Perawatan Sistem Hidrolik Perencanaan Sambungan Baut

commit to user 15

II.6. Perawatan Sistem Hidrolik

Perawatan maintenance adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja sadar terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu untuk mencapai hasil telah ditetapkan. Tujuan perawatan adalah agar fasilitas atau mesin tersebut selalu dalam kondisi siap pakai, dapat berfungsi, beroperasi dengan lancar, aman, produktif, efektif dan efisien serta awet. Perawatan atau pemeliharaan ada tiga jenis antara lain : 1. Preventive Maintenance Pemeliharaan Pencegahan ialah pemeliharaan yang dilakukan agar fasilitas mesin peralatan terhindar dari laju kerusakan yang cepat. 2. Corective Maintenance Perbaikan ialah pemeliharaan yang dilakukan apabila terjadi kerusakan untuk mengembalikan mesin peralatan pada kondisi semula. 3. Emergency Maintenance Pemeliharaan Darurat ialah pemeliharaan yang dilakukan di luar program pemeliharaan karena terjadi sesuatu yang daruratkecelakaan.

II.7. Perencanaan Sambungan Baut

Baut dan mur merupakan komponen teknik yang paling banyak digunakan dalam bidang konstruksi logam, baik untuk sipil, otomotif maupun permesinan. Komponen ini memiliki fleksibilitas dan kekuatan yang dapat diandalkan dan mudah dalam pemasanganpenggunaan, selain itu harganya juga cukup murah dan sangat mudah didapatkan. Baut dan mur yang banyak digunakan adalah dalam satuan Metrik 60° dalam pembuatan dratnya. Sambungan baut digunakan bila : a. Bagian mesin yang memerlukan sambungan dan pelepasan tanpa mengakibatkan kerusakan pada komponen mesin. b. Penyesuaian dalam perakitan dan perawatan. Sambungan baut memiliki beberapa keuntungan antara lain : a. Mempunyai reliabilitas tinggi dalam operasi. b. Sesuai untuk perakitan dan pelepasan komponen. c. Suatu lingkup yang luas dari sambungan baut diperlukan untuk beberapa kondisi operasi. commit to user 16 d. Lebih murah untuk diproduksi dan lebih efisien. Sedangkan kekurangan dari sambungan baut anatara lain sebagai berikut : a. Konsentrasi tegangan pada bagian ulir yang tidak mampu menahan berbagai kondisi beban. b. Kekuatan sambungan sekrup tidak sebanding dengan kekuatan sambungan las ataupun sambungan keling. Rumus perhitungan sambungan baut : Gambar 2.7. Beban eksentris sambungan baut Sumber : RS Khurmi, 2005 a. Menghitung beban tiap baut Ws = � � ………………………….………………..….2.1 Dimana : W = beban N n = jumlah baut Ws = tegangan geser N b. Pada gambar 2.7 baut nomor 3 dan 4 mengalami beban yang terbesar. Tegangan tarik maksimum pada baut nomor 3 dan 4 : W t2 = W t = �.�.� 2 2[� 1 2 + � 2 2 ] ………………………….2.2 Dimana : L = Jarak beban ke pusat mm L 1 = Jarak baut bagian bawah ke dasar mm commit to user 17 L 2 = jarak baut bagian atas ke dasar mm Wt = beban tarik N W = beban benda N c. Menghitung beban tarik ekuivalent W te = 1 2 [ W t + �� � 2 + 4 � � 2 ]………..…….....2.3 d. Menghitung core diameter dc : W te = � 4 dc 2 . � t ……………………………………….2.4 Dimana: Dc = Diameter of core mm � t = tegangan tarik ijin Mpa Wte = beban tarik ekuivalen N Sehingga, ukuran dimensi baut dicari dengan menggunakan tabel. Tabel 2.1 Dimensi baut menurut IS :4218 Part III 1976 Sumber : RS Khurmi, 2005 commit to user 18 commit to user 19

BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR

III.1. Proses Perencanaan Proses perencanaan proyek akhir dengan judul Mesin Press Batako Styrofoam dan Botol Plastik memuat tentang cara kerja dari mesin hidrolik yang pengoperasiannya menggunakan tenaga manusia dan tidak memerlukan mesin dengan sistem transmisi yang terlalu rumit. Gambar 3.1. Rancangan mesin press batako styrofoam dan botol plastik 2 9 5 Keterangan : 1. Tangki pompa 2. Silinder kerja hidrolik 3. Pressure gauge 4. Release valve 5. Tuas pompa 6. Selang 7. Rangka 8. Punch 9. Molding 10. Dies 11. Breathe valve 4 6 1 7 8 10 3 11