commit to user 37
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam sistem pemberian kredit
adalah: 1
jaringan prosedur yang membentuk sistem harus sesuai antara prosedur yang telah dirinci denganbagan alir sistem yang
digambarkan, dan 2
jaringan prosedur yang membentuk suatu sistem akuntansi harus dapat dilaksanakan sesuai dengan sistem tersebut.
e. Bagan alir sistem
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi bagan alir sistem pemberian kredit adalah:
1 kesesuaian yang mengkomunikasikan hasil analisis sistem dan
rancangan sistem kepada pemakai informasi, 2
bagan alir telah mencerminkan aliran data dan dokumen dalam sistem dengan menggunakan simbol-simbol standar, dan
3 antara prosedur sistem yang telah dirinci dengan yang digambarkan
saling berkesesuaian.
5. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
commit to user 38
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Mulyadi
2001: 163. Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah Mulyadi 2001:
164: a.
struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas,
b. sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya,
c. praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi, dan d.
karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
6. Bank
a. Pengertian Bank
Suseno dan Piter Abdullah 2003:5 mengemukakan bahwa bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi
intermediasi yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana penyimpanan dana atau kreditur dan pihak yang membutuhkan
dana peminjam dan atau debitur.
7. Kredit
commit to user 39
a. Pengertian Kredit
Menurut Suyatno 2003:12 istilah kredit berasal dari bahasa Yunani “
credere”
yang berarti “kepercayaan”. Oleh karena itu, dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang yang memberikan kredit
kreditur percaya bahwa penerima kredit debitur di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang dijanjikan berupa barang,
jasa, atau uang. Menurut UU Perbankan No.7 tahun 1992 “Kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
suatu perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
uang, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”. Menurut Kohler yang dikutip Mulyono 1993: 10 kredit adalah
“kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan ditangguhkan
pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
b. Unsur Kredit
commit to user 40
Dari beberapa pengertian kredit diatas dapat ditarik beberapa unsur yang memungkinkan terjadinya kredit. Adapun unsur–unsur
kredit menurut Suyatno 2003 : 14 adalah: 1
Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan bagi kreditur bahwa
kredit yang diberikan baik berupa uang, jasa atau barang akan benar–benar diterimanya kembali dimasa yang akan datang sesuai
jangka waktu kredit. 2
Kesepakatan Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung
unsur kesepakatan antara kreditur dengan debitur. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing–masing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing–masing. 3
Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek
dibawah 1 tahun, jangka menengah 1 sampai 3 tahun dan jangka panjang diatas 3 tahun. Jangka waktu merupakan batas waktu
pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak.
4 Resiko
commit to user 41
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet
pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.
5 Balas jasa
Balas jasa bagi bank merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Balas jasa kita kenal dengan nama
bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga
merupakan keuntungan bagi bank.
c. Prinsip-Prinsip Kredit
Menurut Mulyono 1993: 11, prinsip-prinsip perkreditan yang sering disebut dengan 5C atau 6C adalah sebagai berikut:
1 Character
Adalah keyakinan dari pihak bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak, ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan
kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagi manusia, sebagai anggota masyarakat
ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.
2 Capacity
commit to user 42
Adalah suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha
yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank.
3 Capital
Adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Analisa modal ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam
menanggung beban resiko yang mungkin dialami perusahaan.
4 Collateral
Adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
Manfaat
collateral
yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain
dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal.
5 Condition of Economy
commit to user 43
Adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu
saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang
memperoleh kredit.
6 Constraint
Adalah batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat.
8. Prinsip Kehati-Hatian dalam Undang-Undang Perbankan
Di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan,
bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Kebijakan
Perkreditan Bank KPB dalam prinsip kehati-hatian perkreditan Tawaf
1999: 255 berkaitan dengan:
a Kebijakan pokok perkreditan:
1 prosedur kredit yang sehat,
2 kredit yang mendapat perhatian khusus,
3 perlakuan kredit yang di plafondering,
4 prosedur penyelesaian kredit bermasalah, pengahapusbukuan, dan
pelaporan kredit macet, dan 5
tata cara penyelesaian barang agunan kredit.
commit to user 44
b Kebijakan bank dalam pemberian kredit pada pihak terkait debitur
besar, yaitu dalam bentuk pernyataan: 1
batasan jumlah maksimum kredit yang diberikan, 2
tata cara penyediaan kredit, 3
persyaratan kredit, dan 4
kebijakan pemenuhan ketentuan perkreditan. c
Pencantuman kredit yang perlu dihindari bank: 1
kredit untuk spekulasi, 2
informasi keuangan tidak cukup, 3
kredit dengan keahlian khusus, dan 4
kredit bermasalah pada bank lain. d
Tata cara penilaian kualitas kredit, hasil penilaian kolektibilitas kredit telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Prosedur pemberian kredit yang berlandaskan prinsip kehati-hatian dan berpedoman kepada Kebijakan Perkreditan Bank menurut Tawaf
1999 : 267 diantaranya adalah: a
Permohonan nasabah Pada prosedur ini nasabah mengajukan permohonan dan bank
mencari informasi tentang nasabah dan bisnisnya dari berbagai sumber, termasuk
bank to bank information
. Informasi ini akan digunakan selanjutnya untuk bahan analisis kredit.
commit to user 45
b Persiapan analisis
Nasabah harus menjadi subyek hukum dengan memilih akte- akte pendirian badan usaha, memiliki NPWP, ijin-ijin usaha yang
berlaku baik yang umum maupun yang khusus untuk bidang usahanya, laporan keuangan dan aktivitas usaha beserta penjelasannya.
c Aspek-aspek dalam analisis
Bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa kredit yang diberikan akan mencapai tujuan dan nasabah mempunyai kemauan dan
kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada bank. Mengingat selalu ada risiko tidak kembalinya kredit, setiap analisis kredit harus
memenuhi syarat: 1
Independen dan objektif. 2
Mencakup analisis kualitatif dan kuantitatif. 3
Adanya penetapan sumber pelunasan. 4
Adanya penetapan struktur fasilitas kredit. 5
Adanya analisis jaminan dan agunan. 6
Adanya analisis risiko. d
Analisis resiko Bank harus memperoleh kejelasan mengenai bentuk risiko yang
harus dihadapi sehubungan dengan kredit nasabah agar dapat memperhitungkan bagaimana mengatasi risiko tersebut.
commit to user 46
e Perhitungan kebutuhan kredit
Jumlah kebutuhan
kredit nasabah,
berapa kebutuhan
pembiayaan nasabah, dan berapa yang dibiayai nasabah. Perhitungan dilakukan dengan metode yang ditetapkan bank.
f Penggunaan formulir analisis kredit
Formulir analisis kredit digunakan untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tugas, penggunaan formulir standar
merupakan suatu keharusan. g
Tahap kerja Tahap kerja adalah alur langkah yang harus dipenuhi dalam
kegiatan pengelolaan kredit.
commit to user 47
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Sistem Pemberian Kredit Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta