... ... 152 43.Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator aspek merekonstruksi
argumen kelas eksperimen dan kontrol... 153
(19)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga setiap individu dituntut untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu, diperlukan suatu keterampilan berpikir kritis agar setiap individu dapat memperoleh, memilih dan mengolah informasi dengan baik dan bijak. Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat karena manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan pemecahan (Amri dan Ahmadi, 2010: 62).
Saat ini keterampilan berpikir kritis sangat dibutuhkan oleh para siswa untuk menyaring berbagai informasi yang masuk secara global melalui berbagai media, sehingga mereka bisa memilah mana informasi yang layak dan akan memberikan dampak positif kedepannya dan mana informasi yang kurang layak dan memberikan dampak yang kurang baik. Menurut Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat karena manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk
(20)
2
membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan Keterampilan kritis yang baik.
Upaya yang tepat untuk menyiapkan individu yang berkualitas dan satu– satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogianya berfungsi sebagai alat untuk membangun individu yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Melalui pendidikan, persiapan sedini mungkin dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yang secara kualitatif cenderung meningkat (Gaffar, dalam Rofingatun, 2006:3). Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan,
khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak
perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (BSNP, 2006: iv).
Keterampilan berpikir kritis salah satunya dapat dikembangkan melalui pembelajaran bermakna. Melalui pembelajaran bermakna siswa dituntut untuk menghubungkan suatu konsep-konsep baru dengan pemahaman yang sudah ada, sehingga proses pembelajarannya akan berlangsung secara
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa (Sardiman, 2008:222) . Hal ini sesuai pendapat Koeshariatmo (2008:1) bahwa pembelajaran bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
(21)
3
Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Belajar akan lebih
bermakna jika siswa mengalami langsung apa yang dipelajarinya. Proses pembelajaran Biologi di SMA dapat dilaksanakan dengan siswa mengalami langsung sehingga pembelajaran bermakna tercapai.
Namun pada kenyataannya, dari hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi di SMA N 2 Gadingrejo diketahui bahwa pemberian pengalaman langsung jarang dilakukan, khususnya pada uraian materi pokok Protista. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu : 1) keterbatasan jumlah mikroskop / alat – alat laboratorium sehingga mempersulit pengamatan anggota Protista secara langsung, 2) penggunaan media gambar jarang dilakukan karena minimnya contoh gambar anggota Protista yang dimiliki sekolah, 3) jika ada gambar yang digunakan, guru tetap menjadi pusat penyampai informasi. Oleh sebab itu, guru dalam proses pembelajaran sering kali menggunakan metode ceramah atau demonstrasi. Meskipun kadang kala guru menggunakan metode diskusi kelompok, namun diskusi tersebut masih kurang efektif, disebabkan siswa masih banyak pasif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa masih kurang dapat mengungkapkan potensi yang mereka miliki
terutama dalam keterampilan berpikir kritis.
Salah satu materi pokok dalam pembelajaran Biologi adalah materi pokok Protista. Pada materi ini siswa diharapkan mampu mencapai Kompetensi
(22)
4
Dasar (KD) yaitu menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista, dan peranannya bagi kehidupan. Dengan belajar langsung dari lingkungan nyata yang berada di alam sekitarnya siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Obyek yang nyata akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama pada materi pokok Protista.
Hasil observasi di sekolah tersebut menunjukkan bahwa selama ini
Keterampilan siswa yang diukur hanya penguasaan materinya saja dan belum pernah diadakan pengukuran terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini terlihat dari instrumen penilaian yang diberikan kepada siswa tanpa ada indikator keterampilan berpikir kritis seperti memberikan penjelasan dasar, membangun Keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut, strategi dan taktik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan suatu media dan model pembelajaran yang dapat mendekatkan siswa dengan kenyataan dalam
kehidupannya sehari–hari serta mampu membuat siswa memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan (joyfull learning). Media yang diduga tepat untuk dapat menciptakan hal tersebut salah satunya adalah media gambar. Karena dengan gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik (Rohani, 1997: 76). Salah satu modifikasi dari media gambar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah kartu bergambar (Herlina, 2011: 8). Hal ini didukung oleh penelitian (Ariyani,
(23)
5
2008), bahwa penggunaan media kartu bergambar efektif untuk meningkatkan prestasi siswa. Saat proses pembelajaran, siswa dapat
mendapatkan informasi mengenai materi pelajaran dari kartu bergambar dan sekaligus bermain menggunakan kartu bergambar tersebut.
Penggunaan media kartu bergambar akan memberikan hasil optimal bagi keterampilan beripikir kritis siswa bila didukung oleh model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk bertukar pendapat dengan teman dalam satu kelompok kecil untuk
memecahkan masalah, serta menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur demi mencapai tujuan bersama (As’ari, 2003:5).
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran NHT (Number Head Together). Model pembelajaran NHT dapat mendukung dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Dugaan ini berdasarkan penelitian Irya (2010: 58) yang memperoleh kesimpulan bahwa Rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa yang pembelajarannya
menggunakan animasi multimedia dengan model pembelajarn NHT pada materi pokok sistem pernapasan lebih tinggi dibandingkan menggunakan media gambar dengan metode diskusi pada materi sistem pernafasan di SMAN 1 Purbolinggo.
Berdasarkan pemikiran diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan kombinasi media kartu bergambar dengan model pembelajaran NHT (Number Head Together) dalam pembelajaran biologi
(24)
6
pada materi pokok Protista untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas X semester ganjil SMA N 2 Gadingrejo tahun pelajaran 2012/2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti yaitu: 1. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu
bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista?
2. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok Protista?
3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu
bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok Protista?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista.
(25)
7
2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pokok Protista.
3. Tanggapan siswa tentang penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran pada materi pokok Protista.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap masalah yang akan dibahas, maka diberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Media kartu bergambar yang dimaksud adalah satu set kartu yang berisi gambar dan keterangan pada materi pokok Protista, dibuat berukuran panjang 10 cm dan lebar 7 cm.
2. Model pembelajaran NHT dalam penelitian ini adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dengan langkah-langkah: penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama dan menjawab (Trianto, 2009:82-83).
3. Keterampilan berpikir kritis siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi: mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, keterampilan memberikan alasan, menginterpretasikan
pernyataan, merekonstruksi argumen.
4. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok Protista dengan kompetensi dasar menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom Protista, dan peranannya bagi kehidupan (KD 2.3).
(26)
8
5. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas X2 dan X4 semester ganjil SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupaten Pringsewu T.P 2012/2013.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon guru mengenai media kartu bergambar sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista.
2. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran materi pokok Protista.
3. Guru, yaitu mendapatkan pengetahuan tentang media kartu bergambar sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam usaha mengoptimalkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista.
4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan berbagai macam media dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan peningkatan mutu pendidikan.
F. Kerangka Pikir
Keterampilan berpikir kritis siswa di SMA N 2 Gadingrejo belum pernah dilakukan penilaian. Hal ini terlihat dari soal yang diberikan guru khususnya pada materi pokok Protista, salah satu penyebabnya karena pembelajaran yang dilakukan masih bersifat teacher centered dan belum menggunakan media dan model yang tepat dalam pembelajaran.
(27)
9
Materi pokok Protista banyak mempelajari pengelompokkan anggota kingdom Protista dengan mengacu pada persamaan ciri yang dimiliki masing – masing anggota tersebut. Sehingga akan sulit dipahami oleh siswa jika guru hanya melakukan pembelajaran bersifat teacher centered.
Pembelajaran pada materi ini dapat menggunakan media kartu bergambar, karena media ini dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat melatih keterampilan berpikir siswa. Kartu bergambar yang digunakan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10 cm x 7 cm yang di dalamnya memuat gambar serta uraian singkat mengenai gambar dan materi. Untuk mendukung media ini digunakan model pembelajaran NHT karena model ini dapat melatih keterampilan siswa dalam menjawab pertanyaan,
mengungkapkan pendapat, mengembangkan gagasan, dan meningkatkan kerja sama siswa sehingga keterampilan berpikir kritis siswa akan terbentuk.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui model pembelajaran NHT dengan menggunakan media kartu bergambar dan dengan hanya menggunakan model pembelajaran NHT pada materi pokok Protista.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:
Keterangan: X= Media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT; Y= keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista. Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
(28)
10
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista.
2. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Protista.
3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap media kartu bergambar dan model pembelajaran NHT pada materi pokok Protista.
(29)
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Kartu Bergambar
Media adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media sangat perlu dalam peningkatan kegiatan belajar mengajar. Menurut pendapat dari (Hamalik, 2004:12) yang dimaksud media pembelajaran adalah metode dan tehnik yang digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran”.
Hamidjojo (dalam Arsyad, 2007:4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Menurut Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2009:204) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.
Ada berbagai macam bentuk media pembelajaran. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:
(30)
12
1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. 2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.
3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Keterampilan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama (Sanjaya,
2009:211).
Menurut Rohani (1997:28-29) pemilihan dan pemanfaatan media perlu memperhatikan kriteria berikut ini:
1. Tujuan, media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan
2. Ketepatgunaan (validitas), tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.
3. Keadaan peserta didik, keterampilan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.
4. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.
(31)
13
Media gambar adalah media instruksional yang dapat membantu guru dalam mencapai tujuan instruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Karena
gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik (Rohani, 1997: 76).
Achsin (1986:177) mengatakan bahwa gambar merupakan media yang mempunyai peranan penting untuk memperjelas pengertian. Dengan gambar dapat dihindarkan kesalahan pengertian antara apa yang dimaksud oleh guru dengan apa yang ditangkap oleh siswa. Rahadi ( 2003 : 174 ) mengatakan bahwa gambar paling umum dipakai dalam pembelajaran , gambar mempunyai sifat yang universal , mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa. Secara umum, menurut Sadiman (1984:31-33) media gambar mempunyai 5 syarat penggunaan, yaitu:
1. Autentik, jujur melukiskan situasi kalau orang melihatnya
2. Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin – poin pokok dalam gambar
3. Ukuran relatif, gambar dapat memperbesar / memperkecil obyek / benda sebenarnya
4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar yang baik tidaklah menunjukkan obyek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu
(32)
14
5. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa sendiri sering kali lebih baik
Penggunaan media kartu bergambar dalam penyajian materi pelajaran memberikan banyak keuntungan. Adapun keuntungan dan kelemahan media kartu bergambar menurut (Sadiman,dkk. 2008:29-30), sebagai berikut :
1. Kelebihan media gambar, yaitu :
1) Sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan medi verbal semata
2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, tidak semua benda, obyek, atau peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas. Dan tidak selalu bias anak – anak dibawa ke obyek / peristiwa tersebut.
3) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan misalnya, sel atau penampang daun yang tak mungkin terlihat dengan mata
telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar. 2. Kekurangan media gambar, yaitu :
1) Hanya menekankan persepsi indera mata
2) Terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran 3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar
Kartu bergambar merupakan salah satu modifikasi media bergambar. Menurut (Herlina, 2011: 8) media kartu atau flash card diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelpia, Pennsylvania. Flash card adalah kartu bergambar yang dilengkapi oleh kata-kata. Menurut Arsyad (2007: 120-121) kartu bergambar biasanya berukuran 8 x 12 cm atau
(33)
15
disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Gambar yang terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang diinginkan.
B. Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini Dikembangkan oleh (Kagan 1993, dalam Lie,2002:58) teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, tipe ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama siswa. Model pembelajaran ini selalu diawali dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok sengaja diberi nomor untuk memudahkan kinerja kelompok, mengubah posisi
(34)
16
kelompok, menyusun materi, mempresentasikan, dan mendapat tanggapan dari kelompok lain.
Dalam proses pembelajaran kooperatif terdapat pedoman yang harus
dilaksanakan agar tercipta suasana belajar yang kondusif dan menyenagkan. Ibrahim (2000:6) menyatakan ada beberapa unsur dasar pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa untuk :
1. Menganggap bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama” dalam
kelompoknya.
2. Bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
3. Melihat bahwa semua siswa di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4. Membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5. Dievaluasi atau diberikan hadiah penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompoknya.
6. Berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7. Mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
1. Hasil belajar akademik stuktural, yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
(35)
17
2. Pengakuan akan adanya keragaman. Yaitu agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang
3. Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain : berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Trianto (2009:83) mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:
1. Fase 1: Penomoran
Dalam fase ini, guru membagi siswa kedalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. 2. Fase 2: Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Berapakah jumlah gigi orang dewasa?” atau berbentuk arahan, misalnya
“ Pastikan setiap orang mengetahui 5 ibu kota propinsi yang terletak di
pulau sumatra.”
3. Fase 3: Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. 4. Fase 4: Menjawab
(36)
18
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.
Lie (2008:47) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan NHT diantaranya:
1. Masing-masing anggota kelompok memiliki banyak kesempatan untuk berkontribusi
2. Interaksi lebih mudah 3. Banyak ide yang muncul
4. Lebih banyak tugas yang bisa dilaksanakan 5. Guru mudah memonitor kontribusi.
Kelemahan NHT diantaranya:
1. Membutuhkan lebih banyak waktu
2. Membutuhkan sosialisasi yang lebih banyak 3. Kurangnya kesempatan untuk kontribusi individu
4. Siswa lebih mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan.
C. Keterampilan berpikir kritis
Menurut kamus Webster’s (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) “Kritis” (critical) adalah “Menerapkan atau mempraktikan penilaian yang teliti dan obyektif” sehingga “berpikir kritis” dapat diartikan sebagai berpikir yang membutuhkan kecermatan dalam membuat keputusan. Pengertian yang lain
(37)
19
diberikan oleh Suryanti dkk (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) yaitu: berpikir kritis merupakan proses yang bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita kerjakan. Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi.
Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62)mengkategorikan proses
berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi ke dalam empat kelompok yang meliputi pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thingking). Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan karena dalam kehidupan di masyarakat, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan
Keterampilan kritis yang baik.
Menurut Krulik (dalam Trianto, 2007: 85) penalaran meliputi berpikir dasar (basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif
(creative thinking). Terdapat delapan buah penelitian yang dapat dihubungkan dengan berpikir kritis, yaitu menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek dari sebuah situasi atau masalah, memfokuskan pada bagian dari sebuah situasi atau masalah, mengumpulkan atau mengorganisasikan
informasi, memvalidasi dan menganalisis informasi, mengingat, dan menganalisis informasi, menentukan masuk tidaknya sebuah jawaban, menarik kesimpulan yang valid, memiliki sifat analitis dan refleksif.
(38)
20
Beberapa Keterampilan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis adalah Keterampilan-Keterampilan untuk memahami masalah, menyeleksi
informassi yang penting untuk menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan menentukan kevalidan dari
kesimpulan-kesimpulan Dressel (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 63).
Pernyataan diatas didukung oleh Amri dan Ahmadi (2010: 64) dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah serta kekurangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 64), bahwa berpikir kritis merupakan berpikir disiplin yang dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir ini merupakan cara berpikir yang terarah, terencana, mengikuti alur logis sesuai dengan fakta yang diketahui.
Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada : Tabel 1. Indikator Keterampilan berpikir kritis
Keterampilan Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Aspek
1. Memberikan Penjelasan dasar
1) Memfokuskan pertanyaan
a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan
b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin c. Menjaga pikiran terhadap
situasi yang sedang dihadapi
2) Menganalisis argument
a. Mengidentifikasi kesimpulan
b. Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan c. Mengidentifikasi alasan
yang tidak dinyatakan d. Mencari persamaan dan
(39)
21
Keterampilan Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Aspek
e. Mengidentifikasi dan menangani
ketidakrelevanan f. Mencari struktur dari
sebuah pendapat/argumen g. Meringkas
3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang a. Mengapa?
b. Apa yang menjadi alasan utama?
c. Apa yang kamu maksud dengan?
d. Apa yang menjadi contoh?
e. Apa yang bukan contoh? f. Bagaiamana
mengaplikasikan kasus tersebut?
g. Apa yang menjadikan perbedaannya? h. Apa faktanya? i. Apakah ini yang kamu
katakan?
j. Apalagi yang akan kamu katakan tentang itu? 2. Membangun
Keterampilan dasar
1) Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak?
a. Keahlian
b. Mengurangi konflik interest
c. Kesepakatan antar sumber
d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang ada
f. Mengetahui resiko g. Keterampilan memberikan
alasan
h. Kebiasaan berhati-hati 2) Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
1. Mengurangi
praduga/menyangka 2. mempersingkat waktu
antara observasi dengan laporan
3. Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri 4. Mencatat hal-hal yang
sangat diperlukan 5. penguatan
6. Kemungkinan dalam penguatan
7. Kondisi akses yang baik 8. Kompeten dalam
menggunakan teknologi 9. Kepuasan pengamat atas
kredibilitas criteria 3. Menyimpulkan 1) Mendeduksi dan
mempertimbangkan
a. Kelas logika
(40)
22
Keterampilan Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
Berpikir Kritis Aspek
deduksi c. Menginterpretasikan pernyataan
2) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
a. Menggeneralisasi b. Berhipotesis 3) Membuat dan
mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan
a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi
c. Mengaplikasikan konsep (prinsip-prinsip, hukum dan asas) d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang dan memutuskan 4. Membuat penjelasan
lebih lanjut
1) Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi
Ada 3 dimensi: a. Bentuk : sinonim,
klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh
b. Strategi definisi c. Konten (isi) 2) Mengidentifikasi
asumsi
a. Alasan yang tidak dinyatakan
b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan taktik 1) Memutuskan suatu
tindakan
a. Mendefisikan masalah b. Memilih kriteria yang
mungkin sebagai solusi permasalahan
c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi d. Memutuskan hal-hal yang
akan dilakukan e. Merivew
f. Memonitor implementasi 2) Berinteraksi dengan
orang lain
a. Memberi label b. Strategi logis c. Strategi retorik
d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan
(41)
(42)
23
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Gadingrejo pada bulan Oktober sampai November 2012.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 2 Gadingrejo tahun pelajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas X2 yang berjumlah 28 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X4 yang berjumlah 30 sebagai kelas kontrol. Menurut Margono (2009:127) cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok non ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas
eksperimen diberi perlakuan menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT. Kelas kontrol diberi perlakuan dengan model
(43)
24
pembelajaran NHT. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok Pretes Perlakuan Postes I O1 X O2 II O1 C O2 Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen
Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = media kartu bergambar melalui model
pembelajaran NHT; C = model pembelajaran NHT (Hadjar, 1999:335).
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:
1) Membuat surat izin penelitian pendahuluan fakultas ke sekolah. 2) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
3) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.
4) Membuat media pembelajaran berupa kartu bergambar. Cara membuat media kartu bergambar adalah sebagai berikut:
4.1)Membagi materi pokok Protista ke dalam tema yaitu ciri – ciri umum filum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan. .
(44)
25
4.2)Menentukan gambar dan keterangan yang akan disajikan dalam kartu untuk tema.
4.3)Mendesain kartu dengan menggunakan program Microsoft Office Publisher.
4.4)Mendesain logo belakang kartu dengan menggunakan program AAA Logo 2010.
4.5)Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas bc berwarna putih polos.
4.6)Menggunting kartu dengan rapi.
4.7)Melaminating kartu agar kartu lebih awet dan mudah digunakan. 5) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.
6) Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
7) Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT.
8) Menentukan kepala bernomor dan kelompok masing – masing siswa kelas X2 dan X4
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT untuk kelas eksperimen dan
(45)
26
menggunakan model pembelajaran NHT r untuk kelas kontrol di SMA Negeri 2 Gadingrejo. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan untuk masing – masing kelas. Pertemuan pertama siswa mendiskusikan mengenai: subkingdom Protista mirip tumbuhan (Algae) dan peranannya bagi kehidupan. Pertemuan kedua siswa mendiskusikan mengenai: subkingdom Protista mirip hewan (Protozoa) dan subkingdom protista mirip jamur serta peranannya bagi kehidupan. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Kelas Eksperimen 1. Pendahuluan
1) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran. 2) Siswa diberi apersepsi:
Pertemuan I: ” Pernahkah kalian melihat air tergenang yang
berwarna hijau? Menurut kalian mengapa air tersebut tampak berwarna hijau?”.
Pertemuan 2: “mengapa air minum harus di masak sampai mendidih sebelum dikonsumsi?”
3) Siswa diberi motivasi:
Dengan menjelaskan manfaat dari mempelajari materi pokok Protista.
4) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan I berupa soal uraian mengenai ciri – ciri umum fillum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan.
(46)
27
Pertemuan I dan 2
1) Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat orang yang heterogen dan masing – masing siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda.
2) Setiap kelompok diberi kartu bergambar dan Lembar Kerja Kelompok (LKK). Pada pertemuan 1 mengenai sub kingdom Protista mirip tumbuhan (Algae) serta peranannya bagi
kehidupaan. Pada pertemuan 2 mengenai sub kingdom Protista mirip hewan (Protozoa) dan sub kingdom Protista mirip jamur serta peranannya bagi kehidupan.
3) Siswa menggunakan kartu bergambar sebagai acuan dalam mengerjakan LKK.
4) Siswa dibimbing dalam mengerjakan LKK.
5) Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru 6) Siswa yang nomornya dipanggil oleh guru menjawab
pertannyaan.
7) Siswa bernomor sama dikelompok lain menanggapi jawaban temannya.
3. Penutup
1) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2) Siswa mengerjakan soal postespada akhir pembelajaran
(47)
28
b. Kelas Kontrol 1. Pendahuluan
1) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran. 2) Siswa diberi apersepsi:
Pertemuan I: ” Pernahkah kalian melihat air tergenang yang
berwarna hijau? Menurut kalian mengapa air tersebut tampak berwarna hijau?”.
Pertemuan 2: “mengapa air minum harus di masak sampai mendidih sebelum dikonsumsi?”
5) Siswa diberi motivasi:
Dengan menjelaskan manfaat dari mempelajari materi pokok Protista.
6) Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan I berupa soal uraian mengenai ciri – ciri umum fillum dalam kingdom Protista dan peranannya bagi kehidupan.
2. Kegiatan inti Pertemuan I dan 2
1) Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat orang yang heterogen dan masing – masing siswa dalam kelompok diberi nomor yang berbeda.
2) Setiap kelompok diberi Lembar Kerja Kelompok (LKK). Pada pertemuan 1 mengenai sub kingdom Protista mirip tumbuhan (Algae) serta peranannya bagi kehidupaan. Pada pertemuan 2
(48)
29
mengenai sub kingdom Protista mirip hewan (Protozoa) dan sub kingdom Protista mirip jamur serta peranannya bagi kehidupan. 3) Siswa dibimbing dalam mengerjakan LKK.
4) Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru 5) Siswa yang nomornya dipanggil oleh guru menjawab
pertannyaan.
6) Siswa bernomor sama dikelompok lain menanggapi jawaban temannya.
3. Penutup
a) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. b) Siswa mengerjakan soal postespada akhir pembelajaran
pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) Jenis Data
a) Data Kuantitatif
Data penelitian yang berupa nilai pretes-postes dan skor gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji-t dengan program SPSS 17. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (Loranz, 2008:2) sebagai berikut:
(49)
30
Keterangan: = nilai postes = nilai pretes Z = nilai maksimum Tabel 2. Kriteria N-gain
N-gain Kriteria
g > 0,7 0,7 > g > 0,3
g < 0,3
Tinggi Sedang Rendah
Sedangkan untuk mengukur peningkatan (G) keterampilan berpikir kritis siswa digunakan rumus:
Tabel 3. Kriteria peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. Peningkatan Kriteria
80,1–100 60,1–80 40,1–60 20,1–40 0,0–20
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:245).
Untuk mendeskripsikan Keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.
2) Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan rumus:
P = x 100
Keterangan: P = Poin yang dicari; f = Jumlah poin keterampilan berpikir kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin Keterampilan Peningkatan = Nilai postes – Nilai pretes
(50)
31
berpikir kritis tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004:40).
3) Rubrik Keterampilan berpikir kritis siswa sebagai berikut: Tabel 4. Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Catatan : Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai.Skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009:9).
Keterangan :
A : Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin
B : Keterampilan memberikan alasan C : Menginterpretasikan pernyataan D : Merekontruksi argumen
S : Nilai yang diharapkan (dicari)
R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : Jumlah skor maksimum
4) setelah data diolah dan diperoleh persentase, maka keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :
Tabel 5. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa
No. Nama Siswa
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
A B C D
No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal 1 2 3 4 5 dst. R N S Kriteria Poin Kriteria 80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
(51)
32
(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245) b) Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
2) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Pretes dan Postes
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa digunakan tes berupa soal uraian. Tes ini dapat menuntut keterampilan berpikir kritis siswa untuk dapat memunculkan ide baru, gagasan atau jawaban yang bervariasi sehingga sangat cocok untuk menguji Keterampilan berpikir kritis siswa. Data keterampilan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes
diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu:
S = R x 100 N
Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).
(52)
33
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap gambar, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, dan mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya.
c. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi semua pendapat siswa mengenai penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT dalam pembelajaran yang dilakukan. Angket berisi sepuluh pernyataan, berupa lima pernyataan positif dan lima pernyataan negatif, dimana siswa diberikan dua pilihan jawaban yang terdiri dari setuju dan tidak setuju.
F. Teknik Analisis Data a. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari nilai pretest dan postest kemudian dihitung selisih nilainya, sebagai berikut:
N-gain = X - Y x 100 Skor max-Y
(53)
34
Keterangan : X = nilai postes
Y = nilai pretes ( Sudijono, 1996 : 215)
Data penelitian ini yang berupa nilai pretest, postest, dan N-gain baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol di analisis dengan uji t menggunakan software SPSS versi 17.
1. Uji Normalitas Data (uji Lilliefors)
Uji normalitas data dihitung dengan menggunakan software SPSS versi 17. a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466)
2. Uji Homogenitas Data
Apabila masing-masing data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan SPSS 17.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama. H1 : Kedua sample mempunyai varians berbeda. b. Kriteria Uji
Jika F hitung < F table atau probolitasnya > 0,05 maka Ho diterima Jika F hitung > F table atau probolitasnya < 0,05 maka Ho ditolak ( Sudjana, 2005 : 249 )
(54)
35
1. Uji Mann-Whitney U a. Hipotesis
Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kontrol sama H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kontrol tidak sama
b. Kriteria Uji
Ho ditolak jika sig < 0,05 dalam hal lainnya Ho diterima ( Pidekso, 2009 : 166)
4. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan uji perberdaan 2 rata-rata yang dihitung dengan uji t menggunakan software SPSS versi 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1). Hipotesis
Ho : rata-rata nilai kedua sampel sama H1 : rata-rata nilai kedua sampel berbeda
2). Kriteria Uji
Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Sudjana, 2005: 238)
b. Uji Perbedaan Dua rata-rata 1) Hipotesis
(55)
36
kelas kontrol.
H1 = rata-rata nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
2) Kriteria Uji :
Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Sudjana, 2005:238)
b) Analisis Data Kualitatif
1) Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
∑Xi
n
Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑Xi = Jumlah skor yang diperoleh
n = Jumlah skor maksimum (9) (Sudjana, 2005 : 69).
Tabel 6. Lembar observasi aktivitas siswa
No. Nama
Aspek yang diamati
A B C D
0 1 2 0 0 1 2 0 0 1 2 0
1 2 3 Dst.
Kriteria
Keterangan :
x 100% X =
(56)
37
A. Bekerja sama dalam kelompok: 1) Tidak melaksanakan tugas apa pun. 2) Bekerja sendiri tanpa melibatkan teman.
3) Bekerjasama dengan semua anggota kelompok. B.Menjawab pertanyaan:
1) Tidak menjawab pertanyaan.
2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi. 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi. C.Mengajukan pertanyaan :
1) Tidak menajukan pertanyaan.
2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi. 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi. D.Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain:
1) Tidak mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain. 2) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain tetapi
tidak relevan dengan materi.
3) Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain yang relevan dengan materi.
Setelah memperoleh rata – rata skor aktivitas siswa kemudian menentukan atau menafsirkan skor rata –rata aktivitas siswa sesuai sesuai klasifikasi pada tabel berikut:
Tabel 7. Klasifikasi Aktivitas Siswa
Interval Kategori
0,00-29,99 Sangat Rendah
30,00-54,99 Rendah
55,00-74,49 Sedang
75,00-89,99 Tinggi
90,00-100,00 Sangat Tinggi (dimodifikasi dari Hake dalam Colleta dan Philips,1999:5)
(57)
38
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat siswa mengenai pengguanaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pernyataan disajikan sebagai berikut :
Tabel 8. Pernyataan angket tanggapan siswa terhadap media kartu bergambar melalui model pembelajaran NHT
No. Pernyataan-pernyataan S TS
1. Saya senang mempelajari materi pokok Protista melalui media melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru
2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
3. Saya bingung dalam menyelesaikan masalah melalui media melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
4. Saya lebih mudah mengerjakan soal-soal setelah belajar dengan media melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
5. Saya merasa bosan dalam proses belajar melalui media melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
6. Media dengan model pembelajaran yang diberikan kepada saya tidak memberi kesempatan untuk berpikir kritis.
7. Saya belajar menggunakan Keterampilan sendiri melalui media melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
8. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
9. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media melalui model pembelajaran diberikan oleh guru.
10. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui media melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Skor angket
(58)
39
Tabel 9. Skor per soal angket
Skor per soal angket 1 0 Pernyataan positif S TS Pernyataan negative TS S
dst. … …
Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju .
2). Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa; S = Jumlah skor
jawaban; Smaks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002:69).
3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan
media kartu bergambar melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
No. Pertanyaan
Angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (siswa) Ket Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9
ds t. 1. S TS 2. S TS … dst. S TS
Dimodifikasi dari Rahayu (2010:31).
4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
(59)
40
Tabel 11. Kriteria Persentase Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Persentase (%) Kriteria 100
76 – 99 51 – 75
50 26 – 49
1 – 25 0
Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya
Sebagian kecil Tidak ada
(60)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penggunaan media katu bergambar melalui model NHT berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista.
2. Penggunaan media katu bergambar melalui model NHT berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Protista.
3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media katu bergambar melalui model NHT pada materi pokok Protista.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Pembelajaran menggunakan media kartu bergambar melalui model NHT dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Protista.
(61)
56
2. Guru diharapkan memberikan arahan yang jelas mengenai penggunaan kartu bergambar dalam proses pengerjaan LKS, sehingga proses
(62)
57
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, A. 1986. Media Pendidikan. IKIP Ujung Pandang. Ujung Pandang. Dalam Jurnal Ilmu Kependidikan Volume 5, Nomor 2 September 2008 hal 173-187. http:/ / www .pdii . lipi.go.id /index.php/Search.html? Diunduh 12 Februari 2012, 14:00 WIB.
Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Lus. SIC. Surabaya.
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Amri, S. dan Ahmadi, I. K. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
As’ari, A. 2003. Pembelajaran Cooperative Learning. Makalah. Jakarta
Asriyanti. 2008. Pengaruh Media Visual Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi siswa Kelas VIII SMP N 13 Makassar.
http://pondokskripsi.wordpress.com/2009/12/21/pengaruh-media-visual-dalam- pembelajaran-kooperatif-tipe-number-heads-together-nht-terhadap-hasil-belajar-biologi-siswa-kelas/. (12 Februari 2012, 14:00 WIB).
BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Carollina, H. S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Lampung: Universitas Lampung
(63)
58
Hake, R. Richard, 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Indiana University. United State of America
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti
Hamalik, O. 2006. Perancanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.
Hasnunidah, Neni. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi. Universitas Lampung : Bandar Lampung
Herniza, L. 2011. Pengaruh Media Audio -Visual Melalui Model NHT Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan. Lampung: Universitas Lampung
Ibrahim, Muslim., Rahmadiarti, Nur, M., dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya: Surabaya
Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching dan Learning. MLC: Bandung Johnson, E.B. 2007. Contextual Teaching dan Learning. MLC. Bandung.
Koeshariatmo. 2008. Pembelajaran Bermakna. blog
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-bermakna-sekilas-pandang/. (21 Februari 2012, 20:00 WIB).
Latuheru, JD.2002. Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Makasar. MSU Press. Dalam Jurnal Ilmu Kependidikan Volume 5, nomor 2 September 2008 hal 173-187. http:/ / www .pdii . lipi.go.id /index.php/Search.html?
Lie, A. 2008. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia. Jakarta.
Liliasari dan I Wayan Redhana. 2009. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Program Pembelajaran Terbimbing Pada Topik Termokimia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan II, Lembaga Penelitian dan FKIP-Universitas Lampung. FKIP-Universitas Lampung: Bandar Lampung (24 Januari 2009)
(64)
59
assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPHYS DisciplineRep0708.pdf.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta Muhfahroyin. 2009. Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think
Criticallyis a Key Skill for Academic Success.
Nasrudin. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Flash Card dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Siswa Madrasah Aliyah. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_jrm_060079_chapter2.pdf. (8 Maret 2012; 06:32 WIB).
Natalia, I. 2010. Pengaruh Penggunaan Animasi Multimedia dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa. Universitas Lampung : Bandar Lampung.
Nurhayati, E. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Prapita, E. D. 2009. Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem. (Skripsi) Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/4258/2/A420050019.pdf. (28 Oktober 2011; 21.04 WIB).
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rahadi , A. 2003 . Media Pendidikan . Jakarta . Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan. Dalam Jurnal Ilmu Kependidikan Volume 5, nomor 2 September 2008, hal 173-187. http:/ / www .pdii. lipi. go. id /index. Php/ (21 Februari 2012, 20.30 WIB)
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC: Surabaya Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta. Roestiyah, N K. 2008 Strategi Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
(65)
60
Sadiman, A.S. 1984. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sadiman, A.S. 2008. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.
Sofyan, A. 2010. Pemodelan Lingkungan.
http://www.kitada.eco.tut.ac.jp/pub/member/asep/plo/model.html. (Minggu, 30 Januari 2012, 11:30 WIB).
Sudaryanto. 2010. Clinical Reasoning dan Berpikir Kritis.
http://www.fk.undip.ac.id/en/artikel-lepas/clinical-reasoning-dan-berpikir-kritis-.html. (12 September 2011, 16.30 WIB).
Sudijono, A. 1996. Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sulaeman, A. H. 1998. Media Audio-visual. Gramedia: Jakarta.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Zulaikha, L. 2010. Pemanfaatan media kartu bergambar dalam pembelajaran IPA kelas IV di SDN Cepoko III Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo tahun ajaran 2010/2011.
http://pondokskripsi.wordpress.com/2009/12/21/pemanfaatan-media-kartu- bergambar-dalam-pembelajaran-IPA-kelas-IV-SDN-Cepoko-III-kecamatan-Sumber-Kabupaten-Purbolinggo/ (diunduh pada 5 Februari 2012)
(1)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penggunaan media katu bergambar melalui model NHT berpengaruh
signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Protista.
2. Penggunaan media katu bergambar melalui model NHT berpengaruh
dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Protista.
3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
media katu bergambar melalui model NHT pada materi pokok Protista.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Pembelajaran menggunakan media kartu bergambar melalui model NHT
dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Protista.
(2)
2. Guru diharapkan memberikan arahan yang jelas mengenai penggunaan kartu bergambar dalam proses pengerjaan LKS, sehingga proses
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, A. 1986. Media Pendidikan. IKIP Ujung Pandang. Ujung Pandang. Dalam
Jurnal Ilmu Kependidikan Volume 5, Nomor 2 September 2008 hal 173-187. http:/ / www .pdii . lipi.go.id /index.php/Search.html? Diunduh 12 Februari 2012, 14:00 WIB.
Arief, A. 2009. Kecakapan Hidup Life Skill melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis
Lus. SIC. Surabaya.
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Amri, S. dan Ahmadi, I. K. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya
As’ari, A. 2003. Pembelajaran Cooperative Learning. Makalah. Jakarta
Asriyanti. 2008. Pengaruh Media Visual Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe
Number Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Biologi siswa Kelas VIII SMP N 13 Makassar.
http://pondokskripsi.wordpress.com/2009/12/21/pengaruh-media-visual-dalam- pembelajaran-kooperatif-tipe-number-heads-together-nht-terhadap-hasil-belajar-biologi-siswa-kelas/. (12 Februari 2012, 14:00 WIB).
BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus
SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Carollina, H. S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin
Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Lampung: Universitas Lampung
(4)
Hake, R. Richard, 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Indiana University. United State of America
Hamalik, O. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti
Hamalik, O. 2006. Perancanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi
Aksara. Jakarta.
Hasnunidah, Neni. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi. Universitas
Lampung : Bandar Lampung
Herniza, L. 2011. Pengaruh Media Audio -Visual Melalui Model NHT Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pernapasan. Lampung: Universitas Lampung
Ibrahim, Muslim., Rahmadiarti, Nur, M., dan Ismono. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya: Surabaya
Johnson, Elaine B. 2009. Contextual Teaching dan Learning. MLC: Bandung
Johnson, E.B. 2007. Contextual Teaching dan Learning. MLC. Bandung.
Koeshariatmo. 2008. Pembelajaran Bermakna. blog
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-bermakna-sekilas-pandang/. (21 Februari 2012, 20:00 WIB).
Latuheru, JD.2002. Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Makasar. MSU Press. Dalam
Jurnal Ilmu Kependidikan Volume 5, nomor 2 September 2008 hal 173-187. http:/ / www .pdii . lipi.go.id /index.php/Search.html?
Lie, A. 2008. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas.
Gramedia. Jakarta.
Liliasari dan I Wayan Redhana. 2009. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Program Pembelajaran Terbimbing Pada Topik Termokimia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan II, Lembaga Penelitian dan FKIP-Universitas Lampung. FKIP-Universitas Lampung: Bandar Lampung (24 Januari 2009)
(5)
assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPHYS DisciplineRep0708.pdf.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Muhfahroyin. 2009. Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think
Criticallyis a Key Skill for Academic Success.
Nasrudin. 2011. Efektivitas Penggunaan Media Flash Card dalam Meningkatkan
Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Siswa Madrasah Aliyah. (Skripsi).
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_jrm_060079_chapter2.pdf. (8 Maret 2012; 06:32 WIB).
Natalia, I. 2010. Pengaruh Penggunaan Animasi Multimedia dengan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa. Universitas Lampung : Bandar Lampung.
Nurhayati, E. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Prapita, E. D. 2009. Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa pada Pokok Bahasan Ekosistem. (Skripsi) Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/4258/2/A420050019.pdf. (28 Oktober 2011; 21.04 WIB).
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Rahadi , A. 2003 . Media Pendidikan . Jakarta . Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan. Dalam Jurnal Ilmu Kependidikan Volume 5, nomor 2 September 2008, hal 173-187. http:/ / www .pdii. lipi. go. id /index. Php/ (21 Februari 2012, 20.30 WIB)
Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC: Surabaya
Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.
(6)
Sadiman, A.S. 1984. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sadiman, A.S. 2008. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana. Jakarta.
Sofyan, A. 2010. Pemodelan Lingkungan.
http://www.kitada.eco.tut.ac.jp/pub/member/asep/plo/model.html. (Minggu, 30 Januari 2012, 11:30 WIB).
Sudaryanto. 2010. Clinical Reasoning dan Berpikir Kritis.
http://www.fk.undip.ac.id/en/artikel-lepas/clinical-reasoning-dan-berpikir-kritis-.html. (12 September 2011, 16.30 WIB).
Sudijono, A. 1996. Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung.
Sulaeman, A. H. 1998. Media Audio-visual. Gramedia: Jakarta.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Zulaikha, L. 2010. Pemanfaatan media kartu bergambar dalam pembelajaran IPA kelas IV di SDN Cepoko III Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo tahun ajaran 2010/2011.
http://pondokskripsi.wordpress.com/2009/12/21/pemanfaatan-media-kartu- bergambar-dalam-pembelajaran-IPA-kelas-IV-SDN-Cepoko-III-kecamatan-Sumber-Kabupaten-Purbolinggo/ (diunduh pada 5 Februari 2012)