Agita Dyah Hapsari F3309003
commit to user
i
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN
PRINSIP KEHATI-HATIAN
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
AGITA DYAH HAPSARI F3309003
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user
ii ABSTRAK
EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN
PRINSIP KEHATI-HATIAN
Agita Dyah Hapsari F3309003
The purpose of this research is to know the system, procedure, internal control, and application of the precautionary principle consumtive credit PT. BPR Nguter Surakarta. One of application of the precautionary principle is being a healthy credit procedures. Credit procedures be used as guidance implementation of credit activities from start application consumtive credit until consumtive credit liquefaction process.
The step of this research is done by comparing between theory and methods of primary data collection that is data obtained directly from PT. BPR Nguter Surakarta, interview that is methods of data collection by direct questioning with the competent authorities in this matter.
The result of the research are can know the excess and weakness in the system of consumtive credit PT. BPR Nguter Surakarta with the application of the precautionary principle. The excess are separation of functions related with consumtive credit system, documents used already has a serial number printed and authorized by the related functions, accounting records and inputting data using a computer system, credit procedures are supported by the performance of the functions related and application of the precautionary principle, job rotation to maintain the independence of the functions in implement task. The weakness are collateral assessment only carried out by the Account Officer, documents used in the system of consumtive credit haven’t a double sheet, and cases of nonperforming loans is still happening.
Recomendations may be made to achieve the system of consumtive credit with application of the precautionary principle better. The recomendations is collateral assessment of should be include internal staff bank, documents used in the system of consumtive credit should have a double sheet, and credit analysis procedures done carefully and thoroughly.
(3)
commit to user
(4)
commit to user
(5)
commit to user
v MOTTO
KEPADA SIAPA AKU BERHARAP? QURAN MENJAWAB:
“Cukuplah ALLAH bagiku, tidak ada Tuhan selain diri-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakal.” (QS. At-Taubah : 129)
KENAPA AKU TAK MENDAPATKAN APA YANG AKU INGINKAN? QURAN MENJAWAB:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)
Penulis persembahkan kepada:
- Allah SWT Tuhan Semesta Alam
- Mamah dan Papah, sebagai tanda bakti dan cintaku
- Kakak-kakak dan keponakan yang aku sayangi
- Seseorang yang aku sayangi
- Sahabat-sahabat terbaikku
- Teman-teman D3 Akuntansi Keuangan seperjuangan
(6)
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang senantiasa berkenan memberikan petunjuk dan kekuatan kepada umat-Nya. Segala puji bagi-Nya karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “EVALUASI SISTEM PEMBERIAN KREDIT KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN” dengan baik.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat tugas akhir perkuliahan, dalam mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Drs. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Djoko Purwanto, M.BA selaku Ketua Program
Diploma III Fakultas EkonomiUniversitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak selaku ketua Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
(7)
commit to user
vii
4. Bapak Agus Widodo, SE.,MSi., Ak selaku Pembimbing Akademik,
terimakasih atas bimbingan dan sarannya.
5. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak selaku Pembimbing
Tugas Akhir, terimakasih atas bimbingan dan sarannya.
6. Bapak maupun Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu teori dan praktik selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Seluruh tenaga administrasi (kepala bagian tata usaha, bagian pendidikan, bagian kemahasiswaan, bagian keuangan dan kepegawaian serta bagian umum dan perlengkapan) Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
8. Ibu Fransisca Permata Dewi, SE, MM selaku Direktur Utama yang
memberikan ijin dan bimbingan untuk melakukan magang kerja di PT. BPR Nguter Surakarta.
9. Bapak Yusak Adi Nugroho, SE selaku Direktur dan Pembimbing Institusi Mitra yang memberikan ijin dan bimbingan untuk melakukan magang kerja di PT. BPR Nguter Surakarta.
10. Ibu Anastasia Retno Yunie Astutie, SE selaku Kabag Operasional yang telah membimbing serta memberikan ilmu di PT. BPR Nguter Surakarta.
11. Seluruh direksi, staf, serta karyawan di PT. BPR Nguter Surakarta.
12. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi UNS yang telah memberi
(8)
commit to user
viii
13. ALLAH SWT the first and forever God in my way, yang selalu menyayangiku dan memberi pertolongan untukku, menjaga dan melindungiku disetiap perjalanan hidupku, terima kasih ya ALLAH atas segala yang telah kau berikan dalam hidupku.
14. Orang tuaku tersayang, Mamah dan Papah yang merawatku sedari
kecil dan memberikan segala apa yang aku mau, tidak ada yang bisa menggantikan kebaikan dan ketulusan sayang kalian. J 15. Kakak-kakak ku, Mba Mala dan Mas Heri, juga Mas Doni dan
Mbak Retno yang menyayangiku dan memanjakan aku.
16. Keponakanku Daffa, Naura, dan Lunetta pelengkap kebahagiaan di
dalam keluarga.
17. Kurniawan Herandi yang menemaniku di kota Solo ini, terima kasih untuk kebaikan, kesiagaan, dan kasih sayangmu selama ini. 18. Sahabat baikku, Gita, Fatya, Mayang, Mega, Selli, Ayuzur yang
sekarang entah gimana bentuknya, hhahah :p
19. Teman-teman Kost Putri Rinenggo yang udah selama 3 tahun kita
bareng-bareng terus dan tinggal satu atap, Fitri (emakku di Solo), Mbak Septi, Nita, Lusi, Tiara, makasi cantikkk J
20. Teman-teman D3 Akuntansi Keuangan, Shinta, Cila, Ajeng, Udid,
Ciki, semuanya.. J
(9)
commit to user
ix
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juni 2012
(10)
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK...ii
HALAMAN PERSETUJUAN...iii
HALAMAN PENGESAHAN...iv
KATA PENGANTAR...vi
DAFTAR ISI...x
DAFTAR TABEL...xiii
DAFTAR GAMBAR...xiv
DAFTAR LAMPIRAN...xv
BAB I. PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Perusahaan...1
2. Visi dan Misi...3
3. Kepemilikan Pemegang Saham...3
4. Permodalan...4
5. Perubahan Susunan Pengurus...6
6. Struktur Organisasi...8
7. Deskripsi Jabatan...10
(11)
commit to user
xi
B. LATAR BELAKANG MASALAH...26
C. PERUMUSAN MASALAH...31
D. TUJUAN PENELITIAN...31
E. MANFAAT PENELITIAN...32
II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem...33
2. Pengertian Prosedur...33
3. Pengertian Sistem Akuntansi...34
4. Pengertian Sistem Pemberian Kredit...35
5. Pengertian Sistem Pengendalian Intern...38
6. Bank a. Pengertian Bank... 38
7. Kredit a. Pengertian Kredit...39
b. Unsur Kredit...40
c. Prinsip-Prinsip Kredit...41
8. Prinsip Kehati-Hatian dalam Undang-Undang Perbankan...43
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Sistem Pemberian Kredit Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta...47
a. Fungsi yang Terkait...48
b. Dokumen yang Digunakan...53
(12)
commit to user
xii
d. Jaringan Prosedur Pemberian KreditKonsumtif
yang Membentuk Sistem...56 e. Bagan Alir Sistem...60
f. Uraian Singkat Mengenai Bagan Alir Sistem Pemberian
Kredit Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta...70 2. Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Pemberian Kredit
Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta...74 3. Evaluasi Sistem Pemberian Kredit Konsumtif PT. BPR
Nguter Surakarta dengan Penerapan Prinsip Kehati-Hatian...83
III. TEMUAN
A. KELEBIHAN... .86 B. KELEMAHAN...87
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN...89 B. REKOMENDASI...89 DAFTAR PUSTAKA
(13)
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1.1 Nama dan Jumlah Pemegang Saham...4 1.2 Pemegang Saham Baru...5
(14)
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
1.1 Struktur Organisasi PT. BPR Nguter Surakarta...9
1.1 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif - Bagian Marketing
Kredit...60 1.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian
Admin Kredit Account Officer...61 1.3 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian
Account Officer...62
1.4 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Kepala
Bagian Kredit...63
1.5 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) -
Direksi...64
1.6 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian
Pencairan Kredit...65 1.7 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian
Pencairan Kredit...66
1.8 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian
Pencairan Kredit...67
1.9 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian
(15)
commit to user
xv
1.10 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) -
(16)
commit to user BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Perusahaan
PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nguter Surakarta pertama kali didirikan di Desa Nguter, Sukoharjo. Anggaran dasar awal dibuat oleh Notaris di Karanganyar yaitu Nur Fariah Latih, SH dengan akte No. 12 pada tangaal 2 Maret 1994 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sebagaimana terdapat dalam Surat Keputusan Nomor C2-16.782.HT.01.01.Th 1994 tertanggal 8 November 1994. Sejak tanggal 15 April 2001, lokasi PT. BPR Nguter dipindahkan ke Jalan Sutami 118 A Surakarta dengan pertimbangan lokasi tersebut lebih strategis dan mudah dijangkau oleh nasabah serta didukung dengan sarana yang lebih memadai. Kemudian pada tanggal 20 Desember 2005, lokasi PT. BPR Nguter dipindahkan lagi ke Jalan Honggowongso No. 69 Surakarta karena lokasi tersebut lebih strategis dan lebih dekat dengan nasabah potensial. Meskipun berlokasi di pusat kota Solo, tetapi PT.BPR Nguter Surakarta tidak hanya mengandalkan wilayah kerja disekitar eks Karesidenan Surakarta seperti Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar, Wonogiri, dan Sragen. PT.BPR Nguter Surakarta memperluas wilayah kerjanya hingga ke Magelang, Temanggung, Ngawi, dan sekitarnya.
(17)
commit to user
Pada saat ini, PT. BPR Nguter Surakarta telah memiliki cabang di Magelang dan berencana akan membuka cabang di daerah Prambanan Yogyakarta pada pertengahan tahun 2012. Untuk mendukung kegiatan operasioanal pada wilayah tersebut, bank telah mempersiapkan petugas lapangan baik dalam penghimpunan dana masyarakat maupun penyaluran kredit dan penagihan kredit dengan harapan penghimpunan dana dan penyaluran kredit tersebut dapat merata dan meluas ke seluruh lapisan masyarakat di berbagai daerah atau wilayah Karesidenan Surakarta.
Adapun perijinan dan legalitas dalam menjalankan usaha adalah sebagai berikut:
1. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas dari Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dengan nomor TDP 11.16.165.00824 tertanggal 13 Juni 2001 yang berlaku sampai dengan 13 Juni 2006 diperbaharui dengan nomor TDP 11.16.1.65.00824 berlaku sampai dengan tanggal 13 Juni 2011,
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak Klaten dengan nomor NPWP 1.545.687.4-525.000 dan nomor registrasi 007703-5253, dan
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor Kep.
100/KM.17/1996 tentang Pemberian Izin Usaha PT. Bank Perkreditan Rakyat Nguter Sukoharjo yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Maret 1996.
(18)
commit to user
2. Visi dan Misi
Visi dan Misi PT. BPR Nguter Surakarta yaitu:
a. Visi PT. BPR Nguter Surakarta adalah “Menjadi BPR berkelas Nasional (National Class Finance Company).”
b. Misi PT. BPR Nguter Surakarta adalah “Membantu mewujudkan
sesuatu yang sangat didambakan dan diperlukan masyarakat agar kehidupannya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.”
3. Kepemilikan Pemegang Saham
Pada tanggal 22 Juni 2000 telah terjadi perubahan kepemilikan (akuisisi) dari pemilik lama kepada pemilik baru yaitu:
1. Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%.
2. Ny. Augustine Esther dengan komposisi saham sebesar 35%.
3. Ny. Dwi Esti Nastiti dengan komposisi saham sebesar 5%.
Kemudian Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 30 Juni 2009 diputuskan dan disetujui pengalihan saham milik Nyonya Dwi Esti Nastiti kepada Nyonya Augustine Esther, SH berdasarkan Akte Notaris Agus Subyanto No. 37 Tanggal 30 Juni 2009. Maka, komposisi pemegang saham tersebut berubah menjadi sebagai berikut:
1. Tn. Djoko P. Sugoto dengan komposisi saham sebesar 60%.
(19)
commit to user
4. Permodalan
Untuk memenuhi peraturan pemerintah tentang CAR minimal 8%, PT. BPR Nguter Surakarta telah melakukan perubahan modal dasar sebanyak dua kali, dimana perubahan tersebut dilaksanakan sebagai berikut:
a. tahun 2005 terjadi perubahan modal dasar dari 1,6 Milyar Rupiah menjadi 6,4 Milyar Rupiah. Modal yang disetor juga mengalami perubahan dari 6,4 Milyar Rupiah menjadi sebesar 2,82 Miyar Rupiah, b. pada bulan Februari 2006 telah dilakukan perubahan modal dasar menjadi 10 Milyar Rupiah yang terbagi atas 20.000 lembar saham. Masing-masing saham bernilai Rp 500.000,00. Modal dasar tersebut ditempatkan dan disetor sejumlah 41% atau sejumlah 8.200 lembar saham dengan nominal seluruhnya sebesar 4,1 Milyar Rupiah.
Dari modal dasar tersebut, telah ditempatkan oleh para pemegang saham yaitu:
Tabel 1.1 Nama dan Jumlah Pemegang Saham
Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Presentase
Djoko P. Sugoto Esther Augustine Dwi Esti Nastiti
4.920 lembar 2.870 lembar 410 lembar
Rp 2.460.000.000 Rp 1.435.000.000 Rp 205.000.000
60% 35% 5%
Jumlah 8.200 lembar Rp 4.100.000.000 100%
(20)
commit to user
Dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH No. 01 tanggal 4 Maret 2009, pada awal tahun 2010 terjadi perubahan daftar pemegang saham setelah Dwi Esti Nastiti melepas kepemilikan sahamnya sebesar 5 %. Maka daftar pemegang saham PT. BPR nguter surakarta yang baru adalah:
Tabel 1.2 Pemegang Saham Baru
Pemegang Saham Lembar Saham Jumlah Presentase
Djoko P. Sugoto Esther Augustine
4.920 lembar 3.280 lembar
Rp 2.460.000.000 Rp 1.640.000.000
60% 40%
Jumlah 8.200 lembar Rp 4.100.000.000 100%
Sumber : PT. BPR Nguter Surakarta (2006)
Hal ini merupakan wujud dari komitmen pemegang saham untuk selalu memperkuat permodalan bank.
(21)
commit to user
5. Perubahan Susunan Pengurus
Setelah terjadi akuisisi, maka PT. BPR Nguter Surakarta juga melakukan perubahan pengurus seluruhnya. Untuk memenuhi Undang-undang Perseroan Terbatas tentang jumlah direksi harus terdiri dari dua orang, maka RUPS memutuskan mengangkat satu orang direktur yang telah mengikuti fit and proper test di Bank Indonesia pada bulan Mei 2004. Susunan pengurus yang baru sejak bulan Mei 2004 adalah:
1. Komisaris Utama : Anta Winarta
2. Komisaris : Djoko Pong Sugoto, SE, MBA
3. Direktur Utama : Dwi Esti Nastiti , SE
4. Direktur : Hendrardi, SE
Pada bulan Maret 2005, Direktur PT. BPR Nguter Surakarta mengundurkan diri atas permintaan sendiri. Dengan demikian, jabatan Direktur untuk sementara waktu kosong. Namun, pada bulan Oktober 2005, setelah melalui fit and proper test di Bank Indonesia dan dinyatakan lulus, maka dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk mengangkat Dra. Lusiawati Oeyeng sebagai Direktur di PT. BPR Nguter Surakarta. Susunan pengurus yang baru sejak bulan November 2005 adalah sebagai berikut:
1. Komisaris Utama : Anta Winarta
2. Komisaris : Djoko Pong Sugoto, SE, MBA
3. Direktur Utama : Dwi Esti Nastiti, SE
(22)
commit to user
Kemudian pada tanggal 28 Juni 2007, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa disetujui pengunduran diri Direktur Utama Dwi Esti Nastiti, SE dan Komisaris Djoko Pong Sugoto, SE, MBA dengan Akta Notaris Drajad Uripno, SH nomor 42 tertanggal 29 Juni 2007. Susunan pengurus sejak bulan Juni 2007 adalah sebagai berikut:
1. Komisaris : Anta Winarta
2. Direktur : Dra. Lusiawati Oeyeng
Untuk memenuhi Undang-Undang Perseroan Terbatas dan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia, bahwa pengurus Bank Perkreditan Rakyat harus terdiri dari dua orang direktur, maka dilaksanakan RUPS berdasar Akta Notaris Drajad Uripno, SH nomor 03 tanggal 11 November 2008 dan memutuskan mengangkat 1 orang direktur yang telah mengikuti
fit and proper test di Bank Indonesia pada tanggal 22 September 2008 dan
sudah dinyatakan lulus oleh Bank Indonesia. Susunan pengurus yang baru bulan September 2008 adalah sebagai berikut:
1. Komisaris Utama : Drs. Sri Dadi Wibowo, MM
2. Komisaris : Anta Winarta
3. Direktur Utama : Fransisca Permata Dewi, SE, MM
(23)
commit to user
Pada tanggal 4 Maret 2009 kembali dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa berdasar Akta Notaris Drajad Uripno, SH Nomor 01 tanggal 4 Maret 2009. Susunan pengurus terakhir adalah sebagai berikut:
1. Komisaris Utama : Bambang Subartono, SE
2. Komisaris : Drs. Sri Dadi Wibowo, MM
3. Direktur Utama : Fransisca Permata Dewi, SE, MM
4. Direktur : Yusak Adi Nugroho, SE
6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka ( framework ) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi 2001: 165). Selain pembagian tanggung jawab fungsional terdapat pula wewenang yang dimiliki masing-masing unit organisasi. Adapun struktur organisasi PT. BPR Nguter Surakarta adalah sebagai berikut:
(24)
(25)
commit to user
7. Deskripsi Jabatan
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu perusahaan. Setiap pengambilan keputusan penting yang menyangkut perusahaan diputuskan disini.
b. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris disini berperan untuk pengawasan dan koordinasi. Atasan langsung dari Dewan Komisaris adalah RUPS. Tugas dan tanggung jawab secara umum:
1) membantu para pemegang saham dalam mengatur dan
menjalankan BPR supaya kegiatan usaha bisa berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dan
2) memimpin dan mengawasi kinerja direksi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
c. Direksi
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) melaksanakan kegiatan perusahaan dalam menjalankan kebijakan yang telah ditentukan oleh direksi,
2) mengorganisir kegiatan organisasi serta mengawasi jalannya kebijakan,
3) menambah, mengangkat, memindahkan serta memberhentikan
(26)
commit to user
4) bertanggung jawab atas segala pelaksanaan kebijakan umum, 5) memastikan laporan keuangan tepat waktu dan benar, dan 6) menindaklanjuti hasil evaluasi dari BI, komisaris, dan SPI.
d. Kabag Analisa Kredit
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Account Officer di lapangan,
2) melakukan koordinasi dengan Kasie Collection jika terdapat permasalahan dalam hal penanganan kredit bermasalah dan membutuhkan informasi tambahan dari Account Officer mengenai kondisi debitur,
3) melaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan kepada
Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan hasil kerja Account
Officer,
4) mengarahkan dan membimbing Account Officer agar hasil survei dan analisa kredit lebih berkualitas,
5) menerima laporan hasil survei dari Account Officer,
6) bertanggung jawab atas kinerja Account Officer dan hasil survei, dan
(27)
commit to user e. Account Officer/Penilai Kredit
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) menerima order kredit untuk disurvei dari admin survei, 2) pengecekan kebenaran dan kelengkapan data calon debitur,
3) melakukan survei ke tempat calon debitur (meliputi survei rumah tinggal, jaminan, pekerjaan/usaha, dan lingkungan sekitar),
4) menganalisis hasil survei dan dilaporkan kepada komite kredit, 5) embuat laporan analisa survey report mengenai calon debitur, dan 6) menyampaikan kepada admin kredit apakah pengajuan kredit calon
debitur tersebut disetujui atau ditolak.
f. Kabag Kredit
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas Admin Kredit,
Account Officer, dan Collection di lapangan,
2) bertanggung jawab atas kinerja Admin Kredit dan kelancaran proses pencairan,
3) bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pengajuan kredit dan pencairan kredit yang disalurkan sudah sesuai dengan SOP perusahaan,
4) bertanggung jawab atas pencapaian target kredit yang diberikan kepada masyarakat,
(28)
commit to user
5) melakukan koordinasi dengan Kasie Collection jika terdapat permasalahan dalam hal penanganan kredit bermasalah dan membutuhkan informasi tambahan dari Account Officer mengenai kondisi debitur,
6) melaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan kepada
Direksi yang berkaitan dengan cara kerja dan hasil kerja Admin Kredit, Account Officer, dan Collection,
7) mengarahkan dan membimbing Account Officer agar hasil survei dan analiasa kredit lebih berkualitas, dan
8) mengarahkan kepada Kasie Collection agar memberikan
bimbingan kepada collection agar tercapainya target.
g. Admin Kredit (Angsuran)
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) menerima angsuran,
2) menulis kartu angsuran dari data pencairan, 3) membuat voucher angsuran dan tunai, dan 4) input angsuran yang melalui bank.
h. Admin Kredit (Pencairan)
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) pengetikan SPK, disposisi pencairan dan voucher pencairan, 2) pengikatan kredit atau penandatanganan SPK (notaris/intern),
(29)
commit to user
3) input pencairan (termasuk potongan biaya administrasi, provisi, materai, notaris, asuransi),
4) membuat laporan harian yaitu: pencatatan pencairan harian ke BI, 5) membuat laporan bulanan yaitu: laporan SID ke BI, dan membuat
laporan SKMHT/APHT baik lancar maupun macet, dan 6) membuat fee marketing.
i. Admin Kredit (Collection)
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) membuat laporan NPL,
2) membuat laporan tunggakan,
3) membuat surat tagihan T2, T3, surat peringatan T4, dan surat tugas T5 ke atas,
4) inventaris kartu angsuran debitur, yang pembayaran angsurannya terlambat,
5) memasukkan database laporan kronologis penagihan kolektor, 6) membuat laporan hasil penagihan yang diperoleh tiap-tiap kolektor
untuk perhitungan target dan bonus kolektor, dan
7) membuat laporan debitur hapus buku serta mengatur proses lelang.
(30)
commit to user
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1)
enerima pengajuan kredit dari marketing, 2) melakukan SID (BI checking),
3) membuat kompensasi lenbur pada hari sabtu disetiap bulannya, 4) pengecekan kelengkapan berkas pengajuan kredit dan report survei
yang telah di ACC pimpinan, dan
5) membuat MOU dengan pihak lain.
k. Kasie Collection
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) mendistribusikan job/surat tagihan kepada kolektor,
2) bertanggung jawab dalam rangka upaya menurunkan NPL/Kredit Macet sesuai dengan rencana kerja perusahaan,
3) mengkoordinir dan merencanakan tugas-tugas kolektor di
lapangan,
4) melakukan koordinasi dengan Kabag Account Officer terkait permasalahan penanganan kredit bermasalah,
5) melaporkan, memberitahukan, dan mengkonsultasikan kepada
Direksi, tentang permasalahan penanganan kredit bermasalah, 6) bertanggung jawab atas kinerja kolektor dan hasil tagihan yang
(31)
commit to user
7) melakukan rolling/mutasi wilayah kerja kolektor untuk
meningkatkan efektivitas hasil kerja, dan
8) membantu penyelesaian kredit bermasalah secara menyeluruh. l. Collection F ilter
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) melakukan penagihan ke debitur yang terlambat membayar
angsuran (T2 - T4),
2) pembinaan kepada debitur tentang aturan-aturan pembayaran yang telah disepakati bersama untuk meminimalkan keterlambatan, 3) mencari informasi/lacak pada debitur yang pindah alamat tanpa
sepengetahuan pihak bank,
4) pengamanan jaminan bila diperlukan dan melacak keberadaan jaminan yang sudah dialihkan ke pihak lain,
5) menerima surat tagih dan didaftarkan pada admin penagihan setiap awal bulan,
6) membuat agenda keberangkatan harian, 7) membuat laporan kronologis, dan
8) mengembalikan tembusan surat tagih pada admin penagihan pada akhir bulan.
(32)
commit to user
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) melakukan penagihan ke debitur yang terlambat membayar
angsuran (T5 ke atas),
2) pembinaan kepada debitur tentang aturan-aturan pembayaran yang telah disepakati bersama untuk meminimalkan keterlambatan, 3) mencari informasi/lacak pada debitur yang pindah alamat tanpa
sepengetahuan pihak bank,
4) pengamanan jaminan bila diperlukan dan melacak keberadaan jaminan yang sudah dialihkan ke pihak lain,
5) menerima surat tagih dan didaftarkan pada admin penagihan setiap awal bulan,
6) membuat agenda keberangkatan harian,
7) membuat laporan kronologis, dan
8) mengembalikan tembusan surat tagih pada admin penagihan pada akhir bulan.
(33)
commit to user
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) menawarkan berbagai produk BPR khususnya produk kredit
antara lain konsumtif, modal kerja, investasi, dll,
2) melakukan follow up terhadap nasabah yang mengajukan kredit, 3) mengumpulkan file data calon nasabah,
4) melakukan survei awal guna memberikan keterangan pada
Account Officer tentang kondisi calon nasabah,
5) memberikan kabar/info kepada nasabah mengenai hasil survei dalam hal disetujui atau ditolak,
6) membantu kolektor dalam hal perangai nasabah yang kreditnya bermasalah atau terlambat membayar,
7) mencapai target pencairan kredit sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan perusahaan, dan
8) mencari nasabah untuk menempatkan tabungan ataupun deposito di PT. BPR Nguter Surakarta.
o. Legal/HRD
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) menyelesaikan permasalahan hukum perusahaan yang dialami
perusahaan,
2) menyelesaikan penanganan kredit bermasalah, 3) sidang pengadilan, kantor lelang, dan somasi debitur,
(34)
commit to user 4) perekrutan karyawan baru,
5) penilaian dan pengawasan karyawan masa percobaan, dan 6) koordinasi dengan kasie.
p. Teller
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) menerima setoran dan pengambilan tunai (angsuran, tabungan, pengambilan tunai dari bank – pick up service),
2) pengeluaran biaya-biaya yang disertai nota ataupun kwitansi, 3) pencatatan semua kwitansi dan nota pemasukan dan pengeluaran
dibuku kasir kemudian diulang di buku pemasukan kas dam pengeluaran kas,
4) input ke program system, dan
5) akhir hari membuat laporan mutasi kas (jumlah uang).
q. Tabungan dan Deposito
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
Tabungan meliputi:
1) melayani pembukaan dan penutupan rekening tabungan (cetak buku),
2) melayani transaksi nasabah baik penyetoran, penarikan,
pemindahbukuan,
(35)
commit to user
4) menyimpan (file) aplikasi rekening, bukti setor/tarik, voucher jurnal transaksi.
Deposito melalui:
1) aplikasi penempatan deposito dan pencairan deposito,
2) pembayaran bunga deposito nasabah (melalui tunai, transfer, kredit ke rekening, maupun aro pokok + bunga),
3) membuat konfirmasi perpanjangan deposito jatuh tempo,
4) menyimpan aplikasi penempatan dan pencairan deposito, slip/bukti pembayaran bunga, bilyet deposito,
5) input transaksi deposito, dan
6) membuat laporan bulanan untuk LPS.
r. Pembukuan
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) melakukan pengecekan hitungan bunga deposito dari bagian deposito,
2) membuat laporan untuk BI (laporan bulanan, laporan pengaduan nasabah, laporan publikasi 3 bulan sekali, serta laporan mingguan),
3) mengirimkan laporan keuangan untuk kantor pajak,
4) membuat voucher pembukuan,
5) melakukan pengecekan voucher jurnal transaksi harian (bagian kredit, tabungan dan deposito, serta kasir),
(36)
commit to user
6) membuat laporan keuangan dan input transaksi,
7) order pembelian (ATK dan umum),
8) melakukan transaksi yang berhubungan dengan antar bank Aktiva, 9) melakukan pengecekan terhadap kas bon ataupun kas keluar, dan 10) membuat daftar tunjangan perbaikan sepeda motor karyawan.
s. SPI
Memiliki tugas dan tanggung jawab dalam PT. BPR Nguter Surakarta untuk :
1) memeriksa mutasi kas pada akhir hari secara berkala,
2) memeriksa bukti-bukti transaksi harian secara periodik dan membandingkan dengan peraturan-peraturan yang ada,
3) membuat dan melaporkan laporan mingguan kepada Bank
Indonesia,
4) melakukan on the spot ke debitur secara berkala,
5) melakukan pemeriksaan jaminan setiap bulan Juni dan Desember, 6) melakukan pemeriksaan persediaan Buku Tabungan dan Bilyet
Deposito setiap bulan April, Agustus, dan Desember,
7) memeriksa mutasi buku tabungan dan membandingkan dengan
kartu tabungan,
8) berkoordinasi dengan bagian-bagian yang berkaitan dengan
pemeriksaan,
9) membantu Dewan Komisaris dalam membuat Laporan Hasil Kerja
(37)
commit to user
10) membuat Laporan Tingkat Kesehatan setiap akhir bulan, dan
11) menyampaikan laporan hasil pemeriksaan triwulan kepada Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi.
8. Produk Layanan
a. Produk Penghimpunan Dana
1) Tabungan
PT. BPR Nguter Surakarta memiliki satu jenis tabungan yaitu Tabungan Mulia. Tabungan Mulia diperuntukkan bagi penabung perseorangan/perusahaan/lembaga.
Setoran awal tabungan minimal Rp 25.000,00 dan setoran selanjutnya sekurang-kurangnya Rp 10.000,00. Saldo minimal yang harus mengendap di tabungan sebesar Rp 10.000,00.
Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan setiap hari kerja dengan menggunakan slip yang disediakan oleh bank. Bunga untuk Tabungan Mulia diperhitungkan setiap akhir bulan yang bersangkutan dan dihitung atas saldo harian. Besar tingkat bunga ditentulkan oleh bank dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Penutupan rekening tabungan akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 10.000,00 serta apabila tabungan aktif/pasif yang bersaldo dibawah Rp 10.000,00 akan ditutup secara otomatis.
(38)
commit to user
Kelebihan dari Tabungan Mulia ini adalah tabungan ini dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT. BPR Nguter Surakarta dan dananya dijamin oleh LPS.
2) Deposito Berjangka
Deposito berjangka pada PT. BPR Nguter Surakarta terrdiri dari beberapa ketentuan jangka waktu tergantung dari kebutuhan nasabah yang ingin menginvestasikan dananya. Jangka waktu yang tersedia antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Saldo minimal deposito berjangka sebesar Rp 1.000.000,00.
Suku bunga deposito berjangka berbeda-beda serta dapat berubah sewaktu-waktu tergantung dari kebijakan bank tetapi tidak menyalahi aturan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia. Bunga deposito yang didapat oleh deposan dapat dimasukkan ke dalam rekening tabungan, masuk deposito, maupun dapat diambil secara tunai. Kelebihan dari Deposito Berjangka ini adalah tabungan ini dapat dijadikan jaminan fasilitas kredit yang diberikan oleh PT. BPR Nguter Surakarta dan dana para deposan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
b. Produk Penyaluran Dana
Penyaluran dana pada PT. BPR Nguter Surakarta melalui berbagai kredit yang diberikan kepada para debitur. Kredit yang diambil oleh para debitur berbeda-beda tergantung dari kebutuhan
(39)
commit to user
masing-masing. Macam-macam kredit yang disediakan oleh PT. BPR Nguter Surakarta adalah sebagai berikut:
1) Kredit Modal Usaha
Kredit modal usaha adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk menambah modal usaha nasabah.
2) Kredit Multiguna
Kredit multiguna adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan nasabah lainnya, seperti pernikahan, pendidikan, renovasi rumah, dan lain-lain.
3) Kredit Konsumtif
Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif, misalnya untuk membeli kendaraan, rumah, dan lain-lain.
4) Pembiayaan Pembelian Sepeda Motor (tahun 1996 – ke atas)
Kredit yang diberikan kepada masyarakat yang ingin membeli sepeda motor, baik baru maupun bekas. PT. BPR Nguter Surakarta bekerjasama dengan beberapa dealer sepeda motor di Surakarta untuk menunjang kelancaran kredit pembiayaan pembelian sepeda motor.
5) Pembiayaan Pembelian Mobil (tahun 1990 – ke atas)
Merupakan kredit yang diberikan kepada masyarakat yang ingin membeli mobil. PT. BPR Nguter Surakarta bekerjasama
(40)
commit to user
dengan beberapa show room yang ada di Surakarta untuk pembiayaan pembelian mobil.
Persyaratan untuk pengajuan kredit juga mudah, yaitu mengisi formulir yang telah disediakan oleh bank serta melampirkan fotokopi KTP suami istri, Kartu Keluarga (KK), Surat Nikah, rekening listrik, jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/Sertifikat), serta dokumen pendukung lainnya.
Suku bunga kredit yang diberikan setiap bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat berbeda-beda sehingga hal ini mempengaruhi minat masyarakat dalam menentukan pinjaman di suatu bank. PT. BPR Nguter Surakarta memiliki dua jenis suku bunga kredit, yaitu bunga tetap (flat) dan bunga menurun. Untuk bunga tetap besarnya adalah 1,75% per bulan dan bunga menurun 2,75% per bulan. Suku bunga tetap (flat) pada umumnya ditujukan untuk kredit modal kerja yang berjangka waktu pendek. Suku bunga menurun pada umumnya ditujuan untuk kredit-kredit jangka panjang.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Masyarakat pada saat ini membutuhkan sarana untuk dapat
(41)
commit to user
meningkatkan kinerja usaha agar semakin baik dari sebelumnya. Dengan semakin berkembangnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat, maka kebutuhan dana pun terus meningkat. Pembangunan kegiatan usaha di berbagai bidang dan industri tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit dan disinilah peran kegiatan perbankan yang efektif dan efisien dibutuhkan oleh masyarakat luas. Hal tersebut tampak jelas pada perkembangan jumlah kredit perbankan yang mempengaruhi secara langsung sistem perekonomian Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan suatu lembaga keuangan perbankan yang sehat dan dinamis dalam menjalankan kegiatan perkreditan yang merupakan rangkaian kegiatan utama bank umum demi menunjang kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat.
Kegiatan perkreditan telah lama dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Suseno dan Piter Abdullah (2003:5) mengemukakan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu usaha lembaga keuangan perbankan yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana (penyimpanan dana atau kreditur) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam dana atau debitur). Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur (bank) setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur (bank) dan debitur (nasabah).
(42)
commit to user
Dalam melaksanakan kegiatannya, bank tidak hanya menghimpun dan menyalurkan dana kepada nasabah, tetapi juga melakukan pengembangan sumber daya manusia, meningkatkan kinerja bank, memperluas jaringan dan pemasaran produk-produk yang dimiliki, memperhatikan alokasi kredit, menyusun organisasi dan manajemen perkreditan, serta penyelesaian kredit bermasalah.
Dalam menjalankan kegiatan perkreditan, dibutuhkan sistem yang mengatur dan menjadi pedoman suatu bank. Memonitoring dan pengawasan kredit sangat perlu menggunakan sistem peringatan dini, yang mampu mengantisipasi penyimpangan dari syarat-syarat kesepakatan bank dengan debitur. Di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Sistem perkreditan akan menjadi suatu pedoman yang penting karena menyangkut dengan jalannya prosedur kegiatan perkreditan yang dijalankan oleh bank setiap harinya. Dengan adanya sistem dan manajemen yang baik, maka kegiatan usaha pun dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana
(43)
commit to user
sebagai usaha BPR. Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Adapun usaha-usaha BPR dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 adalah : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah. 4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas.
BPR melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir).
PT. BPR Nguter Surakarta merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang perbankan dengan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat sesuai Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 dan telah disempurnakan menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun
(44)
commit to user
1998 pada tanggal 10 November 1998. PT. BPR Nguter Surakarta didirikan dengan tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
PT. BPR Nguter Surakarta selalu mengembangkan produk-produknya terutama kredit, salah satunya pembiayaan kepada kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah, pedagang kaki lima dan juga bekerjasama dengan perusahaan swasta serta instansi lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk perkembangan produk terutama kredit, karena wilayah pasar terutama pengusaha kecil masih banyak yang harus dibiayai dalam memenuhi kebutuhan modal. Perluasan pangsa pasar yang dilakukan PT. BPR Nguter Surakarta memerlukan adanya dukungan dari sistem maupun dari sumber daya manusia sehingga dapat menjalankan kegiatan operasional perusahaan secara profesional.
Oleh karena itu, agar dapat menjadi sebuah masukan kepada perusahaan sebagai bahan pertimbangan apakah sistem yang dijalankan telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka penulis akan mengamati dan mengevaluasi sistem pemberian kredit perusahaan terutama untuk kredit konsumtif. Kredit konsumtif merupakan salah satu produk penyaluran kredit PT. BPR Nguter Surakarta yang investasinya berkisar antara 60% dari total kredit yang akan disalurkan kepada masyarakat luas dan merupakan jenis kredit yang paling banyak diminati. Untuk penyaluran kredit modal kerja berkisar antara 35%, dan sisanya disalurkan kepada jenis kredit investasi
(45)
commit to user
sebesar 5%. Setiap tahapan dalam proses pemberian kredit harus selalu dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian tersebut tercermin dalam kebijaksanaan pokok perkreditan, tata cara dan prosedur penilaian kualitas kredit, profesionalisme dan integritas pejabat perkreditan. Kebijaksanaan pokok perkreditan mencakup prosedur pemberian kredit yang sehat, prosedur penyelesaian kredit bermasalah, dan prosedur penghentian penagihan kredit yang telah dihapusbukukan (Kuncoro dan Suhardjono 2002: 245).
Supaya target tersebut diatas dapat tercapai dengan baik, yaitu dalam arti kredit yang diberikan akan dijamin kelancarannya sampai dengan lunas sehingga akan mendapatkan profit dan dapat membantu program pemerintah dalam melaksanakan pengucuran dana kepada UMKM, maka PT. BPR Nguter Surakarta membutuhkan sistem pemberian kredit konsumtif yang menerapkan prinsip kehati-hatian dan berpedoman kepada Kebijakan Perkreditan Bank. Dari data tersebut maka penulis tertarik untuk menjadikan masalah tersebut sebagai fokus di dalam penelitian ini dengan judul
“EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT
KONSUMTIF PADA PT. BPR NGUTER SURAKARTA DENGAN PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN”.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
(46)
commit to user
1. Bagaimana sistem akuntansi pemberian kredit konsumtif pada PT. BPR Nguter Surakarta?
2. Apakah kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit konsumtif pada PT. BPR Nguter Surakarta?
3. Apakah pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta kepada masyarakat sudah berpedoman pada prinsip kehati-hatian?
D. TUJUAN PENELITIAN
Bedasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemberian kredit konsumtif pada PT. BPR Nguter Surakarta.
2. Mengevaluasi kelebihan dan kelemahan sistem pemberian kredit
konsumtif pada PT. BPR Nguter Surakarta.
3. Untuk mengetahui apakah prinsip kehati-hatian sudah diterapkan dalam sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta.
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan
(47)
commit to user
Hasil penelitian dari penulis diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan, dan masukan dalam penyusunan kebijakan yang ada kaitannya dengan sistem pemberian kredit.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai saran untuk menambah, menerapkan, dan membandingkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam dunia kerja nyata.
3. Bagi Kalangan Akademis
Sebagai referensi, informasi dan landasan penelitian selanjutnya yang bersifat ilmiah guna mendukung upaya menjadikan generasi berikutnya yang kritis dalam menganalisis masalah.
BAB II
(48)
commit to user
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Sistem
Mulyadi (2001:1) mengartikan sistem adalah “suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”.
Sedangkan pengertian sistem menurut Romney (2001:1) adalah “sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama”.
2. Pengertian Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2001:5).
Prosedur sebagai suatu urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi (Baridwan, 1993:3).
3. Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
(49)
commit to user
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001:3).
Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah:
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi.
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.
c. Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
d. Buku Pembantu
Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.
e. Laporan
Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi.
(50)
commit to user
4. Pengertian Sistem Pemberian Kredit
Sistem akuntansi pemberian kredit adalah rangkaian dari cara atau prosedur dalam pemberian kredit yang mencakup tahapan permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit yang membentuk suatu sistem yang berurutan dan berkaitan erat dalam pelaksanaan pemberian kredit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi Sistem Pemberian Kredit Konsumtif adalah:
a. Fungsi yang terkait
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi fungsi yang terkait dalam sistem pemberian kredit adalah:
a) struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas,
b) sistem otorisasi dan wewenang, dan
c) praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi.
b. Dokumen yang digunakan
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah:
(51)
commit to user
1) penggunaan dokumen bernomor urut tercetak, yang pemakaiannya harus dapat dipertanggung jawabkan oleh setiap bagian yang berwenang,
2) dokumen yang digunakan tersebut harus sudah cukup memadai dan cukup merekam data kegiatan sistem pemberian kredit, dan
3) dokumen yang digunakan dibuat rangkap agar menghindari terjadinya penyalahgunaan.
c. Catatan akuntansi yang digunakan
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah: 1) catatan akuntansi harus berdasarkan dokumen sumber dan dokumen
pendukung,
2) catatan akuntansi harus mencatat semua transaksi yang benar-benar terjadi, dan
3) catatan akuntansi harus mencatat semua transaksi dalam periode akuntansi yang sebenarnya.
(52)
commit to user
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam sistem pemberian kredit adalah:
1) jaringan prosedur yang membentuk sistem harus sesuai antara prosedur yang telah dirinci denganbagan alir sistem yang digambarkan, dan
2) jaringan prosedur yang membentuk suatu sistem akuntansi harus dapat dilaksanakan sesuai dengan sistem tersebut.
e. Bagan alir sistem
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi bagan alir sistem pemberian kredit adalah:
1) kesesuaian yang mengkomunikasikan hasil analisis sistem dan rancangan sistem kepada pemakai informasi,
2) bagan alir telah mencerminkan aliran data dan dokumen dalam sistem dengan menggunakan simbol-simbol standar, dan
3) antara prosedur sistem yang telah dirinci dengan yang digambarkan saling berkesesuaian.
(53)
commit to user
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi 2001: 163).
Unsur pokok sistem pengendalian intern adalah (Mulyadi 2001: 164):
a. struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas,
b. sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya,
c. praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, dan
d. karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
6. Bank
a. Pengertian Bank
Suseno dan Piter Abdullah (2003:5) mengemukakan bahwa bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana (penyimpanan dana atau kreditur) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam dan atau debitur).
(54)
commit to user
a. Pengertian Kredit
Menurut Suyatno (2003:12) istilah kredit berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti “kepercayaan”. Oleh karena itu, dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang dijanjikan berupa barang, jasa, atau uang.
Menurut UU Perbankan No.7 tahun 1992 “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara suatu perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah uang, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
Menurut Kohler yang dikutip Mulyono (1993: 10) kredit adalah “kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
(55)
commit to user
Dari beberapa pengertian kredit diatas dapat ditarik beberapa unsur yang memungkinkan terjadinya kredit. Adapun unsur–unsur kredit menurut Suyatno (2003 : 14) adalah:
1) Kepercayaan
Kepercayaan yaitu suatu keyakinan bagi kreditur bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, jasa atau barang) akan benar–benar diterimanya kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.
2) Kesepakatan
Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara kreditur dengan debitur. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing–masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing–masing.
3) Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3 tahun) dan jangka panjang (diatas 3 tahun). Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak.
(56)
commit to user
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya.
5) Balas jasa
Balas jasa bagi bank merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bagi bank.
c. Prinsip-Prinsip Kredit
Menurut Mulyono (1993: 11), prinsip-prinsip perkreditan yang sering disebut dengan 5C atau 6C adalah sebagai berikut:
1) Character
Adalah keyakinan dari pihak bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak, ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagi manusia, sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.
(57)
commit to user
Adalah suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank.
3) Capital
Adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Analisa modal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam menanggung beban resiko yang mungkin dialami perusahaan.
4) Collateral
Adalah barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal.
(58)
commit to user
Adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.
6) Constraint
Adalah batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat.
8. Prinsip Kehati-Hatian dalam Undang-Undang Perbankan
Di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, bahwa perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) dalam prinsip kehati-hatian perkreditan (Tawaf 1999: 255) berkaitan dengan:
a) Kebijakan pokok perkreditan: 1) prosedur kredit yang sehat,
2) kredit yang mendapat perhatian khusus, 3) perlakuan kredit yang di plafondering,
4) prosedur penyelesaian kredit bermasalah, pengahapusbukuan, dan pelaporan kredit macet, dan
(59)
commit to user
b) Kebijakan bank dalam pemberian kredit pada pihak terkait/ debitur besar, yaitu dalam bentuk pernyataan:
1) batasan jumlah maksimum kredit yang diberikan, 2) tata cara penyediaan kredit,
3) persyaratan kredit, dan
4) kebijakan pemenuhan ketentuan perkreditan. c) Pencantuman kredit yang perlu dihindari bank:
1) kredit untuk spekulasi,
2) informasi keuangan tidak cukup, 3) kredit dengan keahlian khusus, dan 4) kredit bermasalah pada bank lain.
d) Tata cara penilaian kualitas kredit, hasil penilaian kolektibilitas kredit telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Prosedur pemberian kredit yang berlandaskan prinsip kehati-hatian dan berpedoman kepada Kebijakan Perkreditan Bank menurut Tawaf (1999 : 267) diantaranya adalah:
a) Permohonan nasabah
Pada prosedur ini nasabah mengajukan permohonan dan bank mencari informasi tentang nasabah dan bisnisnya dari berbagai sumber, termasuk bank to bank information. Informasi ini akan digunakan selanjutnya untuk bahan analisis kredit.
(60)
commit to user b) Persiapan analisis
Nasabah harus menjadi subyek hukum dengan memilih akte-akte pendirian badan usaha, memiliki NPWP, ijin-ijin usaha yang berlaku baik yang umum maupun yang khusus untuk bidang usahanya, laporan keuangan dan aktivitas usaha beserta penjelasannya.
c) Aspek-aspek dalam analisis
Bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa kredit yang diberikan akan mencapai tujuan dan nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada bank. Mengingat selalu ada risiko tidak kembalinya kredit, setiap analisis kredit harus memenuhi syarat:
1) Independen dan objektif.
2) Mencakup analisis kualitatif dan kuantitatif. 3) Adanya penetapan sumber pelunasan. 4) Adanya penetapan struktur fasilitas kredit. 5) Adanya analisis jaminan dan agunan. 6) Adanya analisis risiko.
d) Analisis resiko
Bank harus memperoleh kejelasan mengenai bentuk risiko yang harus dihadapi sehubungan dengan kredit nasabah agar dapat memperhitungkan bagaimana mengatasi risiko tersebut.
(61)
commit to user e) Perhitungan kebutuhan kredit
Jumlah kebutuhan kredit nasabah, berapa kebutuhan
pembiayaan nasabah, dan berapa yang dibiayai nasabah. Perhitungan dilakukan dengan metode yang ditetapkan bank.
f) Penggunaan formulir analisis kredit
Formulir analisis kredit digunakan untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan tugas, penggunaan formulir standar merupakan suatu keharusan.
g) Tahap kerja
Tahap kerja adalah alur langkah yang harus dipenuhi dalam kegiatan pengelolaan kredit.
(62)
commit to user
B. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Sistem Pemberian Kredit Konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta
PT. BPR Nguter memiliki beberapa jenis produk penyaluran dana, diantaranya adalah kredit modal usaha, kredit multi guna, kredit konsumtif, pembiayaan pembelian sepeda motor, dan pembiayaan pembelian mobil. Sistem pemberian kredit yang akan penulis bahas adalah sistem pemberian kredit konsumtif. Kredit konsumtif adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif, misalnya untuk membeli kendaraan, rumah, dan lain-lain. Sistem pemberian kredit konsumtif memiliki alur prosedur yang sama dengan kredit lainnya, begitu juga dengan fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, dan catatan akuntansi yang digunakan.
Untuk dapat mengajukan permohonan kredit, calon debitur terlebih dahulu dapat melakukan konsultasi dengan bagian marketing kredit. Calon debitur harus memenuhi persyaratan awal dalam pengajuan permohonan kredit konsumtif. Persyaratan yang ditetapkan oleh PT. BPR Nguter Surakarta diantaranya adalah:
a) calon debitur harus memiliki Kartu Tanda Penduduk yang masih aktif, b) calon debitur harus memenuhi kelengkapan persyaratan dokumen
identitas diri yang dibutuhkan dan terlampir di dalam Formulir Permohonan Kredit dan Surat Perjanjian Kredit,
c) calon debitur harus memiliki kemampuan untuk membayar angsuran kredit sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan, dan
(63)
commit to user
d) calon debitur harus memiliki jaminan sebagai penjamin ketika tidak mampu membayar angsuran kredit.
Dokumen dan persyaratan yang dilampirkan bersama dengan Formulir Pemohonan Kredit tidak dibedakan antara kredit modal usaha, kredit multi guna, kredit konsumtif, pembiayaan pembelian sepeda motor, dan pembiayaan pembelian mobil. Calon debitur yang akan mengajukan permohan kredit wajib melampirkan persyaratan sebagai berikut:
1) fotokopi Kartu Tanda Penduduk suami istri yang masih berlaku, 2) fotokopi Kartu Keluarga yang masih berlaku,
3) fotokopi Surat Nikah, 4) fotokopi Rekening Listrik,
5) fotokopi jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/Sertifikat tanah),
6) fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan
7) melampirkan dokumen pendukung lainnya.
a. Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem pemberian kredit konsumtif adalah sebagai berikut:
1) Direksi
Direksi mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
a) memberikan keputusan terhadap permohonan kredit dari calon debitur dengan melakukan penilaian kelayakan calon debitur,
(64)
commit to user
b) mengawasi dan memberikan otorisasi terhadap dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam pemberian kredit,
c) memberikan persetujuan atas formulir permohonan pinjaman, penyerahan hak milik secara kepercayaan (FIDUCIA), dan surat kuasa untuk menjual barang jaminan, dengan menandatangani dokumen tersebut, dan
d) bertanggung jawab terhadap kelancaran kredit yang diberikan kepada masyarakat.
2) Kepala Bagian Kredit
Kepala bagian kredit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
a) mengkoordinasi dan merencanakan tugas-tugas Admin Kredit,
Account Officer, dan Collection di lapangan,
b) bertanggung jawab atas kinerja Admin Kredit dan kelancaran proses pencairan, dan
c) bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi pengajuan kredit dan pencairan kredit yang disalurkan sudah sesuai dengan SOP perusahaan.
3) Bagian Marketing Kredit
Bagian marketing kredit mempunyai tanggung jawab
sebagai berikut:
a) menawarkan berbagai produk BPR khususnya produk kredit antara lain konsumtif, modal kerja, dan lain-lain,
(65)
commit to user
b) melayani calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit,
c) mengumpulkan file data calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit, dan
d) memberikan informasi kepada calon debitur jika pengajuan permohonan kredit telah disetujui oleh Direksi.
4) Bagian Admin Kredit
Bagian admin kredit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
a) menerima berkas pengajuan permohonan kredit dari bagian
marketing kredit dan melakukan pengecekan kelengkapan untuk
selanjutnya diberikan kepada account offficer, dan b) melakukan SID atau BI checking.
5) Bagian Account Offcer
Account officer mempunyai tanggung jawab sebagai
berikut:
a) melakukan pengecekan kelengkapan berkas pengajuan
permohonan kredit calon debitur,
b) melakukan survei lapangan ke tempat tinggal calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit,
c) menganalisis hasil survei calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit, dan
(66)
commit to user
d) membuat laporan analisis kredit calon debitur yang akan mengajukan permohonan kredit.
6) Bagian Pencairan Kredit
Pencairan kredit mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
a) menyiapkan dan mengisi Surat Perjanjian Kredit, disposisi pencairan, slip setor dan slip penarikan,
b) mencocokkan jaminan asli yang dibawa oleh calon debitur dengan fotokopi jaminan yang digunakan sebagai syarat awal (aplikasi) dalam pengajuan permohonan kredit,
c) menjelaskan kepada calon debitur tentang isi perjanjian SPK dan biaya-biaya yang ditanggungkan kepada calon debitur, d) menginput data calon debitur yang mengajukan permohonan
kredit, dan
e) mengarsip dokumen-dokumen permohonan kredit calon debitur.
7) Bagian Tabungan/Deposito
Bagian Tabungan/Deposito mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
a) melayani pembukaan rekening calon debitur yang akan
mengajukan permohonan kredit (calon debitur baru), dan
b) melayani transaksi calon debitur baik penyetoran, penarikan, dan pemindahbukuan.
(67)
commit to user 8) Bagian Kasir
Bagian kasir mempunyai tanggung jawab sebagai berikut: a) bertanggung jawab terhadap keamanan kas dan memastikan
bahwa dana yang diberikan benar-benar telah diterima calon debitur yang mengajukan kredit,
b) menginput data calon debitur yang akan melakukan peminjaman kredit,
c) mengeluarkan voucher dari transaksi penarikan tabungan calon debitur (pemberian kredit kepada calon debitur), dan
d) membuat bukti pengeluaran umum dan bukti mutasi kas harian untuk mencatat seluruh pengeluaran kas dan membuat bukti setoran pinjaman untuk mencatat setoran angsuran dari debitur. 9) Bagian Akuntansi
Bagian akuntansi mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
a) bertanggung jawab atas pembukuan seluruh transaksi yang ada di PT. BPR Nguter Surakarta terutama yang berhubungan dengan pemberian kredit,
b) mencatat dalam buku besar atas transaksi dan melakukan pengarsipan bukti-bukti dan dokumen, dan
c) membuat catatan akuntansi dan laporan keuangan secara harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
(68)
commit to user
b. Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit konsumtif adalah sebagai berikut:
1) Formulir Permohonan Kredit
Formulir ini digunakan oleh calon debitur pada saat akan mengajukan permohonan kredit. Dokumen ini diotorisasi oleh Direksi dan kemudian ditandatangani oleh calon debitur yang bersangkutan.
2) Dokumen Syarat/Aplikasi
Dokumen syarat/aplikasi adalah dokumen-dokumen identitas diri yang dilampirkan bersamaan dengan Formulir Permohonan Kredit. Dokumen syarat terdiri dari:
a) fotokopi Kartu Tanda Penduduk suami istri yang masih berlaku, b) fotokopi Kartu Keluarga yang masih berlaku,
c) fotokopi Surat Nikah, d) fotokopi Rekening Listrik,
e) fotokopi jaminan (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor/
Sertifikat),
f) fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan, dan g) melampirkan dokumen pendukung lainnya.
(69)
commit to user 3) Surat Perjanjian Kredit
Surat perjanjian kredit berisi ketentuan-ketentuan yang mengikat nasabah untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati. Dokumen ini dilampirkan pada agunan yang dijaminkan dengan materai Rp 6.000,00. Jika pada saat pelaksanaan angsuran kredit dari calon debitur bermasalah (tidak lancar), maka pihak bank memiliki wewenang untuk menjual atau melelang agunan yang dijaminkan tersebut. Surat Pernyataan Kuasa Menjual juga terlampir di dalam Surat Perjanjian Kredit.
4) Disposisi Pencairan Kredit
Disposisi pencairan kredit merupakan dokumen yang memuat data debitur beserta jumlah pinjaman kredit dan biaya-biaya administrasi.
5) Kartu angsuran
Merupakan kartu yang memuat jumlah pinjaman debitur dan pembayarannya.
6) Slip Pencairan Kredit
Dokumen ini digunakan sebagai bukti pengeluaran kas atas pencairan kredit untuk calon debitur. Slip pencairan kredit terdiri dari 1 lembar slip penyetoran dan 2 lembar slip penarikan.
(70)
commit to user 7) Laporan Pemeriksaan dan Analisis Kredit
Laporan pemeriksaan dan analisis kredit adalah laporan dari hasil survey account officer kepada calon debitur yang mengajukan permohonan kredit untuk mengetahui tingkat kelayakan dari calon debitur tersebut.
8) Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar memuat jumlah nominal pengeluaran kas baik untuk pencairan kredit maupun untuk pengeluaran lainnya. 9) Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk memuat jumlah penerimaan kas dari pembayaran administrasi atau provisi setelah bank meyetujui pemberian kredit kepada debitur.
c. Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit konsumtif adalah sebagai berikut:
1) Jurnal Umum
Jurnal ini berfungsi untuk mencatat semua transaksi yang ada pada bank yang pada akhirnya digunakan untuk pembuatan laporan keuangan.
2) Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal ini berfungsi untuk mencatat jumlah pinjaman yang diberikan kepada debitur.
(71)
commit to user 3) Buku Besar
Buku besar digunakan untuk mencatat jumlah total pengeluaran kas yang sudah direkapitulasi melalui jurnal pengeluaran kas. Akun buku besar yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah kas, piutang, pinjaman flat, pinjaman menurun, dan pendapatan bunga.
4) Buku Kredit
Buku kredit digunakan untuk mencatat nama debitur yang mengambil kredit beserta jumlah kredit yang diambil.
5) Mutasi Kas
Catatan ini digunakan untuk mencatat perubahan kas atas terealisasinya kredit kepada debitur.
d. Jaringan Prosedur Pemberian Kredit Konsumtif yang Membentuk
Sistem
Jaringan prosedur pemberian kredit konsumtif yang membentuk sistem adalah sebagai berikut:
1) Prosedur Permohonan Kredit
a) calon debitur datang ke bank untuk melakukan konsultasi kredit
dengan bagian marketing kredit. Calon debitur kemudian
melakukan pengisian Formulir Permohonan Kredit dan
(72)
commit to user
b) bagian marketing Kredit menerima Formulir Permohonan Kredit dan dokumen syarat calon debitur dan melakukan pengecekan kelengkapan berkas tersebut.
2) Prosedur Analisis Kredit
a) formulir Permohonan Kredit dan dokumen syarat diserahkan oleh bagian marketing kredit ke bagian admin kredit,
b) bagian admin kredit menunjuk account officer untuk melakukan
survey ke tempat tingal calon debitur untuk melihat kondisi
ekonomi dan usaha calon debitur, sekaligus melihat kondisi barang jaminan,
c) account officer menganalisis hasil survey dan membuat laporan
analisis kredit,
d) laporan analisis kredit beserta Formulir Permohonan Kredit dan dokumen syarat oleh account officer diserahkan ke bagian admin kredit, dan
e) admin kredit melakukan SID/ BI checking untuk mengetahui riwayat debitur dalam kemampuan melunasi kredit-kreditnya. 3) Prosedur Persetujuan Kredit
a) admin kredit menyerahkan Formulir Permohonan Kredit,
dokumen syarat, analisis hasil survey dan laporan SID kepada Kabag Kredit,
(73)
commit to user
b) kabag kredit memeriksa kelengkapan berkas pengajuan permohonan kredit dan kelayakan calon debitur untuk kemudian memberikan otorisasi. Berkas pengajuan permohonan kredit selanjutnya diserahkan kepada Direksi., dan
c) direksi mengotorisasi berkas pengajuan permohonan kredit sebagai tanda bahwa permohonan kredit calon debitur telah disetujui.
d) Prosedur Pencairan Kredit
a) bagian pencairan kredit melakukan penginputan data calon debitur ke komputer dan mengeluarkan Surat Perjanjian Kredit. Selain itu, bagian pencairan juga menyiapkan disposisi pencairan kredit dan slip penyetoran serta slip penarikan,
b) Surat Perjanjian Kredit ditandatangani oleh calon debitur dan Direksi dengan materai Rp 6.000,00,
c) berkas pengajuan permohonan kredit diserahkan kepada bagian tabungan untuk selanjutnya melakukan pembukaan rekening. Sehingga berkas pengajuan kredit tersebut terdiri dari:
· Formulir Permohonan Kredit,
· Dokumen syarat,
· Laporan Analisis Kredit, · Laporan SID/ BI checking,
· Surat Perjanjian Kredit, · Disposisi pencairan kredit,
(74)
commit to user
· satu lembar slip penyetoran (total plafon) dan dua lembar slip penarikan (biaya administrasi dan total plafon dikurangi biaya administrasi).
d) bagian tabungan menginput data calon debitur dari informasi Nomor SPK dan Kartu Tanda Penduduk untuk dilakukan pembukaan rekening nasabah,
e) slip penarikan lembar kedua diserahkan ke Bagian Kasir untuk diinput data mengenai jumlah plafon dikurangi biaya. Bagian kasir melakukan cetak validasi dan mengeluarkan voucher untuk diserahkan ke Bagian Akuntansi,
f) bagian kasir mengeluarkan uang sesuai jumlah plafon yang sudah dikurang biaya beserta Kartu Angsuran debitur,
g) berkas Pengajuan Kredit diserahkan kembali ke Bagian Pencairan kredit untuk diarsip kecuali slip penyetoran dan slip penarikan lembar pertama diserahkan ke bagian akuntansi. Untuk slip lembar kedua diarsip secara permanen, dan
h) kasir menyerahkan voucher dan slip penarikan kepada bagian akuntansi.
e) Prosedur Pencatatan
a) bagian akuntansi menerima voucher, slip penyetoran dan slip penarikan dari kasir dan bagian pencairan kredit, dan
(75)
commit to user
e. Bagan Alir Sistem
Bagan alir sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta digambarkan sebagai berikut:
Bagian Marketing Kredit
Gambar 2.1 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif - Bagian Marketing Kredit
Mulai 7
Memberi konsultasi peminja-man kredit Menghu-bungi debitur Menerima FPK dan dokumen syarat Debitur datang membawa jaminan
Dok. syarat Jaminan
Asli FPK Mengecek keleng-kapan data 8 Dok. syarat FPK 1
(76)
commit to user
Bagian Admin Kredit Account Officer
Gambar 2.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif
(Lanjutan) Bagian - Admin Kredit Account Officer
3 1
LAK Dok. syarat FPK
Dok. syarat
FPK
Mengecek keleng-kapan data
Melakukan SID/ BI checking
Laporan SID LAK
Dok. syarat
Dok. syarat FPK
FPK
2
(77)
commit to user
Bagian Account Officer
Gambar 2.3 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif
(Lanjutan) - Bagian Account Officer
2
FPK
Dok. syarat
Mengecek keleng-kapan data
Survey
lapangan
Analisis hasil
survey
Menyusun LAK
LAK FPK
Dok. syarat
(78)
commit to user Kepala Bagian Kredit
Gambar 2.4 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Kepala Bagian Kredit
11 4
SPK Disposisi LAK
Laporan SID Dok. syarat
Otorisasi FPK
Mengecek keleng-kapan data
Disposisi SPK
12 Otorisasi
LAK dan Laporan
SID
Laporan SID Dok. syarat
LAK FPK
(79)
commit to user Direksi
Gambar 2.5 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Direksi
12 5
Disposisi Laporan SID
SPK Dok. syarat
LAK
FPK
Otorisasi
Mengecek LAK dan
Laporan
SID SPK
Disposisi
13 Otorisasi
LAK dan Laporan
SID
Laporan SID
Dok. syarat LAK
FPK
(80)
commit to user Bagian Pencairan Kredit
Otorisasi
debitur
Gambar 2.6 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan)
8 9
6
JA Dok. syarat
LAK Laporan SID FPK Dok. syarat JA dicocokan dengan dok. syarat Mengecek
keleng-kapan data Isi SPK,
disposisi, slip, kartu angsuran Input data calon debitur Laporan SID 4 3 2 KA LAK
Dok. syarat Slip tarik 1
FPK
Slip setor 1 2 SPK Disposisi T Dok. syarat JA T 10 10
(81)
commit to user Bagian Pencairan Kredit
Gambar 2.7 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian Pencairan Kredit
10
KA
4 2
3 Slip tarik 1 Slip setor 1
2
SPK Disposisi
Laporan SID JA
LAK FPK
Dok. syarat
15 11
T 13
(82)
commit to user Bagian Pencairan Kredit
Gambar 2.8 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit Konsumtif (Lanjutan) - Bagian Pencairan Kredit
14
Slip tarik 1 2
Slip setor 1 2 Disposisi Laporan SID
SPK
Dok. syarat LAK FPK
17
(1)
commit to user
otomatis terposting ke dalam sistem komputer setelah setiap bagian melakukan penginputan data.
Prosedur pemberian kredit konsumtif terdiri dari beberapa prosedur yaitu permohonan kredit, analisis kredit, persetujuan kredit, pencairan kredit dan pencatatan kredit. Penerapan aspek-aspek 5C, yaitu menyangkut
character (karakter), capacity (kapasitas), capital (permodalan/
pendanaan), collateral (jaminan), dan condition of economy (kondisi perekonomian) telah diterapkan.
Aspek-aspek dalam analisis seperti aspek legalitas/aspek yuridis dan aspek jaminan selalu diterapkan dalam sistem pemberian kredit konsumtif. Prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit konsumtif dijalankan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian.
(2)
commit to user
BAB III TEMUAN
Berdasarkan evaluasi pembahasan mengenai sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta dengan penerapan prinsip kehati-hatian, ditemukan tentang adanya kelemahan dan kelebihan yang terdapat didalam sistem pemberian kredit konsumtif dengan penerapan prinsip kehati-hatian tersebut.
A.KELEBIHAN
1. PT. BPR Nguter Surakarta telah memiliki struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pemisahan fungsi yang menangani prosedur konsultasi permohonan kredit, analisis kredit, persetujuan kredit, pencairan kredit hingga ke pencatatan transaksi pemberian kredit konsumtif. Analisis kredit konsumtif dilaksanakan oleh Account Officer dan persetujuan analisis kredit konsumtif dilaksanakan oleh Kabag Kredit dan Direksi dengan terlebih dahulu mengecek kembali analisis kredit konsumtif tersebut. Di dalam proses penarikan kredit konsumtif, pihak yang memberikan persetujuan atas penarikan kredit konsumtif berbeda dengan petugas bank yang melaksanakan penarikan kredit konsumtif tersebut.
2. Dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta telah sesuai dengan kebutuhan. Dokumen-dokumen tersebut memiliki nomor urut tercetak dan warna tertentu untuk penggunaan yang berbeda-beda. Pihak yang memiliki wewenang akan memberikan
(3)
commit to user
otorisasi pada dokumen-dokumen tersebut sebagai bentuk persetujuan transaksi pemberian kredit konsumtif.
3. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan PT. BPR Nguter Surakarta sudah sesuai dengan kebutuhan dan dapat memberikan informasi tentang transaksi pemberian kredit yang terjadi. PT. BPR Nguter Surakarta telah menggunakan sistem komputer sehingga transaksi yang terjadi akan secara otomatis terposting setelah setiap bagian melakukan penginputan data.
4. Dalam sistem pemberian kredit konsumtif, PT. BPR Nguter Surakarta memiliki prosedur kredit yang jelas. Prosedur tersebut terdiri dari prosedur konsultasi permohonan kredit, analisis kredit, persetujuan kredit, pencairan kredit hingga ke pencatatan transaksi pemberian kredit konsumtif yang dalam pelaksanaannya telah menerapkan prinsip kehati-hatian..
5. Untuk beberapa periode dilakukan perputaran jabatan untuk menjaga independensi fungsi-fungsi dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka dapat dihindari.
B.KELEMAHAN
1. Penilaian jaminan masih dilakukan oleh Account Officer saja, tidak melibatkan petugas internal bank.
2. Dokumen yang digunakan seperti Formulir Permohonan Kredit, Surat Perjanjian Kredit, dan disposisi pencairan tidak memiliki lembar rangkap.
(4)
commit to user
3. Kasus kredit bermasalah masih terjadi karena kurang teliti di dalam melakukan analisis kredit.
(5)
commit to user
BAB IV PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan serta kelebihan dan kelemahan dari sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta yang penulis teliti, maka penulis berkesimpulan sebagai berikut:
Sistem pemberian kredit konsumtif PT. BPR Nguter Surakarta telah dilaksanakan dengan sistem dan prosedur yang baik. Prosedur yang membentuk sistem pemberian kredit sudah mencakup seluruh kegiatan penting yang wajib dilakukan dalam pelaksanaan pemberian kredit konsumtif kepada masyarakat, yaitu prosedur permohonan kredit, prosedur analisis kredit, prosedur persetujuan kredit, prosedur pencairan kredit, dan prosedur pencatatan. Fungsi-fungsi yang terkait menjalankan tugas dan tanggung jawabnya telah menerapkan prinsip kehati-hatian di dalam sistem pemberian kredit konsumtif terutama dalam analisis kredit. Pemisahan fungsi juga telah dilakukan dalam melaksanakan sistem pemberian kredit konsumtif. Meskipunn demikian, masih ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian agar jalannya sistem pemberian kredit konsumtif dapat berjalan dengan lebih baik lagi.
B.REKOMENDASI
1. Penilaian jaminan harus dilakukan secara independen bukan oleh Account
Officer saja, tetapi sebaiknya juga dilakukan oleh petugas internal bank
(6)
commit to user
2. Dokumen yang digunakan dalam transaksi pemberian kredit seperti Formulir Permohonan Kredit, Surat Perjanjian Kredit, dan disposisi pencairan sebaiknya memiliki lembar rangkap dan disimpan di luar kantor PT. BPR Nguter Surakarta.
3. Prosedur analisis kredit dilakukan secermat dan seteliti mungkin, baik dari memulai pendekatan kepada calon debitur ketika akan melaksanakan analisis kredit dan pengumpulan informasi lengkap calon debitur. Pendekatan yang dilakukan dapat berupa pendekatan jaminan, karakter calon debitur, pendekatan untuk menilai kemampan pelunasan atas kredit yang diberikan, dan mengamati usaha calon debitur.