Teori PERPPU Landasan Teori

7

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam ilmu hukum, khususnya mengenai eksistensi peraturan pemerintah pengganti undang-undang Perppu dalam konstitusi di Indonesia. 2. Secara praktis hasil pengkajian penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah terkait sebagai eksistensi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Perppu dalam konstitusi di Indonesia.

E. Landasan Teori

Landasan teori dalam penelitian ini, yaitu:

1. Teori PERPPU

Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menyatakan: “Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa .” Perppu juga dinyatakan dalam Pasal 22 UUD 1945: 7 1 Dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang. 7 Lihat Pasal 22 ayat UUD 1945. 8 2 Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan yang berikut. 3 Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut. Berdasarkan hal tersebut, maka Pasal 22 memberikan kewenangan kepada Presiden untuk secara subjektif menilai keadaan negara atau hal ikhwal yang terkait dengan negara yang menyebabkan suatu undang-undang tidak dapat dibentuk segera, sedangkan kebutuhan akan pegaturan materiil mengenai hal yang perlu diatur sudah sangat mendesak sehingga Pasal 22 UUD 1945 memberikan kewenangan kepada Presiden untuk menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang Perppu. 8 Namun, peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan yang berikut vide Pasal 22 ayat 2 UUD 1945 dan jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut vide Pasal 22 ayat 3 UUD 1945. Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menyatakan bahwa Perppu harus diajukan ke DPR dalam “persidangan berikut”. Yang dimaksud dengan “persidangan berikut” menurut Penjelasan Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan adalah masa 8 Jimly Ashiddiqie, Op.cit, hal 209. 9 sidang pertama DPR setelah Perppu ditetapkan. Jadi, pembahasan Perppu untuk di DPR dilakukan pada saat sidang pertama DPR dalam agenda sidang DPR setelah Perppu itu ditetapkan untuk mendapat persetujuan atau tidak dari DPR.

2. Teori Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan