commit to user 23
Kelebihan dari Tabungan Mulia ini adalah tabungan ini dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT.
BPR Nguter Surakarta dan dananya dijamin oleh LPS. 2
Deposito Berjangka Deposito berjangka pada PT. BPR Nguter Surakarta terrdiri
dari beberapa ketentuan jangka waktu tergantung dari kebutuhan nasabah yang ingin menginvestasikan dananya. Jangka waktu yang
tersedia antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Saldo minimal deposito berjangka sebesar Rp 1.000.000,00.
Suku bunga deposito berjangka berbeda-beda serta dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dari kebijakan bank tetapi tidak
menyalahi aturan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia. Bunga deposito yang didapat oleh deposan dapat dimasukkan ke dalam
rekening tabungan, masuk deposito, maupun dapat diambil secara tunai. Kelebihan dari Deposito Berjangka ini adalah tabungan ini
dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT. BPR Nguter Surakarta dan dana para deposan dijamin oleh
Lembaga Penjamin Simpanan LPS.
b. Produk Penyaluran Dana
Penyaluran dana pada PT. BPR Nguter Surakarta melalui berbagai kredit yang diberikan kepada para debitur. Kredit yang
diambil oleh para debitur berbeda-beda tergantung dari kebutuhan
commit to user 24
masing-masing. Macam-macam kredit yang disediakan oleh PT. BPR Nguter Surakarta adalah sebagai berikut:
1 Kredit Modal Usaha
Kredit modal usaha adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk menambah modal usaha nasabah.
2 Kredit Multiguna
Kredit multiguna adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan nasabah lainnya, seperti pernikahan,
pendidikan, renovasi rumah, dan lain-lain. 3
Kredit Konsumtif Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank
untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif, misalnya untuk membeli kendaraan, rumah, dan lain-lain.
4 Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor tahun 1996 – ke atas
Kredit yang diberikan kepada masyarakat yang ingin membeli sepeda motor, baik baru maupun bekas. PT. BPR Nguter
Surakarta bekerjasama dengan beberapa dealer sepeda motor di Surakarta untuk menunjang kelancaran kredit pembiayaan
pembelian sepeda motor. 5
Pembiayaan Pembelian Mobil tahun 1990 – ke atas Merupakan kredit yang diberikan kepada masyarakat yang
ingin membeli mobil. PT. BPR Nguter Surakarta bekerjasama
commit to user 25
dengan beberapa show room yang ada di Surakarta untuk pembiayaan pembelian mobil.
Persyaratan untuk pengajuan kredit juga mudah, yaitu mengisi formulir yang telah disediakan oleh bank serta melampirkan fotokopi
KTP suami istri, Kartu Keluarga KK, Surat Nikah, rekening listrik, jaminan Bukti Pemilikan Kendaraan BermotorSertifikat, serta
dokumen pendukung lainnya. Suku bunga kredit yang diberikan setiap bank umum dan Bank
Perkreditan Rakyat berbeda-beda sehingga hal ini mempengaruhi minat masyarakat dalam menentukan pinjaman di suatu bank. PT. BPR
Nguter Surakarta memiliki dua jenis suku bunga kredit, yaitu bunga tetap
flat
dan bunga menurun. Untuk bunga tetap besarnya adalah 1,75 per bulan dan bunga menurun 2,75 per bulan. Suku bunga
tetap
flat
pada umumnya ditujukan untuk kredit modal kerja yang berjangka waktu pendek. Suku bunga menurun pada umumnya ditujuan
untuk kredit-kredit jangka panjang.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Masyarakat pada saat ini membutuhkan sarana untuk dapat mendirikan kegiatan usaha, mengembangkan kegiatan usaha dan
commit to user 26
meningkatkan kinerja usaha agar semakin baik dari sebelumnya. Dengan semakin berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan
masyarakat, maka kebutuhan dana pun terus meningkat. Pembangunan kegiatan usaha di berbagai bidang dan industri tentunya membutuhkan dana
yang tidak sedikit dan disinilah peran kegiatan perbankan yang efektif dan efisien dibutuhkan oleh masyarakat luas. Hal tersebut tampak jelas pada
perkembangan jumlah kredit perbankan yang mempengaruhi secara langsung sistem perekonomian Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan suatu lembaga
keuangan perbankan yang sehat dan dinamis dalam menjalankan kegiatan perkreditan yang merupakan rangkaian kegiatan utama bank umum demi
menunjang kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan perkreditan telah lama dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Suseno dan Piter Abdullah 2003:5 mengemukakan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu usaha lembaga keuangan perbankan
yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana penyimpanan dana atau kreditur dan pihak yang membutuhkan dana peminjam dana atau
debitur. Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan
kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur bank setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur bank dan debitur nasabah.
commit to user 27
Dalam melaksanakan kegiatannya, bank tidak hanya menghimpun dan menyalurkan dana kepada nasabah, tetapi juga melakukan pengembangan
sumber daya manusia, meningkatkan kinerja bank, memperluas jaringan dan pemasaran produk-produk yang dimiliki, memperhatikan alokasi kredit,
menyusun organisasi dan manajemen perkreditan, serta penyelesaian kredit bermasalah.
Dalam menjalankan kegiatan perkreditan, dibutuhkan sistem yang mengatur dan menjadi pedoman suatu bank. Memonitoring dan pengawasan
kredit sangat perlu menggunakan sistem peringatan dini, yang mampu mengantisipasi penyimpangan dari syarat-syarat kesepakatan bank dengan
debitur. Di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan,
bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Sistem
perkreditan akan menjadi suatu pedoman yang penting karena menyangkut dengan jalannya prosedur kegiatan perkreditan yang dijalankan oleh bank
setiap harinya. Dengan adanya sistem dan manajemen yang baik, maka kegiatan usaha pun dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,
danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana
commit to user 28
sebagai usaha BPR. Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Adapun usaha-
usaha BPR dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 adalah : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka,
tabungan, danatau
bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit. 3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. 4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI,
deposito berjangka, sertifikat deposito, danatau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR
apabila BPR mengalami
over
likuiditas. BPR melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang,
pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan
perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang rentenir.
PT. BPR Nguter Surakarta merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang perbankan dengan kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat sesuai Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 dan telah disempurnakan menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun
commit to user 29
1998 pada tanggal 10 November 1998. PT. BPR Nguter Surakarta didirikan dengan tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
PT. BPR Nguter Surakarta selalu mengembangkan produk-produknya terutama kredit, salah satunya pembiayaan kepada kelompok Usaha Mikro
Kecil Menengah, pedagang kaki lima dan juga bekerjasama dengan perusahaan swasta serta instansi lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk
perkembangan produk terutama kredit, karena wilayah pasar terutama pengusaha kecil masih banyak yang harus dibiayai dalam memenuhi
kebutuhan modal. Perluasan pangsa pasar yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta memerlukan adanya dukungan dari sistem maupun dari sumber
daya manusia sehingga dapat menjalankan kegiatan operasional perusahaan secara profesional.
Oleh karena itu, agar dapat menjadi sebuah masukan kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan apakah sistem yang dijalankan telah
sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka penulis akan mengamati dan mengevaluasi sistem pemberian kredit perusahaan terutama untuk kredit
konsumtif. Kredit konsumtif merupakan salah satu produk penyaluran kredit PT. BPR Nguter Surakarta yang investasinya berkisar antara 60 dari total
kredit yang akan disalurkan kepada masyarakat luas dan merupakan jenis kredit yang paling banyak diminati. Untuk penyaluran kredit modal kerja
berkisar antara 35, dan sisanya disalurkan kepada jenis kredit investasi
commit to user 30
sebesar 5. Setiap tahapan dalam proses pemberian kredit harus selalu dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian
tersebut tercermin dalam kebijaksanaan pokok perkreditan, tata cara dan prosedur penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan integritas pejabat
perkreditan. Kebijaksanaan pokok perkreditan mencakup prosedur pemberian kredit yang sehat, prosedur penyelesaian kredit bermasalah, dan prosedur
penghentian penagihan kredit yang telah dihapusbukukan Kuncoro dan Suhardjono 2002: 245.
Supaya target tersebut diatas dapat tercapai dengan baik, yaitu dalam arti kredit yang diberikan akan dijamin kelancarannya sampai dengan lunas
sehingga akan mendapatkan profit dan dapat membantu program pemerintah dalam melaksanakan pengucuran dana kepada UMKM, maka PT. BPR
Nguter Surakarta membutuhkan sistem pemberian kredit konsumtif yang menerapkan prinsip kehati-hatian dan berpedoman kepada Kebijakan
Perkreditan Bank. Dari data tersebut maka penulis tertarik untuk menjadikan masalah tersebut sebagai fokus di dalam penelitian ini dengan judul
“EVALUASI SISTEM
AKUNTANSI PEMBERIAN
KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN
PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN”. C.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
commit to user 31
1. Bagaimana sistem akuntansi pemberian kredit konsumtif pada PT. BPR
Nguter Surakarta? 2.
Apakah kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit konsumtif pada PT. BPR Nguter Surakarta?
3. Apakah pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta kepada
masyarakat sudah berpedoman pada prinsip kehati-hatian?
D. TUJUAN PENELITIAN
Bedasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian kredit konsumtif pada PT.
BPR Nguter Surakarta. 2.
Mengevaluasi kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit konsumtif pada PT. BPR Nguter Surakarta.
3. Untuk mengetahui apakah prinsip kehati-hatian sudah diterapkan dalam
sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini adalah: 1.
Bagi Perusahaan
commit to user 32
Hasil penelitian dari penulis diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan, dan masukan dalam penyusunan
kebijakan yang ada kaitannya dengan sistem pemberian kredit. 2.
Bagi Penulis Penelitian ini sebagai saran untuk menambah, menerapkan, dan
membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja nyata.
3. Bagi Kalangan Akademis
Sebagai referensi, informasi dan landasan penelitian selanjutnya yang bersifat ilmiah guna mendukung upaya menjadikan generasi
berikutnya yang kritis dalam menganalisis masalah.
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
commit to user 33
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Sistem